Hai semuaa~

ini fic pertama aku di fandom ini. demi event For SasoDei Romantic Day 2014 nihh.
semoga kalian pada suka yaa. hehe.

Summary : Ketika bertemu kembali dengan cinta pertama di saat keadaan telah berubah membuat sebuah kisah cinta menjadi begitu manis

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : typo mungkin, hurt? aku usahain engga, AU, OOC

so, proudly present this is fanfic For SasoDei Romantic Day 2014 with unforgettable season theme by me~


"Sasori! Apakah kau sudah siap?" terdengar suara seorang nenek dari lantai bawah.

"Mm-Hmm" jawabnya sambil merapikan barangnya yang tersisa dan memasukkannya ke dalam koper. Setelah selesai, ia berhenti dan memandang sekeliling kamarnya. Ia akan sangat merindukan kamar ini. Hari ini adalah hari terakhirnya berada di London. Ia sedang berkuliah di Oxford University. Dan kini ia mengikuti program pertukaran pelajar ke Jepang. Ke tanah tempat kelahirannya.

Sebenarnya, ia telah merasa betah tinggal di sini. Banyak pengalaman baru yang mungkin tidak dapat ia dapatkan di Jepang. Tapi entah mengapa jika berada di Jepang, ia seperti berada di rumah. Dan ia tidak merasakannya di London. Maka dari itu, ia merasa pulang ke Jepang akan sangat memulihkan segalanya.


"Waaahhh salju pertama turuuunn!" seseorang bersurai kuning terlihat girang menikmati salju pertama yang turun di musim dingin kali ini. Merasakan salju pertama yang turun pada awal musim dingin adalah sebuah pengalaman terbaik. Pikirkanlah seseorang dan kau akan bertemu dengan orang tersebut. Saranmu berhasil, tapi entah kenapa jika aku memikirkanmu aku tidak pernah bisa bertemu denganmu. Batin Deidara.

Kini ia sedang berada di sebuah taman. Taman indah yang mulai tertutup salju. Ia duduk di sebuah kursi panjang sendirian. Memikirkan banyak hal dan menikmati indahnya salju pertama. Ia masih tidak akan pernah melupakan salju pertamanya 13 tahun yang lalu. Ketika ia bertemu dengan cinta pertamanya.


"Selamat pulang kembali di Jepang!" ucap seorang nenek tua kepada...mungkin cucunya di bandara. Ia sangat senang bisa bertemu lagi dengan cucunya.

"Iya! Terimakasih nenek Chiyo sudah menjemputku langsung ke London. Akhirnya aku bisa pulang." Jawab Sasori sambil menyapukan pandangan matanya ke segala arah. Melihat dan meresapi pemandangan kota kelahirannya.

"Lihat! Salju sudah memenuhi Tokyo! Kau akan sangat betah tinggal di sini." Ucap nenek Chiyo sambil menunjuk ke arah jendela.

"Aku cinta musim dingin!" dan tanpa sadar Sasori telah menempelkan wajahnya di jendela. Menikmati sensasi dingin dan mencoba untuk lebih dekat dengan salju yang memenuhi kota. "Ah. Itu Pain-niisan dan Konan-neesan!"

"Berarti jemputan kita telah datang!"

Nenek Chiyo dan Sasori segera menghampiri Pain dan Konan. Sasori tidak pernah menyangka akan bertemu lagi dengan kakaknya yang satu ini. Selama di London ia tidak pernah berhubungan dengan Pain kakaknya. Orang yang selalu dihubunginya hanya Nenek Chiyo. Sehingga tanpa disadari Sasori sendiri sudah melupakan kakaknya tersebut. Terlebih karena Pain sekarang hadir dengan Konan. Konan yang dulu menyatakan cinta pada Sasori, kini beralih kepada Pain. Jujur saja Sasori dulu selalu mencintainya, begitu pula Konan yang mencintai Sasori bahkan melebihi apapun. Dulu Sasori yang mengakhiri hubungan mereka karena alasan tak jelas. Tapi setiap melihat Konan ia selalu merasa sakit hati. Apalagi sekarang melihat Konan bergandengan tangan dengan Pain seakan itu adalah hal paling benar yang memang mereka lakukan.

"Hai Sasori! Lama tak jumpa. Kau masih mengingatku kan?" ucap Pain membuyarkan lamunan Sasori.

"Ya. Tentu saja. Apakah ada alasan bagiku untuk melupakan kakakku?" ucap Sasori dengan tenang.

"hahaha. Kau masih belum berubah ya. Tetap dingin dan terlihat selalu keren. Oh iya, perkenalkan ini Konan. Konan ini adikku Sasori." Konan membungkukkan badannya tetapi Sasori tetap diam di tempat. Merasa tidak harus menyapa Konan. "Bersikap baiklah terhadapnya Sasori. Dia calon kakak iparmu. Aku akan menikah dengannya musim semi nanti."

"APA?" Sasori tak kuasa menahan amarah kekagetan dalam dirinya. Tapi sepertinya Pain tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka. Pain langsung mengangkut barang-barang Sasori dan Nenek Chiyo. Ia juga membantu Nenek Chiyo masuk ke mobil.

