Songfic pertama... Kayaknya sih agak ngaco-ngaco dikit, soalnya banyak yang cuma terjemahan dari lirik bahasa Inggrisnya doang...

Tidak berniat buruk karena ak bukan fujo, cuma mau bikin songfic tapi gak ada yg pairing het gak ada yg cocok...

Klo 6996 gak tau cara ngelanjutin ceritanya, klo 6927 juga agak bingung dan ak gak sk pairing itu...

Yg paling gampang D18, jadilah seperti ini ceritanya...

Tapi bakal lama diupdatenya soalny ak mau nyelesain fic yg rabbit doubt dulu dan bentar lagi udah masuk sekolah...

Banyak kesalahan waktu di sini, ini ceritanya Cavallone udah ada dan lagi lemah aja makannya kalah...

Yg lima tahun kemudian, ceritanya juga udah lewat Varia Arc... jadi Dino udah ketemu sama Hibari...

Regione family adalah nama asal-asalan, kebetulan ketemu dan artinya region / negara bagian...

Lagunya : Shuujin (Kagamine Len), Kami Hikouki (Kagamine Rin), dan Tori No Uta (Lia, Kagamine Len) per chapter pake satu lagu...

Disclaimer : KHR milik Amano Akira, Vocaloid milik Yamaha, Lagu milik yang buat masing-masing...


-Shuujin / Prisoner-

-Dino's POV-

Italia, Regione Family Prisoner Base

"Cepat jalan!"

Seorang perwira terdengar berteriak di barisan paling depan.

Dari sini, terlihat beberapa orang tahanan berbaris di depanku. Selain itu ada juga seorang perwira yang mengarahkan mereka. Aku jugalah seorang tahanan di sini.

Namaku Dino, umurku 16 tahun. Aku baru saja masuk ke dalam tahanan ini beberapa hari yang lalu. Dalam pertentangan mafia beberapa hari yang lalu, keluargaku kalah dan mau tidak mau aku harus menjadi tahanan di sini.

Di sini aku bekerja sebagai seorang penggali sumur. Setiap hari aku ditugaskan ke lapangan belakang tahanan ini untuk bekerja. Lapangan belakang dan dunia luar dibatasi oleh sebuah pagar besi yang terbuat dari kawat. Dunia luar terlihat jelas dari sana.

Tidak banyak orang yang ditugaskan di sana, katanya lapangan belakang itu hanya untuk orang-orang yang tidak beruntung saja. Tetapi aku merasa sebagai orang yang cukup beruntung...

A time ago in a sorrowful place

The lonely prisoner fell for a girl

Seorang anak perempuan sering terlihat bermain di sekitar situ, umurnya sekitar 5 tahun lebih muda dariku. Setiap hari aku melihatnya di sana.

Through the barrier he could see her

And his heart would beat, heart would beat

For her~~

Setiap hari, aku melihatnya melalui pagar tersebut. Rambutnya yang hitam dan pendek itu selalu ditutupinya dengan sebuah topi anyaman. Ia tidak pernah tersenyum di depan orang-orang. Tetapi saat ia sedang sendirian aku pernah melihat senyumannya, senyumnya terlihat sangat manis.

Entah kenapa, setiap kali aku melihatnya jantungku berdegup kencang. Aku tidak tahu perasaan apa ini, tetapi aku mengetahui bahwa ini disebabkan olehnya.

All my freedom has been taken away

Locked away while fearing the pain

Ingin sekali rasanya untuk bertemu dengannya secara langsung dan berbincang-bincang dengannya. Aku ingin sekali...

Tetapi, aku sadar bahwa dunia kami sungguh berbeda. Aku dikurung di sini tanpa kebebasan, setiap hari hanya merasakan penderitaan yang terus berkelanjutan.

All I can see when I look at you, is the

Big difference, big difference

Setiap kali melihatnya, hanya akan mengingatkanku pada perbedaan kita berdua. Ya... Perbedaan ini terlalu besar...

Sampai suatu hari, ia berada sungguh dekat dengan pagar besi tersebut. Aku merasa tidak bisa tinggal diam saja, mungkin saja ini adalah kesempatan sekali seumur hidupku.

