ONE HELL OF A YEAR
-Naruto belongs to Masashi Kishimoto-
Summary: Tahun ajaran baru sudah dimulai. Harusnya ini menjadi tahun yang paling berkesan bagi murid-murid kelas 3, karena waktu kelulusan sudah di ambang mata. Termasuk bagi Haruno Sakura. Tentu saja itu jika asrama tempatnya bersekolah bukan Konoha Seito High, sekolah asrama khusus cowok... /AU/Highschool/
Rating: T
Genre: Romance/Friendship
Pairing: SasuSaku, dan sisanya hanyalah minor pairing...
AU, Highschool
-
CHAPTER 1:
This is Insane!
-
Ini gila. Benar-benar GILA.
Tidak, ini sudah melampaui gila. Ini amat sangat tidak normal.
Aku tidak percaya mereka tega melakukan ini kepadaku. Aku tahu mereka tidak menyukaiku, tapi ini sudah keterlaluan!
Maksudku, SEKOLAH ASRAMA KHUSUS ANAK COWOK!?
Damn.
Yeah, tentu saja tidak ada yang salah dengan sekolah khusus anak cowok... Tapi masalahnya, aku ini cewek!! Seorang cewek 17 tahun yang sekarang ini perasaannya sedang campur aduk antara takut, marah, dan frustasi.
Ya, perkenalkan. Namaku Sakura. Haruno Sakura. Dan aku seorang anak yatim piatu. Atau setidaknya begitu...
Sebenarnya aku baru saja di adopsi oleh orangtuaku yang baru sekitar sebulan yang lalu. Dan kedua 'orangtua'ku itu berkata mereka ingin aku mendapat pendidikan yang terbaik...
Mereka bilang, tidak ada sekolah lain di seluruh penjuru negara Hi yang kurikulumnya sebaik Konoha Seito Boarding School. Tapi masalahnya, sekolah ini hanya menerima murid-murid cowok. Jadi, demi memasukkanku ke sekolah ini, ...mereka telah membohongiku.
Sekarang aku terpaksa menggunakan nama samaran Haruno Seishin. Dipanggil Sei.
Great. Sekarang aku punya dua nama.
Yah... Setidaknya aku tidak perlu menghilangkan nama keluargaku.
Minggu lalu, aku sudah membeli cukup banyak pakaian cowok. Kebanyakan hanya terdiri dari T-shirt dan jeans. Sekolah ini punya seragam. Kemeja putih dengan blazer hitam dan celana panjang abu-abu. Pilihan sepatu boleh bebas. Aku memutuskan untuk memakai sepatu sport putihku yang sudah lama (sebenarnya ini lebih karena aku tidak punya sepatu lain..).
Aku juga dengan amat sangat terpaksa harus mengecat rambut merah muda sebahu-ku menjadi berwarna coklat (Huaaa... Rambutkuu~!!). Catnya akan bertahan selama sekitar tiga minggu, dan setelah itu aku harus mengecatnya lagi (Ini sangat tidak praktis! Tasku jadi sesak karena persediaan cat rambut...). Rambutku dimasukkan ke dalam topi tobaganhitam yang kupakai, dengan sedikit rambut disisakan untuk membingkai wajahku.
Dengan wajahku yang feminin, jika aku membiarkan rambutku tergerai, akan lebih mudah mengetahui bahwa aku cewek. Dan kalau ada yang menyadari bahwa aku ternyata cewek, sudah pasti aku akan ditendang keluar dari tempat ini dan terpaksa harus kembali tinggal bersama kedua 'orangtua'ku.
Ugh, aku bahkan tak yakin mereka pantas disebut 'orangtua' bagiku.
Sejak dulu, aku memang tidak terlalu menyukai mereka, dan sekarang, setelah mereka menjerumuskanku ke dalam masalah seperti ini, —aku membenci mereka.
Kurasa mereka hanya hanya mengadopsiku untuk menyenangkan atasan mereka di perusahaan tempat mereka bekerja. Bos mereka itu belum mempunyai anak, dan dia sangat menyukai anak-anak. Aku dijadikan seperti semacam boneka untuk dipertontonkan kepada bos mereka.
