Title : Haru Haru
Chap : 1 – Look
Genre Romance/straight, angst, tragedy
Rating : G
Cast :
Kim Jongin a.k.a Kai EXO
Byun Baekhyun EXO
And other cast
-oOo-
Annyeong!
Ini sebenernya ff exo pertama author loh! *lambaikan tangan bareng Chanyeol*
Cuma dulunya ini ff straight tpi aku post ulang .-.
Sekarang aku ganti jdi yaoi, jdi mgkin klo nemu ff ini yg cast-nya Eunsun – Chanyeol, itu buka plagiat tpi itu emg original version-nya .-.
Mian kalo jelek dan gak mutu sama sekali, hehehe ^^'v
Okelah, sekian dan happy reading ^^
-oOo-
What if you goin' to love me?
Because it seems like you're goin' to come to me,
If I wait just a little…
I can't leave you, it becomes a pain…
But, I must leave you…
-oOo-
"Annyeong haseyo chingudeul, choneun Kim Jongin imnida, aku murid pindahan dari Seoul Music High School. Hmm, kalian bisa memanggilku Kai. Mohon bantuannya chingudeul, manasseo bangapseumnida," kata namja berambut coklat bernama Kai itu lalu membungkukkan badannya. Seisi kelas XI-3 SM Senior High School itu—terutama para yeojanya—meresponnya dengan sangat ramah sambil tersenyum manis. Kai juga membalas senyum mereka.
"Nah kalau begitu kau bisa duduk di bangku kosong itu," kata Han saeseongnim sembari menunjuk sebuah bangku kosong yang terletak tepat dua bangku dari belakang di dekat jendela. Kai menurutinya, dan segera duduk di bangku itu.
Begitu ia duduk di bangku itu, ia memperhatikan seisi kelasnya. Dia sadar hampir seluruh yeoja di kelas itu sedang menatapnya sekarang dengan tatapan kau-imut-sekali-Kim-Jongin-bolehkah-aku-jadi-kekas ihmu. Kai tak terlalu menanggapinya, ia justru memperhatikan seorang namja yang duduk tepat di sebelahnya. Ya, seorang namja berkacamata minus frame hitam, berambut kemerahan, bermata sipit, berkulit seputih susu, berhidung lumayan mancung, dan berbibir mungil namun agak tebal.
Kai terus memandangi namja berwajah khas Korea itu sambil tersenyum tipis. Cute, batinnya. Ia ingin mengenal namja itu lebih dalam lagi. Namja itu sepertinya merasa diperhatikan, ia menoleh ke arah Kai, lalu melempar senyum manisnya. Tampak jelas dari blazer ungu tuanya, ada badge nama bertuliskan 'Byun Baekhyun'. Kai membalas senyum manis yeoja yang ia ketahui bernama Baekhyun itu.
Kai berharap bisa mengenal namja itu lebih jauh lagi.
-oOo-
Bel istirahat berbunyi dengan lantangnya. Semua murid bersorak gembira karena bisa menikmati hal yang ingin mereka lakukan selama istirahat. Kai hanya diam di kelasnya, memandangi jendela. Ahh ani, tepatnya memandangi namja yang bayangannya terpantul jelas di jendela yang langsung menampilkan hamparan langit Seoul yang luas. Ia bisa melihat namja bernama Baekhyun itu sedang memakan sandwich sambil menulis sesuatu di notebook coklatnya. Poninya agak menutupi wajahnya.
"Sepertinya si anak baru ini tampak serius memperhatikan sesuatu," Kai bisa mendengar sebuah suara menginterupsi kegiatannya. Kai menoleh ke arah suara itu. Ada tiga orang yang menghampirinya, dan mereka adalah teman sekelas Kai yang baru.
"Aku hanya melihat awan dan langit yang begitu biru itu," jawab Kai sambil tersenyum. "Kalian semua, siapa?"
"Ahh iya sampai lupa deh. Park Chanyeolimnida," kata namja berambut coklat pendek yang bertubuh setinggi tiang listrik itu. Kai tersenyum dan membalas uluran tangan Chanyeol.
"Oh Sehun imnida."
