Saya selalu bermasalah deh sama OOC, tiap buat fanfic pasti ada yang OOC, apalagi ini buat heronya Sasuke. Kan sulit kalo gak OOC #DiGepok
Inilah pair yang aku suka SasuHina, kan bagus kalo cinta segiempat diantara mereka. Yang ternyata selama ini Sasuke diam-diam menyukai Hinata. Wah jadi sinetron dong? wkwkwk *TimpukPakMasashi #abaikan
Stop ngayalnya, ketinggian ntar kena tubruk pesawat(?)
LOOK AT ME
Pairing : Uchiha Sasuke X Hyuuga Hinata | Slight Gaara X Hinata
Warning : OOC, Typo(maybe), AU etc.
Pak Kishimoto, pinjem karakternya sebentar. Ngapain sih punya Naruto segala ? *plakk
Waktu masih menunjukkan pukul enam pagi. Konoha High School masih terlihat sepi. Ada beberapa murid yang sengaja datang pagi-pagi termasuk sang pangeran sekolah, alasan datang pagi pastilah menghindari fans-fans gila(menurut Sasuke). Dengan segera dia memasuki kelasnya, takut ada fans yang mempergokinya.
Sesampai di kelas dia terkejut dengan keberadaan gadis berambut indigo yang sedang membaca. Melihat ada yang datang, gadis itu menoleh dan menemukan Sasuke menatapnya. Gadis itu menganggukan kepalanya sebagai tanda sopan saat bertemu orang lain lalu melanjutkan kegiatan membacanya. Sasuke heran dengan gadis ini, dia mungkin satu-satunya gadis KHS yang tidak tertarik padanya. Dan itu yang membuat Sasuke jatuh cinta pada gadis ini.
"Hn" Sasuke berdehem di samping gadis bernama Hinata itu.
"A-apa Uchiha-san?" tanya Hinata sedikit gagap dan mendongak. Memang gadis ini pemalu dan selalu gagap pada semua orang terutama saat gugup.
"Nanimonai." jawab Sasuke datar lalu menuju bangkunya. Bangku mereka terletak di belakang sendiri dan bersebelahan. Namun jarang ada kata keluar dari mereka. Sasuke yang aslinya minim kata dan Hinata yang pemalu. Tapi satu fakta tersembunyi, Sasuke selalu mengamati Hinata.
Lama-lama kelas mereka menjadi ramai. Satu per satu siswa siswi berdatangan.
"Sasuke-kunn~" sapa hampir semua siswi saat memasuki kelasnya. Sasuke tetap datar walau sekali-kali melirik ke bangku disampingnya.
Tak berapa lama guru berambut coklat bergelombang masuk bersama seorang siswa di belakangnya. Siswi yang biasa menatap Sasuke sekarang menatap pemuda berambut merah di depan mereka.
Banyak siswa merasa bahwa ada saingan baru untuk mendapatkan para gadis, sementara bagi para siswi tentu akan ada yang di kejar selain pangeran sekolah. Sasuke hanya memandang bosan, tapi raut wajahnya berubah setelah dia mendengar Hinata mengucapkan sesuatu, suatu nama
"G-Gaara-kun !" ucap Hinata membulatkan matanya. Sasuke jadi penasaran dengan siswa baru itu.
"Perkenalkan dirimu!" pinta Guru Kurenai
"Sabaku Gaara murid pindahan dari Suna High School. Yoroshiku." perkenalan yang datar tapi justru membuat para siswi terkesima. Bahkan banyak siswi yang tersenyum genit padanya. Namun, pandangannya hanya tertuju pada gadis berambut indigo yang menatapnya terkejut. Sasuke menyadari itu lalu membuang muka.
"Silakan duduk disana!" kata Kurenai menunjuk bangku di depan Hinata, satu bangku dengan Kiba. Gaara hanya mengangguk sebelum akhirnya duduk. Tampak ada senyum tipis saat didepan Hinata. Hinata juga membalas senyumnya. Lagi-lagi Sasuke melihat itu dan terlihat kesal.
Bel istirahat sudah berbunyi, semua murid berhamburan keluar, kecuali Gaara, Sasuke, Hinata dan Tenten-teman sebangku Hinata.
"Hisashiburi, Hina-chan~" lidah Hinata kaku mendengar ucapan Gaara yang menghadap Hinata.
"H-Hisashiburi G-Gaara-kun." Hinata sangat gugup menatap Gaara lalu menunduk. Sasuke yang sedari tadi cuek, mau tak mau dia nguping pembicaraan Gaara dan Hinata.
