Title: Without a Word

Cast: KyuMin; SiMin; SiBum; other SuJu Member

Dis: Punya SM Entertaiment, Tuhan dan diri mereka ndiri. Kecuali Minnie! Minnie udah sah punya author#dibantai VitaMins#

Genre: Romance; Comfort/Hurt

Rated: Buat awalnya, T dulu deh…

Warning: OOC, GenderSwitch, (a little bit of)Crack Pairing

Don't Like, Don't Read yakkk…

Berhubung ini epep pertamanya author untuk pairing KyuMin, dimaklumin yah kalau agak aneh… Saran dan kritik dalam bentuk apapun author terima. ^^

-::Without a Word::-

_::Kyu P.O.V::_

"Kyuhyun! Cepat! Kau mau kita terlambat?" Donghae meneriakiku. Aisshh! Kenapa sih namja satu ini peduli sekali dengan kata terlambat? Tidak masalah kan, kalau terlambat sekali waktu?

"Kyu! Jalanmu itu seperti siput! Ppali!" Donghae berhenti lagi. Cih! Jaraknya sudah jauh. Aku kan malas berlari, berbeda dengannya.

"Iya, iya… Kau duluan saja sana, Hae!" Aku balas meneriakinya. Ia merengut tapi meneruskan larinya. Dasar, teman macam apa itu? Tapi memang aku yang memintanya sih… Dasar pabbo kau, Cho Kyuhyun!

BRUAKK! Sesosok yeoja menabrakku dari belakang.

"Kalau jalan hati-hati dong!" Aku merengut sambil merapikan bajuku. Yeoja itu langsung bangkit berdiri dan mengulurkan tangan menawarkan bantuan. Aku meraih tangannya dan membiarkan yeoja itu membantuku berdiri.

Ia menundukkan kepalanya dan menggerak-gerakkan tangannya. Seperti ingin mengucapkan sesuatu.

"Apa sih yang ingin kau ucapkan? Yang jelas dong!" Ia seperti terenyak. Tak lama ia tersenyum. Wow! Manis! Yeoja itu sangat manis! Tapi entah senyumnya terlihat sedikit sedih. Kenapa?

"Hei…" Belum kuselesaikan kalimatku, ia menunduk sekali lagi dan langsung berlari. Ukh! Tidak sopan meninggalkanku sendirian! Aku kan ingin tahu namanya!

"Tunggu!" Aku langsung berlari menyusulnya. Tapi tadi yeoja itu mengenakan seragam SMA-ku kan? Kalau begitu, gampang nanti. Tinggal kusuruh Donghae atau yeojachingu-nya, Hyukjae untuk mencari tahu tentang yeoja itu.

"Cho Kyuhyun! Ppali! Sebentar lagi gerbangnya akan ditutup lho!" Suara Donghae kembali menggelegar. Aduh! Iya aku lupa! Yang penting masuk dengan selamat dulu.

-::Without a Word::-

"Huff! Untung saja tidak terlambat…" Donghae langsung duduk di kursinya begitu memasuki kelas kami. Yeojachingu-nya, Hyukjae sudah menunggunya di sana.

"Ne, Chagi, kenapa kau hampir terlambat lagi hari ini?" Hyukkie mengerucutkan bibirnya. Donghae, sahabatku itu langsung merangkul Hyukkie.

"Mian, chagi. Tuh! Salahkan saja si Kyuhyun pabboya yang jalannya lebih lambat daripada siput!" mendengar namaku dibawa-bawa olehnya, aku langsung bergabung dalam percakapan mereka berdua.

"Hey! Kenapa aku kau bawa-bawa, Ikan!" Aku menjitak kepala Donghae yang memang biasa dipanggil Fishy atau Ikan olehku dan Hyukjae.

"Kan memang salahmu, Kyu! Jalanmu itu lho…" Ia cengar-cengir.

"Tadi ada seorang yeoja yang menabrakku soalnya. Jadinya aku berhenti dulu." Aku meletakkan tas selempangku di atas mejaku yang tak jauh dari meja duo ramai itu.

"Jeongmal? Seperti apa tampangnya? Cantik tidak?" Tanya Donghae dengan antusias yang langsung dibalas pukulan Hyukkie di kepalanya.