"Xi Luhan imnida," kata namja China yang terakhir kali memperkenalkan dirinya itu. Kai tersenyum dan mengangguk.
"Ne, bangapta ne, chingudeul," kata Kai lagi sambil mencuri-curi pandang ke arah Baekhyun yang berdiri lalu meninggalkan kelas itu sambil membawa notebook coklatnya. Chanyeol memperhatikan Kai, lalu berganti menatap Baekhyun yang sudah menghilang dari kelas itu.
"Hahahaha, kau menyukai namja bernama Baekhyun itu yah? Si strawberry boy," tebak Chanyeol tepat mengenai sasaran. Kai langsung mengerjapkan kedua matanya dan menggeleng cepat, meski ia ragu melakukannya.
"Ahh geotjinmal, sedari tadi kau memperhatikannya terus. Yang kau perhatikan di jendela tadi Baekhyun kan?" tambah Luhan sambil meringis. Kai akhirnya mengangguk.
"Ne, tapi aku tidak yakin benar-benar suka atau bagaimana. Yang jelas, aku tertarik padanya," jawab Kai dengan nada yang pasrah.
"Baekhyun, nama lengkapnya Byun Baekhyun. Namja bertubuh kurus yang cerdas dan jago dalam pelajaran matematika dan kesenian. Suka sekali bermain game, makan, menonton film, dan membaca buku, apalagi komik. Ia juga suka strawberry. Dia orang yang pendiam dan sulit ditebak. Aku hanya sekedar tahu itu saja sih, karena pelajaran psikolog beberapa hari yang lalu," beber Chanyeol sambil mengangguk yakin.
"Ne, kami saja baru tahu semua hal itu sekitar tiga hari yang lalu. Tapi kalau masalah saudara kami sudah tahu sejak pertama masuk sekolah ini. Ia mempunyai hyung bernama Kris. Hyungnya itu terkenal dingin, berkharisma, pelit senyum, tapi lumayan narsis. Kami sering menemukan selca-nya dia, tapi ya begitu itu, yang senyum bisa dihitung jari," lanjut Luhan dengan wajah polosnya untuk meyakinkan Kai.
"Ne, dan hyungnya itu sangat over-protect pada Baekhyun. Berani mengganggu Baekhyun sedikit saja dia bisa sangat marah. Orangnya mungkin galak ya, tapi aslinya baik kok," kata Sehun yang dari tadi hanya bisa terdiam. "Jadi kalau mau mendekati Baekhyun, dekati saja dulu hyungnya."
"Memangnya Kris sunbae kelas berapa?"
"XII-1, nggak jauh-jauh amat dari XI-3, hanya melewati dua kelas saja. Baekhyun tadi keluar kelas, pasti untuk menemui Kris sunbae, kalau nggak ngambil bekal ya ngantar tugas," jawab Luhan disambut anggukan dari Kai. "Dan satu hal lagi, Baekhyun agak sulit berteman dengan orang lain. Sosialitasnya agak buruk, jadi jangan heran kalau ia sering sendirian atau hanya bersama Kris sunbae."
"Ohh begitu, arrasseo," kata Kai sambil meringis. "Gomawo untuk semua infonya dia ne."
"Hahahaha, kalau begitu ayo kita ke kantin, aku lapar," rengek Sehun dan keempat namja itu segera pergi ke kantin. Di depan kelas, mereka bisa melihat Baekhyun sedang berbicara dengan seorang namja yang sangat tinggi—sekitar 190 cm—dengan raut wajah agak gusar. Pasti itu hyungnya, batin Kai.
"Ya hyung! Aku masih lapar, kau tega menghabiskan bekalnya!" Kai bisa mendengar suara cempreng tapi lucu yang keluar dari mulut Baekhyun. Ekspresi wajahnya tampak lucu jika ia sedang kesal.
"Mianhae nae sarangeun dongsaeng yang chubby, imut-imut, cute-unyu, ahh apapunlah itu. Hyung lapar, jadi hyung terpaksa deh menghabiskan bekalmu. Geurae, hyung janji hyung akan mengajakmu makan siang di luar. Kau boleh pesan apa saja yang kau inginkan. Waffle strawberry, ice cream strawberry, jus strawberry, susu strawberry, apa saja boleh," rayu namja tinggi berwajah stoic itu dengan nada datar. Biar begitu, sebenarnya namja itu juga merasa agak bersalah pada dongsaengnya itu.