"Kau kenal dia, Hinata?" tanya Tenten heran. Hinata hanya meremas ujung roknya. Sasuke pura-pura baca buku sementara pendengarannya di pertajam.
"A-ano, d-dia d-dulu temanku, T-tenten-chan" jawab Hinata tersenyum gugup. Gaara yang mendengar jawaban Hinata raut wajahnya berubah, sedikit kecewa
"Ya sudah, aku tinggal dulu. Selamat melepas rindu ya~" ucap Tenten keluar kelas
"T-tenten-chan" Hinata menunduk melihat Tenten meninggalkannya.
"Hina-chan~" panggil Gaara. Hinata perlahan mengangkat wajahnya
"N-nani Gaara-kun?" tanya Hinata. 'Hina-chan? Gaara-kun? Apa hubungan mereka sebenarnya?' batin Sasuke makin kesal.
"Kau tidak mau mengaku pada temanmu?" Gaara balik bertanya dengan nada sedikit di tekan.
"M-mengaku apa?" tanya Hinata pura-pura tak tahu. Sasuke semakin penasaran dengan raut muka yang masih datar
"Apa kau masih marah sejak kejadian itu?" Gaara dan Hinata hanya saling melempar pertanyaan. 'Hubungan mereka pasti sangat dekat' pikir Sasuke sembari menunggu jawaban Hinata. Hinata sendiri merasa tak ingin menjawab pertanyaan Gaara karena malu Sasuke masih dibangkunya.
"T-tidak kok" Hinata menunduk
"Jadi, aku ini kau anggap siapa, Hina-chan?" tanya Gaara menatap lekat Hinata. Jika dikelas hanya ada mereka berdua, sudah pasti Hinata jawab. Masalahnya Sasuke belum juga hengkang dari bangkunya. Sasuke mendecih pelan. Sangat membuang waktu menunggu jawaban dari Hinata. Tapi rasa penasaran Sasuke lebih besar di banding rasa malas menunggu jawaban Hinata.
"K-kau adalah-"
"Sasuke-kunn~" ucapan Hinata terpotong oleh segerombolan fans Sasuke. Butuh waktu lama untuk mendengar jawaban Hinata dan semua sia-sia karena gadis-gadis bodoh yang masuk kelas.
Hinata tak lagi meneruskan perkataannya. Gaara juga membalikkan tubuhnya dan memasang wajah datar sebelum pergi keluar kelas.
"Hinata-chan, kenapa tidak keluar kelas?" tanya pemuda berambut coklat di depannya setelah dari kantin.
"Gomen ne Kiba-kun, sedang malas saja." jawab Hinata disertai senyuman.
"Ini, aku bawakan susu untukmu." Kiba menyodorkan susu kotak
"Arigatou Kiba-kun, ureshii," Hinata senang menerima susu dari Kiba. Kiba mengusap kepala Hinata. Mereka memang sudah lama menjadi teman dekat. Kiba tak tau jika sepasang mata onyx menatapnya tajam dengan aura mengerikan. Sasuke sebenarnya geram, tiap waktu melihat Kiba dan Hinata sangat dekat. Tapi apa daya, Sasuke saja belum berani mengajak ngobrol Hinata.
Bel tanda akhir pelajaranpun berdentang. Tinggal beberapa murid di kelas.
"Hina-chan ayo pulang bareng!"
"Hinata, aku antar pulang!"
Ajakan dari dua murid keren KHS secara bersamaan. Sasuke bahkan menghilangkan gengsi demi bisa dekat dengan Hinata. Hinata dan Kiba terkejut bukan main, Sasuke yang minim kata mengajak Hinata pulang. Tapi tidak lah terkejut pada Gaara. Pandangan Sasuke bertemu dengan Gaara, saling menatap tajam.
"Kau harus pulang denganku,Hinata!" kata Sasuke bernada perintah lalu menggegam tangan kiri Hinata mengajaknya keluar, namun pergelangan tangan kanan Hinata di tahan Gaara.
"A-ano-" Hinata tak jadi melanjutkan kata-katanya setelah di tatap intens dua orang ini. Kiba menghela nafas sebelum berkata pada mereka
"Jika aku jadi kalian aku tidak akan memegang tangan Hinata ataupun mengajaknya pulang. Atau-"
"Hinata~" ucapan Kiba terpotong oleh orang yang memanggil Hinata tepat di depan pintu kelas. Hinata dan Kiba serasa menciut. Sementara Sasuke dan Gaara menatap orang berambut panjang coklat itu dengan tatapan dingin.
