DISCLAIMER :

Vocaloid © Yamaha Corporation; Crypton Future Media

Story © Selang Regulator

WARNING :

Typo(s) bertebaran, tidak terlalu menyangkut EYD atau KTT, AU, maybe, picisan, abal, alur tidak beratur, sudut pandang tidak jelas, gaje, beberapa figuran tanpa nama, dan lain-lain

Cerita ini adalah fiksi, baik nama tokoh, waktu, tempat, dan kejadian di dalamnya, sama sekali tak ada hubungan dengan kenyataan

Don't Like, Don't Read

.

.

.

[[ – Meme ]]

.

.

.

Kaito meniup pelan kopi panas pada mug putih bertuliskan 'Hello, Worker! ' miliknya. Sesekali bibirnya mengecap pelan, masih terasa panas. Mereka berdua berjalan seirima, dengan Kaito yang berbalut kemeja putih dan dasi merahnya, tak lupa sepatu kulit hitam yang mengkilat. Ramainya kantor sudah biasa bagi pemuda bersurai biru malam itu.

"Tumben sekali kau memesan kopi?" pemuda itu menatap Kaito aneh. "Biasanya kau memesan teh,"

Kaito melirik sekilas, kemudian menghela napas. "Oh, Tuan Gakupo, seharusnya kaulah yang mentraktir hamba secangkir kopi atas pesanmu yang tak kunjung usai kemarin malam,"

Gakupo terkekeh. "Karena waktu itu hanya kau yang bisa aku hubungi,"

Isi kopi itu sedikit berkurang saat Kaito meminumnya dengan pelan. Ia mengerti kebiasaan Gakupo, teman satu kantornya itu, menelepon atau mengirim pesan saat dia susah tidur di malam hari, terkadang Kaito harus bergadang hingga jam 2 pagi melayani pemuda bersurai ungu itu. Dan kemarin malam Gakupo mengiriminya pesan bergambar, itu membuat Kaito sedikit terhibur, hingga akhirnya ia bangun kesiangan dan terlambat masuk kerja. Disinalah dia, berjalan dari kantin dengan membawa segelas kopi untuk menahan rasa kantuknya.

"Sudah kubilang seharusnya kau menghubungi Luka"

Kalimat itu membuat Gakupo tersenyum santai, wajahnya terlihat aneh untuk saat ini, itu menurut Kaito. "Aku tidak ingin mengganggu Tuan Putri, biarkan ia tidur dengan wajah cantiknya,"

Pemuda bersurai biru malam itu menatap temannya dengan datar. Dan lagi, ia tahu kalau Gakupo itu menyukai Luka. Megurine Luka. Wanita dewasa berkacamata itu telah mengikat hati Gakupo saat pertama kali bertemu dalam rapat mingguan. Pemuda bersurai ungu itu memohon-mohon padanya untuk di kenalkan dengan Luka dan Kaito mengenalkannya saat makan siang.

"Salam kenal Gakupo-san, aku Megurine Luka, kau bisa memanggilku Luka," Luka menjabat tangan Gakupo, ia tidak akan melupakan hal itu. "Dan akhir-akhir ini aku tengah berhubungan dengan seseorang selama 2 bulan," dan Gakupo juga tidak akan melupakan hal itu.

Pernyataan yang spontan dari wanita bersurai gulali itu membuat Kaito merasa kalau Gakupo itu sudah mati. Ya, mati. Tapi, ketika mendengar kabar burung yang berterbangan di kantor kalau Luka, si asisten penuh emosional itu telah putus dari hubungannya, nyawa Gakupo serasa di kembalikan oleh Sang Pencipta.

"Kaito-san!"

Mereka berdua menoleh, walau seharusnya yang hanya menoleh cukup Kaito, tapi pemuda bersurai ungu itu juga ingin tahu siapa yang memanggil temannya. Itu Megurine Luka. Asisten Kaito. Wanita idaman Gakupo. Ia tengah berjalan menuju ke arah mereka berdua sambil memeluk beberapa berkas di tangannya. Dalam kesekian detiknya, Gakupo berusaha merapikan kemeja dan dasinya.

"Hai, Luka-chan,"

Luka menoleh ke arah Gakupo, ia melihat pemuda itu melambai kecil ke arahnya. Wanita itu hanya mengangguk, dan kembali menatap Kaito. Kaito merasa sikap dinginnya itu pasti akan membuat hati seseorang merasa hancur karena sedikit di abaikan, tapi tidak untuk Gakupo, pemuda bersurai biru malam itu bisa melihat imajiner berbentuk hati mengelilingi Gakupo.

"Kau lupa bertemu pegawai baru hari ini, seharusnya kau ingat, bukan?" ucap Luka seraya memperlihatkan sebuah map lapangan berisikan kertas biodata. "Aku sudah memperlihatkan fotomu kepadanya,"

"Sepertinya aku lupa, haha, baguslah kalau begitu," Kaito memaksakan dirinya untuk tersenyum walau terlihat aneh. Luka membenarkan letak kacamatanya.