"Yaksok?"
"Yaksok," jawab namja itu sambil tersenyum tipis, lalu mencubit hidung Baekhyun. Baekhyun tersenyum.
"Geurae hyung, aku kembali ke kelas dulu yah. Pai pai Kris hyung, you're ma best old brother ever," kata Baekhyun setelah mencatat sesuatu di notebooknya, lalu ia kembali ke kelasnya. Kai masih menatap namja itu, dan tanpa sadar senyum terukir di bibirnya.
"Jadi itu yang namanya Kris sunbae?" tanya Kai. Ketiga namja itu serempak mengangguk.
"Ne, itu yang namanya Kris sunbae. Ia sih memang namja yang dingin dan jarang senyum yah, tetapi kalau kepada dongsaengnya itu, dia bakalan memanjakannya dan menuruti semua keinginan dongsaengnya itu. Hyung yang baik," komentar Luhan. Kai juga mengangguk, dan mereka berempat menghilang dari koridor kelas itu.
-oOo-
Bel tanda pelajaran usai sudah berbunyi, tetapi Baekhyun masih mencatat sesuatu di kelasnya. Ia tampak kebingungan saat melihat papan tulis, dan ia bergantian menatap papan tulis dengan catatannya.
Sementara itu, Kai juga masih menyelesaikan kegiatan mencatatnya. Begitu selesai ia segera melirik arloji hitamnya. Pukul 14.00. Setengah jam lagi ekskul dance akan dimulai. Ia sempat mencari keberadaan Luhan dan Sehun yang baru ia ingat mengikuti ekskul teater dan Chanyeol yang tadi berpamitan mengikuti ekskul band bersama Lay, murid kelas XI-5.
Mata Kai menangkap sosok Baekhyun yang tampak kebingungan. Ia mendekati namja itu lalu duduk di hadapannya. Baekhyun tampak kaget, tapi ia berusaha tenang.
"Annyeong," kata Kai sambil tersenyum. Baekhyun mengangguk.
"Annyeong. Nuguya?" tanya Baekhyun polos. Kai mengernyitkan dahinya. Bukankah tadi pagi ia sudah memperkenalkan dirinya ya?
"Kim Jongin imnida. Kau bisa memanggilku Kai."
"Uhm, Byun Baekhyun imnida. Bangapta ne," balas Baekhyun sambil memainkan ballpoint birunya. Ia kembali menatap papan tulis putih itu, lalu mencatat sesuatu di buku catatannya. Wajahnya yang imut tertutupi oleh poninya. Kai langsung keluar kelas, dan beberapa menit kemudian ia sudah kembali ke kelas. Ia meraih poni Baekhyun, dan memasang sebuah jepit rambut hitam di rambut Baekhyun. Baekhyun tampak agak kaget.
"Mianhae, aku hanya bermaksud agar rambutmu tak menutupi wajahmu, jadi aku memakaikan jepit rambut itu ke rambutmu," jelas Kai cepat-cepat. Baekhyun menatap Kai dengan tatapan kosong, namun beberapa saat kemudian ia mengedipkan matanya dengan agak aneh. Terkesan kaku dan sulit.
"Ahh, gwaenchanayo," jawabnya sambil tersenyum, menampilkan deretan gigi putihnya yang seperti kelinci. Kai tersenyum, memperhatikan Baekhyun yang baginya tampak makin cantik setelah memakai jepit rambut itu.
"Kau nggak pulang?" tanya Kai. Baekhyun menghentikan kegiatannya sejenak, lalu membuka notebook coklatnya secara tiba-tiba. Membaca sebuah tulisan, lalu ia kembali menatap Kai dan menggeleng.
"Aku menunggu Kris hyung."
