You are My Opium?

Cast:

Kris, Chanyeol (Krisyeol)

Support Cast in this Chapter: Tidak ada

Rating: M (NC-17)

Length: Chaptered

Genre : Romance, Yaoi, Yadong, BL, AU, OOC, dll

Disclaimer: Para pemain milik Yang Maha Kuasa. FF ini murni milik saya dan bener – bener datang dari otak saya. Titik.

Bahasa: FF ini menggunakan bahasa Indonesia gaul acakadut

Note: Ini bukan FF tentang pengguna Narkoba atau orang yang suka Narkoba (Narik kolor bapak). Pokoknya BUKAN! Jadi ini FF tentang narik kolor Chan…oke, lupakan! Pokoknya baca aja (bagi yang berminat). Dan ini FF yang udah saya bikin dari tahun gajah tapi baru bisa saya upload sekarang daripada mubazir di laptop saya .

W arning!: Disini Chanyeol nista banget agak agak gimanaaa gitu… Don't like don't read, don't bash and don't be a silent reader ^^

Summary Lengkap:

Chanyeol benar – benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa sentuhan tangan orang itu membuat Chanyeol begitu… begitu… DOMPETKU HILAANG!


###HAPPY READING###


Chapter 1

Seorang namja tinggi berwajah innocent menapakkan kaki kanannya di tangga bus, menyusul kemudian kaki kirinya. Kepalanya celingukan diantara ketek–ketek bau pesing milik para penumpang yang terangkat, mencari tempat duduk yang masih bisa ditempati. Matanya berbinar menemukan tempat duduk favoritnya, yaitu pojok belakang dekat jendela, kini tengah memanggil-manggil namanya. Minta diduduki. Chanyeol secepat kilat menyelinap diantara para penumpang sambil berulang kali menebar senyum gigi nasional dan menggumamkan, "Permisii… permisii… maaff… permisi…"

Chanyeol menarik napas lega ketika akhirnya dia berhasil menduduki tempat paling pojok sebelah kiri. Tidak penting mau di kanan kek, mau di kiri kek, yang penting dia bisa duduk di pojokan belakang. Kenapa Chanyeol suka duduk di pojokan belakang? Alasannya simpel saja. Karena di angkot dia suka duduk di pojokan juga. Lho? Apa hubungannya?

Ya ada lah! Jadi itu udah kayak semacam kebiasaan. Kalo kata pepatah, ala bisa karena biasa. Dan kebiasaan molor di pojokan itulah yang terus kebawa ampe sekarang Chanyeol berganti transportasi darat. Dari angkot ke bus.

Bagi Chanyeol, angkot itu adalah tempat tidur kedua selain kamar. Apalagi kalo udah siang bolong pas lagi panas dan capek – capeknya pulang kuliah, otomatis dia akan selalu mencari angkot yang masih kosong atau angkot yang kursi di pojokannya belum ditempati sehelai manusiapun. Menurut Chanyeol posisi paling uwenak yaitu di ujung. Karena selain dia bisa mengepoi siapapun atau membuka situs apapun di ponselnya tanpa dikepoi balik oleh penumpang disebelahnya, nah kalo pas ngantuk dia tinggal merem, selesai deh! Yang tentunya tidak akan bisa dia lakukan kalo duduk di tengah – tengah. Secara gak mungkin kan dia bobo senderan di bahu penumpang lain? Nanti dikira sok akrab. Daripada kepalanya di toyor bolak-balik sama orang, mending dia di ujung kan? Mau duduk deket pintu juga gak enak, salah – salah kalo angkotnya ngepot atau ngerem mendadak, dia akan terpelanting keluar dari pintu dan tergeletak bersimbah darah… oke, itu terlalu berlebihan. Mungkin hanya akan benjol sedikit. Tapi tetep aja gak enak! Makanya dia pilih di ujung.

Dan bagi kalian 'The Pojok Lovers', tanpa harus Chanyeol berbelit – belit menjelaskan… you know how the feeling, guys.

Oh yeah, angkot memang tempat tidur kedua setelah kamarnya. Tapi karena sekarang Chanyeol lebih sering naik bus karena lebih hemat dan langsung nyampe di kampus tanpa perlu transit, makanya motto Chanyeol juga berganti: Bus adalah tempat tidur kedua selain kamar.

