Halloween Night
Summary:Inilah sensasi malam yang mencekam /plak.
Disclaimer: Kuroko no Basuke bukan punya saya, tapi punya Fujimaki Tadatoshi.
Warning: Garing, gaje, abal, aneh, ribet, yakin mau baca?
Don't like, don't read. Thanks.
.
.
.
Chaptered.
.
.
.
Maaf kalau abal, garing, dsb karena ini fanfiction comedy pertama yang saya buat -_-. Ini pun juga saya buat untuk menghibur diri sendiri. Jadi, anggap aja ini hiburan semata. Maaf gagal membuat para pembaca tertawa _ _)a *membungkukan badan*.
Arigatou, selamat membaca XD *tebar mercon* /ditabok.
Di hari yang cerah, Satsuki Momoi mengundang beberapa temannya –yang tak lain adalah anggota Kiseki no Sedai di sebuah lapangan. Hm, kira-kira ada apa ya?
"Kita mengadakan Halloween Night, yuk!" serunya riang.
"Hah? Kita mau ngapain lagi, sih?" celetuk Aomine sewot. Mata Momoi berkaca-kaca. Oke, sandiwara yang bagus, nak. Aomine pun tertelan bulat-bulat (?) (baca: terjebak).
"Aku ingin mengadakan uji nyali, cerita horror, yah seperti itulah!" serunya dengan wajah sumringah.
Cewek ini maunya apa sih? Batin Aomine.
"Malas ah. Aku ti-," belum sempat Aomine berbicara, perkataannya sudah dipotong oleh seseorang.
"Boleh juga," serentak ke-6 orang itu menoleh ke arah pemuda berambut merah.
"EH?!" semua histeris kecuali Kuroko dengan wajah datarnya dan Momoi dengan wajah bercahaya. Kali ini takkan ada yang bias lolos. Fufufu.
Sastsuki sialan! Aomine membatin dengan ekspresi mengerikan.
"Kenapa? Ada masalah Daiki?" DEG. Gunting itu bergerak.
"Ti-Tidak," Aomine sweatdrop.
"Bagus~ semuanya setuju~" Momoi lompat-lompat kegirangan. Oppainya pun juga ikut bergoyang-goyang (author ditampar Momoi).
"Tapi, aku tidak setuju Momocchi!" seru Kise dengan wajah melas. Seketika aura negatif menyelimutinya (background: petir menyambar).
"Memangnya kenapa Ryouta?" Akashi memainkan guntingnya (lagi).
"Haaahhh….. kumohon Akashicchi…," kali ini wajah Kise lebih melas.
"Tidak," Akashi masih memainkan guntingnya –mengisyaratkan siapapun yang membantahnya pasti bakal dapat 'hadiah'.
"Diamlah Kise," Midorima membetulkan kacamatanya. "Mungkin tak ada salahnya kita mencobanya."
"Ah…. Kenapa kau begitu, Midorimacchi?" Kise mulai pundung di batu nisan (yang entah darimana asalnya). Padahal… padahal…
Kenapa Akashi mengiyakan Momoi?! Mau membunuh kami?! Midorima menunduk dalam-dalam dengan wajah suram.
"Asal ada snack sih, tak masalah," timpal Murasakibara sambil mengunyah snack. Aomine melongo. Dahinya ditepuk berkali-kali. Sampai akhirnya dia berhenti ditepukan ke-50.
Buset. Gak capek mas?
"Nah, kalau Tetsu-kun bagaimana?" Tanya Momoi yang lagi-lagi tersenyum.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
"Aku….," Kuroko mengambil nafas sejenak. "Terserah kalian saja." Reflek Momoi langsung memeluk Kuroko. Kepala Aomine dan Kise berasap (?).
"Apa yang kau pikirkan Tetsu/Kurokocchi?!" seru mereka sambil mengguncang-guncangkan tubuh Kuroko.
"Perintahku mutlak. Pokoknya kalian harus ikut! Atau…," Akashi menggerak-gerakan gunting merahnya.
"Kubotakin kalian."
Ini tidak lucu! Seru Midorima, Aomine, dan Kise dalam hati sambil gigit jari. Bahkan Kise rela garuk-garuk tanah.