"Kalau begitu aku temani ya? Kegiatan ekskulku juga masih setengah jam lagi," kata Kai dan mereka mulai berbicara akrab. Dari semua pembicaraan mereka, Kai tahu kalau namja ini pendiam, namun riang, baik, dan lucu. Kai juga tahu kalau namja ini rupanya pintar menggambar dan bermain piano. Ia juga sebenarnya mudah diajak berteman asalkan yang mengajak berteman harus pintar-pintarnya berinteraksi dengan namja ini.
Hanya saja ia menemukan beberapa keanehan pada diri Baekhyun. Namja itu, sering sekali memandang papan tulis dengan tatapan kosong dan seperti kesulitan mengedipkan matanya. Ia merasa aneh saja, ada apa dengan namja ini?
"Kau menunggu Kris sunbae, dia mengikuti ekskul apa?" tanya Kai penasaran. Baekhyun tersenyum dan menutup buku catatannya.
"Ekskul tetaer juga, bersama Sehun dan Luhan, juga sama Suho hyung, namjachingunya. Tapi hyung katanya akan berlatih sebentar saja sih," jawab Baekhyun sambil mengetukkan ballpoint birunya ke kepalanya. Ia tampak berpikir namun ia tak tahu harus mengatakan isi pikirannya seperti apa. "Errr Kai, apa aku boleh pinjam catatanmu?"
"Tentu saja, kenapa nggak bilang dari tadi," jawab Kai sambil tersenyum lalu meminjamkan catatannya. Baekhyun segera menyalinnya.
"Yak! Aku baru ingat, kalau aku tertinggal saat menulis tadi. Ahh pabboya Baekhyun, pantas saja tulisan di papan tulis berbeda dengan milikku," gumam Baekhyun sambil terkikik sendiri. Kai mengernyitkan dahinya. Cara menulisnya, ia baru sadar kalau namja ini agak kaku dalam memegang ballpoint-nya.
"Mengapa kau memegang ballpoint-nya dengan cara begitu?" tanya Kai tiba-tiba. Baekhyun terdiam, tetap berkonsentrasi menulis. Sepertinya ia tak terlalu mendengarkan pertanyaan Kai.
"Memang begini caraku memegang ballpoint," jawab Baekhyun setelah sekian menit berlalu. Kai tetap tak mengerti.
"Saengie, khajja pulang," tiba-tiba seorang namja bertubuh tinggi yang diketahui mereka berdua bernama Kris masuk ke kelas XI-3. Mata Kris langsung menatap tajam ke arah Kai. "Nuguya?"
"Ahhh Kai imnida. Aku murid baru di sini, aku teman sekelas Baekhyun," jawab namja berkulit tan itu ramah. Namja berwajah stoic itu memperhatikan Kai tajam.
"Kau tak macam-macam kan pada Baekhyun?" tanya Kris penuh selidik. kai menelan saliva-nya, lalu menggeleng cepat.
"Ani, aku hanya menemaninya menyalin catatanku," jawab Kai gugup. Kris menghampiri Baekhyun dan melihat kegiatannya.
"Masih lama kah? Perlu hyung bantu?" tawar Kris lembut. Sangat berbeda jauh saat ia bicara dengan Kai tadi.
"Ani hyung, aku bisa menulis sendiri. Sebentar lagi selesai, tak banyak kok," tolak Baekhyun sambil tersenyum. Begitu selesai ia menutup buku catatannya dan mengembalikan catatan Kai. "Gomawo Kai. Kau sangat baik, mau berteman denganku. Jepit rambutnya, gomawo ne. Aku suka."
"Syukurlah kalau kau menyukainya. Ahh sunbaenim, Baekhyun-ah, aku ke ruang dance dulu ya. Pai pai," pamit Kai kemudian. Baekhyun tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Hyung, apa aku imut dengan jepit rambut ini?" tanya Baekhyun membuyarkan segala pikiran Kris terhadap Kai. Kris tersenyum lalu membelai kepala Baekhyun dengan penuh kasih sayang.
"Kyeowo. Dongsaeng hyung kan memang imut. Katakan pada hyung, apa saja yang kau lakukan dengannya?"