Hmmm… kalo soal kejahatan di tempat umum…bukannya Chanyeol gak pernah sih jadi target tangan – tangan usil di kota Metropolitan kayak gini. Kalo boleh jujur, dia malah nyaris kecopetan berulang kali gara – gara kebiasaan molor di angkotnya itu sudah berada pada tahap parah tingkat akut. Tapi lagi – lagi pepatah 'Jangan pernah menghakimi sesuatu hanya dari sampulnya doang' memang betul-betul bukan isapan jempol belaka. Meskipun mukanya polos polos menghanyutkan begitu, Chanyeol selalu selamat dari aksi kejahatan karena dia menguasai ilmu beladiri. Meskipun ilmu beladiri yang dia tahu hanya: "sundul anunya, puntir tangannya, jitak kepalanya, lalu tendang bokongnya sekuat mungkin", ya tetep aja itu termasuk bela diri kan? Udah tidurnya pules, barang – barang berharganya aman jaya, sampai di tujuan dengan selamat pula! Gimana gak bonus banget tuh?

Chanyeol memasang earphone di telinga, menyetel lagu nina bobo andalannya, 'Sia – Chandelier'. Karena jarak dari kampus ke rumah kontrakannya terbilang cukup jauh. Dia lebih senang mengisi waktu dengan cara tidur senderan di jendela sambil mendengarkan musik. Duuh… tiada yang lebih nikmat dari itu deh pokoknya! Eh, pas bangun kan udah nyampe tuh di halte depan gangnya. Tinggal turun, ucruk-ucruk-ucruk, jalan dikit, nyampe deh.

Ini lagi nih salah satu kesaktian Chanyeol. Dia gak pernah molor yang sampai gak sadar banget terus pas bangun tau-tau udah nyampe di Rusia. Gak pernah. Dia gak pernah kayak gitu. Chanyeol selalu bangun tepat waktu. Dia selalu terbangun sebelum bus yang dia tumpangi sampai di halte dekat rumahnya. Pokoknya gak pernah sampai kelewatan jauh terus nyasar gak pulang – pulang selama tiga kali puasa tiga kali lebaran. Yaa… kelewatan paling dikit lah. Maksudnya ban belakang bisnya kelewat dikit dari halte. Intinya gak pernah sampai jauh. Udah gitu aja! Titik.

Mata Chanyeol merem melek sayu, kepalanya teleng ke kanan dan ke kiri, lagu Sia berhasil membuainya.

Lirik lagu yang seharusnya 'One, Two, Three… One, Two, Three Drink!' terdengar seperti 'One, Two, Three… One, Two, Three DREAM!' ditelinga Chanyeol. Namja itu menguap lebar sekali sambil menyandarkan kepala di kaca jendela. Nah, mulai nih. Kalo udah pose pose teler pasrah begitu, biasanya gak nyampe hitungan ketiga jiwa raga Chanyeol sudah melesat meninggalkan dunia nyata, menuju ke alam mimpi.

Tubuh Chanyeol tersentak ke depan dikit saat bis berhenti di sebuah halte. Tanpa repot – repot menoleh untuk melihat siapa yang turun dan siapa yang naik, Chanyeol lempeng aja tidur dengan damai sentosa.

Chanyeol mengernyit merasakan tempat disebelahnya di duduki oleh seseorang. Dia membuka mata sedikit dan menoleh. Seorang namja yang tingginya kira – kira hampir sama atau lebih tinggi darinya sekarang telah menggantikan posisi Ibu hamil tadi. Chanyeol tidak yakin orang yang duduk disampingnya ini masih bocah atau sudah bapak bapak karena wajahnya ketutupan kacamata hitam dan flu mask. Belum lagi dia memakai jaket sweater dan kepalanya ditutupi oleh hoodie. Makin gak jelas deh bentuk mukanya. Mencurigakan! Chanyeol meneliti orang itu lekat – lekat. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, maling, pencopet, rampok, pencuri dan kawan kawannya memang selalu berpenampilan tertutup kayak gini. Berarti nih orang tidak boleh dibiarkan! Niat awal Chanyeol untuk tidur jadi batal gara-gara si cowok berkacamata hitam.