"Aku ingin kau lepas jabatan sebagai penerus perusahaan sekarang juga,"

"Ayolah, Luka, jangan seperti itu. Kau sudah seperti ibuku saat ini dan lihat…" Kaito menepuk-nepuk pelan pundak Luka dengan salah satu tangannya. "…kau tahu semuanya tentang perusahaan ini dan juga Ayahku, jadi kau tidak ingin mengecewakannya, bukan?" lanjutnya, tersenyum ke arahnya.

"Umur kita berbeda 3 tahun, dan aku bukan ibumu," gumam Luka. Bernada kasar bagi Kaito. Suara emas menurut Gakupo.

Kemudian Kaito menatap kertas itu, terutama pada foto yang menampilkan gadis bersurai toska yang menurutnya terlihat cantik. "Oh, Hatsune Miku, gadis lulusan Universitas Crypton dan baru pertamakali kerja," ia menyesap kopinya dengan perlahan. "Jadi, dimana aku bisa bertemu–"

Perkataannya terputus ketika Gakupo secara tiba-tiba mengambil kertas biodata itu, lalu mengarahkan tangannya. "Kau bisa bertemu dengannya sekarang,"

Kaito mengikuti arah tangan Gakupo dan menatap ke arah depannya. Terlihat seorang gadis bersurai toska dengan sekuat tenaga tengah menganggkat galon air. Itu adalah tugas yang hampir di benci oleh setiap pegawai di kantornya; mengangkat galon air untuk memasukkannya ke tempat minuman. Biasanya OB-lah yang melakukan tugas itu, tapi karena OB hanya datang waktu pagi dan jam istirahat, ketika galon air itu datang di saat jam kerja, terpaksa mereka harus menunggu sampai jam istirahat. Tapi entah mengapa gadis itu berusaha melakukannya. Ayolah, ia pegawai baru, manamungkin ia mengehathui hal itu? pikir Kaito.

Langkah kaki Kaito mulai bergerak, niatnya untuk menolong tergugah. Namun, ia terhenti, tangannya tertahan oleh Gakupo. Kaito tidak menoleh untuk menatapnya, tapi ia tahu maksudnya; lihat dan perhatikan. Sementara gadis itu dengan sekuat tenaga mengangkat galon air dengan kedua tangannya, tapi tanpa diduga tinggi galon itu sejajar dengan dadanya dan dengan perlahan ia memiringkan galon tersebut, berusaha untuk membaliknya ke tempat minum. Usaha gadis itu berhasil, walau bajunya basah akibat air yang tumpah. Sementara Pandangan Kaito tak dapat di alihakan, mug putih di tangannya ia berikan kepada Gakupo dan mulai berjalan ke arah gadis bersurai toska itu.

"Miku!"

Gadis itu menoleh ke asal suara, terasa terkejut dan panik. Ia menatap Kaito yang berjalan kearahnya, aktivitas di ruangan itu berhenti, semua pegawai mengarah padanya dalam diam. Miku memasang wajah ketakutan.

"M-maafkan aku! Maafkan aku!" ucap Miku seraya sedikit membungkuk dan mulai melangkah mundur, tapi Kaito sudah berada di hadapannya. Tanpa gadis itu sadari kedua tangannya telah terangkat oleh Kaito, Miku dapat melihat tatapan antusias dari matanya.

"Hatsune Miku," kata Kaito serius. "Aku menyukaimu, apakah kau mau menerimaku?"

"Hah?!"

Semua pegawai di ruangan itu tercengang, kecuali Gakupo, ia hanya tersenyum aneh sambil meminum kopi di tangannya. Miku berusaha memahami maksud dari perkataan pemilik perusahaan dimana ia bekerja sekarang. Suka? Eh? Maksudnya? batin Miku. Dan Kaito tidak melupakan janji yang ia buat dengan Gakupo kemarin malam.

.

.

.

To be Continue…

.

.

.

*Curahan Author

Selamat Datang Kembali! Bersama saya Tor dan di temani cerita nguaneh penuh keabsurdtan! Nyiahahaha– *ehem* Langsung saja ke intinya, ini cerita beride dari gambar meme yang saya temukan di SosMed dan kepikiran untuk membuat cerita ini. Pengennya buat cerita komedi dan keknya enggak bisa T.T

Kok, bukan karakter FukaseMiku?

Nak, dengarkan, masalah Tor Cuma 1, bingung siapa yang harus menjadi teman Fukase nanti(?) TAT Kalo Yuuma entah mengapa kagak sreg, kalo Oliver masa ada bajak laut di kantor? /Unkown: wut? Kagak ada yang lain, apa?/ Jadi pas keinget Kaito (yang tak sengaja terlupakan*dor!*) yang sering ama Gakupo *ehem* Ya udahlah, sementara aja dulu, entar yang lain FukaseMiku lagi =w= Pokoknya hidup itu jangan di buat susah, di buat gampang-gampang ajalah ( ͡° ͜ʖ ͡°) /Unkown: hah?/

Cerita diatas lebih terkesan mengarah ke Gakupo, yak? /Tor: Atau itu hanya perasaanku?/Unkown: Itu memang perasaanmu Tor/ Setelah ini akan lebih banyak berisikan sebuah cerita chatting yang sungguh sangat menganehkan.

