Fanfik Love And Hate By Oohununa
Main Cast: Oh Sehun & Xi Luhan.
Rated: T - M
Genre: Romance, Friendship/family.
HunHan
Other cast: Member EXO.
YAOI
Thanks For Reading
Sorry for Out Of Characters.
.
.
.
CHAPTER 1: Rainy day.
Sumarry: Hujan, Luhan basah kuyup sampai Sehun mengantarkannya pulang.
Angin berhembus pelan, rambut surai madu coklatnya bergerak lembut. Rintik hujan masih menetes dari langit, menunggu bus menjemput dirinya. Pergelangan tangan terdapat jam, melirik jarum yang tertuju pada angka empat lewat dan bus belum kunjung datang. Mendongak menatap langit, menerka-nerka hujan kapan reda. Ia menghela nafas, tungkai kaki kurusnya berjalan menuju bangku berbahan besi yang terdapat di halte dan duduk disana.
Kecipak air mengalihkan perhatiannya, seseorang sedang berlari menuju halte yang sama dengannya, tangannya terdapat payung berwarna biru tua melindungi tubuhnya yang sedikit terkena air hujan. Tangan lain menggenggam satu payung yang belum terbuka.
"Sehun? Kenapa kau kemari?" tanyanya.
Helaan nafas terdengar berlomba-lomba keluar, lelah berlari dari gedung Universitas ke halte yang jaraknya cukup jauh.
"Luhan hyung kau lupa membawa payungmu kan?" orang yang berlari menghampirinya dan sangat kelelahan hanya ingin memberikan payung kepadanya. Sangat gentleman untuk perlakuan laki-laki kepada perempuan, tapi tidak untuk Luhan yang bernotaben laki-laki.
Luhan memandang payung yang belum terbuka di tangan yang di julurkan Sehun kepadanya.
"Kau berlari dan kabur dari kelasmu lagi ya? Dan memberikan ini untukku?" Luhan bertanya lagi.
Luhan enggan mengambil payung yang di berikan Sehun.
"Tidakkah hari ini kita berdamai dulu? Aku sudah penat untuk mengantarkan ini untukmu dan kau mengucapkan ketus seperti itu kepadaku."
Luhan akhirnya mengambil payung yang ada di tangan Sehun.
"Terimakasih dan aku tidak menyuruhmu untuk membawakan payung untukku."
Sehun memutar bola matanya, "Tidakkah kau bisa lebih serius mengucapkan terimakasih?"
"Ok, Terimakasih Sehunnie. Kau kembali ke kelasmu sana." usirnya.
Sehun dan Luhan merupakan tetangga dan berteman dekat walau kadang saling bertengkar karena memiliki perbedaan yang membuat mereka ribut. Perbedaan usia juga mempengaruhi pertemanan mereka, Luhan yang berbeda di atas usia Sehun yaitu empat tahun memiliki sifat yang terkadang dewasa dan kekanakan sama halnya Sehun. Tapi memiliki kesinambungan yang sama, jika Sehun dewasa maka Luhan akan bersikap seperti kekanakan dan sebaliknya. Terkadang juga memiliki pemikiran yang sama. Mereka juga sering di bilang seperti kakak beradik atau bisa dibilang seperti saudara kembar, dan Luhan akan mengacuhkan Sehun dan tidak akan berdekat-dekatan lebih dulu untuk beberapa hari jika ia sampai mendengar namanya dengan Sehun seperti kembar.
Luhan yang gemar sekali bermain alat musik, dan Sehun yang gemar menari atau dance. Hal-hal yang sangat sepele sampai kedua Ibu mereka menggelengkan kepala melihat pertengkaran antara keduanya, Luhan yang serius dengan alat musiknya dan tangga nada lagu kadang sangat terganggu dengan musik menghentak-hentak dari rumah Sehun yang sedang latihan menari. Dan Luhan akan bersikap sopan di depan Ibu Sehun untuk permisi dan lancang menggedor kamar Sehun lalu memarahinya. Mereka satu kampus, tapi beda kelas. Luhan mengambil kelas sastra dan Sehun mengambil kelas Arsitektur di Universitas Korea.
"Sebenarnya kelasku sudah selesai, hanya kegiatan klub saja. Aku tidak sebodoh itu untuk bolos kelas karena dirimu."
Luhan mengabaikannya, ya selalu seperti itu. Sehun menapakkan kakinya di halte, menutup payungnya dan di senderkan di samping tempat duduk, lalu dia duduk di samping Luhan. Sehun menengok jam tangan hitam yang bertengger di pergelangan tangannya.
"Sudah pukul empat sore, bus belum sampai juga?"
Luhan menghela nafas panjang, tanda kesal. Pasalnya dia sudah menunggu hampir satu jam dari usai kelasnya.
"Sumpah. Lain kali, aku akan menggunakan sepedaku ke kampus." Bibir mungilnya di majukan sedikit, tanda kesal. Sehun yang melihatnya pun tampak gemas. Namun wajahnya tetap menampilkan pokerface.
"Terlalu jauh, dan kakimu mungkin saja akan patah."
"Yak! Aku tidak selemah itu." Omelnya.
Mereka saling menatap, Luhan dengan tampang kesalnya, Sehun dengan wajah seperti biasa-pokerface- "Mau pulang bersama tidak?" tanya Sehun.
Luhan nampak berfikir, Ia sangat lelah. Ingin cepat-cepat pulang dan bermain pianonya.
"Kegiatan klubmu masih lama tidak? Aku tidak ingin menunggumu."
