Disclaimer : Naruto Punya Masashi Kishimoto

Satu Atap

gaaraxino

Warning : typo(s), EYD hancur, deskripsi kurang, dll.

A/N : Terinspirasi dari film jepang L-dk

.

.

Yang tertarik silahkan baca yang tidak tertarik silahkan menarik

.

.

CHAPTER 1

.

.

Di sekolahku, SMA KONOHA ada seorang siswa yang dijuluki dengan nama pangeran Es Kutub, karena sifatnya yang begitu dingin, dan cuek. Setiap kali ia berjalan melewati siswi disekolahku mereka akan langsung menjerit histeris.

"Itu Gaara-kun benar-benar tampan,kya…dia keren sekali"

Oh ya...perkenalkan nama pria tampan itu bernama Rhey Gaara dari kelas 2A. Dan perkenalkan juga namaku Yamanaka ino dari kelas 2D, hehehe ya….itulah aku.

Semua orang mengenal Gaara, akupun mengenalnya karena dia begitu popular, setiap hari orang-orang membicarakannya. Dan apakah kalian tahu...hanya dia yang memiliki rambut yang begitu mencolok di kelas 2A, merah, yah! warnah rambutnya merah.

Saat ini aku lagi menunggu pria itu

"Ah itu dia,awas kau..." ujarku dalam hati begitu melihatnya.

Saat ia hendak lewat dihadapanku, aku menghalangi jalannya dengan sebelah kakiku yang kuangkat sebelah ke atas tembok, dan kupasang gaya kerenku dengan kedua tangan yang kulipat di dada. dan ia pun berhenti berjalan.

"Seminggu lalu, Haruno Sakura menyatakan perasaannya padamu,saat itu kau berkata padanya bahwa kau akan mual jika menerima semacam surat dari seorang gadis, apa kau tak tahu betapa besar keberaniannya menyatakan perasaannya kepadamu ha!?, dan Saat itu aku benar-benar terkejut dengan ucapan bodohmu itu." Ucapku dengan sangat kesal.

Pria itu sepertinya sedang berfikir untuk mengingat-ingat kembali apa yang barusan aku katakana kepadanya.

"Ah….ternyata itu yang kamu maksud?" tanyanya dengan ekspresi tenang.

"Setidaknya berteman dengannya bisakan?" tanyaku.

Tiba-tiba pria jahat itu memegang kakiku yang kuangkat ketembok, dan dia juga menyandarkan tangannya sebelah di pundakku. Aku hanya bisa melongo tak percaya dengan tindakannya.

"Kau sangat menyebalkan, hanya bikin sakit mata saja" kata Gaara dengan wajahnya yang tampa ekspresi.

"Aku tidak tertarik" teriakku padanya seakan-akan dia berfikir jika aku juga adalah salah satu pengagumnya yang jautuh hati padanya.

"Dan itu berlaku juga untukmu" ancamnya.

.

.

.

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o00o

.

.

.

Saat ini aku benar-benar kesal dengan sikap pria yang tadi pagi aku temui, siapa lagi kalau bukan pria yang bernama Gaara itu. Dan saat ini aku lagi bersama Sakura sahabatku, kami selalu pulang bersama-sama setiap hari, kecuali jika aku memiliki pelajaran tambahan.

"Beginilah sikap semua pria, membuatku naik darah saja, dia benar-benar berdarah dingin, dingin, dan dingin" ucapku tak henti-hentinya, dengan perasaan yang sangat kesal.

"Tak usah marah seperti itu, mmm…aku sudah tidak memikirkannya lagi" ucap Sakura berpura-pura seolah-olah hal itu tidak pernah terjadi padanya.

"Ahh…ya sudah kalau sakura sudah tidak marah, tidak apa-apa…" ucapku dengan ekspresi legah.

Sakura adalah sahabatku yang sangat berharga dan dia adalah sahabat terbaikku, kami mulai berteman saat aku duduk di bangku SMP, saat itu aku benar-benar kaku dan tak ada satupun yang ingin mendekatiku untuk menjadi temannya, hari-hari pertamaku di SMP begitu suram hingga saatnya Sakura datang menghampiriku dan mengajakku ngobrol saat jam istrirahat. Dia berkata padaku" bolehkah, aku makan bersamamu? Saya rasa kau punya makanan yang begitu lezat?". aku spontan langsung menjawabnya penuh semangat " iya boleh! Silahkan! Ini…." Sambil kusodorkan bentoku ke depan sakura. Begitulah kejadiannya sehingga kami menjadi teman lalu berubah menjadi sahabat dekat seperti sekarang ini.

.

.

.

DI DEPAN SUPERMARKET

.

.

.

"Kalau begitu kita berpisah sampai di sini ya sakura! Aku ada keperluan disupermarket," ucapku pada Sakura sambil tersenyum manis.

"Oke ja... Ino, sampai jumpa besok!"Balasnya dengan senyumanan pula

.

.

"Yosh….! Saatnya membeli keperluan sehari-hari" sambil mengangkat sebelah tanganku yang terkepal keatas dengan penuh semangat masa muda.

.

.

.

0o0o0o0o0o0o0o0o0o0o00o0

.

.

.

"Akhirnya acara belanjaku selesai juga, aku ingin masak apa ya…sebentar…kari atau…."Sambil mengangkat sebelah tanganku menyentuh dagu ala detective conan yang lagi berfikir keras.