.

.

.

Omake

.

.

.

Pukul 11, kamar itu telah tergantikan oleh lampu tidur yang remang. Seharusnya Kaito sudah tidur saat ini, namun deringan pertanda pesan masuk terdengar di telinganya. Helaan nafas terdengar jelas, ia menggerakkan salah satu tangannya untuk mencari ponsel hitam tersebut. Ia menduga kalau asistenya lah yang mengirimkan jadwal untuk besok, atau salah satu perusahaan yang memintanya untuk bekerjasama, atau mungkin tagihan listrik yang menunggak selama 2 minggu.

"Dapat," ia membuka ponselnya, cahaya itu membuat ia menyipitkan mata dan berusaha melihat ke arah layar untuk membuka pesan itu.

Chatting Room

25-09-2916 23:27

Gakupo masuk ke percakapan–

[Gakupo]: Kaito~

Kaito mendecih, Manusia bodoh itu pasti ingin memintaku untuk menemaninya malam ini. Persetan! batin Kaito, dirinya menguap, membiarkan ponsel itu dan kembali menutup matanya. Tapi, dering itu terus menerus berdering dan Kaito masih sabar untuk tidak menyentuh ponselnya sama sekali. Ponsel itu tidak berbunyi, pemuda itu sekarang bisa tenang dan melanjutkan tidur–

Drrrtttt

"Argh! Sialan!" Kaito bangun, melihat layar ponsel itu. Pemuda bersurai ungu itu mengiriminya pesan secara beruntun. Ini teror namanya! bantin Kaito berteriak, ia sudah lelah sekarang.

Chatting Room

25-09-2916 23:32

[Gakupo]: Kaito~

[Gakupo]: Kaito~

[Gakupo]: Kaito~

[Gakupo]: Kau belum mati di sana, bukan?

[Gakupo]: Ayolah! Demi temanmu UwU

Kaito masuk ke percakapan–

[Kaito]: Besok aku akan mengirimimu surat pemberhentian kerja!

[Gakupo]: Jahat! TAT

[Kaito]: Kenapa kau tidak menghubungi Luka saja?

[Gakupo]: Ini sudah malam, aku tidak mau mengganggunya :3

[kaito]: Bodoh!

Pemuda bersurai biru malam itu tidak lagi membalas pesan, ia tidak memiliki topik sama sekali. Kaito kembali merebahkan tubuhnya ke atas kasur, menatap langit-langit. Ia sudah tidak bisa tidur lagi. Oh, mungkin ia akan menghajar Gakupo besok untuk balasannya. Tak lama ponselnya kembali berdering.

Chatting Room

25-09-2916 23:38

[Gakupo]: Oi.

[12 Gambar (Komentar) (Unduh)]

Kaito memasang wajah datar, ia melihat gambar itu satu persatu. Semuanya merupakan sebuah gambar dengan tambanhan tulisan sebagai penjelas. Terkdang dirinya tersenyum karena ada kelucuan di dalamnya, tak lama ia menaikkan salah satu alisnya. Sebuah gambar animasi yang terlihat seperti seorang perempuan yang tengah mengangkat sebuah galon air dan bertuliskan 'Jika kau beretemu perempuan seperti ini, nikahi dia!'.

Chatting Room

25-09-2916 23:41

(Komentar)

[Kaito]: Aku tidak mengerti.

[Gakupo]: Apanya?

[Kaito]: Menurutku ini tidak masuk akal -,-

[Gambar perempuan mengangkat galon air]

[Gakupo]: Menurutku masuk akal -,-

[Kaito]: Setiap perempuan pasti tidak akan bisa melakukan hal itu, mereka akan membutuhkan bantuan kita -,-

[Gakupo]: Mereka semua pasti bisa -,-

[Kaito]: Berhenti melakukan itu -,-

[Gakupo]: Melakukan apa? -,-

[Kaito]: Mengikuti emoticonku!

[Gakupo]: Kita bertaruh :v

[Kaito]: Apa?

[Gakupo]: Dalam waktu minggu ini, jika ada perempuan di luar sana yang dapat melakukan hal tersebut, kau harus nikahi dia! Jangan, nyatakan saja perasaanmu padanya, kalau kau menikahinya itu terasa sulit :v . Tapi, jika tidak ada, tolong jauhkan aku dengan Luka tercinta selama satu hari TAT

[Kaito]: DEAL WITH IT!

Sebuah kurva senyum terbingkai di wajah Kaito, dirinya hanya memandang lelucon taruhan dari Gakupo itu. Bualan itu terus membuat dirinya ingin tertawa, jika benar ia akan sungguh-sungguh menyatakan perasaannya, Kaito yakin di luar sana memang mustahil ada perempuan yang bisa mengangkat galon air dan mengisi tempat minuman. Oh, Kaito tidak sabar untuk menantikannya.

.

.

.

The End

.

.

.

Mohon beri oleh-oleh seperti Gantungan Kunci Favs, Follows Manis atau Reviews Renyah yang ditaburi Bumbu Kritik dan Saran dari Anda!

Terimakasih telah membaca cerita Selang Regulator.

- When's the next time you'll come back?-