RECTANGLE
…
Standard Disclaimer. Semoga chingu Aghasse dan Couple GOT7 shipper suka. Mohon tulis review sebagai masukan. Kritik dan saran sangat di butuhkan. Karena dengan cara itu inilah kita melestarikan Fanfic GOT7 dan menghargai penulis. Karakter lain muncul sesuai alur.
…
Mata itu sesekali bertemu, melalui spion ketika keduanya tidak sengaja menatap pada tempat yang sama. Seorang lelaki bermata sipit yang duduk di kursi depan sambil mengemudi, memandangi sepasang tuannya yang sesekali bercumbu mesra. Dialah Im Jaebum, yang memandangi majikannya si dominan yang bernama Park Jinyoung menyerang submisivnya yang bernama Youngjae, Choi Youngjae.
"Ha-hajima Jinyoung-ah, ada Jaebum." Itu Youngjae, yang mencoba menghentikan setiap ciuman yang coba di daratkan Jinyoung. Lelaki yang merupakan dominannya baru saja kembali dari California untuk urusan pekerjaan dan memintanya untuk ikut menjemput. "Aku merindukanmu sayang" lalu mencumbu lagi bibir merah Youngjae yang sudah bengkak.
Mencengkram tangan itu kuat-kuat sehingga menimbulkan ringisan. Jaebum yang melihat bagaimana kasarnya Jinyoung terhadap Youngjae tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa sekedar menggeram penuh kemarahan. Ingin mengabaikan namun hatinya terus meminta untuk memperhatikan, mengamati dan diam saja. Agh.
Ketika tautan bibir itu terlepas, dapat Jaebum lihat Youngjae terengah, hidungnya kembang kempis dan mata serta pipinya memerah. Jaebum tahu, anak kelahiran tahun 1996 itu menahan tangis. "Kau semakin cantik sayang, aku jadi takut kalau ada serigala yang akan mengambilmu dariku." itu sindiran. Karena Jinyoung melihat dari ujung matanya kalau Jaebum sedari tadi terus memperhatikan.
Setelah mengatakan hal itu ia langsung menarik Youngjaenya ke dalam pelukan, merekatkan tubuh keduanya sehingga tidak ada jarak. Melihat Jaebum langsung membuang pandangan dan kembali fokus pada kemudinya Jinyoung tersenyum penuh kemenangan.
"Ada sesuatu yang harus aku urus dulu di hotel." Kata Jinyoung, seraya membelai surai Youngjae yang sedikit brantakan, mengusap wajah kemudian bibirnya dengan ibu jari. "Berdandanlah malam ini selagi aku tidak ada." Terjadilah lagi, ciuman panas setelah Jinyoung mengucapkan kalimatnya.
Dan Youngjae yang sudah lelah menghentikan, memilih pasrah, menerima apapun yang di lakukan Jinyoung padanya.
…
RECTANGLE
Fanfic pengganti Yeppuda.
NurL99
…
"Kau wangi sekali." Ketika sedang asik melamun, sebuah tangan melingkar secara tiba-tiba di area perut Youngjae. Jinyoung sudah pulang, selisihnya hanya dua jam dari kedatangan Youngjae. Dua jam yang lalu Youngjae tiba di rumah super besar milik Park Jinyoung setelah menjemput lelaki itu di bandara, namun di tengah jalan berpisah karena Jinyoung masih memiliki pekerjaan.
Dan sekarang, lelaki itu rupanya sudah datang juga, dengan mengagetkan karena tanpa suara tiba-tiba sudah ada di belakangnya sambil memeluknya pula. "Kau sudah sampai? Mau mandi? Biar kusiapkan pakaian gantinya?" tanya Youngjae, sembari sedikit menoleh.
Kemudian dirasakannya Jinyoung menggeleng, di ceruk lehernya sambil sesekali menciumi leher Youngjae. Beberapa saat setelah itu, Jinyoung sudah membuat posisinya berada tepat di atas Youngjae. hanya sekali gerakan, ia dengan mudah mengamati bagaimana bentuk dari kekasihnya yang kini terlihat begitu seksi.
Ia mengenakan kemeja warna putih polos yang sangat tipis sehingga ketika tubuhnya terlentang kulitnya yang tertutup kemeja tetap bisa terlihat, bagian bawahnya hanya di balut celana pendek ketat sehingga menampilkan setiap lekuknya.
Dalam hati Jinyoung tertawa puas, melihat bagaimana namjanya ini menuruti apa yang di katakannya. Di usapnya pipi halus milik Youngjae dengan punggung tangan Jinyoung, kemudian mengendus seluruh wajahnya, menghirup semua aroma yang terasa begitu menggoda sisi monsternya.
"Untuk apa aku mandi kalau setelahnya aku akan berkeringat lagi." Kata Jinyoung. Seraya mendekatkan bibirnya pada Youngjae, hedak menciumnya jika saja ketukan di pintu terdengar. "Tuan Park, makan malam anda sudah siap." Lalu suara pelayan terdengar. Ia menggeram marah, sudah sangat ingin melahab kekasihnya, malah ada yang mengganggu.
Ia melirik pada Youngjae, yang masih berbaring dan memalingkan wajah. Mengamati keadaannya. Sejak kemarin ia memang belum makan karena sangat sibuk dan sekarang ia juga merasa sangat lapar, tapi tidak mungkin turun dan membawa Youngjae jika dilihat dari penampilannya yang begitu. Tapi tiba-tiba ia malah tersenyum, lampu imajinasi seakan muncul di atas kepalanya.
