Chapter ini terinspirasi dari story favoritku.. bener-bener berbobot and the best.. Di sini aku coba ikutin plotnya, dan buat chapter selanjutnya adalah plot original dari kepalaku..Enjoy it please?
Summary: Apakah kalian tau siapa Kanda sebenarnya? Mungkin seperti ini.. I don't need any flamers.. R&R please..
Warning:Dark-Kanda? OOC? Haha.. Hoshino Katsura-sensei ngebuat Kanda sebagai tipe yang misterius dan tak bisa ditebak.. Jadi entah ini di sebut OOC atau tidak.. Tapi, kalau kalian tersinggung, silahkan katakan dengan sopan.. Saya tak akan menyalahkan..
Disclaimer: I don't own-man. It belongs to Katsura Hoshino-sensei who likes to torture her fans with hiatus..
Drap drap drap drap...
"Kanda! Sekolahnya ada di sana", Allen yang berlari di belakang Kanda langsung berputar arah, Kanda langsung mengikuti di belakangnya. Bulan membelai rambut silver dan rambut hitam pekat mereka. Seakan menggoda bak wanita nakal. Mereka tidak peduli dan terus berlari.. Berharap innocence itu masih ada disana..
Sekolah begitu gelap dan tua. Setiap derap kaki mereka menggema ke seluruh ruangan. Mereka naik ke lantai dua dan menyaksikan sesuatu yang tak menyenangkan. Kepala.. tangan.. kaki.. potongan daging.. berserakan dimana-mana.. darah membanjiri hall itu. Senyuman dari kepala seorang anak perempuan membuat Kanda menggenggam tangannya erat-erat.. sementara Allen membuka matanya lebar-lebar..
"Kalian mencari ini?", Road ada di sana. Menggenggam cahaya hijau yang cantik yang kita sebut innocence."Ini.. kukembaliin.."
"Jangann!!!", terlambat.. Road mengembalikan innocence itu dalam bentuk debu.. dia telah menghancurkannya..
†+++++++†
Misi itu benar-benar hancur berantakan. Komui pun pasti tak tersenyum mendengarnya. Mereka semua lelah dan memesan hotel di kota itu. Kanda tidak kelihatan sejak mereka menerima kunci kamarnya, pasti dia sudah tidur di kamar.. Allen juga merasa stres mengalami semua ini..
Namun ternyata malam tak membiarkannya tidur.. Dia bangun dari kasurnya dan keluar dari kamar. Entah kenapa langkah kakinya berhenti di depan pintu kamar Kanda. Dengan hati-hati, dia mengetuknya.. Tak ada jawaban.. Dia pun masuk kedalam..
Hal pertama yang dia cium dari kamar yang gelap itu adalah bau asap rokok dan alkohol. Mengingatkannya kepada Jendral Cross. Apa Lucifer memberi keberuntungan pada Allen untuk bertemu Cross disini? Apa dia salah masuk kamar? Gak mungkin Kanda.. dia menyalakan lampu kamar dan menemukan kenyataan..
Kanda disana.. Duduk di samping jendela dan kepalanya di tidurkan di meja. Di lantai berserakan botol alkohol. Tangan kanannya menggenggam sebuah botol dan rokok yang masih menyala di senderkan di asbak.
"K-Kanda..", bisikan kaget Allen membuat Kanda bangun dan mengerang. Matanya yang tajam menembak Allen di tempat. Seakan-akan Allen yang bersalah dan tertangkap basah.
"Kamu ngapain Moyashi..?"
"Kanda? Kamu suka minum...?"
"Balik ke kamarmu, udah malem..", Kanda tak memandang Allen. Dia hanya melihat keluar jendela sambil menghisap rokoknya. Allen tak tahan dengan kelakuan Kanda dan langsung mengambil botol alkohol yang ada di tangan Kanda.
Plakkk!!
Allen menampar Kanda, "Ada apa denganmu!! Kamu aneh banget! Kanda yang kutahu.."
"Apa? Kanda brengsek yang selalu tegar, kuat, dan tanpa hati? Kamu tau apa dari aku hah?!", Kanda berteriak. Allen langsung berhenti berbicara. Dia benar.. aku tak tau apa-apa tentangnya..
