late night conversation © illustrations
kuroko no basuke © fujimaki tadatoshi
—percakapan pertama: Akashi Seijuurou/Furihata Kouki
in the car
.
.
.
"Kouki."
"Y-ya, Akashi-san?"
"Berhenti memanggilku Akashi."
Tangannya gemetaran, wajahnya dipalingkan ke arah lain, duduk di kursi penumpang dengan tidak bisa diam. Gunting disodorkan dan seketika tremornya berhenti.
"Lalu aku harus panggil Akashi-san apa…"
"Seijuurou."
"Tidak b-bisa, nanti aku—" —nanti aku disodor gunting. Ngek.
"Seijuurou."
Furihata masih diam dengan sepasang mata cokelat seperti kucing yang menerawang langit malam lewat jendela. Dengan penuh keberanian dia melirik ke arah Akashi sebentar, tapi dipelototi begitu, Furihata langsung menengok ke jalanan ramai milik Tokyo yang selalu padat, pada malam hari sekalipun.
Akashi menyetir dengan satu tangan kanan dan satu tangan kiri memegang gunting. Entah apa fungsi gunting itu sebenarnya, tidak ada yang tahu.
"Kouki."
"Ya…?"
"Coba sebut, Seijuurou."
"Err—"
Mobil berhenti sebentar karena lampu merah mengganggu perjalanan. Furihata memandang takut-takut pada Akashi yang memandang jalanan depan. "—memangnya kalau aku panggil Akashi-san kenapa—"
"Kouki, jangan membantahku."
"Iya tapi Akashi-san aku merasa tidak enak kalau harus memanggilmu, Se-Sei—"
"Nah, iya, panggil itu saja."
"Iya, aku akan selalu memanggil dengan Akashi-san, kok."
"Bukan."
Beberapa detik kemudian mobil melaju dengan cara menyetir Akashi yang santai, masih dengan memakai satu tangan. Furihata menggeser tempat duduknya semakin lama semakin dempet ke pintu mobil tatkala gunting semakin dekat.
"Lalu apa?"
"Sei."
"S-Sei?"
"Sei."
"Baik, Sei."
"Bagus."
Malam itu Akashi mengantarkan Furihata pulang ke rumahnya sehabis makan malam berdua, dengan kebanyakan obrolan dilakukan Furihata sambil bergetar atau menengok ke arah lain. Saat mereka sampai, Furihata tersenyum malu-malu mau sambil menatap ke mata hetekrom milik Akashi.
"Arigatou, Aka—S-Sei."
"Harus dibiasakan."
"Baik."
Furihata tidak tahu kenapa tiba-tiba ada yang mendorong tubuhnya untuk mengecup pipi Akashi. Ada sedikit semburat merah di sana. Sedikit.
.
.
.
a/n: plot akan berubah seiring perubahan karakter dan latar tempat. tapi konsepnya tetap sama, percakapan pada malam hari.