"Chagi! Kau kan sudah punya aku!" Amuknya. Donghae hanya senyam-senyum tidak jelas.

"Mianhae, Chagiya… Aku kan hanya penasaran. Habisnya kan tidak biasanya saudaraku satu ini membicarakan mengenai yeoja." Ia menggaruk bagian kepalanya yang aku yakin tidak gatal. Hyukjae masih cemberut.

"Memangnya seperti apa yeoja itu, Kyu?" Wew! Ternyata yeoja monyet satu ini juga penasaran toh… Aku tersenyum berusaha mengingat rupa yeoja tadi.

"Dia termasuk mungil bagiku. Tingginya hanya sebahuku. Rambutnya pendek dan pirang. Dia sangat aegyo deh! Senyumnya mempesona…" Sebentar… Aku meracaukan apa barusan? Kulihat Donghae dan Hyukjae sudah tersenyum lebar.

"Ciee… Wah, Kyuhyun kita jatuh hati, Hyukkie…" Donghae menyampirkan lengannya di bahu Hyukjae.

"Ani! Aku tidak menyukai yeoja mungil nan aegyo itu!" Aku langsung cemberut.

"Ah yang benar? Kami tidak percaya, tuh…" Donghae mengatakannya dengan nada mengoda yang membuatku kesal setengah hidup.

"Kau ingin aku apakan, hah, Hae?" Desisku.

"Ngomong-ngomong, ia dari sekolah mana, Kyu?" Pertanyaan Hyukjae langsung meredakan kadar kekesalanku.

"Seingatku tadi yeoja itu memakai seragam sekolah kita, kok. Tapi, Hyuk, tadi dia tidak mengatakan apapun padaku. Ia sepertinya pendiam…" Hyukjae menganggukkan kepalanya seolah mengerti apa yang kubicarakan.

"Baiklah… Aku akan membantumu mencari yeoja itu, Kyu. Serahkan saja padaku." Tanpa sadar wajahku membentuk senyuman lebar.

"Gomawo Hyuk…" Sebelum aku sempat meracau lebih jauh, ternyata seonsaengnim untuk jam pelajaran pertama sudah memasuki kelas.

"Annyeong! Mari kita mulai pelajaran hari ini." Siaal! Padahal kan aku masih ingin tahu tentang yeoja mungil nan aegyo itu…

-::Without a Word::-

Seminggu berlalu sejak kejadian pagi itu. Sampai sekarang aku tak pernah lagi bertemu dengan yeoja aegyo itu. Padahal sebenarnya aku sangat berharap bisa bertemu dengannya lagi.

"Kyuhyun!" Suara Donghae membuyarkan lamunanku. Oh iya. Aku baru ingat. Seminggu ini memang tak pernah ada kabar tentang yeoja itu baik dari Hae maupun Hyukjae.

"Waeyo?" Kutatap wajahnya yang berseri-seri itu. Pasti ada hubungannya dengan Hyukkie. Ia meraih ponselnya dan menekan tombol-tombol.

"Kyu, ini bukan yeoja yang kau temui pagi itu?" Ia menyurukkan ponselnya itu ke arahku. Mwo? Selama ini mereka berdua masih mencari tahu tentang yeoja itu?

"Namanya Kim Ryeowook. Tapi rambutnya tidak pirang, Kyu."

Aku melihat foto yang ada di ponsel bocah ikan itu sekilas. Bukan! Jelas bukan! Ini bukan yeoja yang aku cari. Memang yeoja ini juga aegyo. Tapi bukan dia yang aku cari.

"Bukan, Hae…" Aku tersenyum ke arahnya. Setidaknya aku menghargai usahanya untuk membantuku.

"Masa? Padahal yeoja ini lumayan juga lho buatku." Canda Donghae. Aku tertawa pelan. Dasar playboy

"Kyuhyun!" Kali ini suara yeoja yang kukenali sebagai Hyukjae terdengar. Panjang umur… Tadi namjachingunya. Sekarang datanglah yeojachingunya.