I took a chance and wrote a letter

Folding it into a paper plane

Simply hoping that it flies through the air, and it

Reaches you, reaches you

Ia terlihat seperti tipe orang yang tidak suka berbicara, karena itu aku tidak berbicara dengannya secara langsung. Aku segera mencari cara lain untuk berkomunikasi dengannya.

Dengan cepat, aku mengambil sebuah kertas. Menulis sebuah surat untuknya dan melipatnya dalam bentuk pesawat. Lalu aku melemparkannya melalui pagar tersebut.

Pesawat kertas itu melayang melalui pagar tersebut dan akhirnya melayang tepat di depannya. Ia yang tanpa ekspresi itu menangkap pesawat kertas tersebut.

Dengan polosnya, ia membuka surat tersebut.

'Bolehkah aku berkenalan denganmu? Aku sering melihatmu di sekitar sini dan aku sangat ingin menjadi temanmu."

Lalu ia menatapku dengan tatapan bingung. Aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat, ini adalah pertama kalinya aku melihatnya sedekat ini apalagi pandangan matanya mengarah ke arahku. Dengan reflek aku hanya tersenyum kepadanya.

Iia melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Aku hanya bisa kecewa, tetapi aku tidak menyesal telah menulis surat tersebut.

Beberapa saat kemudian, aku menyadari bahwa ia telah kembali ke depan pagar tersebut memegang sebuah pesawat kertas lain.

Ia melemparkan pesawat kertas tersebut melalui pagar dan pesawat kertas tersebut melayang tepat di depanku. Aku segera menangkap dan membuka pesawat kertas itu dengan antusias.

'Terserah kau saja.'

Aku sangat senang, ia telah menerimaku sebagai temannya. Dengan segera aku menulis sebuah surat lagi dan melipatnya menjadi sebuah pesawat kertas lalu melemparkannya ke arahnya.

'Terima kasih, aku sangat senang.'

Setelah membaca suratku, ia menghadap ke arahku. Aku segera tersenyum kepadanya dan ia segera menutupi mukanya menggunakan topinya tersebut. Samar-samar aku melihat mukanya memerah sebelum ia menutupinya.

Sejak saat itu, aku sering bertukar pesawat kertas dengannya. Setiap hari, ia selalu datang dan menemuiku di dekat pagar yang sama.

Ah, if only I could get away~

From this cold and dark filled place.

Its all, a lie.

I feel it inside

Seandainya saja aku dapat keluar dari tempat ini. Tetapi, itu semua hanyalah sebuah kebohongan belaka. Aku mengetahui bahwa keluargaku tidak mempunyai kesempatan untuk keluar dari sini dengan kekuatan sendiri. Kami hanya bisa mengharapkan pertolongan dari keluarga mafia lain yang bekerja sama dengan keluargaku.

Every time I see you all of my worries disappear

I believe all the good things out there could just be true

Tetapi bagiku sekarang, hal itu tidak begitu penting. Aku sudah cukup puas hanya dengan melihatnya. Aku percaya bahwa hal baik akan datang suatu hari nanti.

Please come near, I just want to have a decent talk with you

Maybe then you could see how much this distance hurts my heart

Walaupun seperti itu, aku juga ingin agar kami bisa bercakap-cakap layaknya orang biasa. Dengan itu, mungkin kau dapat melihat betapa sakit hatiku melihat jauhnya diri kita berdua.

I'm watching you from here, hoping you will turn

Happiness that leaves, its waiting for tomorrow

Sekarang ini, aku hanya dapat melihatnya dari dalam tahanan ini. Berharap ia akan tersenyum untukku sekali saja. Tetapi, yang menghubungkan kita berdua hanyalah sebuah pesawat kertas yang mudah rusak.

Aku hanya bisa menunggu hari esok saja.

Days and months eventually pass, the dark begins to fade

The paper planes you sent me then, were my

Everything, everything

Waktu terus saja berlalu, kegelapan dan kesakitan yang kurasakan dalam tahanan ini perlahan-lahan mulai menghilang. Aku sudah mulai terbiasa hidup di dalam tahanan.

Sejak saat itu, sejak pertama kali ia mengirimkan pesawat kertasnya untukku. Sejak saat itu jugalah, pesawat kertasnya itu menjadi satu-satunya harta milikku yang paling berharga.