"Apa tujuanmu mendekati kakakku?" tanya Sasori dingin.

"Aku mencintainya. Apakah aku punya alasan lain?" jawab Konan dengan tatapan mata lurus tertuju kepada Pain.

"Cih! Aku tidak akan bisa tertipu olehmu."

"Kenapa kau selalu membenciku? Apa aku pernah melakukan hal yang sangat buruk terhadapmu?" keduanya hening. "Aku hanya mencintai kakakmu seorang. Aku tak akan mengusik hidupmu." Lalu konan berjalan mendahului Sasori dan masuk ke dalam mobil. Ia duduk di sebelah Nenek Chiyo. Sasori mendesah. Sekarang musim dinginnya mungkin akan menjadi musim dingin paling buruk yang akan dia hadapi. Dan butiran salju pun tak akan bisa memulihkan rasa sakitnya.


Pagi ini seseorang berambut hitam panjang berjalan sendirian ke sebuah taman. Lagi-lagi ia merenung. Tapi ia tahu ia tidak bisa terus menerus berdiam dan merenungi nasibnya. Ia harus berangkat kuliah jika tidak ingin terlambat. Ia datang ke taman ini hanya untuk mengingatkan bahwa seseorang dari masa lalu itu takkan mungkin bisa bertemu dengannya lagi.

"Hei Deidara! Ayo berangkat!" Zetsu menghampirinya dengan rambut berwarna hitam yang terlihat basah.

"Kau Zetsu?" tanya Deidara merasa bodoh.

"iya! Kau jahat sekali tidak mengenaliku."

"Wajar saja! Ke mana rambut hijaumu yang menyala itu? Aku tidak bisa mengenalimu tanpa rambut hijaumu itu, un." Ucap Deidara sambil masih memperhatikan rambut Zetsu yang menjadi hitam legam. Sebenarnya Zetsu terlihat lebih menarik dengan rambut hitamnya.

"Kau sendiri, kemana rambut kuningmu yang selalu mencolok itu?" tanya Zetsu dan menarik poni Deidara dengan satu tarikan kuat.

"Aww! Kau ini! Kau tahu sendiri kan peraturan baru kampus kita? Tidak ada warna rambut lain selain hitam dan coklat, un. Tadinya aku ingin mewarnai rambutku menjadi coklat, tapi ternyata coklatnya terlalu pekat, jadi sekalian saja kubuat hitam. Apa kau juga begitu, un?" tanya Deidara sambil merapikan poninya.

"Iya. Ayo kita berangkat! Kudengar akan ada mahasiswa baru." Ucap Zetsu sambil menarik tangan Deidara.

"Mahasiswa baru kan memang selalu bermunculan,un. Kenapa harus terburu-buru begitu?" Deidara menarik tangannya sendiri dari gandengan Zetsu.

"Kalau mahasiswa baru biasa, aku juga takkan jadi bersemangat seperti ini. tapi yang ini berbeda. Yang datang adalah mahasiswa pertukaran dari London. Mungkin saja dia wanita seksi dengan dada D cup!"

BLETAK!

"Kau ini! Jangan merendahkan kaum wanita seperti itu, un! Ayo kita berangkat dan tinggalkan fantasi mengerikanmu tentang wanita, un!" ucap Deidara sambil menarik tangan Zetsu. Ia memang selalu tidak nyaman jika ada orang yang terasa menjatuhkan martabat wanita. Karena baginya wanita itu adalah hal penting yang harus dijaga kehormatannya. Mereka pun berangkat menuju Universitas Teito.


Kedatangan mereka tepat sekali pada saat mahasiswa pindahan tersebut datang. Betapa menyesalnya Zetsu ketika mengetahui bahwa mahasiswa pindahan tersebut laki-laki. Tapi tetap ada satu orang yang tidak terlihat menyesal. Ia bahkan tidak dapat mengalihkan pandangan dari apa yang ada di depannya. Dari lelaki berambut merah menyala, dengan kulit putih, dan mata yang tajam. "Oi, Deidara! Ayo kita masuk kelas! Ini tidak menyenangkan. Ada satu pria lagi yang akan mengganggu reputasiku di kampus ini." ajak Zetsu.

"Kau duluan saja, un." Tanpa heran, Zetsu berjalan sendiri ke kelasnya. Meninggalkan Deidara yang tercengang-cengang di sana. Mahasiswa itu benar-benar seperti seseorang di masa lalunya. Akankah dia lelaki bersurai merah menyala yang telah menjadi cinta pertamanya? Rambutku yang merah menyala ini, membuatku mudah ditemukan di tengah putihnya salju 'kan? Yang membuatnya berjanji untuk mewujudkan cita-citanya yaitu menjadi arsitek? Tapi Deidara takut kalau ia salah. Ia takut. Akankah dia benar-benar orang yang ia tunggu dan ia pikirkan setiap salju pertama turun? Akankah ia benar-benar bertemu dengan cinta pertamanya sekarang?

To Be Continue~

maaf yaa kayanya cepet banget alurnya. iya ga sih?

aku minta review dari kalian semua. mohon bantuannya~