"Kyu, lihat ini, apa ini yeoja itu?" Ia menunjukkan selembar foto di hadapanku. Seorang yeoja yang sedang bersandar di pohon belakang sekolah. Tapi diperbesar sehingga wajahnya terlihat jelas. Rambutnya yang pirang, sepasang matanya yang terpejam tampak sangat… Damai.

"Darimana kau dapatkan foto ini, Hyuk?" Aku masih tak bisa mengalihkan pandanganku dari sosok yang terlihat damai sekali ini.

"Kyu, namanya Lee Sungmin. Dia adik kelas kita. Satu tahun di bawah kita." Ucap Hyukjae dengan pelan.

"Sungmin?"

"Dan Kyu… Dia bukannya pendiam… Tapi dia memang tidak bisa berbicara." Ooh… Pantas saja yeoja itu tak menjawab pertanyaanku waktu…

"Mwo? Apa? Maksudmu dia bisu, Hyuk?" Reaksiku bisa dibilang sangat terlambat.

"Begitulah, Kyu." Aku memandang foto itu lagi. Wajah itu tampak begitu tenang. Seperti bayi yang baru lahir.

"Imut sekali…" Hyukjae tersenyum kecut saat mendengar ucapanku.

"Kyu, apa yang akan kau lakukan setelah tahu nama yeoja itu?" Tanya Donghae. Aku memandangnya.

"Kau ini pakai tanya, lagi. Tentu saja aku akan mengejarnya. Bagaimana sih kau, Ikan? Aku tidak peduli kalau dia bisu. Aku ingin tahu tentangnya." Hyukjae seperti teringat sesuatu.

"Hei, Kyu, dia ikut klub musik, lho. Tapi kalau kau ada di sekitarnya, berusahalah untuk melindunginya." Hah? Melindungi? Untuk apa?

"Sepertinya dia target bullying beberapa sunbae kita. Tadi aku mendapatkan foto ini dari temanku yang selalu update tentang informasi seperti itu. Mungkin karena kekurangannya itu." Gumam Hyukjae.

"Wajar saja. Yeoja mana yang tidak iri melihat yeoja se-aegyo dia." Hyukjae langsung cemberut.

"Aku! Kalau aku se-aegyo itu, nanti Hae takkan suka padaku. Pasti akan berpaling ke yeoja yang lain." Aku langsung tertawa. Sedangkan Hae merangkul yeojachingunya itu.

"Tenang, chagiya… Aku menyukaimu bagaimanapun dirimu. Saranghae." Ukh… Momen milik berdua… Aku terlupakan.

Kau membuatku penasaran, Lee Sungmin. Tepatnya, kau menarik perhatianku.

"Hey, Kyu. Hati-hati dengan gerakanmu. Kau tahu apa yang bisa fansmu lakukan pada yeoja yang kau dekati?" Oh iya. Aku lupa pada Seohyun dan antek-anteknya. Begini-begini aku ini orang jenius dan tampan lho. Wajar kan kalau aku punya fans? Hehehe…

-::Without a Word::-

"Aishh! Hyuk, Hae, kalian harus membantuku!" Aku berjalan ke tempat duduk mereka mengacuhkan pandangan kesal yang dilemparkan Hae.

"Ada apa, Kyuhyun?" Tanya Hyukkie.

"Aku belum bisa mendekati Sungmin, Hyuk! Bertemu dengannya saja susahnya setengah mati. Aku sudah mencarinya ke mana-mana, tapi aku tetap tidak bisa bertemu dengannya." Aku menghempaskan diriku ke kursiku.

"Kau baru tahu kalau menemukannya itu susah? Makanya belum ada yang pernah mengejar yeoja itu." Goda Donghae.

"Aishh, Hae! Kau bukannya menyemangatiku!"

"Ne, Kyuhyun, itu kenyataan." Donghae tersenyum jahil.

"Nah itu tahu! Kau bukannya membantuku malah menjatuhkanku!" Aku berdiri dan berjalan ke luar kelasku. Aku tak mempedulikan tawa tertahan dari pasangan HaeHyuk di belakangku itu. Ah masa bodoh! Yang penting aku mau menenangkan diri dulu. Dimana lagi kalau bukan di belakang sekolah?

Dasar menyebalkan! Sebagai chingu bukannya mereka menyemangatiku, malah menjatuhkan mentalku. Aishh!