Setiap hari kita selalu berbincang-bincang menggunakan pesawat kertas. Tetapi, tidak ada seharipun ia tersenyum di hadapanku.

Though one day you came to me, more distant then you usually are

Hanya hari itu saja, ia menghadap ke depanku. Aku menyadari sesuatu yang aneh, entah kenapa perasaanku tidak enak dan aku merasa kau lebih jauh dariku.

Aku mencoba untuk tetap berpikiran positif, namun perasaan janggal dan khawatir tetap ada di benakku.

Tetapi saat itu juga ia tersenyum...

Melihatnya tersenyum, aku tidak dapat menahan rasa senangku, mukaku memerah dalam sekejap dan aku hanya berusaha untuk menyembunyikannya.

Namun aku sadar, walaupun ia tersenyum. Raut wajahnya mengatakan kalau ia sedang bersedih dan ia sedikit memaksakan senyumnya.

Setelah itu ia hanya melemparkan sebuah pesawat kertas dan aku segera membacanya.

Telling me you were going away and it was

Goodbye, goodbye.

'Maafkan aku... Selamat tinggal...'

Setelah membaca surat tersebut, aku segera menghadap ke arahnya. Ia tidak bergeming dan wajahnya masih menunjukkan kalau ia sedih. Lalu ia membalikkan badannya, bergegas untuk pergi meninggalkan tempat tersebut.

"Tunggu!"

Dengan refleks aku memanggilnya kembali, ia pun menghentikan langkahya.

"Kau partnerku bukan? Apakah kau tidak akan kembali lagi?"

Ia tidak berkata apapun, bahkan menengokkan wajahnya pun tidak.

"Aku sudah menyimpan baik-baik semua suratmu. Aku akan menunggumu sampai kau kembali lagi..."

Setelah itu, ia melangkah pergi meninggalkanku.

Oh, living with this agony, pain that burst out from inside

These tears, wont stop

Ive never cried so much

Setelah kepergiannya, aku hanya bisa menangis. Aku kesepian, dadaku terasa sakit. Dan air mata ini tidak dapat berhenti, aku tidak pernah menangis seperti ini sebelumnya

.

Every time I see you I just cant help but to smile

Despite any sort of fate the future has in store for me

Ketika ia berada di sampingku, seburuk apapun keadaannya saat itu, seburuk apapun masa depan yang telah menantiku. Aku tetap dapat tersenyum di depannya.

Dan sekarang ketika ia sudah tidak berada di sampingku lagi, kepada siapa aku harus tersenyum?

All those days that passed and I still do not even have your name

I cant help but to imagine a bright future where you are

Berhari-hari kita lalui bersama bahkan namamu saja aku belum mengetahuinya. Dari sini, yang bisa kubayangkan hanyalah masa depan yang cerah di mana kau berada.

I cant call out to you, I cant follow you

I cant get out of here, I cant do anything now!

Aku tidak bisa memanggilnya, aku tidak bisa mengikutinya.

Aku tidak bisa keluar dari sini, aku tidak bisa melakukan apapun sekarang!

Finally, it seems my turn has come

After all this time I spent with you

Has left me with no regrets at all

Akhirnya giliranku pun tiba, aku dibawa oleh seorang perwira ke ruang eksekusi.

Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa. Waktu yang sudah kulewatkan bersamanya tidak meninggalkan sebuah penyesalan pun. Aku bahagia dapat mengenalnya dan berteman dengannya.

But then my mind begins to scream

It says I want to live some more

Tetapi tiba-tiba pikiranku terasa berat. Aku tidak tahu, pikiranku dipenuhi oleh rasa takut. Mengatakan bahwa aku masih ingin hidup.

Im no longer full of those confused feelings

My heart knows what I want from this world

Saat itu juga, aku baru menyadari arti perasaanku padanya selama ini. Sekarang aku tahu apa yang harus aku lakukan.

I wanna see you, wanna see you

Once more, once more

Aku ingin menemuinya. Setidaknya sebelum aku mati, aku ingin menemuinya sekali lagi saja.