"Suruh Defsoul mengantarkan makan malamku. Aku ingin mandi dulu." Ucapnya. "Nah sayang, aku akan mandi sesuai keinginanmu. Nanti jika pelayan datang mengantar makanan, bukalah pintunya. Mengerti?" ujarnya, mengecup sekali kening kepala Youngjae lalu menuruni tempat tidur, segera masuk ke kamar mandi.
…
"Tuan Im, tuan Park meminta anda mengantarkan ini ke kamarnya."
(Defsoul adalah Jaebum, nickname yang sudah tersemat pada dirinya sejak lama, bahkan sebelum dirinya bekerja pada Jinyoung.)
Jaebum mengernyit, ketika salah seorang pelayan membawa meja beroda padanya dan mengatakan kalau ia harus mengantarkan itu ke kamar sang tuan. "Naega? Wae?" ia bertanya bingung, setelah menenggak seluruh air dalam gelas.
"Tuan Park sedang mandi dan dia memintamu mengantarkan ini?" jelas si pelayan. Sejujurnya Jaebum curiga, tidak biasanya Jinyoung menyuruhnya melakukan hal seperti ini, maksudnya urusan seperti inikan urusan pelayan, yeah dia memang pelayan Jinyoung juga, namun bukan untuk hal semacam ini.
"Baiiklah." Tapi akhirnya tetap menyanggupi. Mengiyakan perintah itu karena menolak pun untuk apa. Setelah pegangan meja beroda itu ada di tangannya segera ia membawanya pada sebuah lift yang mengantar ke lantai dua.
"Tuan Park ada di kamar Tuan Choi." Terdengar teriakan itu ketika Jaebum akan memasuki lift. Rumah seorang Park Jinyoung memang di lengkapi lift serta fasilitas serba canggih, pengaman pintu utama dan jendela bahkan menggunakan kode pin selayaknya apartemen. Di ketuknya dua kali pintu kamar Youngjae. Beberapa detik kemudian pintu terbuka.
.
Youngjae sedang duduk sambil membaca salah satu buku yang ia pinjam dari perpustakaan pribadi Jinyoung ketika telinganya mendengar ketukan, pelayan datang membawa makan malam untuk Jinyoung, maka dengan cepat ia turun membuka pintu kamarnya namun betapa terkejutnya Youngjae ketika yang di dapati adalah Jaebum.
Im Jaebum yang menatapnya kaget, lalu menatap mengamati dirinya, mulai dari ujung kaki sampai kepala, untuk beberapa saat keduanya diam. Kenapa kau berpakaian seperti itu Jae-ya. Pikir Jaebum dalam hati.
Hyung, kenapa kau yang mengantarkannya? Kenapa kau yang melihatku seperti ini. pikir Youngjae.
"Oh, kenapa tidak di suruh masuk sayang. Bukankah itu makan malamku?" sampai suara Jinyoung menggema, keduanya menoleh. Mendengar perkataan itu Youngjae membeku. Apa tadi katanya? Masuk? Jaebum? Tidak.
"Aku akan membawakannya untukmu, biarkan dia pergi." saking tidak maunya Jaebum masuk kekamarnya, Youngjae sampai berkata dengan begitu cepat, menimbulkan kerutan di dahi Jinyoung. Meski hanya sejenak, lalu dengan pelan seraya melempar handuk yang tadi di gunakan untuk mengeringkan rambut secara sembarangan.
Merangkul tubuh Youngjae yang tingginya tidak jauh berbeda dengannya dengan mesra. "Kau tidak dengar apa yang dikatakannya? Dia akan membawanya untuku. Jadi kau pergilah." Ucap Jinyoung sekaligus menyadarkan Jaebum yang sepertinya melamun. "Oh, ne. Baiklah" kemudian menghilang.
Youngjae membawa meja beroda itu memasuki kamarnya yang luas. Jinyoung mengikuti dari belakang. Saat akan menatanya di meja yang ada di depan sofa, Jinyoung malah menarik tangannya, sehingga yang sedang di pegangnya jatuh.
Jinyoung dengan sekali hentak membalikan tubuh Youngjae lalu meraup bibir merah tersebut. Dengan brutal. Membuat Youngjae yang tidak siap dengan cepat kehilangan nafasnya. Dipukulnya dada Jinyoung untuk memberitahukan kalau dia kehilangan nafas.
Dan ketika Jinyoung mengerti lalu melepaskan ciumannya, tubuh Youngjae lunglai menimpanya, terengah, nafasnya mengenai kulit Jinyoung yang terbuka akibat hanya mengenakan bathrobe saja.
…
Diluar, Jaebum belum pergi dari area kamar Youngjae, bersandar pada dinding di samping pintu kemudian meletakan tangannya di dada sebelah kiri. Disana rasanya nyeri, ketika melihat Youngjae. Seakan benda tak kasat mata menghunus tepat di ulu hatinya.
Benar-benar menyakitkan. Haruskah Jaebum merebut Youngjae dari Jinyoung? Tapi jika ia melakukan itu, masih maukah Youngjae menerimanya?
…
To Be Continue…
…
Note*
Ini adalah Fanfic pengganti dari Fanfic Yeppuda. Ini 2Jae, 2Young, MarkJin, BYoung. Nggak tahu akan seperti apa alurnya, hanya ngikutin apa yang di otak lalu tertuang ke MS Word lalu post. Penambahan karakter akan di sesuaikan sama kebutuhan.
