(Re-edit Version)
Disclaimer : Kishimoto-Shishou Own Naruto, I just Own this story.
Pairing : SasuNaru umm well maybe the rest will show up later *grin*
Warning : Yaoi. Hemm, push back if don't like. Ok. Typo's Mention me if I had… please…
Summary : Teman, Sahabat, Rival dan Orang yang sangat disukai Sasuke kembali lagi menjadi murid pindahan Konoha Gakuen. Namun dirinya pernah berhianat meninggalkan orang tersebut demi kepopulerannya, namun pemuda pirang itu kembali dengan ingatan kosong tentang Konoha. Haruskah Sasuke sedih? Ataukah senang?
A/N : hey sup? Umm, this is will be multi chapter. And just call me eri-chan or Aoi. Hope you like then. Happy reading.
The Memory I've Forgot
Chapter One: Angel Come
Suara lembut desiran daun yang saling bersentuhan sangat nyaman untuk setiap telinga yang haus akan kedamaian alam yang jarang untuk dinikmati. Namun musim panas sudah berlalu dua minggu yang lalu, panas sinar matahari kini berganti dengan angin dingin musim gugur, separuh aromanya membawa aroma musim dingin. Daun-daun yang terlalu banyak menerima kadar air dan sedikit cahaya matahari mulai menggugurkan daunnya. Tatkala hamparan daun maple yang sekilas seperti bintang pun mewarnai jalan-jalan konoha dengan warna oranyenya. Pemandangngan Konoha malam hari pada musim gugur, pinggiran kota Konoha yang jarang dijamah manusiapun menjadi tempat yang paling indah bagi insan yang beruntung dapat mengingat tempat ini.
Pemadangan musim gugur Kota Konoha sudah terlihat didepan mata, malam tak menjadi penghalang karena malam ini bulan sedang bulat membagikan cahaya lembut yang membuat setiap objeknya berkilau. Dari balik jendela kereta yang sedang bergerak menuju stasiun kereta Konoha. Pemuda manis yang sangat mendekati kata cantik ini sedang hanyut dalam pikirannya. Rambut pirangnya tertutup dengan topi rajutan hitam yang memiliki pelindung telinga, menyisakan sedikit poni pirangnya, yang semakin memberi kesan manis. Mata birunya terlihat masih hanyut, memandang jauh entah disana, tapi mata birunya terperangkap bingkai kacamata yang tanpa lensa tersebut, matanya yang bulat besar seperti bayi yang terlihat polos sesekali memperlihatkan emosinya. Pipinya yang agak kemerahan karena sedikit dingin terlukis dengan tigas garis tipis di setiap pipinya. Bibir mungil merah mudanya yang sekarang sudah memerah, terkatup-katup menghembuskan kepulan udara lembab didepan bibirnya. Pantulan sosoknya bisa terlihat dari jedela di sebrang sana. Jika kau melihat sosoknya secara utuh, kau akan seperti melihat gadis manis polos yang seperti sedang melarikan diri. Tapi sayang sekali sosok bayangan disana adalah sosok pemuda berbadan mungil bernama Uzumaki Naruto.
Konoha memang sudah terlihat dekat, namun faktanya butuh waktu kurang dari lima belas menit lagi kereta ini untuk sampai ke stasiun Konoha. Sadar tidak sadar, sesungguhnya Naruto sedari tadi hanya sendiri di kereta ini, lebih tepatnya sendiri di gerbong kereta yang nomor tiga, mungkin ada beberapa penumpang lain di gerbong yang berbeda. Kereta ini bukanlah kereta mahal dengan bangku beludru yang menjanjikan privasi tapi melainkan kereta ini adalah kereta terakhir menuju ke Konoha, dan jadwal tiba kereta ini adalah tengah malam.