Tiba-tiba " ahh….co…coo..coooopeeet…., kessal…!" teriakku karena terkejut, poncopet itu membawa kabur tasku, Akupun terus mengejar pencopet tersebut dan berhasil meraih tali tasku.

"Eh….kembalikan copet sialan"teriakku dengan suara kencang dan terus ku tarik tasku.

"Cewek manis…kau mau mati ya? cih….. lepaskan atau kau kutusuk" ancam si pencopet dengan sebuah pisau.

"Tidak mau!kembalikan tasku!"Teriakku sambil terus tarik-menarik dengan si pencuri, aku tidak peduli dengan ancamannya.

"Awas kau, rasakan karena tidak mau mendengar kata-kataku". Si pencopet mendorong pisaunya kearahku dan aku hanya bisa pasrah dengan memejamkan kedua mataku, karena ketakutan.

"Eh….kok gak sakit" Tanyaku dalam hati dengan penuh rasa heran karena udah bermenit-menit berlalu aku masih belum merasakn sakit, akupun meraba-raba perutku lalu dadaku dengan mata yang masih terpejam.

"Eh…cewek mesum, ngapain kamu meraba-raba begitu, bikin orang salah paham saja" terdengar suara seorang pria yang begitu aku kenal.

Dengan repleks aku membuka mata

"Hek…..kkkkaamu…." aku benar-benar terkejut melihatnya dia adalah Gaara, ya! benar-benar Gaara cowok si cowok jahat, dia sedang memegang tangan pencopet yang tadi ingin menusukku. Tapi "Awaassss…." teriakku saat melihat sang pencopet yang berhasil melepas tangannya dari genggamang tangan Gaara karena ia sedang melihat ke arahku, dan si pencopet itu berhasil melukai lengan gaara, lalu kabur.

"Ah sial...!, aku lengah!, kamu sich berteriak begitu kencang seperti orang kesetanan saja, ambil tas mu, sial! pencopetnya benar-benar kabur" dia melemparkan tasku kepadaku.

"Tanganmu berdarah…sungguh tanganmu berdarah!" aku begitu panik melihat darah yang berada di lengannya.

"Ah…benarkah…?" dia melihat kearah lengannya tetap dengan ekspresi tenang.

"Itu harus diobati, mari keapartemenku, aku benar-benar ingin mengobati lukamu" entah mengapa aku benar-benar kasihan melihatnya, mungkin karena dia menolongku hari ini.

"Oke!, tapi tolong bawakan tasku yang besar itu" perintahnya.

"Um, oke-oke" aku sangat heran saat hendak mengambil tasnya, kelihatannya isinya banyak sekali, tapi itu bukan urusanku,karena saat ini lukanya yang paling penting.

.

.

.

0oo0o0o00o00o0o0o0

.

.

.

DI APARTEMEN INO

.

.

"Silahkan masuk!" ucapku sambil mempersilahkan dia masuk kedalam apartemenku, dengan senyum kikuk.

"Duduklah!, aku akan mengambilkanmu obat dulu"

.

.

Tak butuh waktu lama untuk mencari peralatan pengobatan, aku segera menghampirinya.

"Permisi, sini lenganmu yang luka itu, tunjukkan, aku ingin membersihkannya dulu, kemudian memberinya antiseptic, aku benar-benar khawatir jika terjadi infeksi". Ucapku penuh paksaan.

"Tak perlu khawatir, kau kan membenciku" ucapnya dengan sinis, sambil mengeluarkan bajunya.

"Eh….kkkeenapa kamu melepaskan bajumu ha! mesum!" aku meneriakinya, lalu kututup kedua mataku tak berani untuk melihat kearahnya.

"Kamu bilang ingin mengobati lukaku, jadi aku melepas pakaianku, dan lagi pula bajuku kotor kenah darah, baka…!" ucapnya dengan suara yang masih saja datar, dia tersenyum, sungguh dia tersenyum, ini pertamakalinya aku melihat wajahnya tersenyum. Aku benar-benar terpana melihat senyumannya, dan aku terus memandanginya.

"Hoi…, apa yang kamu pikirkan, lagi mikirin hal mesum ya?" dia melambai-lambaikan tangannya ke depan wajahku.

"Ah, ah, ng nggak kok" ucapku terbata-bata.

"sial, apa yang terjadi dengan diriku sic" aku bertanya pada diriku sendiri.

"Oke, baiklah" aku terpaksa menuruti perkataannya, karena aku benar-benar merasa bersalah.

.

.

Akupun mengobati lukanya dengan sangat hati-hati, aku sangat merasa heran mengapa pria semacam dia bisa-bisanya tidak merasakan perih saat lukanya kusentuh, wajahnya tetap tenang seperti biasa.

"Yosh…selesai" ucapku dengan perasaan legah.

"Makasih" ucapnya dengan singkat, lalu berdiri.

"Aku mau…..bi.." ia tak sempat menyelesaaikan ucapannya, karena ia terjatuh.

"Oe…!oe….! kau tak apa-apakan?" tanyaku

"Hei…. jangan becanda dong?" pintaku

"Oe,oe, hei….bangun" aku berusaha membangunkannya tapi dia tidak bangun-bangun juga.

"Apa mungkin dia pinsang, atau jangan-jangan dia mati" aku bertanya pada diri sendiri, kepanikanpun ikut melandaku.

.

.

.

TBC

Maaf jika kurang bagus, ini yang pertama buatku...

silahkan koment yac... untuk membantu saya memperbaiki