Walaupun aku ini jenius,(garis bawah pada kata jenius) mereka juga tahu kalau aku tidak mengerti apa-apa soal percintaan kan? Bukannya membantu temannya yang dalam kesulitan ini! Huh!

BRUAKK!

"Aishh!" Tabrakan lagi! Kenapa sih harus di saat suasana hatiku sedang mendung begini? Aku mebuka mataku dan langsung memandang penabrakku barusan.

Lee Sungmin?

Mimpi apa aku semalam bisa bertemu yeoja mungil yang menarik perhatianku itu? Yeoja itu langsung berdiri dan menunduk ke arahku. Lalu ia mencari-cari sesuatu di sakunya.

"Apa yang kau cari?" Yeoja itu mendongak. Ia menggeleng pelan lalu menunjukkan notes kecil dan pulpen. Ia menuliskan sesuatu di sana. Setelah selesai ia menunjukkan notes itu padaku.

Mianhae. Aku tidak sengaja. Sungguh.

Wah… Dia minta maaf. Ternyata dia bukan yeoja sombong seperti yang aku pikirkan di awal.

"Tidak apa-apa kok…" Jawabku. Yeoja aegyo di depanku ini langsung menulis sesuatu di notesnya lagi.

Gwenchanayo?

"Gwenchana." Aku tersenyum. Ia terlihat tidak percaya.

Jeongmal?

"Jeongmal. Mian tadi aku berteriak. Pikiranku sedang kacau tadi." Ia mengedipkan matanya sekali lagi.

"Oh iya. Namaku Cho Kyuhyun. Panggil saja aku Kyu. Kalau kau?" Ia langsung menulis lagi.

Lee Sungmin imnida. Kau boleh memanggilku apa saja.

Tulisannya lucu. Hehehe… Dengan smiley di akhir kalimatnya itu, aku tahu kalau sebenarnya dia adalah orang yang ramah.

"Kalau begitu boleh kupanggil Minnie?" Yeoja di hadapanku itu terlihat berpikir sebentar lalu mengangguk. Aduh! Aku senang sekali! Kalau tidak untuk menjaga image-ku di depan yeoja satu ini aku pasti sudah melompat-lompat kegirangan.

Kenapa pikiranmu kacau, Kyu?

Tuhan! Dia bertanya padaku! Aku bisa mati bahagia.

"Begitulah… Aku berusaha mencari sesuatu tapi tak pernah bisa kudapatkan. Sudah begitu, teman-temanku bukannya menyemangatiku malah mengatakan kalau aku takkan menemukannya. Aku kan kesal, Minnie!" Aduku.

Yeoja mungil itu tertawa tanpa suara. Oh iya, dia kan tidak bisa bicara. Tapi aku senang melihat wajahnya saat tertawa itu.

"Ne, Minnie-ah! Kau itu malah ikut mentertawakan aku." Aku pura-pura cemberut. Sungmin seperti kaget dan menuliskan sesuatu di notesnya.

Mian, Kyu. Aku tidak bermaksud seperti itu.

Tawaku hampir meledak. Ia percaya muka cemberutku ini? Dan ia terlihat seperti akan menangis.

Kyu, kau memaafkanku, kan? Wajahnya terlihat takut-takut.

Kali ini tawaku meledak.

"Hahahahahaha!" Aku sampai berlutut saking kerasnya tawaku ini.

"Aduhh.. Perutku sakit…" Ucapku di sela tawaku.

Kyu, gwenchana?

"Gwenchana, Minnie-ah…" Aku tersenyum ke arahnya. Ia menulis lagi

Kenapa tadi kau tertawa Kyu? Matanya berkedip polos ke arahku. Menambah kadar ke-aegyo-annya.

"Habisnya kau itu lucu, Minnie-ah… Tadi itu kan aku hanya bercanda, Minnie… Masa kau percaya kalau aku marah padamu?" Aku mengacak-acak rambutnya. Ia langsung menggembungkan pipinya. Ommo! Aegyo!

Kau membuatku takut, Kyu.

"Mianhae, Minnie… Hehehe… Kau memaafkanku, kan?" Ia mengerucutkan bibirnya lalu memalingkan wajahnya.