"Hahaha.. Kamu pikir kamu siapa? Kamu tau siapa aku? Kebiasaanku? Kemauanku? Perasaanku? Yang cukup kamu tau adalah Yuu Kanda sebagai prajurit Black Order, seorang boneka yang patuh, dan tanpa perasaan.. Kamu pikir aku suka ngeliat semua potongan tubuh itu? Tubuh-tubuh yang berubah menjadi debu? Teriakan orang-orang sebelum mati?!"
"A-aku.. gak..", tubuh Allen bergetar, matanya memandang lebar tak percaya dengan Yuu Kanda yang ada di hadapannya.
"Ya.. kamu gak tau.. kamu gak tau seberapa benciku terhadap innocence yang mengatur hidupku. Kamu gak tau seberapa benciku terhadap Black Order yang membawaku pergi dari tanah kelahiranku.. Kamu gak tau seberapa bencinya aku harus bertarung untuk tuhan yang bahkan aku gak percaya!!", suara Kanda yang dalam menusuk Allen dari telinga, hati lalu ke otak, membuatnya membeku.
"Setidaknya.. orang-orang di HQ akan peduli padamu.. Apalagi Black Order..", Allen setengah berbisik..
"Che, ini yang paling kubenci darimu. Pikiran naifmu membuat matamu buta.. Orang-orang di HQ? Jangan konyol.. Kalau kamu berbicara soal Lenalee, mungkin dia akan sedih, tapi selama bukan kakaknya yang mati, tangisan itu hanya sesaat. Kalau kamu bicara soal Lavi, dia bookman. Aku tak perlu menjelaskan alasannya kan? Kita pena dan kertas baginya, selesai, tanpa ikatan. Walaupun akhirnya dia peduli sama kita, dia masih harus lanjutin alias-aliasnya yang lain. Dan Black Order.. ya tuhan Allen, kamu masih percaya mereka peduli padamu?"
"A..aku.."
"Kalau kamu bukan "Destroyer of Time" atau kamu gak bisa ngejalanin Ark, mereka bakal bunuh kamu setelah mereka tau ada Noah di tubuhmu. Kalau kamu tidak berharga, kamu bakal dibuang seperti sampah. Apa mereka peduli dengan nyawa-nyawa finder itu? Kurasa tidak.. Kalau ini semua adalah permainan catur, finder itu adalah prajurit mereka yang dijalankan seenaknya. Dan kamu tau kenapa akhir-akhir ini aku selalu di pasangkan denganmu?"
"Tidak.. K-Kenapa?"
"Karena begitu Fourteenth-mu muncul, aku bakal disini untuk membunuhmu..",
Jantung Allen berdegup kencang.. keringat dingin mengalir dari tubuhnya.."Apa mereka sudah memerintakan seperti itu? Kenapa kamu.."
"Gak.. mereka belum, tapi akan. Kenapa aku? Hah.. kamu pikir exorcist lain akan tega membunuh temen mereka yang selalu tersenyum bodoh setiap saat? Gak mungkin.. Tanpa ragu, central akan mengutusku, Exorcist mereka yang mereka pikir tanpa perasaan, kejam, dan tidak peduli siapa yang kubunuh.. Mereka.. tidak akan pernah memikirkan perasaanku..", Kanda memandang bulan dalam-dalam.
"Kalau kamu yakin semuanya bakal berakhir seperti itu... kupikir masuk akal.. aku.. juga gak mau melukai teman-temanku saat aku menjadi Noah nanti.. Dan kupikir..", Allen terdiam sejenak sambil mengambil nafas panjang. Kanda menoleh memandang mata silver itu dalam-dalam..
".. mati ditangan orang yang kusayang rasanya tak begitu menyedihkan.."
Sekarang mata Kanda yang terbuka lebar karena kaget. Allen mendekat dan memeluk Kanda. Masing-masing dari mereka terdiam. Dan akhirnya Kanda membalas pelukan itu.
Malam itu.. dua orang pria membuka rahasianya masing-masing.. membuka hati, topeng dan perasaan. Dari situ, perjanjian yang tersirat muncul..
Pada saatnya tiba, bunuhlah aku..
Well.. kalau kalian mau protes silahkan.. saya menerima apapun di review.. Aku hanya ingin menguak sisi lain Kanda.. Kuharap, aku nulis ini dengan cara yang bener.. Dan.. Ini hanya story buatanku.. bukan Kanda yang sesungguhnya kan? Aku harap.. Hoshino-sensei gak ngebuat Kanda seperti ini.. Aku sendiri gak mau, hehe.. I hope she won't..
Find out what's next!