Sebenarnya, mereka sendiri tidak suka mempunyai anak. Mereka menganggapku sebagai semacam pengganggu yang merepotkan dan tidak menginginkanku di rumah mereka. Dan tiba-tiba saja mereka mendapatkan sebuah ide gila untuk mengirimku ke sekolah asrama (KHUSUS COWOK) ini.
Gggrh... Dasar orang-orang siala—
"Haruno Seishin, ya?"
Aku mengalihkan pandangan dari gedung sekolah di hadapanku ke sisi kananku, dan bertatap mata dengan seorang pria tinggi besar berambut putih panjang. Ia kelihatannya sudah berumur 40 tahun keatas... bahkan mungkin sudah mencapai umur 50-an.
"Uhm... ya." jawabku, tidak lupa menurunkan nada suaraku agar terdengar seperti cowok.
"Selamat datang si Konoha Seito High," katanya sambil tersenyum lebar, "Jadi, Sei, kau sudah berkeliling dan melihat-lihat bangunan sekolah, kan?"
Aku mengangguk dan segera teringat akan kunjunganku ke sini seminggu sebelumnya. Aku datang pada hari Minggu, waktu asrama ini sedang sepi, untuk melihat-lihat sekitar sekolah dan membiasakan diri dengan lingkungan baru tempat aku akan tinggal nanti. Tapi kunjunganku itu rasanya tak terlalu banyak manfaatnya.
Bangunan sekolahnya bertingkat tiga dan berukuran sangat besar, sehingga sulit sekali rasanya menghafal letak ruangan-ruangannya. Apalagi ada begitu banyak koridor dan belokan. Setidaknya, aku tahu bahwa kamar-kamar murid dan kamar mandi terletak di lantai tiga, ruang-ruang kelas di lantai dua, dan kantor guru, kantin, serta perpustakaan ada di lantai satu.
Pria berambut putih itu tampaknya melihat ekspresi ngeri yang muncul di wajahku saat aku memandang gedung sekolah sekali lagi, karena ia langsung tersenyum dan bicara dengan nada meyakinkan,
"Jangan khawatir, kau pasti bisa segera beradaptasi dengan baik," katanya.
Aku memaksakan diri untuk tersenyum, yang lebih terlihat seperti ringisan penuh penderitaan. You have no idea...
"Terima kasih... umm...," aku menggantung kalimatku. Aku baru ingat kalau ia belum memberitahu namanya.
"Oh, aku Jiraiya. Aku kepala sekolah disini," katanya dengan bangga. Aku –hampir – memutar mata.
"Jadi... dimana kamarku, Jiraiya-sama?" Aku menunggu sementara ia sibuk mencari-cari sesuatu di saku celananya.
"Ah... ini dia," Jiraiya mengeluarkan beberapa lembar kertas yang terlipat rapi. "Ini peta sekolah, ini nomor loker dan kamarmu, dan ini jadwal pelajaranmu. Kalau kau perlu bantuan, datang saja ke kantorku nanti,"
Aku menerima kertas-kertas itu dan membuka lipatannya, membaca sekilas nomor kamarku dan kemudian mengangguk singkat pada Jiraiya.
Jiraiya tersenyum dan melambaikan tangannya kepadaku sebelum ia berpaling dan berjalan mendahuluiku menuju bangunan sekolah.
Aku menghela napas panjang.
Setelah memasukkan kertas tadi ke dalam saku kemeja, aku membungkuk untuk memungut ranselku dan menggenggam pegangan koperku.
"Ini gila," gumamku sementara aku melangkahkan kakiku menuju rumah baruku untuk satu tahun kedepan.
This is going to be a long year...
-
TBC..
-
A/N: Fiuuh... Ini baru pembukaan ceritanya aja... Please review dan beritahu saya kalau ada kesalahan. :D Ini fic pertama saya, jadi saya memerlukan saran yang membangun (Tapi tolong jangan flame, ya...). Maaf kalau di fic ini serasa ada kemiripan dengan fic lain... Tapi lanjutannya bakal beda, kok! Ide ceritanya dari saya sendiri. J
Saya berterima kasih kepada siapapun yang sudah sudi mampir untuk membaca fic ini, meskipun tidak meninggalkan review sekalipun! Kalau ada yang mau baca fic ini saja saya sudah senang, kok. (Tapi saya akan amat sangat gembira jika ada yang rela menekan tombol biru-biru dibawah dan memberi masukan...) :D