"T-tolong lepaskan aku!" bisik Hinata takut. Orang itu mendekat, Kiba sulit menelan ludahnya sendiri.
"Lepaskan Hinata, atau kalian tahu resikonya!" ancam orang itu datar, namun berhawa mematikan. Tapi Sasuke maupun Gaara tak takut sama sekali.
"N-Neji-niisan~" panggil Hinata pelan
"Ck, apa yang akan kau-" Sasuke mendapat juuken dari Neji. Neji itu murid kelas duabelas yang notabene kakak Hinata sekaligus murid dengan segudang sabuk bela diri. Tak ada yang berani menganggu Neji ataupun Hinata. Jika ada yang berusaha menyakiti Hinata, dia tak segan-segan menggunakan jurus-jurus andalannya.
Sasuke sudah melepaskan Hinata dengan bantuan juuken Neji. Gaara masih menahan tangan Hinata. Neji mendekatinya dan menatapnya
"Lepaskan atau akan kuhajar sebagaimana rasa sakit Hinata saat kau tinggalkan, Gaara!" ucap Neji dingin namun tatapannya benar-benar membara seakan-akan dendam lama terukir kembali. Gaara melepaskan Hinata. Neji langsung mengajak Hinata pulang. Kiba masih sedikit shock. Sasuke masih menduga-duga hubungan Gaara dan Hinata sebelumnya. Gaara juga meninggalkan kelas.
"Itulah kenapa aku melarang kalian pegang-pegang Hinata!" omel Kiba pada Sasuke. Sasuke diam sebelum akhirnya bertanya
"Hubungan Hinata dan Gaara itu apa? Kau temannya, pasti tau." tanya Sasuke mengintimidasi Kiba. Yang ditanya cuma gelagapan, lalu mencari-cari alasan.
"A-ano, aku tidak tahu, kenapa kau tak tanya Hinata saja? Oh iya, aku pulang dulu. Jaa~" Kiba langsung kabur sebelum di tanya lainnya oleh Sasuke.
"Akan aku tanya sendiri." Sasuke lalu berdiri dan pulang.
.
.
.
Tempat paling nyaman disekolah menurut Hinata adalah perpustakaan. Dingin, tidak ramai dan menenangkan. Dia ingin mengambil buku di rak atas, tapi tangannya tak sampai. Hinata kaget mendapati tubuh belakangnya menempel dengan tubuh seseorang yang mengambilkan buku untuknya. Nafas Hinata tercekat saat menoleh memastikan dia bukan hantu.
"U-Uchiha-san!" sontak wajah Hinata memerah mendapati Sasuke berdiri sedekat itu dengan Hinata. Tanpa Hinata tahu, Sasuke menyeringai.
Hinata duduk tak nyaman di bangku perpus yang biasa jadi tempat duduk langganannya. Sasuke duduk di samping Hinata, bahkan bahu dan pahanya berhimpitan dengan Sasuke. Rasanya ingin pingsan saja.
"A-ano, U-Uchiha-san~" panggil Hinata gugup tapi masih menunduk. Sasuke menoleh dan menatap Hinata
"Lihat aku kalau ingin bicara!" mau tidak mau Hinata mengangkat wajahnya dan menoleh. Wajah mereka berdua langsung berubah pias. Jarak wajah mereka hanya beberapa senti saja. Bahkan saling merasakan hembusan nafas masing-masing. Keduanya langsung memalingkan wajah dengan rona merah di seluruh wajahnya.
"A-ano-"
"Hn?" wajah stoic Sasuke kembali meski hatinya masih berdebar-debar.
"U-Uchiha-san, b-bagaimana kalau ada yang melihatmu disini?" tanya Hinata gugup
"Biarlah, panggil aku Sasuke-kun!" perintah Sasuke datar
"E-eh? K-kenapa?" Hinata bertanya lagi.
"Aku juga ingin kau panggil begitu" Sasuke memalingkan wajahnya, menyembunyikan rona merah di pipinya.
"I-iya U-Uchi, S-Sasuke-kun." ucap Hinata menyanggupi permintaan Sasuke.
Ada banyak orang yang memanggilnya 'Sasuke-kun' tapi entah kenapa baru kali hati Sasuke sangat senang mendengar namanya dipanggil seperti itu.
"Hinata~" panggil Sasuke pelan
"A-Apa S-Sasuke-kun"? Hinata mulai berani menatap Sasuke.