Aku berusaha untuk memberontak keluar. Tetapi sekeras apapun usahaku, seorang remaja tidak akan dapat melawan banyak orang dewasa sekaligus. Sekeras apapun usahaku, hasilnya tetaplah nihil. Sampai terdengar sebuah tembakan, keributan dari luar...

"Seluruh anggota XXX mundur!"

Begitu perintah itu dikeluarkan, semua perwira itu segera mundur dan pergi dari situ. Entah ini keajaiban atau apapun, aku selamat dari tahanan ini dan aku bisa keluar dari sini.

Keluargaku ditolong oleh sebuah keluarga mafia besar yang namanya tak bisa kuingat. Setelah kejadian itu, semua anggota keluargaku terbebas dari tahanan itu dan kami semua bergegas untuk kembali ke markas kami.

If we could, I wish we'd go back to the time we once shared

Those days, I remember them like a sudden flash of light

Sekarang aku sudah mendapat kembali kebebaan yang sudah lama tidak kurasakan. Namun perasaanku masih ada yang janggal.

Sekarang ini, permintaanku bukanlah kebebasan. Seandainya aku dapat kembali ke waktu-waktu terdahulu. Saat kita masih membagi waktu kita bersama.

Hari-hari tersebut, sekarang aku hanya dapat mengingatnya bagaikan sebuah kilatan cahaya. Tidak ada yang dapat kulakukan untuk kembali lagi ke masa tersebut. Hal itu merupakan hal yang mustahil.

Emotions spread out and written into so many words

Was the only thing that kept me going through the darkest times.

Hari-hari yang kulewati dalam tahanan tersebut. Yang membuatku terus melangkah maju dan terus berjuang adalah kata-katanya. Semua kata-katanya yang tersurat dalam sebuah pesawat kertas kecil tersebut menjadi pedoman diriku dalam menjalani hidup ini sebaik mungkin.

Far away, I imagine a patch of dirty weeds

Where a flower bloomed so beautifully standing out from all

Even though you and I lived in two different worlds

I still tried to take a chance and reach out to you

Dari sini aku hanya dapat membayangkan. Sebuah ladang penuh dengan rumput liar yang kotor di mana sebuah bunga yang indah mekar di tengah-tengahnya.

Walaupun aku tinggal di dunia yang sama sekali berbeda dengannya, aku tetap saja berusaha dan mengambil kesempatan untuk menyapanya.

I can feel my heart beat change as the last moment draws near

Cant you just let me talk to her one last final time?

Saat tiba saatnya untuk pergi dari sana, perasaanki terasa sangat janggal. Setidaknya aku ingin sekali untuk bertemu dengannya dan berbicara dengannya sebelum aku pergi.

"..."

"Ada apa, tuan muda?"

Seorang dari keluargaku bertanya kepadaku.

"Aku... harus bertemu dengannya!"

"Tunggu! Tuan Muda!"

Aku berlari, tidak menoleh ke belakang sedikitpun aku segera berlari ke arah rumah sakit di dekat sana.

-Flashback-

'Di mana kau tinggal? Aku sering melihatmu di dekat sini, apa kau tinggal di dekat sini?'

Tidak lama berselang, ia menulis dan melipat sebuah pesawat kertas lalu melemparkannya ke arahku.

'Aku tinggal di rumah sakit dekat sini.'

Aku pun segera membalasnya.

'Hmm... Apakah kau sakit? Kenapa kau tinggal di sebuah rumah sakit?'

'Tidak. Ayahku bekerja di dekat sana, karena itu aku dititikan di rumah sakit.'

'Begitu ya... Syukurlah... :)'

-End Of Flashback-

Aku mendobrak pintu rumah sakit tersebut dan melangkah ke resepsionis di depan situ.

"Permisi, apakah ada seorang anak perempuan yang tinggal di sini?"

Aku segera bertanya pada bagian resepsionis, tetapi resepsionis itu hanya menatapku dengan wajah bingung.

"Siapa namanya, dik?"

"Namanya... aku... tidak tahu..."

Aku segera menundukkan kepalaku. Seharusnya aku tahu, tidak mudah menemukan seseorang dalam sebuah rumah sakit yang cukup besar terutama jika aku tidak mengetahui namanya.