"Oh iya! Biar seru, ajak teman dekat SMA kalian ya!" seru Momoi sambil berlalu. Kemudian, Akashi berjalan melewati mereka.
"Awas ya kalau tidak datang," gunting merah itu masih saja dimainkan Akashi. Mereka bertiga merinding. Sebenarnya, Kuroko juga sedikit gemetaran tuh….
.
.
.
Skip time
.
.
.
"Heh?! Halloween Night?!" Kuroko mengangguk ketika mendengar seruan itu.
"Aku… mau ikut!" seru Riko Aida bersemangat. "Aku akan memasakkan masakan spesial~!"
"Tidak!" jawab beberapa anak laki-laki itu serempak.
"Hmm… menarik. Boleh juga!" seru Kagami.
"Sebetulnya aku tak masalah sih…," sahut Hyuga santai.
"Menarik! Ayo kita bersenang-senang~" timpal Kiyoshi.
"Wah, sayang sekali. Sepertinya aku ada urusan lain," ujar Izuki.
"Jangan bohong," celetuk Hyuga dengan tatapan membunuh.
"Serius kakak…," Izuki hanya bisa sweatdrop.
"Wah, wah, aku juga ada acara keluarga sepertinya," celetuk Koganei.
"Kau serius?" Riko tersenyum seram sambil membawa… makanan basi? Entahlah itu soalnya warnanya cokelat cokelat gimana gitu… (woi). (author ngambil lup) Oh… ternyata kacang tanah. Tapi kenapa harus pake 'tanah'nya juga?! Mentang-mentang namanya 'kacang tanah', terus 'tanah'nya juga diikutsertakan gitu?
"Demi Tuhan!" Koganei mengentak-hentakam kakinya sambil joget-joget (apa pula yang satu ini _ _)a). "DEMI TUHAN!" dia teriak pakai toa yang barusan dia ambil di masjid terdekat (author keselek duren).
.
.
.
Skip time
.
.
.
"Hmm… baiklah, sepertinya, hanya segini yang ikut,' ujar Riko."Tapi, tunggu Furihata-kun!" Furihata menghentikan langkahnya sambil gemetaran layaknya cihuahua.
"Kau tidak menjelaskan alasan yang jelas kenapa kau tidak bisa ikut."
"La-lalu..?"
"KAU HARUS IKUT HALLOWEEN NIGHT BERSAMA KAMI!" seru Riko sekeras mungkin. Pake toa pula.
"AAAA!" Furihata sampai terpeleset mendengar teriakan supersonik Riko yang memecahkan kaca, menggoyangkan tanah, menggemparkan dunia (?).
.
.
.
Skip time
.
.
.
Halloween Night kali ini diselenggarakan di sebuah gedung sekolah yang sudah tak terpakai selama beberapa tahun. Sasaran empuk banget untuk uji nyali kali ini. Tapi, sebelum itu, Momoi meminta mereka untuk berkumpul di rumah Akashi. Ada apa lagi coba?
"Jadi kita akan ke rumah Akashi-kun terlebih dahulu," kata Kuroko.
"Kenapa tidak langsung ke TKP (?) saja?" Tanya Riko.
"Entahlah. Momoi-san yang mengirim sms begitu," sahut Kuroko sambil menunjukkan pesan yang bertuliskan:
To: Tetsuya Kuroko
From: Momoi-san
Tetsu-kun, sebelum ke gedung sekolah tak terpakai itu, berkumpul dulu di rumah Akashi-kun ya! 3.
Setelah itu, mereka mencari alamat rumah Akashi. Tapi, mereka tidak menemukannya sejak tadi.
"Haduh… memangnya alamat rumahnya Akashi di mana sih, Kuroko?" keluh Kagami.
"He-eh… aku yakin kok di sekitar sini rumahnya… Tapi, kenapa tak ada tulisan 'Akashi' ya?" Kuroko masih kebingungan dengan poker face-nya.
"Ini artinya kita nyasar, bodoh!" Keluh Kagami lagi.
"Daripada bingung, mending dengar lagu ini," saran Kiyoshi.
Di mana di mana di mana
Kuharus mencari di mana
Ke sana kemari membawa alamat ini—
Pip…
Seeketika Kagami merebut ponsel Kiyoshi dan mematikan lagu itu.