"Aku hanya menyalin catatannya hyung. Ia memakaikan jepit rambut ini ke rambutku, katanya agar poniku tak menutupi wajahku. Ia baik hyung, ia orang pertama yang mau berbicara dan berteman selama itu denganku," jelas Baekhyun polos. Kris mengangguk mengerti.
"Apa kau menyukainya?"
"Tentu saja tidak hyung, kami kan baru saja kenal, masa aku sudah langsung menyukainya. Itu tak mungkin," jawab Baekhyun sambil tertawa. Kris menatap Baekhyun intens, lalu mengecup kening Baekhyun.
"Khajja kita pergi, bukannya tadi kau mengeluh lapar?" ajak Kris. Saat mereka berjalan, tiba-tiba Baekhyun terjatuh begitu saja di lantai. Kris kaget dan langsung menghampiri Baekhyun. "Gwaenchana?"
"Kaku hyung, badanku lemas," jawab Baekhyun sekenanya. Kris tetap memasang wajah stoic. Ia menggendong Baekhyun di punggungnya.
"Pegangan yang kuat ya tuan manis, karena kita akan pergi ke Mille Amour Café," kata Kris lalu mulai melangkahkan kakinya meninggalkan kelas itu. Koridor kelas di lantai dua itu sudah sangat sepi, tentu saja karena semua muridnya sudah pulang, kecuali yang mengikuti ekskul. Itupun ruangannya berada di lantai satu.
Kris menghela nafas panjang. Terbesit sedikit ketakutan di benaknya jika dongsaengnya sampai menyukai Kai.
-oOo-
"Kapan Suho hyung akan bermain lagi ke rumah hyung? Hubunganmu baik-baik saja kan dengan hyung?" tanya Baekhyun sambil memakan bulgogi-nya. Selesai memakan bulgogi porsi besarnya, ia beralih ke waffle strawberry-nya.
"Waeyo? Kau merindukan calon hyung iparmu itu euhm? Besok kalau tak sibuk ia akan makan malam di rumah, sekalian belajar bersama hyung," jawab Kris sambil memandangi dongsaengnya itu. "Yak! Kau ini memang suka makan ya."
"Hahahaha, dari dulu hyung," kata Baekhyun sambil memakan waffle-nya dengan hati-hati. Ia seperti sedikit kesulitan memegang sendoknya, sehingga mulutnya ternodai sisa waffle itu.
"Kau butuh hyung suapi?"
"Tak usah hyung. Aku bisa melakukannya sendiri," tolak Baekhyun lalu menyeka bibirnya dengan tisu. Kris menatap dongsaengnya itu. Ada sedikit rasa perih menjalari diri namja berwajah stoic itu.
"Euhm, Kai itu, bagaimana orangnya?" tanya Kris sedikit mengintrogasi Baekhyun. Baekhyun yang kini beralih memakan eskrim strawberry-nya tampak berpikir sejenak.
"Kai, dia namja yang baik. Saat rambutku menutupi wajahku, ia memberikan jepit rambut ini kepadaku. Katanya agar rambutku tak mengganggu wajahku. Ia juga mau menemaniku menyalin catatannya, juga mau meminjamkan catatannya. Dia orang pertama yang melakukan itu padaku," jawab Baekhyun dengan senyum yang terukir di wajahnya.
"Hmmm sepertinya ia namja yang baik," kata Kris sambil tersenyum tipis.
"Dia memang baik kok. Aku suka berteman dengannya," kata Baekhyun datar. Kris menganggukkan kepalanya.
"Aku harap kalian akan berteman selamanya," kata Kris sambil tersenyum tipis. Berteman, hanya berteman, untuk selamanya.
-oOo-
"Ya Kai! Waeyo gudhae? Sepertinya kau sangat semangat hari ini," tanya Chanyeol penasaran saat mereka sedang berganti baju olahraga di ruang ganti namja di SM Senior High School. Kai tersenyum manis.
"Hehehehe, aku sudah mengobrol banyak dengan Baekhyun kemarin. Dia namja yang lucu, agak cerewet, manja, dan menyenangkan. Kalian hanya perlu pintar-pintar membuat topic pembicaraan dengan namja itu," jawab Kai dengan raut wajah yang tampak bahagia.