"Minnie…" Aku mencoba menarik perhatiannya. Ia masih memalingkan wajahnya. Ah, aku ada ide!

"Minnie! Lihat ada kelinci!" Minnie langsung mengalihkan pandangannya. Wah! Berhasil! Ternyata Minnie suka pada kelinci. Ia menuliskan sesuatu di notesnya.

Mana kelincinya, Kyu? Matanya membulat, persis dengan mata kelinci.

"Mian, Minnie… Kelincinya sudah pergi…" Wajahnya langsung terlihat kecewa. Aku menepuk kepalanya pelan.

"Nanti kalau aku lihat kelinci, aku akan menangkapnya buat Minnie, deh." Ia langsung menggeleng kuat. Lagi-lagi ia menulis.

Jangan! Nanti kelincinya kesakitan.

"Lho, kalau begitu Minnie nggak bisa lihat kelincinya, dong." Minnie tersenyum.

Nggak apa-apa. Kan nanti aku bisa lihat di toko binatang. Aw! Baik sekali yeoja di hadapanku ini.

KRINGGG!

"Ah, bel masuknya sudah berbunyi, Minnie. Ayo masuk kelas." Aku bermaksud menarik tangannya. Tapi ia tak bergerak dari tempatnya.

"Minnie?" Tanyaku. Ia melepaskan genggaman tanganku dan menulis sesuatu.

Kyu duluan saja. Aku menunggu seseorang.

"Benar tidak apa-apa kalau kutinggal, Minnie?" Ia mengangguk pelan sambil tersenyum. Tapi kali ini senyumnya berbeda. Ada sedikit kesedihan di sana.

Aku masih belum beranjak dari tempatku berdiri sekarang.

"Kau tidak akan kenapa-kenapa, Minnie?" Aku mendekatinya. Ia mengangguk.

"Siapa yang kau tunggu, Minnie? Jangan-jangan tadi aku mengganggu, ya?" Tanyaku. Ia menggeleng cepat.

Tanpa menulis apa-apa lagi, ia mendorongku pelan. Isyarat darinya bagiku untuk segera pergi dari situ.

"Arrasseo, Minnie. Tapi hati-hati ya." Ia mengangguk pelan.

Sebenarnya aku masih takut kalau yeoja aegyo macam Minnie kutinggalkan sendiri di belakang sekolah. Tapia pa boleh buat… Minnie yang memintaku. Hhh… Semoga dia baik-baik saja.

-::Without a Word::-

_::Sungmin P.O.V::_

Pipipi… Ah, ponselku. Ada pesan masuk. Siapa yang mengirimkannya?

From: Siwon-oppa

Text: Sungmin, kau baik-baik saja?

Siwon-oppa. Aku tersenyum kecut. Siwon-oppa tak pernah benar-benar menanyakan keadaanku. Ia hanya melakukan kewajibannya. Tugasnya untuk menjagaku yang bisu ini. Padahal mereka semua tahu aku tak apa-apa bila hanya sendiri.

To: Siwon-oppa

Text: Ne, oppa. Tidak perlu mengkhawatirkanku.:)

Kutekan tombol 'send'. Kurasa sebentar lagi Siwon-oppa akan mencariku ke kelasku. Tapi biarlah. Aku lebih suka ada di sini.

From: Sungmin-oppa

Text: Kau ada di mana, Sungmin-chagi? Tak ada di kelasmu.

Apa yang kukatakan. Pasti Siwon-oppa akan langsung mencariku kalau aku berkata seperti itu.

To: Siwon-oppa

Text: Aku ada di belakang sekolah, oppa. Aku bersama temanku, kok.

Sekali lagi kutekan tombol 'send'. Ukh. Kalau aku tidak mau Siwon-oppa menemukan tempat persembunyian baruku, lebih baik aku segera pergi dari sini.

BRUAKK! Aduhh! Ya ampun!

Kupandangi namja di depanku ini.

'Mian!'

Lho? Tidak terdengar?

"AISHH!"

Aku mendongak dan mendapati seorang namja yang memandangiku dengan tatapan heran. Oh iya! Aku kan tidak bisa bicara, ya? Mana sih notes-ku?

