Disclaimer : Hiro Mashima

Based on Toshokan Sensou

Magic Defense Force

Selamat datang di negeri para penyihir, Fiore, negeri dimana para bangsa dari berbagai macam ras mempelajari sihir.

Sihir sendiri dapat dipelajari dari sebuah batu kristal berwarna-warni dengan bermacam ukuran yang disebut dengan Lacrima.

Namun sayang pemerintah negeri Fiore, Magic Council, menganggap sihir merupakan sesuatu yang berbahaya sehingga mereka membuat undang-undang untuk menyita maupun memusnahkan Lacrima di seluruh negeri.

Tujuan sebenarnya dari Magic Council sendiri adalah menguasai Lacrima untuk kepentingan pihak mereka sendiri, karena bila mereka menguasai Lacrima sendiri, maka mereka beranggapan mereka akan mendapatkan kekuasaan absolut yang tidak bisa di tentang , karena hanya mereka yang menguasai sihir.

Namun tidak semua orang mampu mempelajari pengetahuan sihir dari Lacrima, begitu pun yang terjadi dengan orang-orang di pihak pemerintah, sehingga pemerintah bekerja sama dengan bangsa Demon untuk memusnahkan Lacrima, bukan hanya itu, berkat kejeniusan para ilmuwan, pemerintah berhasil menciptakan berbagai peralatan yang memiliki fungsi sama dengan sihir sehingga dapat digunakan oleh orang yang tak mampu mempelajari Lacrima atau menggunakan sihir.

Pemusnahan dan penyitaan Lacrima besar-besaran pun terjadi, menyebabkan Lacrima dari seluruh negeri berkurang drastis jumlah nya, bahkan penggunaan sihir dilarang untuk masyarakat luas, kecuali anggota pemerintah sehingga hal ini menimbulkan pemberontakan dari berbagai wilayah.

Para pemberontak pun akhirnya membentuk Guild, tempat di mana orang-orang bebas menggunakan sihir dan mempelajari Lacrima. Berkat perjuangan para pendiri Guild, akhir nya pemerintah membentuk undang-undang baru, undang-undang perlindungan Lacrima.

Undang-undang ini mengatur agar Lacrima yang ada hanya boleh di simpan di dalam guild dan di pelajari di dalam guild dan tidak diperbolehkan untuk dipelajari atau pun di bawa pulang atau di bawa ke masyarakat.

Masyarakat pun hanya boleh mempelajari Lacrima dan menggunakan sihir bila mendatangi Guild namun tidak diperbolehkan membawa atau meminjam Lacrima yang ada di dalam guild.

Bila di temukan Lacrima di masyarakat, anggota Guild atau pihak pemerintah boleh memiliki Lacrima tersebut tergantung siapa lebih dahulu yang menemukan nya maka dia yang berhak untuk memperoleh Lacrima tersebut.

Dan bila terjadi pelanggaran seperti Lacrima yang berasal dari suatu Guild ternyata keluar sampai ke masyarakat atau ada yang menggunakan sihir yang berasal dari Lacrima suatu Guild dan di gunakan oleh pihak atau oknum tertentu di masyarakat umum di luar Guild maka pihak pemerintah berhak untuk menyerang dan menyita maupun memusnahkan Lacrima yang berada di dalam guild tersebut, namun pihak guild juga berhak untuk mempertahankan Lacrima yang mereka miliki.

Karena hal ini lah, akhir nya Guild-Guild yang ada di Fiore membentuk Magic Defense Force, sebuah batalyon pasukan pengaman dan pertahanan Lacrima yang memiliki misi untuk melindungi Lacrima milik guild dari rampasan pihak pemerintah.

Sama seperti masyarakat umum, para anggota Magic Defense Force hanya boleh menggunakan sihir di dalam wilayah milik guild atau saat melindungi guild dari serangan pihak pemerintah, bila mereka mengunakan sihr di luar ketentuan itu akan di anggap pelanggaran berat.

Dan hingga saat ini pertempuran Magic Council melawan Guild dalam memperebutkan dan mempertahankan sihir pun terus terjadi..

Magic Defense Force

Di sebuah ruangan interview, nampak duduk 3 pria di balik meja, pria pertama yang duduk di sebelah kiri, berambut kuning dengan luka seperti sambaran petir di sebelah mata nya, terukir nama Laxus di tanda pengenal yang dia kenakan.

Pria kedua yang duduk di tengah berambut oranye dengan kumis dan janggut tipis menghiasi wajahnya, tanda pengenal, Gildartz tersemat di dada sebelah kiri.

Sementara pria ketiga, berambut biru dengan tato di wajahnya nampak memasang tampang bosan, tersemat nama Jelal di dada nya.

"Baiklah, peserta berikutnya, silahkan masuk!"

Tak berapa lama kemudian seorang perempuan berambut scarlet dengan tinggi badan yang sedikit di atas rata-rata wanita biasa memasuki ruangan dan duduk di bangku yang di sediakan, menghadap tiga pria pewawancara.

"Hah? Seorang perempuan? Sepertinya lo salah masuk, penerimaan bagian administrasi ada di ruangan sebelah." Tegur Laxus sambil mengeryitkan kening, sementar pria di sampingnya, Gildartz, menaikan alis dan ekspresi pria yang lain, Jelal nampak terkejut.