"Ecieee, udah pedekate nih ceritanya," goda Sehun. Kai meringis.
"Ne, tapi kupikir Kris sunbae memang orang yang baik, hanya saja dia sepertinya tak terlalu menyukaiku," keluh Baekhyun.
"Tentu saja, kau kan anak baru. Dia nggak mudah percaya orang yang baru dikenal," terang Luhan sambil memakai kaos olahraganya. "Khajja ke lapangan, aku tak mau kita terlambat dan di suruh push up lima puluh kali seperti minggu kemarin."
"Ahahahahaha, kau ini. Khajja," ajak Sehun dan mereka berempat segera pergi ke lapangan demi mengikuti pelajaran olahraga bersama Choi seosaengnim. Mata sipit Kai menangkap sosok Baekhyun yang tengah duduk sendirian dengan notebook coklatnya di pinggir lapangan. Entah ia menulis apa di notebooknya itu. Yang jelas ia sesekali memperhatikan seisi lapangan itu, termasuk Kai yang tertangkap sedang memperhatikan namja manis itu.
"Ayo kita mulai pemanasannya," Choi seosaengnim memberi aba-aba pada seluruh murid kelas XI-3 untuk berkumpul dan melakukan pemanasan. Kai melirik Baekhyun. Ia hampir tertawa melihat gerakan pemanasan Baekhyun yang tampak aneh itu.
Setelah melakukan pemanasan ringan, Choi seosaengnim memerintahkan kelas XI-3 untuk melakukan lari jarak dekat sebagai tes olahraga kali ini. "Whoa sprint! Aku suka sprint! Tak terlalu melelahkan hahaha," kata Luhan sambil meringis.
"Dasar pemalas," ejek Chanyeol. Dan akhirnya kedua anak itu terlibat pertengkaran kecil yang agak heboh. Sehun dan Kai hanya bisa menggelengkan kepala mereka.
"Anak kecil," gumam Sehun sambil menggelengkan kepalanya. Setelah perdebatan kecil itu selesai, mereka semua segera bersiap untuk tes.
Begitu nama Baekhyun dipanggil, Baekhyun segera berjalan menuju garis start. Di sana tampak Baekhyun bersama Jonghyun dan Taemin sedang melakukan sedikit persiapan awal sebelum melakukan sprint. Ia berdiri di tengah-tengah. Kai memperhatikannya.
Begitu peluit tanda mulai dibunyikan, Jonghyun dan Taemin segera berlari dengan cepat, tapi tidak dengan Baekhyun. Ia berlari dengan lambat. Kai mengernyitkan dahinya. Namja itu, benar-benar lambat menurutnya.
Saat Baekhyun berlari di tengah menuju garis finish/start, ia langsung tersungkur begitu saja. Tangan dan lututnya terasa perih, tapi ia diam saja. Ia mematung di tengah jalurnya tanpa berkedip. Ia memandang kosong semua yang ada di hadapannya. Choi seosaengnim, Chanyeol, dan Kai segera menghampiri Baekhyun dan menolongnya berdiri.
"Gwaenchanayo Baekhyun -ah? Sepertinya kau kurang sehat hari ini," kata Choi seosaengnim sambil memperhatikan baju Baekhyun yang kotor itu. Baekhyun menggeleng.
"Gwaenchanayo, jal jinaepida seosaengnim. Bisakah aku melanjutkan larinya?" tanya Baekhyun datar. Jelas-jelas lutut dan tangannya berdarah, tapi ia masih berkeras mengikuti tes itu.
"Lebih baik kau istirahat di UKS saja, untuk tesnya kau bisa menyusul minggu depan. Kai dan Chanyeol, aku minta tolong antarkan Baekhyun ke UKS," ujar Choi seosaengnim yang disambut anggukan kepala dari Kai dan Chanyeol. Dua namja itu segera membawa Baekhyun ke UKS.
"Chanyeol-ah, aku kan sudah tes sementara kau belum, lebih baik kau kembali ke lapangan saja," kata Kai. Chanyeol mengangguk dan ia juga tahu kalau ia bakalan jadi obat nyamuk jika tetap berada di UKS.
