Disclaimer: Harvest Moon milik Natsume, author tidak mengambil keuntungan.
Warning: typo(s), diketik lewat ponsel dan tidak diperiksa ulang.
.
.
Bukan Kebetulan
by Fei Mei
.
.
Kebetulan.
Awalnya itulah yang tumbuh di pikiran Mary. Masalahnya, kalau terjadi terus-menerus, itu sudah tidak bisa disebut kebetulan, bukan?
Awalnya, Mary habis dari Supermarket, hendak kembali ke perpustakaan. Karena tak ada pustakawan atau pustakawati selain dirinya, jelas ia akan mengunci pintu depan ruang penuh buku tersebut. Kebetulan, pikirnya. Pasti kebetulan bahwa Sang Pemuda berdiri berdampingan dengan Pendatang Baru itu di depan pintu perpustakaan.
Kedua kalinya, Mary hanya ingin cari angin di pantai. Itu sudah pertengahan musim gugur, Kai sudah kembali ke kota dan tokonya jelas tidak buka, jadi sangat sepi disana dan Mary mengambil kesempatan untuk menghirup bau laut. Lalu datanglah mereka berdua, Sang Pemuda dan Pendatang Baru itu, berjalan bersama-sama dan bahkan pemuda itu menunjukkan senyum yang awalnya Mary pikir hanya akan ditujukan padanya. Kebetulan, pikir Mary lagi, senyum itu pasti untuk semua orang.
Kedua orang itu ditemukan Mary lagi, kali ini di gereja. Pustakawati itu sudah berencana sejak pekan lalu untuk menceritakan kegundahan hatinya pada Pastur. Ia tidak tahu apa yang membuat hatinya tidak tenang, tapi mungkin berbincang dengan Carter akan membuat perasaannya membaik. Namun, ia belum masuk gereja, dan hatinya mencelos parah melihat Sang Pemuda dan Pendatang baru keluar dari gereja sambil bergandeng tangan.
Akhirnya Mary paham, semuanya bukan kebetulan. Mungkin awal-awalnya, tanpa Mary tahu, itu memang kebetulan. Tapi kelamaan, mungkin pertemuan di antara dua insan itu memang sudah direncanakan oleh satu sama lain.
Akhirnya gadis berkacamata itu mengubah haluan kakinya, ia berniat kembali ke perpustakaan saja. Akan tetapi, Sang Pemuda memanggilnya.
"Mary, kebetulan sekali, aku dan Claire ingin mengundangmu hari Minggu depan, " ucap Sang Pemuda.
"Mary," Pendatang Baru itu menghampirinya, tersenyum bahagia, menggenggam kedua tangannya. "Aku dan Gray akan melangsungkan pernikahan minggu depan, kami mengharapkan kehadiranmu!"
Tuh, kan, bukan kebetulan.
.
.
Selesai
.