"Bagaimana? Sudah dapat wahyu (?) di mana rumahnya Akashi?" Tanya Kiyoshi dengan senyum secerah bintang Sirius (karena matahari sudah terlalu mainstream).
"BELUM…," jawab Kagami dengan wajah mengerikan bagaikan zombie kehausan F*nta (karena darah sudah terlalu mainstream).
"Jangan-jangan kita dijebak—," celetuk Hyuga dengan wajah amat dramatis.
"Aku menemukan rumah Akashi-kun," kata Kuroko.
"Hah? Di mana?" Tanya Kagami.
"Di depanku," kata Kuroko. Mereka melongo karena ternyata rumah Akashi hanya beberapa langkah dari tempat mereka berdiri.
Buset. Rumah segede gambreng ini bisa-bisanya gak kelihatan. Apakah rabun-kun menambah ya?" batin Hyuga.
Kurojo memencet bel rumah Akashi."Sumimasen." kemudian, pintu pagar dibukakan oleh seorang pelayan Akashi dan diantar sampai depan pintu. Hawa-hawa mistis (author lebay) mulai membuat Kagami merinding.
Untung saja uji nyalinya bukan di tempat seperti ini. Kalau iya, matilah aku! Batin Kagami.
"Sumimasen, Akashi-kun," sahut Kuroko.
"Oh, Tetsuya. Masuk saja," kata Akashi. Rumahnya benar-benar luas dan besar.
"Mana yang lain Akashi-kun?" Tanya Kuroko.
"Belum datang."
Kagami melirik-lirik isi ruang tamu rumah Akashi. Dan…. Astaga dia MENGOLEKSI bahkan MEMAJANG GUNTING?! Kagami syok berat. Orang ini benar-benar… gila… luar binasa….
"Kenapa? Soal koleksi guntingku ya?" Deg. Akashi bisa telepati juga ternyata."Mengesankan bukan?" Akashi bicara seolah-olah gunting-gunting itu bersinar (cling cling cling). Bu-bukan bodoh! Kagami merinding. Ciut sudah nyalinya gara-gara koleksi gunting Akashi dan suasana horror yang ditimbulkan.
"Yosh! Konbanwa minna!" seru Momoi yang tiba-tiba datang tidak ada banjir tidak ada angin puting beliung (hah?).
"Konbanwa…."
"Wah! Kalau tak salah kau Riko Aida kan?" Momoi's puppy eyes mode on. Matanya mengeluarkan sinar dewa yang sangat menyilaukan (lebay).
"I-iya Momoi-san," jawab Riko.
"Wah! Aku tak menyangka kau akan ikut berpastisipasi dalam kegiatan ini!" seru Momo bahagia.
"Kalau mau yuri-an jangan di rumahku," celetuk Akashi.
"Siapa juga yang yuri? Aku kan sudah sama Tetsu-kun~!" Momoi langsung memeluk Kuroko.
"Se-sesak Momoi-san…," keluh Kuroko.
"Mati kau Kuroko," reaksi Hyuga sadis.
"A-Ampun Hyuga-senpai," sahut Kuroko dengan tampang melas dan dramatis.
"Konbanwa~" situasi pun menjadi berubah setelah kedatangan seorang –dua pemuda itu. Dan sebenarnya yang baru saja berseru itu pemuda berambut hitam bernama Takao, sedangkan di belakang terdapat Midorima.
"Hah?! Ka-kau tidak salah membawa item keberuntungan malam ini?!" Kagami syok setengah mati, setengah hidup, setengah nyawa (woi -_-) ketika melihat item keberuntungan Midorima. Itemnya itu… adalah…
"Iya kenapa? Item keberuntungan Cancer malam ini…," Kagami melotot melihat boneka perempuan porselen yang dikepang dua itu. Boneka itu tampak meringis –eh menyeringai.
"Boneka Annabelle."
Otomatis ruang tamu pun jadi hening.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
4 detik.
5 detik.
"KYAAAA!" semua histeris tentu saja kecuali Akashi, Kuroko, bahkan… Takao? Akashi facepalm gara-gara menghadapi kegilaan teman-temannya ini. Kuroko ngumpet di balik sofa kayak kitty (?).