Yak! Dapat! Ternyata ada di sakuku. Syukurlah ada.

"Apa yang kau cari?" Tanya namja itu. Aku tersenyum dan menunjukkan notes-ku. Oh iya! Tadi kan aku mau meminta maaf pada namja ini.

Mianhae. Aku tidak sengaja. Sungguh. Tulisku di notes itu dan menunjukka itu padanya.

"Tidak apa-apa kok…" Ne? Benarkah? Baik sekali… Oh iya! Apa dia baik-baik saja? Tadi kan aku yang menabraknya.

Gwenchanayo?

"Gwenchana." Jawabnya langsung tanpa piker panjang saat melihat tulisanku. Tapi aku tidak terlalu yakin. Ia tidak seperti baik-baik saja, masalahnya.

Jeongmal?

"Jeongmal. Mian tadi aku berteriak. Pikiranku sedang kacau tadi." Oh iya… Tadi yang kudengar suara namja ini, ya.

"Oh iya. Namaku Cho Kyuhyun. Panggil saja aku Kyu. Kalau kau?" Kyu? Hehehe… Tumben sekali ada yang memperkenalkan diri padaku.

Lee Sungmin imnida. Kau boleh memanggilku apa saja.

Kutambahkan smiley di akhir kalimatku.

"Kalau begitu boleh kupanggil Minnie?" What? Minnie? Manis sekali nama itu. Seumur hidup aku belum pernah dipanggil semanis itu. Ya, kecuali dengan Wookie. Aku mengangguk pelan. Oh iya! Tadi Kyu bilang pikirannya sedang kacau kan?

Kenapa pikiranmu kacau, Kyu?

"Begitulah… Aku berusaha mencari sesuatu tapi tak pernah bisa kudapatkan. Sudah begitu, teman-temanku bukannya menyemangatiku malah mengatakan kalau aku takkan menemukannya. Aku kan kesal, Minnie!" Aduku.

Hehehe! Tega sekali teman-temannya! Parah…

"Ne, Minnie-ah! Kau itu malah ikut mentertawakan aku." Kyu langsung memasang ekspresi cemberut. Mwo? Aku tidak mau orang yang baru berkenalan denganku ini membenciku!

Mian, Kyu. Aku tidak bermaksud seperti itu.

Namja tinggi itu tidak bereaksi apapun. Ya ampun… Aku takut…

Kyu, kau memaafkanku, kan?

Wae? Kyu tertawa? Apa yang lucu?

"Hahahahahaha!" Wow… Kyu sampai berjongkok! Keras sekali tawanya. Tapi kenapa dia bisa tertawa sekeras itu? Apa sih yang lucu?

"Aduhh.. Perutku sakit…" Tuh kan? Itu akibat dari tertawa terlalu keras! Dan tambah lagi, aku tidak tahu alasan namja ini tertawa sebegitu keras tadi…

Kyu, gwenchana?

"Gwenchana, Minnie-ah…" Kyu tersenyum. Senyumnya lembut sekali… Walaupun dia baik-baik saja… Aku penasaran kenapa dia tertawa tadi!

Kenapa tadi kau tertawa Kyu? Aku masih menatapnya dengan rasa penasaran. Kan nggak lucu kalau aku orang yang ketinggalan leluconnya.

"Habisnya kau itu lucu, Minnie-ah… Tadi itu kan aku hanya bercanda, Minnie… Masa kau percaya kalau aku marah padamu?" Ia mengacak-acak rambut yang kusisir dengan asal tadi pagi. Maklum rambutku kan tidak panjang. Tapi.. Mwo? Ia tertawa karena aku?

Kau membuatku takut, Kyu.

"Mianhae, Minnie… Hehehe… Kau memaafkanku, kan?" Huh! Memangnya semudah itu mendapatkan maaf dariku! Sudah membuatku khawatir, ditambah lagi tadi dia tertawa karena aku! Huh!

"Minnie…" Tetap kuacuhkan panggilannya. Salahnya sendiri!

"Minnie! Lihat ada kelinci!" Ne? Kelinci? Mana? Mana? Aku memandang sekelilingku, tapi tak ada apa-apa di sana. Aku langsung menulis.