Sepanjang jalan dia terus mengawasi pria misterius ini. Sedikit – sedikit dia melirik dengan raut curiga, sementara yang diawasi santai aja. Mukanya tetap lurus kedepan. Gak noleh – noleh apalagi ngeliatin balik. Kedua tangan orang itu berada di dalam saku jaketnya. Dan meskipun ketutupan masker, Chanyeol bisa melihat hidung orang ini ternyata mancung juga, kulitnya putih bersih… damn! Kenapa dia jadi merhatiin itu sih?

Fokus Chan, Fokus! Jangan sampai lengah!

Semenit…

Dua menit…

Tiga menit…

Empat menit…

Dua puluh menit…

Medusaa! Kenapa cowok ini gak gerak – gerak sih? Jangan bilang nih orang punya ilmu rahasia merubah diri jadi patung?! Mana Chanyeol ngantuk banget. Matanya berat dan perih karena kelamaan melotot. Mungkin saja cowok ini bukan maling. Mungkin dia hanya salah paham. Ya. Pasti begitu. Salah paham. Salah Paha~amhhh…enaknyaaaa… siapa sih yang meraba pahanya? Sentuhannya tangannya begitu lembut membelai paha kanan dan kirinya secara bergantian... begitu mendebarkan… begitu menggairahkan… membuat sesuatu diantara selangkangannya menegang… Ahh… bisa gak sih dia menjerit? Karena ini sangat amazing. Apa cowok berkacamata ini dulunya dukun pijat laris manis? Belum lagi saat jari jemarinya menelusup masuk kedalam kantong celananya. Bergerak seinci lebih mendekati juniornya dan menarik sesuatu keluar… eh, tunggu dulu…

Cowok berkacamata?!

Jari jemari di dalam kantong celana?!

Chanyeol tersentak bangun sambil membuka kedua matanya. Celingukan panik ke kiri dan ke kanan. Orang itu, orang itu… mana dia?! Mana bedebah sialan itu?! Dimanaa?!

Keringat segede biji kacang ijo mengalir turun di pelipisnya. Gawat. Perasaanya gak enak. Ini gawat! Dengan kalap Chanyeol merogoh saku celananya. Dompetnya… lho kok…?! Oh, mungkin dia kelupaan dan menaruh dompet itu di tasnya. Ya, mungkin begitu. Coba periksa dulu deh. Chanyeol menarik resleting tasnya dan mencari diseluruh sisi. Tapi sudah berabad – abad lamanya dia mencari, hasilnya tetap nihil! Chanyeol tidak menemukan dompet itu dimanapun.

Wajah Chanyeol pucat pasi. Seluruh badannya melemas dan otaknya mendadak blank. Separuh jiwanya seperti dibawa kabur malaikat kematian.

Ini… tidak mungkin...

"DOMPET GUE ILAANGG!"

.

.

TBC—

.

A/N: Jadi cerita ini terinspirasi dari hobi bobo cantik saya di dalam angkot. Atau dengan kata lain, terinspirasi dari kisah nyata xD. Cuma bedanya saya gak pernah digrepe – grepe maling tampan nan rupawan macam Kris. Gak pernah. Meskipun sebenernya ma…ehem, becanda! Pokoknya saya gak pernah digrepe siapapun (gak ada yang nanya tuh!). Terus ini FF juga bukan cerita baru. Udah lama berjamur dan berlumut di laptop saya dan baru bisa saya publikasi sekarang karena saya dulu ragu2. Paling cuma saya edit edit dan poles dikit ;). Terus ceritanya juga gak bakal panjang dan cenderung ringan kalo menurut saya. Tadinya juga nama – nama dalam FF ini bukan Kris, Chanyeol, Kai, Sehun dll. Sekali lagi, ini ceritanya udah lama ada, hanya saya edit aja.

Ini saya upload chapter satu dulu, buat testing out, saya kepengen liat tanggapan temen – temen .

Ya udah gitu aja. Kalo mau bantu kasih saran, serta kesan dan pesannya soal FF ini silahkan. Makasih banget banget yang udah mau baca.

Oh iya, buat temen-temen reader yang enggak suka Chanyeol jadi uke, Saya mohon banget tolong jangan kirim komen bernada ngebash atau menjudge, karena selera kita beda-beda kawan ;). Hargailah perbedaan itu #perbedaan itu indah. Oke? Peace and salam damai dari author :D

#Oke cukup sekian dan RnR ;)