The Twilight Saga © Stephenie Meyer.

This is a work of fanfiction. No material profit is taken.


kado

A Twilight fanfiction

.

.

Sebelah alis Jacob Black terangkat. Renesmee berdiri di ambang pintu dengan senyum cerah. Bahkan sebelum dirinya sempat mengetuk pintu rumah keluarga Cullen, Renesmee sudah menyambut dirinya terlebih dahulu.

"Kau datang!" Dia berseru penuh semangat, kemudian dia membimbing Jacob menuju sofa empuk rumahnya.

"Hadiah apa yang kau bawa kali ini?"

Jacob Black tersenyum simpul. Dia usap kepala Renesmee, kemudian mengangkat dan mendudukkannya di pangkuan di atas sofa.

Mata coklat besar Renesmee berkilat-kilat tak sabar.

"Kau mau hadiah apa?" Jake balas bertanya, masih dengan senyuman.

"Apa pun," Nessie terkikik geli. "Kau bisa memberiku apa pun dan aku akan sangat menyukainya."

Jake mengangguk-angguk. Sebenarnya dia sendiri bingung harus memberikan hadiah apa di ulang tahun kedua vampir setengah manusia itu. Dia merasa tidak ada lagi yang bisa dia berikan pada Renesmee.

"Tapi, aku tidak membawa apa pun hari ini," Jacob memasang senyum kikuk tipis di bibirnya. "Sebenarnya aku tidak berniat memberikanmu apa-apa."

Ada sinar kebingungan di kedua bola mata coklat Renesmee. "Oh, begitu?" Kemudian dia menggedikkan bahu tak acuh, "Tidak masalah. Kedatanganmu sudah cukup."

Jacob tersenyum, "Tapi, kurasa aku punya satu hal yang hanya aku yang bisa memberikannya."

Kali ini, matanya berbinar bahagia, "Oh ya? Apa itu?"

Jake memberinya sebuah pelukan hangat, kemudian berujar manis, "Segenap jiwa ragaku kupersembahkan hanya untukmu. Kau mau menerimanya?"

Renesmee terkesiap sejenak. Hanya butuh beberapa detik baginya untuk tersenyum lebar dan mengungkapkan kebahagiaannya. Gadis cilik itu mendekap erat Jacobnya, kemudian gambaran ingatan-ingatannya tentang mereka mengalir deras dalam benak Jacob.

Gadis itu menggulung dirinya di atas pangkuan, menyandarkan kepalanya pada dada Jacob, dan dengan cepat gambaran yang memenuhi benak Jacob memudar perlahan-lahan.

Jake mengulum senyum tipis. Matanya memandang lekat wajah polos Nessie.

Gadis itu tengah bermimpi indah.

Sekali lagi, Jacob tersenyum. Kecupan singkatnya di kening Nessie membuat mimpi gadis itu menjadi jauh lebih indah. [ ]