SARANGHAE,HYUNG !

Kim Jongin – Oh Sehun

Pair!KaiHun

Disclaimer : Cast bukan milik saya.

Note : Di sini umur Sehun lebih tua 2 tahun dari Kkamjong^^

—oO0Oo—

"Kkamjong-ah..yak ! cepat bangun. Kau bisa terlambat ke sekolah."

Sehun sedang membangunkan seorang namja yang tak lain adalah adiknya yang memang sangat sulit dibangunkan.

Hampir lima menit ia berusaha membuat namja itu bangun, berbagai cara telah ia lakukan.

Mulai dari menepuk pipinya, mengguncang tubuhnya dan menarik selimutnya tapi namja itu tak kunjung membuka matanya.

"Jonginnie cepat bangun atau koleksi CD game mu aku lenyapkan sekarang juga." Sehun tersenyum senang ketika namja itu langsung bangun dan menatapnya waspada.

"Jangan sentuh mereka, Sehun !"

"Sudah berapa kali aku bilang panggil aku hyung, dongsaeng bodoh !"

Sehun yang kesal akhirnya mengambil bantal dan memukul tubuh adiknya tanpa ampun.

Meskipun tidak sakit sama sekali tapi Jongin tetap menghindar dan mengaduh kesakitan.

"YAK ! Hentikan Sehun."

"Kalau begitu cepat mandi, aku menunggumu di bawah."

"Mandikan aku "

BUK

BUK

"Dasar mesum ! Rasakan ini."

Lagi-lagi Sehun memukul tubuh Jongin dengan bantal tak peduli dengan permohonan ampun dari namja itu.

Setelah dirasa cukup akhirnya Sehun menghentikan aksinya.

"Baiklah, aku akan mandi."

Sehun meletakkan kembali bantal yang ia pegang dan meninggalkan kamar Jongin.

"Dan jangan panggil aku 'Jonginnie' karena aku tak suka." Ujar Jongin sebelum hyungnya keluar.

"Ayolah, kau kan dongsaengku yang paling imut."

Sehun menunjukkan senyuman yang membuat matanya juga ikut melengkung seperti bulan sabit—manis—

Setelah itu ia benar-benar meninggalkan kamar Jongin menuju ke bawah untuk menyiapkan sarapan.

"Kau yang imut,hyung." Batin Jongin.

—oO0Oo—

Setelah sarapan bersama, Jongin berangkat ke sekolah tapi setela ia mengantar hyungnya ke kampus.

Sudah menjadi rutinitas sehari-harinya untuk mengantar Sehun kuliah karena namja yang lebih tua dua tahun darinya itu tidak pandai mengemudi.

Kecelakaan beberapa tahun silam yang merenggut nyawa orang tua mereka membuat Sehun trauma dan tidak ingin mengemudikan mobil lagi.

Kecelakaan itu terekam jelas dalam ingatannya karena ia sendiri berada dalam satu mobil dengan mereka.

Beruntung nyawa Sehun tertolong meskipun sempat trauma berat beberapa hari setelah kejadian itu.

"Belajar yang baik Jonginnie ~ "

Sehun menutup pintu mobil dan mencondongkan sedikit tubuhnya untuk melihat adiknya.

"Kau juga Hun, dan jangan nakal."

"Huh ! Seharusnya aku yang berkata seperti itu padamu."

Ujar Sehun kemudian meninggalkan mobil itu dan masuk ke bangunan kampusnya yang megah.

Jongin masih belum meninggalkan tempatnya dan menatap punggung hyungnya sampai benar-benar tak terlihat.

"Maksudku jangan melirik orang lain. Jangan nakal, hyung. " Batin Jongin.

Jongin menstarter mobil mewahnya dan segera meninggalkan halaman kampus itu menuju sekolahnya.

Tak butuh waktu lama, namja itu telah sampai di SM High School disambut oleh temannya seperti biasa.

"Baru datang, Kai ?"

Namja yang dipanggil Kai keluar dari mobilnya dan langsung mendapat rangkulan di bahunya.

"Hmm"

Hanya gumamaman yang keluar dari mulutnya sebagai jawaban atas pertanyaan-tidak penting- dari Chanyeol.

Kai—panggilan akrab dari teman-temannya—memang dikenal sebagai namja yang dingin dan cuek.