Sehun berdiri, menjulurkan tangannya. "Sebentar lagi hyung, mungkin aku akan izin nanti."
Luhan mengabaikan juluran tangan Sehun, sibuk dengan payung yang diberikan Sehun tadi.
"Aku tidak mau merepotkanmu, mungkin aku berjalan saja siapa tahu ada taksi disana." Luhan melenggang pergi melewati Sehun, menyibak payungnya dan pergi begitu saja.
Sehun seperti tertohok dengan tangan yang masih menggantung, dia memang anak yang sabar. Parasnya yang dingin tidak mempan untuk Luhan takut, malah semakin menjadi-jadi.
"Dasar rusa menyebalkan." Sehun mengambil payungnya yang bertengger di samping tempat duduk dan meninggalkan halte kembali menuju gedung Universitas.
Angin kencang menerpa tubuh mungilnya serta air hujan yang membasahinya. Payungnya terbang, lepas dari genggaman tangannya. Luhan syok, mengambil kembali payung yang terbang sedikit jauh darinya.
"Percuma aku menggunakan payung pada akhirnya aku basah juga. Arghhhhh menyebalkan, hujan jahat." Luhan menyalahkan hujan, dia meninggalkan payungnya yang berterbang-terbangan karena terpaan angin kencang, kakinya sudah pegal tak kunjung ada kendaraan yang lewat padahal masih sore.
Dari kejauhan seseorang dengan motor besar dan kerennya, melihat Luhan yang basah kuyup, Ia tidak melihat payung yang diberikan olehnya tadi di halte dan mendengar kekesalan yang di lontarkan Luhan untuk hujan yang membuatnya sial.
Motor besar dan keren dipandang, melewati Luhan dan berhenti di samping tubuhnya yang basah kuyup. Suaranya terendam karena mengenakan helm, namun Luhan mengenalnya.
"Hyung, cepat naik akan aku antar pulang. Hujan deras dan angin kencang. Lihat tubuhmu sudah basah seperti itu, sepertinya tidak akan ada kendaraan lewat jika badai seperti ini."
Luhan hanya menatapnya terkejut, dia seperti kehilangan fungsi pendengarannya karena tidak mendengar apapun yang keluar dari bibir pucat Sehun.
Luhan berteriak, mengeraskan suaranya. "Kau mengatakan apa Sehun?"
Kaca helm di buka oleh tangan pucatnya. "Aku bilang, cepat naik dasar rusa dungu."
Dengan basah kuyupnya Luhan tidak lekas naik untuk pulang dan menghangatkan tubuhnya cepat-cepat, malah marah-marah. "Yak! Aku lebih tua darimu."
Sehun yang mendengar ocehan itupun langsung memutar bola matanya, kesal. Astaga Luhan sangat keras kepala sekali.
"Mau pulang tidak sih Hyung."
Luhan dengan buru-buru menaiki motor besar Sehun.
Sehun mengintip dari kaca helmnya guna melihat Luhan. "Pegangan dengan erat." ucapnya.
Reflek tangan Luhan memeluk pinggang Sehun kencang dan mengeratkan pelukan. Bibir Luhan gemetar karena cuaca dingin akibat hujan deras dan angin kencang. Sudah di duga besoknya Ia akan tidak masuk kelas dan tidur lama di kasur enaknya. Bukan dirinya saja yang parah seperti itu, Sehun juga sama halnya dengan Luhan. Motor besar Sehun melaju kencang, memotong arus jalan yang di rintiki air hujan yang deras.
Mereka sampai di depan rumah, namun Sehun melewati rumahnya dan mengantarkan Luhan tepat di depan rumahnya.
"Cepat masuk hyung, aku yakin kau pasti akan sakit besok." Suara Sehun terendam dengan suara hujan, tapi Luhan masih bisa mendengarnya.
"Jangan mendoakan aku seperti itu, albino jelek." Luhan turun dari motor besarnya Sehun dan membuka gerbang pintu rumahnya yang terbuat dari kayu, Ibunya tiba-tiba saja muncul dari pintu.
"Aigoo.. anak Mama kenapa basah kuyup seperti ini." Pandangannya memberikan khawatiran yang sangat dalam pada Luhan, lalu menoleh kepada Sehun.
"Sehun-ah gamsahamnida, kau cepatlah pulang nak."
"Ne Ajumma, aku permisi dulu."
Luhan menoleh kebelakang memerhatikan Sehun yang memutar balik motornya, hingga Sehun memasuki rumahnya. Mereka saling menatap di depan rumahnya masing-masing, Luhan menampilkan senyumannya. Bibir kedinginannya mengucapkan. 'Gamsahamnida.'
Sehun hanya menganggukan kepalanya. Lalu masuk ke dalam rumah masing-masing untuk menghangatkan diri.
.
.
.
.
.
To Be Continued
A/N:
Hai, Anyeonghaseo. Aku akhirnya nyemplung juga di HunHan shipper, rasa rindu yang sangat besar bisa menghasilkan fanfik ini. Ini acc kedua pembuatan fanfikku. Khusus untuk K-POP. Acc author fanfik sebelah adalagi tapi khusus untuk Anime pair heheheh.. sudah lama banget ga fangirlingan tentang mereka. Yap HunHan. Sampai pada akhirnya ngubek-ngubek mereka lagi dan dor, aku menghasilkan ini. Salam kenal untuk para HunHan Shipper's J , terimakasih sudah membaca apalagi mereview. Sangat-sangat senang bisa berfangirlingan OTP HunHan lagi.
Salam dari saya, Oohununa.