"Maaf dik, kami tidak bisa memberitahumu kalau namanya pun kau tidak tahu."

Tetapi, aku tidak mau menyerah begitu saja.

"Kalau begitu..."

"Tuan muda!"

Di depan rumah sakit ini, aku melihat anggota keluargaku memanggilku dan menghampiriku.

"Tuan muda! Apa yang kau lakukan, kembalilah kita harus segera kembali ke markas."

"Tunggu dulu! Aku harus bertemu dengannya! Biarkan aku mencarinya terlebih dahulu!"

"Tidak bisa, tuan muda!"

Mereka berusaha membawaku secara paksa dan membawaku keluar dari rumah sakit itu.

"Tunggu! Lepaskan aku!"

Setelah itu, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Mereka membawaku kembali dan semuanya kembali ke markas, lalu membangun kembali keluarga kami, keluarga Cavallone.

Saat ini, permohonanku hanya satu...

I just want to know, one simple little thing

Aku hanya ingin mengetahui, satu hal kecil saja...

Just your name

Hanya namanya...


5 tahun kemudian...

Italia, Markas Cavallone

"Boss, silahkan kopinya."

"Terima kasih, Romario."

Romario membawakan secangkir kopi dan meletakannya di meja kerjaku.

Sekarang, aku sudah resmi menjadi boss Cavallone ke10 dan aku berhasil mengembangkan Cavallone menjadi keluarga yang cukup besar.

Tetapi aku sendiri masih mempunyai kerisauan dalam hatiku.

"Romario, ingatkah kau tentang cerita 5 tahun yang lalu itu?"

"Tentu saja aku ingat, boss. Boss sering sekali menceritakannya."

"Aku ingin mencarinya."

"Bagaimana cara mencarinya, apakah ada petunjuk, boss?"

"Ada... Tadi aku menemukan benda ini dalam kumpulan barang-barang lamaku"

Aku tersenyum memegangi sebuah benda yang mengkilat dan menatap jendela, sambil mengenang apa yang terjadi 5 tahun yang lalu...

-Flashback-

'Lihatlah, aku menemukan benda ini kemarin di sel tahananku.'

'Apa itu?'

Aku segera membalas suratnya tersebut.

'Taukah kau tentang legenda di sekitar sini? Katanya jika 2 orang masing-masing memegang satu bagian dari sebuah batu kristal, mereka tidak akan berpisah untuk selamanya.'

'Aku tidak pernah mendengarnya.'

Mendengar jawaban tersebut, aku segera mengambil dan menunjukkan kepadanya benda yang kutemukan itu. Benda itu adalah sebuah aksesoris yang terbuat dari batu kristal berbentuk persegi, terdiri dari dua bagian. Yang satu berbentuk burung merpati dan yang satu lagi berbentuk kotak seperti frame pada burung merpati tersebut. Kedua benda itu sangat tepat ketika disatukan. Jika terkena cahaya matahari, batu tersebut akan memantulkan cahaya.

Aku melemparkan bagian yang berbentuk burung merpati itu kepadanya dan ia segera menangkapnya. Akupun segera menuis sebuah surat juga.

'Percayalah :) Dengan begitu, kita tidak akan berpisah untuk selamanya bukan?'

Setelah membaca itu ia menatapku, aku pun tersenyum kepadanya. Dan ia tersipu, lalu berusaha menutupi mukanya dengan topi yang ia kenakan.

-End Of Flashback-

"Aku hanya perlu menemukan seseorang yang mempunyai bagian lain dari batu yang kupegang ini."

Aku menunjukkan batu tersebut kepada Romario.

"Tapi boss, dari mana boss akan mulai mencari?"

Aku melihat ke arah kalender dan melihat tanggal besok.

"Besok bertepatan dengan tanggal aku berpisah dengannya."

Lalu aku membuka sebuah peta dan menunjuk suatu bagian peta tersebut.

"Aku akan mulai mencari di tempat kita pertama kali bertemu. Di belakang rumah tahanan Regione"


End Of Chapter

Tentang batu kristal itu hanyalah karangan ak sendiri, sejujurnya ak juga gak pernah denger tentang begituan... :P

R&R ^_^ Kritik, saran, bahkan flame-pun diterima...