Berbeda dengan sikap yang biasa ia tunjukkan di depan hyungnya—manja dan kekanakan.

Dia termasuk salah satu siswa yang populer dan cukup disegani, tapi tak banyak yang tahu tentang kehidupan pribadinya termasuk sahabat dekatnya sekalipun.

"Kaiiiii ~"

Jongin menatap malas seorang namja yang memanggilnya dengan errrr manja.

Chanyeol menepuk bahu Jongin pelan dan meninggalkan sahabatnya berdua dengan namja cantik bernama Luhan.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa namja cantik itu menyukai Jongin, tapi Jongin bersikap biasa saja karena sudah ada seseorang yang mengisi hatinya.

"Ada apa Luhan ?" Tanya Jongin datar.

"Sepulang sekolah kau mau tidak kencan denganku ?"

Jongin menatap risih lengannya yang digelayuti(?) manja oleh namja cantik itu.

"Maaf aku ada janji dengan orang lain."

Luhan mempoutkan bibirnya lucu. " Kau selalu ada janji setiap kuajak kencan."

"Tapi aku benar-benar ada janji, Lu "

Ujar Jongin berusaha sabar, setelah itu ia melepas rangkulan Luhan di lengannya dan meninggalkan namja itu sendirian.

—oO0Oo—

Di kampusnya Sehun sedang sibuk mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya.

Tapi ia baru menyadari bahwa proposalnya ketinggalan entah di rumah atau di mobil Jongin.

Sehun segera mengambil ponselnya dan mencari nomor kontak adiknya.

"Yoboseyo, Jonginnie bisa kau periksa mobilmu ? Aku pikir proposalku ketinggalan di sana."

"Dasar ceroboh. "

"YAK ! Cepatlah, aku membutuhkannya sekarang."

"Nde, aku akan memeriksanya."

Beruntung tidak ada guru yang masuk untuk mengisi jam pelajaran pertama, sehingga Jongin bisa kembali ke tempat parkir dan mencari benda yang diminta hyungnya.

"Ini dia."

Jongin menemukan proposal Sehun terjatuh di bawah dashboard mobilnya, ia langsung menemui guru piket dan meminta izin untuk ke kampus kakaknya.

Meskipun terkenal cuek dan dingin tapi ia bukan anak yang bandel.

.

Sehun POV

Aigoo ~ kenapa anak itu lama sekali ?

"Sehun-ah, Mr. Lee sudah di dalam "

"Mwo ? Ba-baiklah, aku segera menyusul."

Aku tidak melihat tanda-tanda anak itu akan muncul, dengan terpaksa aku harus masuk dan arrghhh bagaimana aku menghadapi Mr. Lee dengan tugas yang belum lengkap ?

"Sekarang perlihatkan padaku tugas yang kuberikan minggu lalu."

Mati kau Kim Sehun.

"Hmmm ada yang tidak kumpul ?"

Aku menghela nafas pelan, baiklah mau tidak mau akan ketahuan juga kan akhirnya.

Ugh , lihat saja tatapan tajam dari Mr. Lee sekarang.

"Di mana tugasmu Tuan Kim ?"

"Mmm ...i-itu "

BRAKK

Aku terkejut melihat seseorang dengan seragam yang sama dengan Jong—itu memang Jongin.

Akhirnya anak itu datang juga.

"Hoshh..hosh...Sehun-ah,ini proposalmu."

Sekarang semua perhatian tertuju pada adik bodohku yang kini menyerahkan benda yang dibawanya tepat di depan mejaku.

Dan jangan lupakan keberadaan Mr. Lee yang menatapku bingung.

"Sebenarnya proposalku ketinggalan."

Mr.Lee hanya mendengus kemudian mengambil proposal yang kuserahkan padanya, dan berjalan kembali ke mejanya memeriksa tugas yang lain.

Aku segera menyeret Jongin keluar setelah minta izin pada dosen berkacamata tebal itu.

"Kenapa kau lama sekali ?"

"Kau pikir mudah mendapat izin keluar saat jam sekolah ?"

"Benar juga."

"Sehun bodoh !"

"Kau mengatakan sesuatu ?"

"A-Ani,"

Jelas-jelas dia mengatakan sesuatu tadi.

"Tapi terima kasih telah menyelamatkan aku dari dosen galak itu."