"Geurae, jaga dia ne," kata Chanyeol lalu meninggalkan UKS. Kai segera mengambil obat merah dan mengobati luka di lutut Baekhyun. Baekhyun diam saja, ia memandang lurus ke depan.
"Gwaenchana? Kau lihat apa?" suara Kai yang berat berhasil membuat Baekhyun menoleh ke arah Kai.
"Nan? Aku tak memandang apapun," kata Baekhyun tiba-tiba agak linglung. "Lututku, memangnya aku kenapa? Kenapa aku bisa jatuh?"
"Molla, kau jatuh di lapangan tadi. Kau benar tidak apa-apa? Masa kau lupa dengan kejadian beberapa menit yang lalu?" beber Kai sambil mengernyitkan dahinya. Ia benar-benar bingung dengan namja ini.
"Ohhh, aku merasa tak seimbang jadi aku jatuh," kata Baekhyun sekenanya. Ia mengedipkan matanya dengan lambat dan kaku, membuat Kai bingung. "Apa kau tahu barang yang tadi kubawa apa saja ke lapangan?"
"Notebook coklat."
"Lalu dimana notebook-ku sekarang?" tanya Baekhyun linglung. Kai keluar dari UKS, dan beberapa detik kemudian sudah kembali dengan notebook coklat milik Baekhyun. "Gomawo Kai."
"Cheonmaneyo," jawab Kai masih agak kebingungan.
"Makan siang bersama Kris hyung, mengembalikan komik, bermain game," gumam Baekhyun saat ia membaca notebooknya. "Ahhh aku lupa, tugas Kris hyung ada di tasku," gumam Baekhyun dan ia berusaha berjalan menuju kelasnya. Tapi ia segera jatuh lagi dan beruntunglah kali ini Kail memeganginya.
"Tugas apa? Biar aku saja yang mengantarnya, kau istirahtlah di sini," kata Kai. Baekhyun diam saja, lalu mengangguk.
"Tugas hyung ada di buku ber-cover putih polos dengan nama Kris Byun. Kelasnya ada di kelas, euhm…"
"XII-1?"
"Ne, kelas XII-1," kata Baekhyun setelah berusaha mengingat kelas Kris. Kai segera kembali ke kelas XI-3, dan mengambil buku tugas Kris, lalu mengantarnya ke kelas XII-1. Para yeoja di kelas itu tampaknya kaget dengan kehadiran Kai yang asing bagi mereka.
"Mana Baekhyun? Kenapa kau yang datang mengantar tugasku?" tanya Kris penuh selidik. Ia memamerkan wajah stoic dan datarnya itu.
"Tadi ia jatuh di lapangan, lututnya berdarah. Saat hendak ke kelas, ia jatuh lagi di UKS, jadi aku yang mengantar tugasmu," jawab Kai dengan tampang polos. Mata Kris membesar sedikit.
"Anak itu, hmmm…"
"Sunbaenim, memangnya Baekhyun kenapa? Kenapa ia sering terjatuh? Kenapa ia sulit mengedipkan matanya?" tanya Kai tiba-tiba, membuat Kris langsung menatapnya tajam.
"Dia baik-baik saja," kata Kris dingin. "Aku ingatkan padamu, jangan sakiti Baekhyun."
"Apa maksudmu?"
"Jauhi dia. Ini demi kebaikannya. Jangan buat ia jatuh cinta padamu, ini juga untuk kebaikan kalian berdua," kata-kata Kris seketika membuat Kai melongo dan tak mampu berkata apapun.
"Tapi…"
"Ini demi kalian berdua," potong Kris. Kai menundukkan kepalanya, berusaha mengangguk meski enggan.
"Ne."
"Kalau begitu, lima menit lagi aku akan ke UKS menemuinya," kata Kris lalu kembali ke dalam kelas. Kai kembali ke lapangan dengan lesu.
Apa ia salah menyukai Baekhyun?
-TBC-
Akhirnya selesai juga chapter 1-nya hehehe…
Mungkin ini masih garing yah ff-nya… u,u
Geurae, mohon RCL-na yeee, ghamsa~