Mana kelincinya, Kyu?

"Mian, Minnie… Kelincinya sudah pergi…" Yahh… Kelincinya sudah pergi, ya…Sayang sekali, aku belum lihat…

"Nanti kalau aku lihat kelinci, aku akan menangkapnya buat Minnie, deh." Mwo? Jangan! Ngga boleh!

Jangan! Nanti kelincinya kesakitan.

"Lho, kalau begitu Minnie nggak bisa lihat kelincinya, dong." Iya juga sih… Tapi aku lebih kasihan pada kelinci yang akan ditangkap itu…

Nggak apa-apa. Kan nanti aku bisa lihat di toko binatang.

KRINGGG!

"Ah, bel masuknya sudah berbunyi, Minnie. Ayo masuk kelas." Kyu menarik tanganku. Tapi kalau sudah bel kan artinya Siwon-oppa akan ada di sini sebentar lagi.

"Minnie?" Ia memanggil namaku sekali lagi. Aku melepaskan genggamannya di tanganku.

Kyu duluan saja. Aku menunggu seseorang.

"Benar tidak apa-apa kalau kutinggal, Minnie?" Aku mengangguk sekali lagi. Bagaimana pula, pasti nanti Siwon-oppa akan mencariku ke sini. Kasihan kan kalau Siwon-oppa mencariku sampai tidak masuk kelas seperti dulu.

Tapi Kyu masih berdiri di sana dan memandangku.

"Kau tidak akan kenapa-kenapa, Minnie?"

"Siapa yang kau tunggu, Minnie? Jangan-jangan tadi aku mengganggu, ya?" Tanyanya. Mengganggu? Tidak mungkin, Kyu! Kau malah memberiku hiburan… Tapi Siwon-oppa akan ke sini sebentar lagi. Kau harus pergi sekarang, Kyu.

Aku mendorong punggungnya perlahan. Kurasa ini isyarat yang mudah dipahami, kan?

"Arrasseo, Minnie. Tapi hati-hati ya."

Wah! Ternyata Kyu sampai memikirkanku begitu… Aku tersenyum

"Sungmin?" Terdengar suara yang tidak asing dari arah belakang. Suara Siwon-oppa.

"Sungmin? Kenapa kau masih ada di sini?" Sesosok namja tinggi berlari pelan ke arahku. Tatapan khawatir terlihat di matanya. Apa itu nyata? Aku menulis sesuatu di note-ku.

Gwenchana, Oppa. Tidak usah khawatir. Lagipula kenapa Oppa ada di sini?

Namja itu menarik napas lega. Ia membelai kepalaku perlahan.

"Hanya khawatir padamu, Chagiya. Aku takut terjadi sesuatu padamu. Saranghaeyo. Jangan menghilang dari pandanganku, ya." Siwon menarikku ke dalam pelukannya. Perasaan bersalah langsung menghinggapiku.

Apa namja di depanku ini benar-benar mencintaiku? Apa benar ia melakukan ini bukan karena perjodohan itu? Bagaimana kalau ia benar-benar mencintaiku?

Aku merasa bersalah. Karena sebaik apapun Siwon-oppa padaku… Aku tetap tak bisa mencintainya. Selembut apapun ia padaku. Hatiku tetap tak bisa menerimanya.

"Sungmin? Gwenchana?" Siwon melepaskan pelukannya dan memandangku. Aku mengangguk pelan. Aku menulis lagi di note-ku.

Oppa, ayo ke kelas. Nanti Oppa dimarahi guru lho.

Siwon-oppa tersenyum. Ia langsung menarik tanganku ke arah kelas. Padahal kelas kami kan beda lantai. Ya sudahlah…

Biarkan saja ini berlanjut untuk sementara waktu. Sampai Siwon-oppa bertemu penggantiku.

*T(o) B(e) C(ontinued)*

^.^v

Author's note:

Huwa! Mian Readers! Satu lagi epep kacangan dari newbie author…T^T

Special Request from my lovely Unnie, Aiko Tomomi!

This is it, Unnie!^v^

Maaf ya kalau mengecewakan, readers… Review's needed! Ehehe…