"Tumbenan sekali Zheng Ting mau berbicara dengan adik kelas?"

"Kukira murid baru itu asuhan Insoo.."

Suasana di cafe itu sunyi sekali, hanya ada suara dentingan sendok yang bertemu dengan dinding cangkir berisi kopi dan suara yang ditimbulkan jarum jam saat bergerak setiap detiknya.

Lelaki bersurai hitam itu menghela nafasnya, lalu berhenti mengaduk kopi yang ada dihadapannya. Sementara lawan bicaranya hanya memperhatikan sikap adik kelas yang duduk disebrang kursinya.

"Aku tidak bisa melawan, kak. Aku juga tidak mengerti kenapa Zheng Ting bersikeras untuk menjadi pembimbing Eunki," ujar lelaki yang lebih muda itu.

"Soo, biarkan sajalah. Mungkin Eunki itu menarik. Haha!" lawan bicaranya yang bernama Insoo itu cemberut, merasa saran dari kakak kelasnya tidak membantu sama sekali. "Jangan-jangan kau cemburu ya?"

"Cemburu? Tidak lah.." Insoo langsung membantah ucapan kakak kelasnya. "Itu kan hak aku untuk membimbing Eunki. Dianya saja langsung ambil tindakan, Kak Kenta," Insoo meniup kopi di dalam cangkirnya, bersiap untuk meminumnya.

"Hak cemburu maksudmu?"


I'm Jealous!

Jung Jung x Eunki x Insoo x Kenta

BL ; Highschool!AU ; DLDR ; OOC


-Eunki's Point of View-

Hari ini hari pertama masuk sekolah. Iya, aku baru aja lulus dan melanjutkan sekolahku ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Sekolah Menengah Atas. Aku tidak sabar untuk duduk dan menetap di sekolah baruku. Apakah murid disana baik-baik? Apakah gurunya asik-asik? Tidak ada yang tau dan hal itu membuatku semakin bertanya-tanya dalam hati tentang calon sekolah sendiri.

Hari ini, semua pertanyaanku akan terbalaskan. Ya proses belajar belum dimulai sih.

Aku datang lebih pagi dari jadwal upacara. Iya. Sangat pagi. Mungkin sekitar 40 menit sebelum upacara dimulai? Aku menduduki kelas 1-3, kelas baruku. Kebetulan aku murid pertama yang datang jadi aku bisa memilih tempat duduk dimana saja. Akupun memilih duduk di tengah, barisan ketiga dari depan. Setelah melihat sekeliling kelas, aku memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.

"Hm.. jalan-jalan santai saja ya? Biar gak bingung nanti disini.." ujarku sambil berjalan di lorong tanpa tujuan.

"Oh.. jadi disini ruang kesehatan-" aku mengamati ruangan itu. Sepertinya ruangan itu jarang dipakai. Banyak peralatan yang berdebu dan lampunya tidak nyala. Benar-benar menyeramkan.

"NAK!"

"E-" seketika jantungku ingin copot karena mendengar teriakan itu. Ternyata ada seorang wanita yang agak tua memanggilku dari belakang. Kayaknya dia seorang guru. Mau siapapun beliau, aku akan kesal karena beliau tiba-tiba memanggilku saat aku melamun. Untung aku tidak pingsan.

"I-iya pak.. eh iya bu-" aku mendekati ibu guru itu lalu memberi salam.

"Nak, antar tas ini ya ke ruang guru. Taruh di meja Bu Yumi," ibu guru yang tidak kuketahui namanya itu langsung pergi menuju tangga untuk ke lantai atas. Sementara aku masih melamun, karena aku tidak mengerti apapun.

"Hah? Ruang guru? Dimana dah," menggumam, hanya bisa membawa tas yang seperti tas belanjaan yang berat ini ke arah utara sekolah. Entahlah aku bisa menemukan ruang gurunya atau tidak.

Aku melihat sekitar dan menerawang. Aku yakin gayaku seperti orang kebingungan sekarang. Apa guru itu tidak tahu aku murid baru disini?

"Hm.. perlu bantuan?"

Dan disitulah tempat pertama kali kami bertemu, menatap mata satu sama lain dan menyadari kalau hati kita sama-sama berdegup kencang saat melihat wajah masing-masing.

To Be Continue

.

.

.

HAHAHA APA INI. Aku udah satu tahun gak nulis fanfic jadi maklumin aja ya.. apalagi kalau ada salah www. Tolong dikomen ya biar aku semangat lanjutnya. Bakal rajin update kok! Terima kasih sudah dibaca~ maaf pendek karena baru prolog. Chapter selanjutnya bakal panjaaaanggg kok. Janji~


Chucomuffin