"Apa aku boleh bertanya?" tanya Sasuke ragu-ragu
"I-iya." jawab Hinata mengangguk
"Kau punya hubungan apa dengan ehm Gaara?" Sasuke akhirnya memberanikan diri untuk bertanya pada Hinata. Mendengar pertanyaan Sasuke, Hinata terbelalak, matanya membulat. Tidak tahu harus menjawab apa pada pangeran sekolah ini.
"E-eto, i-itu-"
"Baiklah jika kau tak mau jawab. Kalau begitu, siapa Neji?" tanya Sasuke mengalihkan pembicaraan. Dia tak akan memaksa Hinata bercerita. Sasuke sebenarnya juga sudah tahu dari dulu kalau Neji itu kakaknya Hinata.
"D-Dia kakakku." jawab Hinata lebih tenang.
"Boleh aku minta nomornya?" pinta Sasuke tetap datar. Hinata menatap Sasuke tak percaya. 'Jangan-jangan Sasuke-kun itu-' pikir Hinata kaget tapi Sasuke dengan cepat memberi penjelasan
"Jangan berpikir macam-macam. Aku cuma mau minta maaf atas kemarin." Sasuke bisa menduga apa yang dipikirkan Hinata.
"I-iya boleh kok." Hinata mengeluarkan ponsel miliknya.
"Sekalian punyamu!" pinta Sasuke malu-malu.
"E-ehh?" wajah Hinata merah padam. Akhirnya menurut Sasuke juga.
Tak berapa lama ponsel Hinata bergetar. Ada panggilan masuk nomor baru tapi canggung mengangkatnya karena masih ada Sasuke.
"M-moshi moshi. ." Hinata akhirnya mengangkat telepon orang itu
"Kau ada dimana? Cepatlah ke kelas aku menunggumu!" kata lelaki disambungan telepon lalu terputus. Hanya mendengar suaranya saja Hinata tahu siapa yang meneleponnya.
'darimana dia dapat nomor baruku?' Hinata bertanya-tanya dalam hati.
"Siapa?" tanya Sasuke kesal, sebisa mungkin menjaga wajah stoicnya
"A-ano, i-itu Gaara-kun." jawab Hinata menunduk.
Gaara mengepalkan tangannya melihat Hinata berjalan berdampingan dengan rivalnya. Rasa panas menjalar ke semua tubuhnya. Tapi amarahnya itu bisa di tahan
Flashback on
"Siapa?" tanya Sasuke kesal, sebisa mungkin menjaga wajah stoicnya
"A-ano, i-itu Gaara-kun." jawab Hinata menunduk
"Sudah kuduga." balas Sasuke datar
"G-Gomen ne Sasuke-kun, aku mau ke kelas dulu." Hinata membungkuk lalu meninggalkan Sasuke.
"Kau harus ke kelas bersamaku!" ucap Sasuke menahan tangan Hinata
"T-Tapi, n-nanti banyak yang melihat, terutama para fansmu." Hinata tak mau ambil resiko mati karena dihajar para fans Sasuke
"Apa peduliku dengan mereka!" balas Sasuke dingin
"Ayo ke kelas!" Sasuke menarik lengan Hinata yang masih diam saja.
"T-tolong lepaskan!" pinta Hinata tersipu. Sasuke sedikit tidak suka tapi dilepas juga.
Flashback Off
Fans-fans Sasuke menatap Hinata iri, sebal, kesal yang membuat Hinata semakin menundukkan kepalanya.
"Nanti kau menabrak jika tak melihat kedepan." ujar Sasuke santai, dengan kedua tangan masuk di sakunya. Entah kenapa Hinata menurut saja pada Sasuke, perlahan wajahnya diangkat dan menemukan Gaara di hadapannya.
"Kenapa kau menyuruh Hinata ke kelas?" tanya Sasuke to the point
"Tsk, bukan urusanmu." jawab Gaara menyeringai. Hinata bingung harus bagaimana. Ditengah-tengah mereka seperti neraka. Aura panas mengelilinginya.
"Tentu urusanku karena kau mengganggu waktuku dengannya!" balas Sasuke lebih berat dan lebih keras. Wajah-wajah dikelas mulai berubah pucat. Aura mengerikan Sasuke sudah lama tidak terlihat semenjak dia bertengkar dengan kakaknya-Itachi, yang sekarang sudah kuliah.
