Bagian 1

"Hey, apa kau tak bosan?" Gudako bergumam, dia menatap lurus ke depan. "Apakah kau tak bosan terus memeluk tubuhku?"

Pemuda berambut hitam dibelakang Gudako itu tersenyum kecil, dia menempelkan hidungnya di rambut orange milik Gudako, ia menghirup wangi yang menguar dari rambut Gudako. "Tidak, aku tak akan bosan."

Gudako menghela napas panjang saat dia mendengar jawaban dari Ritsuka. "Aku mau bertanya sesuatu, apa yang kau suka dariku?"

Ritsuka tersenyum tipis, dia mendekatkan bibirnya ke telinga Gudako. "Aku suka semua yang ada pada dirimu, Gudako." Bisiknya sambil meniup telinga Gudako.

"Kyah! Geli bodoh!" Gudako memukul kecil tangan yang melingkar di perut datar miliknya, dia berusaha untuk melepaskan pelukan Ristuka. "Ih, lepasin!"

"Ayolah, sebentar saja. Aku ingin memelukmu sebentar saja."

Gudako menghela napas lelah, dia pun hanya pasrah saat Ritsuka merengek manja. "Baiklah, sebentar saja loh."

Namun, tanpa disadari Gudako. Pemuda berambut hitam itu menyeringai, dengan cekatan dia sudah berada di atas tubuh Gudako. Mata birunya menatap gadis yang ada di bawahnya itu. "Gudako..." Gumam pemuda itu memanggil nama gadis orange tersebut.

Wajah Gudako mulai memanas, dia menatap jengkel Ritsuka yang sedang berada di atasnya. "Apa!? Kau mau apa?" Tanya Gudako ketus.

"Buah dadamu tambah besar ya?"

Keheningan pun melanda mereka berdua.

Plakk!

...

..

.

Bagian 2

Gudako menatap lurus ke depan, tatapannya sangat datar. "Jadi, kenapa kau ikut masuk ke dalam pemandian air panas ini?"

Ritsuka tertawa kikuk saat ditanya oleh Gudako. "Ini hanya kebetulan Gudako, jadi maaf "

Dahi Gudako berkedut, dia langsung menoleh kebelakang, menatap Ritsuka yang dengan tatapan nyalang miliknya. "Dasar kau tak tau malu! Dan apa-apaan kau yang meremas dadaku hah!? Kau mau kupukul!?"

"Rasanya lembut Gudako. Jadi aku suka saat meremas punyamu." Ritsuka langsung di pukul kepalanya oleh Gudako. "Uhhh, maaf."

"Dasar mesum!" Gudako berbalik membelakangi Ritsuka dengan wajah cemberutnya. Namun, di dalam hatinya dia tersenyum dengan wajah merona.

Tiba-tiba, Ritsuka mendekatkan bibirnya ke telinga Gudako. "Hey, kau tau, aku sangat mencintaimu." Bisik pemuda itu, dia kemudian memeluk tubuh Gudako, dan meletakkan dagunya di bahu milik gadis tersebut. Mata birunya melirik ke samping, Ritsuka tersenyum tipis saat melihat rona merah yang hinggap di kedua pipi Gudako.

"A-apa yang kau bilang barusan?" Tanya Gudako dengan gugup.

"Mari kita bercinta."

"Kau benar-benar ingin kupukul hah!?"

END

...

..

.

Fate series by Type-Moon and Nasu Kinoko