Love Is Hurt

Disclaimer

Naruto © Masashi Kishimoto

LiH © Viechan Blackcherry

.

.

.

"Sasuke-kun, maaf aku terlambat." Ucap seorang gadis bersurai merah muda indah dengan napas yang terengah-engah dan peluh yang membanjiri tubuh dan wajahnya.

Sasuke lelaki bersurai biru dongker dengan mata yang tajam bak elang itu menatap Sakura─kekasihnya dengan tajam. "Waktuku tinggal satu menit lagi!"

"Ah, begitu ya... kalau hanya satu menit lebih baik Sasuke-kun menemuinya saja. Lagi pula jika ketahuan Ayahmu 'kan gawat!" ujar Sakura dengan raut wajah yang dibuat seceria mungkin. Walaupun hatinya saat ini menjerit menangis karena kebohongannya selama ini yang selalu memasang wajah ceria di depan Sasuke.

Sasuke menggeram marah, rahangnya mengeras dengan tatapannya yang semakin tajam. "Berhentilah memasang wajah seperti itu di DEPANKU! Kau memuakkan!" usai membentak Sakura yang notabenennya adalah kekasihnya itu Sasue beranjak pergi dengan langkah cepat.

Sakura hanya mampu menundukkan wajahnya sedih, "Terjadi lagi, padahal waktu kita hanya tinggal empat hari."

.

.

.

Keesokan hari

Di apartemen yang cukup mewah itu tampak Sasuke yang berjalan ke sana ke mari menunggu kekasihnya yang tak kunjung tiba.

Brak!

Tap tap tap

"Huft, maaf aku terlambat!" ujar Sakura dengan keadaan yang sama persis dengan kejadian kemarin─ralat itu sebenarnya bukan hanya terjadi kemarin saja, tapi entah sejak kapan Sakura menjadi sering terlambat saat mereka ada janjian dan itu membuat Sasuke khawatir. Bahkan Sasuke sekarang tak sengaja melihat bekas-bekas luka di sekitar area kaki sang gadis.

"Kau jatuh lagi?" tanya Sasuke menatap lurus ke kekasihnya yang saat ini sepertinya sedang menahan sakit pada kakinya.

"..."

"Katakan yang sebenarnya... kau sakit apa sayang?" Sasuke berjalan mendekti Sakura, lalu memeluknya erat. Sesungguhnya Sasuke sudah beberapa kali bertanya dengan pertanyaaan yang sama, namun sang gadis selalu mengelak.

Sakura melepaskan pelukan Sasuke dengan kasar. "Sudah berapa aku bilang aku tidak sakit! Hanya saja kakiku entah sejak kapan semakin hari semakin sulit untuk di buat berjalan! Apa lagi lari! Lalu apa yang harus aku lakukan agar kakiku tidak seperti ini! Apa aku harus mengamputasinya?" teriak Sakura histeris dengan air mata yang berlinang di pipi ranumnya. Bebannya sedikit terangkat dengat berbicara berterus terang seperti ini. Sudah lama Sakura menahan beban ini, dan ia sudah tidak kuat lagi.

Sasuke hampir saja merasakan dirinya akan meninggal saat ini juga melihat kekasihnya yang selama ini ceria menangis pilu di depannya ditambah lagi dengan masalah kesehatannya yang sangat serius itu. padahal selama ini ia malah sibuk dengan urusan perjodohannya dengan Shion, ia tak tahu jika kekasih yang begitu ia cintai memendam kesakitan yang amat teramat dalam setelah ia menghianatinya─di depan mata sang kekasihnya sendiri.

"A-aku selalu terjatuh saat berjalan hiks─dan saat itu juga aku harus menahan rasa malu di depan umum hiks, pada awalnya aku pikir itu masalah kecil hiks t-tapi lama kelamaan... a-aku semakin s-sulit hiks berjalan. Hanya berjalan sampai depan rumah pun peluhku sudah banjir! Hiks aku... aku tidak tahu a-apa yang harus kulakukan hiks." Dan saat itu juga untuk pertama kalinya Haruno Sakura menangis histeris di depan kekasihnya, selama ini ia berpura-pura kuat meski ia tahu kekasihnya─Sasuke tinggal beberapa hari lagi akan bertunangan dengan anak konglomerat dari negara Korea.