"Karena kau juga aku kehilangan waktuku dengan Hinata!" sahut Gaara dengan suara bariton tegasnya. Para murid di kelas tambah makin pucat melihat Gaara juga punya aura yang sama mengerikannya dengan Sasuke. Tangan keduanya sudah gemertak dengan tatapan tajamnya. Seketika suasana kelas menjadi menakutkan. Tak ada satupun yang berani berkata sepatahpun. Sebelum Kiba bertanya pada mereka
"Kalian mau dihajar Neji?" tanya Kiba tiba-tiba berharap sedikit mencairkan suasana mencekam itu
"Kalian tau, aura mengerikan kalian hanya sepertiga dari Neji" imbuh Kiba dengan santai padahal dia sendiri sudah menciut. Orang-orang di kelas malah semakin takut mengingat bagaimana mengerikannya kakak Hinata itu.
"Hina-chan, aku tadi hanya akan mengajakmu ke kantin." ucap Gaara menatap Hinata. Kelas sudah mulai normal.
"I-iya, a-ayo." Hinata menuruti Gaara, sebelum ada perang. Gaara tersenyum puas lebih tepatnya menyeringai pada Sasuke. Sasuke kembali geram
"Jadi kau lebih memilih dia, Hinata?" tanya Sasuke garang dan menarik tangan kiri Hinata. Gaara marah melihat Hinata di tarik Sasuke. Kelas kembali hening
"Lepaskan Hinata jika kau tak ingin mukamu tak berbentuk!" ucap Gaara menarik kerah baju Sasuke
"Coba saja, pukulan siapa yang lebih mematikan." balas Sasuke melepas Hinata dan mendaratkan pukulan di wajah Gaara. Sasuke pun mendapat balasan pukulan dari Gaara.
"Hentikaaann!" teriak Hinata sambil menangis melihat wajah Sasuke dan Gaara memar. Namun tidak digubris oleh mereka.
"A-Aku tidak akan pernah mau berteman atau apapun itu dengan kalian lagi jika kalian terus berkelahi!" sambung Hinata tersedu-sedu. Mereka akhirnya melepas diri satu sama lain. Semua orang di kelas ketakutan melihat perkelahian dua orang idola KHS itu.
"Hinata~"
"Hina-chan~" panggil dua orang itu. Tapi Hinata masih menangis.
"Hinata-chan, jangan menangis, jika Neji melihatmu mereka malah akan dihabisi Neji." hibur Kiba mendekati Hinata.
"Kiba-kunnnn~" suara tangis Hinata terendam di dada Kiba. Hinata memeluknya erat-erat, Kiba hanya mengelus rambutnya.
'Kiba pasti juga akan dihajar mereka berdua' begitulah yang dipikirkan para murid di kelas itu.
Gaara dan Sasuke men-deathglare Kiba, tapi dia semakin mengelus punggung Hinata.
"Kenapa? Kalian iri?" tanya Kiba menggoda mereka dengan alis terangkat. Hampir saja mereka mau mendaratkan pukulan tapi berusaha menahannya.
"Ada apa ini?" tanya guru bermasker yang tiba-tiba sudah ada di kelas.
"Kalian berkelahi? Kalau begitu pulang sekolah ikut saya ke ruang Kepala Sekolah!" perintah Guru yang bernama Kakashi itu kepada Gaara dan Sasuke.
"Kiba, Hinata, kalian tidak boleh berpacaran di kelas. Kembali ketempat duduk masing-masing!" pinta Guru berambut perak tersebut. Banyak yang mengira Hinata itu kekasihnya Kiba lantaran mereka terlalu dekat dan seperti tidak mungkin sebagai teman saja. Tapi itulah mereka, sahabat dari kecil tetapi tidak ada perasaan melebihi teman baik Hinata maupun Kiba.
.
.
.
"Kalian tidak akan saya skors. Tapi sebagai hukuman, besok kalian harus memakai benda ini. Biar kalian merasa jera!" ucap Jiraiya-selaku kepala sekolah.
Nafas Sasuke dan Gaara tercekat melihat sesuatu di depannya. Sejurus mereka protes tapi Jiraiya akan menambah hukuman jika protes. Mereka berdua takut jika harus memakai benda itu. Dan bagaimana reaksi para murid KHS jika melihat mereka besok? Dan Hinata?
TBC
Satu lagi fic super abal, yah semoga suka
Oiya, apa ya kira-kira yang akan di pakai Sasuke sama Gaara? Jika mereka berdua takut pastilah sesuatu yang dianggap imut oleh orang lain #Jiahaha
Review onegaishimasu minna, arigatou
