Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
.
AU, Fluff(?), Typo(s), Shounen-ai, OOC, DLL
.
Selimut
.
Enjoy!
.
.
.
Salju berjatuhan dalam tempo cepat. Segera saja, selimut putih bersih menjadi pemandangan yang menyapa di kala melangkah keluar rumah. Meski begitu—meski benda dingin itu sangat menggoda untuk disentuh, tak lantas membuat dua sosok beranjak dari hadapan kobaran api kecil. Perapian mungil yang menempel di dinding lebih menarik perhatian.
"Apa kau masih kedinginan, Tetsuya?"
Kain tebal pembungkus tubuh yang melorot kembali dibenahkan, menggantung pada lekukan pundak berlapis baju tebal.
"Tidak, Seijuurou-kun. Ini sudah cukup."
Akashi Seijuurou meraih onggokan kayu di mulut perapian, melemparkannya ke dalam sebagai penambah kehangatan.
"Aku heran denganmu. Kenapa memilih perapian selagi pemanas ruangan dapat bekerja dengan baik? Kalau begini, bisa-bisa tubuhku bau hangus seperti fungus."
Kuroko Tetsuya tertawa kecil. "Tagihan listrik melonjak naik, Seijuurou-kun. Dunia sudah memasuki masa-masa global. Kalau bisa, kita harus membantu meringankannya dengan hal-hal kecil."
"Apa menurutmu kedinginan itu hal kecil? Kau tak tau bukan, kalau di luar sana banyak orang yang mati karena membeku?"
Selimut di tarik jatuh dari pundak. Jemari Tetsuya membentangkannya hingga kerutan kusut tersamarkan. Kain beludru tebal itu mendarat di punggung Seijuurou, menutup area leher hingga tulang ekor.
"Pakailah itu. Kalau Seijuurou-kun masih kedinginan, bilang saja. Aku tak akan mati hanya karena kehilangan selimut."
Seijuurou terperanjat. Kalau begini, bisa-bisa Tetsuya yang kedinginan. Selimut kembali ditarik turun dan dibalutkan ke tubuh pemuda bersurai biru muda.
"Bodoh kau. Apa kau tak kedinginan?"
Tetsuya menggeleng pelan. Senyum terulas di bibir mungilnya. "Melihat Seijuurou-kun hangat, aku juga merasa hangat."
Pergelangan tangan ditarik. Tetsuya yang kala itu berdiri dan mendongak ke bawah, seketika terduduk di samping Seijuurou.
"Seijuuroui-kun! Bagaimana kalau aku tadi terguling dan masuk ke perapian? Bukannya hangat, aku malah terbakar."
Akashi Seijuurou terkekeh. Tangannya menepuk pelan helaian biru lembut yang membingkai wajah seputih hamparan es di luar sana.
Selimut kembali dibentangkan. Dua lipatan sengaja dirusak sehingga hanya tersisa setengah dari ketebalan sebelumnya.
"Duduklah di sampingku."
Tetsuya menurut. Dia menggeser posisi tubuhnya dalam beberapa gerakan samar. Nyala api semakin redup karena pasokan potongan kecil batang pohon telah habis dilahap sang jago merah. Lagi-lagi, tangan Seijuurou terulur dan meraih kayu lain yang lebih besar. Dilemparkannya ke dalam. Dan lagi-lagi, api berkobar menyulut asupan yang baru didapat.
Jemari Seijuurou meraih kain halus dan membentangkannya hingga menutupi keduanya.
"Seijuurou-kun? Apa yang kau lakukan?"
.
"Dengan begini, kita berdua akan hangat, Tetsuya."
.
FIN
.
A/N :
Pendek? Hahaha *ketawa garing*... maaf, Authornya lagi males buat panjang. Meskipun begitu, semoga tetap menghibur. :)
Vee
08.07.15