"Tidak, saya memang berniat untuk masuk ke Magic Defense Force."

"Oh, kalau begitu perkenalkan diri lo."

"Nama saya Erza Scarlet, umur 18 tahun."

"Sepertinya menarik, kau perempuan pertama yang mendaftar kemari nona, apa alasanmu untuk bergabung ke Magic Defense Force?" potong Gildartz seraya mengelus dagunya yang di tumbuhi bulu-bulu jengot tipis yang seksi (?).

"Sebenar nya alasan saya..."

Flashback

Seorang gadis berambut scarlet nampak berlari dengan nafas memburu sambil memeluk sebuah bongkahan batu kristal berwarna maroon.

"Percuma kau lari gadis kecil! Lebih baik serahkan Lacrima itu!" geram sebuah suara yang berasal dari pria yang memiliki tanduk di kepalanya.

"Akkkhhh!"

Gadis itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh, sementara sang pria bertanduk dengan seringai di wajah nya berjalan menghampiri gadis itu.

Sang gadis meringkuk ketakutan di tanah, air mata nya mengalir namun dia masih memeluk erat batu kristal yang ada di tangannya.

"Kau tahukan, memiliki Lacrima di tempat umum adalah pelanggaran berat! Serahkan Lacrima itu unuk dimusnahkan atau kau akan ditangkap dan dikenakan sangsi yang berat." Perintah pria bertanduk.

"Ka-kalu begitu tangkap saja aku! Jangan musnahakan Lacrima ini!"

Mendengar jawaban dari sang gadis membuat pria bertanduk kehilangan kesabaran, dia langsung merampas paksa batu kristal itu dari pelukan sang gadis, namun sang gadis terus menggengam erat batu itu hingga sedikit aksi tarik menarik terjadi.

"JANGAN! KUMOHON!" jerit sang gadis, namun teriakan nya justru makin membuat emosi sang pria bertanduk erpancing.

Sang pria bertanduk bersiap melayangkan pukulan dan sang gadis langsung menundukan wajah nya, bersiap menerima pukulan, lalu...

BUKK!

Belum sempat pukulan itu mendarat, sebuah tangan menangkis pukulan sang pria bertanduk.

"SIAPA KAU!" bentak pria bertanduk pada pria yang mengagalkan aksi nya.

Pria itu tidak menjawab, dia langsung memukul sang pria bertanduk hingga pria bertanduk itu terpental beberapa meter, sementara sang gadis melihat punggung penyelamatnya dengan tatapan takjub, terdapat simbol Magic Defense Force dari Guild Fairy Tail di punggungnya.

Belum sempat pria bertanduk berdiri dari tanah, tiba-tiba sebuah kilatan berwarna kuning menghantamnya, menimbulkan ledakan kecil , hingga sang pria bertanduk pingsan seketika.

Sang gadis berambut scarlet kembali tertunduk, air matanya kembali mengalir, tubuh dan tangannya yang masih memeluk batu kristal berhenti bergetar perasaan ny bercampur aduk antara lega dan berterima kasih pada sang penolongnya.

Pria itu memandang sejenak lalu mengusap pelan kepala sang gadis yang masih tertunduk dan ketika sang gadis akan mengangkat kepala untuk melihat sosok penyelamatnya, pria itu sudah pergi menghilang.

End Of Flashback

"Karena itulah aku bergabung dengan Magic Defense Force dari guild ini, penyelamatku itu sangat keren! Dia adalah pangeranku! Makanya tujuanku bergabung adalah untuk menemukan pangeranku dan tentu saja untuk melindungi Lacrima yang ada di sini."

"Hmmmm... HUAHAHAHAHAHAHAHA!"

Tawa Gildartz dan Laxus seketika meledak, sementara pria ketiga, Jelal, menundukan wajahnya sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.

"Jadi itu alasanmu bergabung? Baiklah! Kau diterima nona! Kau akan bergabung didalam divisi tiga pimpinan komandan Jelal." Seru Gildartz yang memegang perutnya akibat banyak tertawa.

"APA! KENAPA HARUS DI DIVISI KU!" protes Jelal.

"Sudah-sudah, jangan protes, kelihatannya bakal seru, oke perempuan, siapa nama lo tadi? Erza ya? Lo boleh pergi sekarang beberapa hari lagi kami akan memanggil lo buat menjalani tes kesehatan."

Mata Erza langsung berbinar, setelah membungkuk mengucapkan terima kasih, dia segera keluar ruangan interview dengan senyum mengembang di wajahnya.

"Komandan Gildartz! Aku protes! Kenapa dia harus masuk ke divisi ku!"

"Lho? Tidak masalahkan? Sepertinya bakalan seru, bukannya dia bergabung kemari untuk menemukanmu, Tuan Pangeran."

"Dan lucunya dia tidak sadar kalau Tuan Pangeran nya ada di hadapan nya sendiri!" sahut Laxus, membuat tawanya dan Gildartz kembali meledak.

"Kuperingatkan kalian, jangan sampai dia tahu masalah ini." Ancam Jelal dengan nada dan ekspresi horor, aura hitam menguak dari atas kepalanya.

Gildartz dan Laxus langsung terdiam seraya menelan ludah.

To be continue