Aku menepuk-nepuk kedua bahunya tapi ia malah menurunkan tanganku dan berbalik memegang bahuku.

"Lain kali jangan ceroboh, Sehun ppabo !"

"Kau ini sudah memanggilku tanpa embel-embel hyung kau tambah lagi dengan kata 'ppabo' ."

Aku langsung menjewer telinga kanannya dan tertawa melihat wajah kesakitannya.

"Aww le-lepaskan."

"Tidak akan sebelum kau memanggilku hyung."

BRUG

Aigoo ~ punggungku. Aishh apa-apaan anak ini mendorongku ke tembok, dia pikir tembok ini empuk apa ?

Dan sejak kapan ia jadi sedekat ini ?

CUUUPP

"Aku pergi dulu, Sehunnie ~ "

Belum sempat aku mengajukan protes, anak itu sudah berlari duluan.

Aku memegang pipiku yang tadi dicium oleh anak bodoh itu.

Ya Tuhan ! Pipiku tidak suci lagi.

Sehun POV END

—oO0Oo—

Di dalam mobil Jongin tersenyum-senyum sambil memegang bibirnya yang tadi mencuri satu kecupan di pipi hyungnya.

Habisnya ia tidak tahan untuk tidak menyentuh pipi Sehun yang ternyata sangat lembut dan mulus.

Sejak ia menyadari perasaan terlarangnya pada Sehun, ini adalah tindakan pertama yang berani ia lakukan.

Meskipun ia tahu Sehun hanya akan menganggap itu sebagai kasih sayang antara saudara, tidak lebih.

Terlebih lagi sebenarnya Sehun itu sangat polos meskipun ia lahir dua tahun lebih awal dari Jongin.

Tapi ia bisa sangat dewasa dalam hal lain, seperti mengurus Jongin sebagai calon pewaris semua perusahaan orang tuanya setelah ia dewasa nanti.

Ia juga serius belajar untuk membantu pamannya mengurus perusahaan untuk sementara.

Dan semua perhatian Sehun lah yang membuat Jongin merasakan adanya hal yang berbeda dalam dirinya.

Jantungnya berdebar tiap kali melihat senyuman atau perhatian yang ditunjukkan Sehun padanya.

Semakin hari perasaan itu semakin tumbuh dan mengakar dalam hatinya.

Sampai ia tak bisa menolak kenyataan bahwa dirinya benar-benar jatuh cinta pada hyungnya sendiri.

Dan yang bisa ia lakukan hanyalah membiarkan perasaan itu mengalir, sampai ia siap untuk menyatakan perasaannya pada hyungnya suatu hari nanti.

"Lain kali aku akan mendarat di bibirnya—"

"Kemudian lehernya—"

"Turun ke bahu dan—"

Jongin menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran-pikiran kotor yang membayangkan dirinya melakukan itu pada Sehun.

Tapi Jongin akui bahwa ia memang pervert dan sering menonton adegan 18++ tanpa sepengetahuan Sehun tentunya.

"ARRGHHHH SEHUN KAU MEMBUATKU GILA !"

Jongin mempercepat laju mobilnya di jalanan Seoul yang lengang karena jam kerja.

Ditambah kurangnya polisi lalu lintas yang malah sibuk minum kopi panas mengingat saat ini di Korea sedang musim salju.

Sepertinya ia harus memakai jaket tebal mulai sekarang.

—oO0Oo—

Jongin ada pelajaran tambahan hari ini, itu artinya ia tidak bisa menjemput Sehun.

"Kai , ayo masuk."

Namja itu menurut saja saat lengannya ditarik oleh Chanyeol, tapi ia menyempatkan untuk mengirim pesan teks kepada hyungnya.

To : My Hunnie

Aku ada pelajaran tambahan hari ini, jadi datanglah ke sekolahku.

Jangan pulang sendiri.

Send

Jongin mematikan ponselnya dan menyusul Chanyeol masuk ke dalam.

Di lain tempat Sehun sudah menunggu kemunculan mobil Jongin yang belum tampak sama sekali. Tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Dan ia menghembuskan nafas kasar setelah membaca pesan dari Jongin.

"Adikmu belum datang ?"

Seorang namja tinggi yang diketahui bersama Kris datang menghampiri Sehun.

"Dia menyuruhku ke sekolahnya."

"Mau aku antar ?"

