Chapter 1

.

.

Title : You are My Knight

Pairing : KanamexZero, IchiruxYuuki, etc

Genre : Supernatural

Disclaimer : I don't own Vampire Knight

Warnings : AU, boyxboy/slash, rated M, typo(s), AU, OOC,

.

.

~You're My Knight~

Drrtttt...drrtttt...

Yuuki yang tengah tergesa-gesa merapikan rambutnya segera berhenti dan menghampiri ponsel miliknya yang bergetar di atas mejanya. Begitu melihat ID di layar ponselnya, senyum lebar mulai mengembang di wajahnya.

"Moshi..moshiii.."

"Yuuki kecil. Ohayou!", tanya suara diseberang sana.

Yuuki berusaha mengabaikan sebutan namanya itu.

"Dasar bodoh, aku sudah berumur 16 tahun. Bagaimana keadaanmu?", jawab Yuuki.

"Ohh, tidak ada hari sebaik hari ini Yuuki. Akhirnya kita bisa bertemu setelah sekian lamanya." Yuuki bisa mendengar nada sarkastik disuaranya. Seringaian mulai muncul di wajahnya.

"Ah..ahh.. kau merindukanku kan?"

"Ehemm.. Siapa juga yang merindukan orang kikuk sepertimu? Percaya diri sekali kau!"

Yuuki bisa merasakan keningnya berkedut kesal.

"What! Aku tidak kikuk!"

"Tanyakan itu pada orang yang menabrak tiang 2 tahun yang lalu."

Mendengar itu, Yuuki hanya diam. Dia bisa merasakan sosok yang tengah menelponnya ini tersenyum mengejek.

"Jangan membahasnya, dasar bodoh!"

"Yuuki?" yang dipanggil tersentak kaget dan menoleh kebelakang. Sampai asyiknya, Yuuki tidak menyadari kakaknya memasuki kamarnya.

"Ahahaha.. Kaname-nii.", ujar Yuuki pelan sambil tersenyum canggung. "Ada kakakku. Sudah dulu ya! Sampai bertemu nanti!", bisik Yuuki pelan ke ponsel miliknya dan mematikannya tanpa menunggu jawaban.

"Siapa yang telepon, Yuuki?", tanya Kaname menatap Yuuki. Melihat tatapan kakaknya itu, Yuuki hanya tertawa ragu.

"Ahahahaa... Bukan siapa-siapa Kaname-nii. Itu tidak penting. Oh, tidak. Kita harus berangkat sekolah. Ayo Onii-chan.", ujar Yuuki sedikit berteriak, merapikan seragam putihnya dan berlari keluar kamar.

Kaname menautkan kedua alisnya dan menatap adiknya dengan teliti. Mengerti bahwa adiknya itu hanya menghindar darinya.

Dan Kaname bisa melihat ada hal yang berbeda dari Yuuki.

"Yuuki, kaos kakimu."

Masih bisa mendengar kakaknya, Yuuki melihat kakinya

"Aaahhh..!"

.

.

Pemuda silver dengan iris mata amethyst itu hanya mengedipkan mata. Menatap sosok kakak cerminannya itu kembali berbaring di atas tempat tidurnya, tertidur.

"Onii-chan!", teriaknya kesal begitu melihat kakaknya semakin bergelut dengan selimutnya.

Ini adalah hari pertama mereka di sekolah. Sudah bersiap-siap dan berpakaian seragam hitam rapi. Tapi kakaknya satu ini sangat sulit untuk diajak bekerja sama.

"Shut up, Ichiru! Suaramu membuat kepalaku semakin sakit.", geram sosok dalam selimut itu.

"Kalau begitu cepatlah bangun! Aku tidak ingin kita terlambat di hari pertama masuk sekolah!" Ichiru mulai menarik paksa tangan kakaknya itu. Zero hanya menggerutu pelan dan duduk di tepi tempat tidurnya.

"Aku tidak ingin masuk sekolah itu, Ichiru!", ujar Zero menatap Ichiru. Ichiru terhenti setelah mendengar suaranya yang sedikit putus asa itu dan menatap balik kakaknya. Kemudian dia berlutut dihadapan Zero dan memeluk pinggangnya. Itu membuat kakaknya menjadi sedikit kaget.

"Aku tahu itu, Nii-chan. Tapi, setidaknya kita harus menerima tawaran ini. Cross-san hanya meminta kita untuk sekolah di Cross Academy sebagai ganti kita tinggal di rumahnya ini. Kau tidak perlu mengikuti S-Class itu. Aku hanya ingin kita bisa melakukan hal yang menyenangkan.", ujar Ichiru sedikit berteriak dengan wajahnya terbenam di perut Zero, membuat suaranya terdengar tidak jelas dan samar. Tapi Zero bisa mendengar mendengar apa yang dikatakan adiknya itu dengan jelas.

