Segala sesuatu dalam rumahnya hanyalah kesunyian. Segala sesuatu yang sedang memenuhi otaknya hanyalah kesepian.
Tadinya.
Karena, dalam hitungan detik saja, seluruh keheningan yang membungkus erat tubuh dan pikirannya menguap hilang akibat sebuah suara ringan.
'Flap'
Hanya sebuah bising kecil. Namun, sudah berhasil untuk membuatnya terbebas dari dunianya yang kosong.
Dengan perlahan, dia membuka kedua kelopak matanya, menampilkan sepasang bola mata hitam kelam bagaikan samudera pekat yang dalamnya tak bisa dibayangkan. Bernafas lega untuk pertama kalinya, ketika menyadari tekanan berat yang sedari tadi mencengkeram tubuhnya telah lenyap.
Tapi, nafasnya kembali tertahan, dan dia mengerutkan alisnya. Bingung karena ia tak tahu kenapa tubuhnya tiba-tiba beranjak sendiri dari tempat tidurnya, dan berjalan ke arah balkon apartemennya tanpa ada perintah dari otak nya sebelumnya.
Ini ganjil. Dia tidak pernah melakukan sesuatu tanpa ia pikirkan terlebih dahulu. Sama sekali belum pernah.
Walau begitu, kali ini, tubuhnya seakan memberontak darinya, dan terus bergerak menuju asal suara itu. Seakan-akan suara itu adalah magnet yang begitu kuat dan ia hanyalah seonggok besi kecil lemah yang tertarik oleh kekuatannya.
'Flap'
Suara itu kembali terdengar. Suara aneh yang membuat hati meringis pedih dan melonjak bahagia dalam satu saat bersamaan.
'Tep.' Langkahnya seketika terhenti ketika mencapai tempat di mana suara itu berasal. Kakinya yang pucat bergeming di lantai kayu balkon apartemennya, dan seperti kakinya, jantungnya turut diam satu-dua degup.
Dan semua itu karena pemandangan yang dilihatnya.
Ia melihat, seorang gadis melayang di sisi luar balkonnya dengan sayap hitam besar terentang di punggungnya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Mata onyx pemuda berambut hitam itu membelalak dalam keterkejutan. Terpana akan makhluk di hadapannya.
Gadis bersayap hitam, dengan rambut merah muda, mata hijau emerald, dan kulit pucat seperti pualam yang bersinar keperakan akibat bias sinar bulan. Sungguh sebuah komposisi yang absurd. Hitam, putih pucat, merah muda, dan hijau terang. Namun, entah mengapa, seluruh kesatuan warna tersebut melebur sempurna pada diri gadis itu, dan membentuk satu kata.
Indah.
'Flap'
Sang gadis mengepakkan sayapnya, gaun tipis berwarna putih yang dikenakannya melambai ringan dimainkan angin malam, dan mendekati si lelaki yang berjengit mundur beberapa langkah sebagai respon dari tindakan mendekatinya barusan.
"Si... siapa... bukan, apa... sebenarnya kau ini?" tanya pemuda berambut hitam itu pelan setelah mendapatkan suaranya, yang tadi luruh oleh rasa terkejutnya, kembali.
Si gadis lagi-lagi melayang rendah ke sisi laki-laki yang kini berdiri diam tak bergerak dan menatapnya tajam.
"...Sasuke Uchiha, kau akan tahu apa aku sebenarnya nanti. Kita akan segera bertemu lagi..."
Sasuke Uchiha seketika tersentak kaget saat tangan dingin gadis itu menyentuh dagunya.
Gadis itu tersenyum tipis melihat reaksi Sasuke, dan meloncat, terbang ke dalam kegelapan. Meninggalkan Sasuke yang mengerjap tak percaya di balkon apartemennya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxTBC
A/N: Halooo semuaa! Hehehehe... lagi males bikin fanfic humor, nih, jadi bikin ini. Aneh ya? Maaf... X(
Kependekkan gak sih? Maaf lagi yaa, kalo dikit banget... Nanti saya usahain chappie-chappie selanjutnya panjang deh! XD
Buat Konoha kindergarten, minggu depan mudah-mudahan udah di update. Trus, udah baca fic saya yang judulnya Dear Naruto? Kalo belom, baca n rview juga yaa.. Makasihh!
Satu lagiii, jangan lupa REVIEW yaaaa!! Flame juga gapapa, tapi pake bahasa yang halus yaa, soalnya saya nanti sakit hatii.. X)
O ia, pada bisa nebak, nggak? Sakura jadi apa di sini?? Hehehehe..
Ciao!
pink-violin