"Eh ? Tidak perlu, lagipula arah kita berbeda." Tolak Sehun.

"Gwenchana, hanya sampai di sekolahnya kan ?" Namja itu mengangguk.

Jadilah Sehun diantar Kris menuju sekolah Jongin dengan mobilnya. Bukan tanpa alasan Kris mengantar Sehun, sebenarnya namja itu memiliki perasaan khusus pada Sehun. Hanya saja ia tak memiliki keberanian cukup untuk mengungkapkannya pada namja manis itu.

Kris merasa Sehun terlalu sibuk untuk mengurus masalah cinta, mengingat namja itu sering mengatakan bahwa ia harus fokus belajar dan segera menyelesaikan kuliahnya.

Yang Kris ketahui adalah bahwa Sehun telah ditinggal oleh kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu, dan kini ia tinggal bersama adik satu-satunya.

Sehun seperti ayah, ibu, dan sahabat untuk Jongin.

Jongin yang dalam tahap peralihan menuju kedewasaan membuat Sehun harus ekstra menjaga adiknya agar tidak salah pergaulan.B eruntung Jongin adalah seseorang yang mengerti akan keadaan keluarganya.

Meskipun terkadang kenakalan khas anak remaja muncul begitu saja.

"Gomawo telah mengantarku."

Sehun turun dari mobil Kris diikuti pemiliknya, Kris hanya tersenyum kemudian mengacak rambut namja di depannya yang sedang tersenyum manis.

"Sampai ketemu besok Sehun-ah "

Sehun melambaikan tangannya ke arah mobil Kris yang semakin jauh. Ia melirik jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 16 : 59

"Sudah hampir malam rupanya."

Namja itu melangkahkan kakinya dan masuk ke bangunan elite itu, ini pertama kalinya bagi Sehun masuk ke sekolah Jongin.

Biasanya ia hanya akan menunggu Jongin di luar.

"Aigoo ~ sekolah ini besar sekali. " Namja itu dibuat bingung oleh banyaknya lorong(?) dan tak tahu harus ke arah mana.

Selain itu banyak murid laki-laki yang menatapnya sambil berbisik-bisik, bahkan ada yang memberinya wink. Ya Tuhan ! Ada apa dengan mereka.

Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kepada salah satu siswa yang baru saja keluar dari toilet.

"Ehmm..permisi, apa kau tahu di mana kelas dari Kim Jongin ?"

Namja yang ditanya malah menatap Sehun dari atas sampai bawah membuat Sehun merasa risih diperhatikan seperti itu.

"Ada urusan apa kau dengan Kai ?"

"Kai ?"

"Iya,Kai Kim Jongin."

Sehun tampaknya baru mengerti ternyata 'Kai' adalah nama panggilan adiknya di sekolah.

"Huh ! Nama macam itu ? tidak keren sama sekali." Batin Sehun.

"Kalau begitu bisakah kau antar aku ke sana ?"

Namja itu mengangguk. "Tentu, aku sahabatnya sekaligus teman sekelasnya."

Sehun tersenyum sekaligus merasa aneh dengan tingkah namja itu.

Tadi ia menatapnya dengan serius tapi sekarang ia malah menunjukkan giginya dengan tersenyum lebar.

Tak lama kemudian Sehun telah sampai di sebuah ruangan. Terlihat beberapa murid keluar usai menerima pelajaran tambahan. Dan lagi-lagi ia heran melihat siswa laki-laki yang menatapnya dari atas sampai bawah.

"Oey Kai ! Ada yang mencarimu."

Namja itu—Chanyeol melambaikan tangannya ke arah Jongin yang sedang merapikan buku-bukunya. Kemudian namja itu keluar dan terkejut mendapati kakaknya tersenyum manis.

"Se-Sehun ?" Batin Jongin.

"Oh iya, perkenalkan namaku Park Chanyeol kau bisa memanggilku Chanyeol, Yeolli, Channie, Chan-Chan, Yeol-Yeol, Happy Virus, Peri Gigi(?), DoBi atau Si Tinggi Yang Keren."

Sehun menyambut uluran tangan Chanyeol. "Aku Sehun."

"Wow nama yang indah seperti orangnya. Tapi kau siapanya Jongin ?" Tanya Chanyeol antusias.

"Aku hyu—"

''Dia pacarku."

TBC