"Baiklah.", gumam Zero pelan. Dilanjutkan dengan gerutuan lain seperti 'Kaien Cross sialan' dan semacamnya.

"Lagipula apa salahnya jika kau mengikuti S-Class, Nii-chan. Kita berdua berada di golongan Knight, kelas yang sama. Aku yakin kita akan selalu bersama-sama.", ujar Ichiru menatap Zero sambil tersenyum.

"Apa kau pikir O-Class kita sama?"

"Kaien tidak mungkin tega memisahkan kita bukan?", ujar Ichiru menyeringai, yang ditanggapi Zero dengan gerutuan kecil. "Dan soal kekuatanmu, kau tidak perlu khawatir, Nii-chan!"

"Apa maksudmu?", tanya Zero mengernyit.

Dia paling tidak suka dengan kekuatannya.

"Kau tidak perlu melibatkan kekuatan 'spesial'mu ini, Nii-chan." Tangan kanannya beralih untuk menyentuh sisi leher kiri Zero yang 'masih' putih pucat.

Kakak kembarannya itu hanya membuang muka. Tetapi Ichiru berdiri dan menangkup kedua pipi Zero dan memaksa kakaknya itu untuk menatapnya.

"Aku tidak akan membiarkan mereka menggunakanmu, Nii-san! Aku akan melindungimu.", ujar Ichiru senyum lembut di wajahnya.

Zero menatap iris mata adiknya yang sama dengan miliknya. Dia bisa melihat keyakinan yang sangat kuat di mata tersebut.

"Aku percaya padamu, Ichiru"

Semoga pilihannya ini tidak salah.

.

.

"Lihat Nii-chan! Ini semua karenamu. Kita harus berlari ke sekolah dalam waktu cepat. Jika kita telat, kau harus mentraktirku makan selama 1 bulan."

"Hah? Kenapa kau menyalahkanku! Bukankah ini semua karena kau yang terlalu banyak ceramah."

Mereka bisa sampai di sekolah bertepatan dengan suara bel masuk. Belum juga mereka harus mencari informasi kelas dan jadwal mereka.

Dan siapa sangka O-Class mereka berbeda kelas.

"Kaien sialaannn!"

.

.

Di sisi lain, Kaien Cross tiba-tiba merinding dan bersin. Bisa merasakan nyawanya 'terancam'. Menggeleng pelan, dia segera masuk kelas.

Di dalam kelas tersebut sedikit gaduh dan ramai. Siswa-siswi dengan warna seragam yang berbeda berbaur menjadi satu. Beberapa saling melempar kertas, dan mengobrol dengan keras. Bahkan sampai terdengar di telinga Kaien.

"Aku dengar di kelas kita ada murid baru."

"Kira-kira dia seperti apa ya?"

"Laki-laki kan?"

"Dia pasti sangat keren."

Dan hal semacamnya.

Sepertinya, murid barunya belum datang. Terlambat mungkin.

Berjalan menuju meja guru, Kaien meletakkan barang-barangnya. Dia terdiam sejenak sambil menatap keadaan kelas.

Masih gaduh. Sepertinya mereka tidak menyadari kedatangan Kaien.

"Baiklah, semua kembali duduk di tempat masing-masing."

Sontak mereka segera berhamburan menuju bangku mereka. Dan duduk dalam diam. Itu membuat Kaien menautkan kedua alisnya. Tidak biasanya.

Drap! Drap! Drap!

Suara langkah kaki yang cepat terdengar semakin keras, mendekat ke arah kelas.

Brakkk!

Pintu kelas terbuka dengan kasar. Menampilkan sosok berambut silver yang diikat ponytail.

"Oh, aku terlambat?"

Kaien tersenyum lebar.

"Masih belum, Ichiru. Kita baru saja akan memulainya."

Kaien melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Ichiru mendekat. Pemuda silver tersebut menurut, medekat pada Kaien dan berdiri di sampingnya.

"Baiklah. Namanya Ichiru Kiryuu. Mulai hari ini, dia akan bergabung dengan kelas kita. Mungkin kau ingin menyampaikan sesuatu, Ichiru?", ujar Kaien.

"Namaku Ichiru Kiryuu. Kalian panggil aku saja Ichiru. Mohon bantuan dan kerjasamanya.", ujar Ichiru tersenyum lalu sedikit membungkuk memberi salam.

Semua sisiwi dalam kelas tersebut memandang Ichiru dengan tatapan kagum dan terpesona. Wajah mereka bercahaya. Siapa yang tidak suka dengan penampilannya yang unik itu?

"Baiklah, kau bisa duduk di bangku baris kedua dari belakang dekat jendela.", ujar Kaien sambil menunjuk bangku kosong yang akan menjadi tempat duduk Ichiru.

"Oh, Kaien. Kau masih memiliki urusan denganku nanti. Jangan mencoba lari dariku.", bisik Ichiru mendekat pada Kaien.