Sejak awal ia memang merasa tak pantas bersanding dengan Sasuke yang berasal dari keluarga terpandang di negara Jepang ini. Sedangkan ia hanyalah orang miskin, selama ini ia berpikir ia bernasip beruntung bisa mendapatkan Sasuke yang sangat mencintainya dan menerima ia apa adanya. Namun keberuntungan tak selamanya memihaknya, ada kalanya ia tertimpa sial beruntun seperti sekarang.

"Pulanglah!" perintah Sasuke pada Sakura yang masih menangis.

Mendengar perintah Sasuke yang seolah-olah mengusirnya itu pun berhenti menangis. "Baik! Dan mulai sekarang kita resmi putus, aku berjanji tidak akan ke apartemenmu lagi atau pun menemuimu. Selamat tinggal!"

Brak!

Sepeninggal Sakura Sasuke segera bergegas mengabil ponselnya yang berada di meja belajarnya, dengan tergesa-gesa ia memencet nomor yang bertuliskan nick name Dr. Kabuto. Yah, Dr. Kabuto memang Dokter pribadi keluarga Uchiha, ia adalah sosok Dokter yang sangat jenius dan kali ini Sasuke mempercayakannya pada Dr. Kabuto.

"Kabuto, bisakah kau memberi tahu 'kan ku tentang penyakit yang tadi sudah aku kirimkan padamu?" tanya Sasuke tak sabar. Bagaimana tidak? Ini menyangkut kekasihnya, biarlah Sakura menganggap ia brengsek atau semacamnya. Namun demi apapun Sasuke tetaplah mencintai Sakura samai kapanpun sampai ajal memanggilnya.

"Aku sudah mencarinya, tapi tidak ada penyakit semacam itu selama ini. Apa lagi dia masih begitu muda, aku akan meneliti penyakit itu... untuk sementara waktu kau tunggu hasilnya saja. Kalau begitu sampai jumpa Tuan muda."

"Hn." Sasuke mengernyitkan dahinya, jika kesehatan Sakura bertambah buru seperti ini mana mungkin ia tega meninggalkan Sakura begitu saja. Lantas siapa nanti yang akan mengurus Sakura kelak? Mengingat ia dalah anak yatim piatu.

.

.

.

Srek srek srek

Suara gemersik dari seorang gadis bersurai merah muda yang sedang berjalan terseok-seok itu membuat orang-orang yang berlalu lalang di jalan itu juga menata gadis itu dengan heran.

Tepat saat di jalan sepi itu Sakura─gadis yang berjalan dengan terseok-seok itu akhirnya tumbang juga, seluruh tubuhnya bergetar tak mampu menahan berat tubuhnya sendiri. Ia merasa kakinya seperti meleleh lemas sekali. Menyadari kalau ia di tengah jalan, akhirnya Sakura merangkak dengan tubuh yang masih bergetar peluh membasahi tubuhnya, wajahnya sangat pucat dan matanya berkunang-kunang. Namun sebisa mungkin ia tahan karena ia masih di tengah jalan, merangkak dan merangkak akhirnya Sakura hampir sampai di pinggiran jalan. Tapi─

Tin tin tiiiiiin

Brugh!

Tahu 'kah kau bahwa sebenarnya cinta itu menyakitkan?

Kata orang cinta itu manis. Yah, memang manis namun penuh kebohongan.

Karena pada dasarnya manusia hanya ingin bahagia, tanpa tahu bahwa penderitaan jugalah yang membuat kita belajar 'tentang arti hidup'.

TBC

Author Note

Oh hai Minna-san semua~ maaf ya untuk Chap ini pendek banget, karena saya juga emang pengen buat pendek dulu untuk pembukaan. Terus Chap depan baru deh Author panjangin.

Entah kenapa saya sukaaaa banget sama fic yang bergenre hurt/comfort, tapi alaupun begitu saya nggak suka dengan yang namanya Death Chara! Karena saya adalah pecinta Happy Ending ^^

Okey sekian bacotan saya, bolehkah saya minta review?

Klik tombol berwaena biru di bawah ya?