"ARE YOU F*CK*NG KIDDING ME?! Demi Neptunus kau membawa sesuatu yang mengerikan! Bagaimana bisa dikatakan benda itu item keberuntunganmu, hah?!" seru Kagami setengah mati sampai-sampai dia mundur beberapa langkah dan punggungnya menabrak tembok. Sialnya di belakangnya ada gunting pajangan Akashi (sejak kapan guntingnya ada di sana?) dan mengenai punggung Kagami. Kemudian, Kagami pingsan dengan tidak elitnya. Akashi mengambil sesuatu yang kecil. Tebak apa?
"Ini gunting kecil sakral (?) keberuntunganku," Akashi meletakkan benda itu di saku boneka Annabelle. Dia ketularan Midorima… semua sweatdrop. "Nah makin imut, deh."
"Bukannya tambah seram?" Tanya Takao.
"Masalah buat lo?" Tanya Akashi dengan tatapan sinisnya.
Beberapa detik kemudian.
"Yo! Aku datang bawa teman, nih!" samber Aomine yang tiba-tiba datang kayak jelangkung.
"Ano… yang ada di karung itu?" Tanya Kuroko.
"Ya, siapa lagi? Aku berhasil membujuknya!" sahut Aomine bangga.
"Itu sih namanya penculikan," ujar mereka serempak sambil memperhatikan karung goni yang joget-joget.
"Berisik kau in! Iya, iya aku akan mengeluarkanmu!" ujar Aomine. Kemudian, keluarlah cowok shota keluar dari karung coretemascoret –eh karung goni.
"Hah…. Hah…," dia berusaha mngatur nafasnya yang masih megap-megap seperti ikan mas terdampar di daratan."Sebenarnya akan ada acara apa sih, Aomine-kun?"
"Sebenarnya… saksikan terus di Dunia Lain edisi Halloween Night! Di jamin bikin bulu kuduk berjoget ria!" Aomine mulai promosi lagi pake toa yang entah nemu di mana. Lalu, dia memegang senter dan mengarahkan dari bawah ke arah muka. Biar kayak setan-setan di sinetron gitu, lho. (Author: itu gara-gara dia ditolak jadi actor, jadinya gini deh *bisik-bisik* *di tabok Aomine*).
"Ehem. Kayaknya itu senter saya deh—," aura horror Akashi mulai muncul. "Pinjem bilang-bilang, dong. Gak modal banget sih." Jleb jleb jleb jleb.
Aomine pun mulai beridzikir (?).
"H-Hoi… aku berhasil menculik Kasamatsu-senpai nih…," kata Kise tiba-tiba sudah ada di dalam rumah tanpa permisi.
"Bodoh! Kau ini benar-benar tidak sopan ya!" Kise mendapatkan tendangan gratis ala Kasamatsu.
"Aku juga berhasil menyeret Muro-chin nih," kata Murasakibara sambil mengulum lollipop.
"Apa katamu?! Lepaskan aku Atsushi!" Himuro memberontak berusaha melepas benang (busyet OAO) yang melilit di tubuhnya.
.
.
.
Skip time
.
.
.
Dan setelah itu, mereka menuju ke gedung sekolah yang sudah tak terpakai lagi. Dan di belakangnya terdapat kuburan. Hmm.. rumornya sih, sekolah itu ditutup gara-gara banyak yang lompat bunuh diri dari atap sekolah gara-gara ditindas.
"Hohoho hehehe hahaha hihihi (?) Ayo kita mulai Halloween Night pada jam 10 malam ini, minna-san~!" seru Momoi yang tiba-tiba udah pake kostum nenek sihir ala sailor moon (hah?).
Huft! Akhirnya chapter 1 selesai! *joget ala India*. Ini garing banget ya? Emang sih. Kalau tidak bikin ketawa, nikmati horornya aja ya. Tapi, kalau horornya juga gak kerasa, anggap aja sesuka para pembaca deh (?) *pasrah*. Yah, saya kan penulis pemula jadi tulisannya masih abal dan jauh dari target _ _)a.
Kripik dan sambal? Eh— kritik dan saran maksudnya XD review ya…