Itu membuat guru kelas tersebut merinding seketika.

'Ichiru! Apa salahku?', teriak Kaien dalam hati. Sepertinya dia masih belum menyadari kesalahan besarnya karena telah memisahkan saudara kembar itu.

Tanpa berpikir panjang, Ichiru langsung berjalan menuju bangkunya. Dengan beberapa senyuman pada siswi-siswi yang mencoba menarik perhatiannya.

Setelah duduk di tempatnya, Ichiru segera mngeluarkan bukunya. Saat kembali menghadap ke depan, iris mata violetnya bertemu dengan mata coklat kemerahan.

"Ohh.. Hai!"

.

.

Disisi lain, Zero masih berlari mencari kelasnya. Kenapa kelasnya berada di tempat yang terpencil dan jauh dari Ichiru? Zero mulai menyesali keputusannya ini. Bagaimanapun, dia tidak menginginkan hal ini sejak awal. Ditambah lagi, dia harus berpisah dengan Ichiru. Itu membuatnya semakin malas untuk masuk kelas.

Langkahnya terhenti di depan pintu kelasnya. Apa dia harus masuk?

Ah, lagipula tidak ada Ichiru yang akan menceramahinya. Mungkin dia bisa bersikap sedikit nakal di hari pertama sekolah? Adik kembarnya tidak akan tahu bukan?

Seringaian mulai muncul di wajah Zero. Kenapa tidak langsung dicoba saja?

Zero berniat untuk mencari tempat sepi untuk tidur. Tetapi, ketika berbalik, dia berhadapan dengan seseorang yang memakai seragam sama sepertinya. Tetapi, aura yang dikuarkan oleh manusia itu tidak seperti tampang luar. Aura evil.

Akuma.

Tangan berkulit manusia itu terangkat, kemudian mengelupas menunjukkan cakar dengan kulit hitam. Bersiap untuk mencabik mangsa dihadapannya.

Tetapi, sebelum Zero bisa melakukan sesuatu, akuma itu hancur seketika dihadapannya. Menunjukkan sosok lain yang ada di belakangnya.

Pria tinggi dengan wajah tampan, berambut coklat dengan iris mata merah kecoklatan. Tidak memakai seragam hitam maupun putih.

Pemuda itu berjalan mendekat.

"Berniat untuk membolos di hari pertama sekolah, Zero Kiryuu?", suara yang membuat tubuh Zero bergetar keluar dengan mulus diantara bibir tersebut.

Namanya. Bagaimana dia bisa tahu nama Zero?

"S-siapa kau?", tanya Zero sambil menatap tajam sosok di depannya.

Pemuda itu hanya tersenyum. Berjalan lebih dekat lagi dan menangkup dagu Zero, membuat kedua iris mata mereka saling bertemu.

"Oh, tentu saja. Perkenalkan, aku adalah wali kelasmu. Kaname Kuran."

.

.

Cross Academy

Sekolah khusus yang menampung murid-murid yang memiliki kekuatan supernatural. Memiliki 2 sistem kelas yang harus dilakukan oleh murid di sana.

Yang pertama adalah Ordinary Class, atau lebih singkatnya O-Class. Mereka harus mengikuti materi pelajaran seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya.

Yang kedua adalah Supernatural Class, atau yang biasa disebut S-Class. Dalam sistem ini, mereka akan dilatih untuk mengasah kekuatan supernatural mereka. S-Class dibagi menjadi 2 golongan. Golongan ditentukan berdasarkan jenis kekuatan murid. Golongan Knight dan Mage.

Golongan Knight adalah golongan murid yang memiliki kekuatan untuk mengeluarkan dan menggunakan senjata maupun barang. Baik itu tipe penyerang maupun bertahan. Seperti mengeluarkan pedang, pistol, tameng, dll. Golongan ini memakai seragam hitam.

Golongan Mage. Golongan murid yang memiliki kekuatan alam, energi/tenaga dalam dan luar, maupun sihir. Contohnya kekuatan api, air, healing, mengontrol waktu, dll. Golongan ini memakai seragam putih.

Meskipun berbeda golongan, dalam O-Class mereka akan berbaur menjadi satu. Tanpa memperdulikan perbedaan yang ada diantara mereka.

Secara berpasangan, mereka akan berjuang untuk melindungi bumi dari ancaman para Akuma yang akan menghancurkan umat manusia dan bumi.

Dan tujuan hidup Zero yang sebenarnya akan dimulai dari sini.

.

.

TBC

.

.

A/N : Hehehe.. fic pertama masih belum selesai udah publish yang baru. :P maaph yaa. Takut ide-idenya melayang duluan. -_- tapi, saya usahakan waktu updatenya dengan fic lainnya sama. Author sukanya sekalian langsung diborong! ^^

Bagaimana menurut kalian tentang fic ini? Mungkin ada saran?

Please, review!