Pemuda pirang ini hanya membawa ingatan kosong tentang Konoha. Bagaimana bisa dirinya melupakan Konoha kota tempat kelahirannya? Memori masa kecilnya jauh terlupa tak sengaja olehnya. Sebuah biola yang tersimpan ditasnya duduk manis dibangku kosong sebelah kanan Naruto. Tas gendong yang menyerupai boneka rubahpun duduk manis di pangkuannya.
'DrrrDrrrr' jemari mungilnya mengambil ponselnya yang bergetar tak sabar di kantong celana jeansnya .
'Gaara' batin Naruto berkata.
*page break*
Seorang pemuda dengan rambut berwarnah merah bata, memandang kosong pada layar ponselnya.
'Stasiun Kereta…' pikir Gaara yang dapat mendengar suara-suara mesin yang bergerak cepat teratur. Tanpa basa-basi pemuda berwajah emotionless itu mengambil kunci sepeda motor dan jaket tebal berwarna hitam juga sarung tangan hitam yang terbuat dari wool. Pemuda berkulit pucat ini mulai membawa langkah kakinya kepintu depan Asrama yang sudah gelap, sepi, karena waktu tengah menujukan tengah malam, Gaara tidak menyadari sepasa mata hitam kelam, memandang kepergian dirinya yang terburu-buru.
'Mengejutkan…' batin sipemilik mata hitam itu. Yang sedang menatap kosong tas yang ada didepannya.
'Cepatlah Aniki, perasaanku tidak enak…' desah pemuda itu tidak nyaman.
*page break*
Hal yang paling pertama Itachi akan lakukan adalah membunuh sepupunya yaitu Obito. Karena berani-beraninya membuat seorang Itachi harus memperbaiki mesin mobil dipinggir jalan. Mobil yang sebelumnya dipinjam oleh sepupunya itu ternyata bermasalah. Alhasil mogok ditengah jalan dengan tidak elitnya. Itachi harus menjemput Sasuke dari Asrama. Tapi karena jadwal dan pertimbangan yang banyak Itachi memilih tengah malam untuk menjemput adiknya. Hal yang bodoh? Tentu tidak, hal ini untuk menghindari para fans Sasuke dan Itachi yang sudah keterlaluan jika sampai melihat mereka berdua.
Tanpa mengalihkan pandangannya dari mesin yang ada didepannya ini, Itachi merasa ada yang menarik lengan bajunya.
"Hn…" jawab Itachi seperlunya. 'Wanita murahan mana lagi yang akan menggangguku…' batin Itachi agak sedikit merasa kesal berdesis.
Sebuah secarik kertas hadir didepan wajahnya dengan jari-jari feminim berwarna kecokelatan menggengamnya Halte Vaviliun Konoha Dorm terbaca dikertas itu. Itachi baru sadar bahwa mobilnya berhenti disekitar Stasiun Konoha. Tanpa mengalihkan pandangannya dari mesin yang teracuhkan beberapa waktu lalu. Itachi menunjuk sebuah halte diseberang sana dengan menggunakan tangan kirinya. Tak berapa lama langkah kaki yang pelan pergi menjauh. Namun sebelum itu, secarik kertas muncul dihadapannya lagi. Terima Kasih, Itachi hanya menjawabnya dengan jawaban Hn-nya lalu langkah kaki itu menjauh.
'Drrrmmmmmm' suara motor bias terdengar dari kejauhan. Mau tidak mau, Itachi melihat kearah suara itu berasal. Motor Ninja berwarna merah sedang melaju kearahnya, namun tak lama motor itu memelan kearah sebrang jalan yang berlawanan dengan Itachi sedang berdiri. Mau tidak mau curiga merayap ditubuh Uchiha ini.
'Ahk, orang tadi…' pikirnya singkat, dengan segera Itachi membawa wajahnya keseberang sana.
Berpikirpun akan sulit jika kau tidak bernapas, atau dengan mendadak napasmu tercekat ditenggorakannmu. Sosok disebrang sana yang sedang menatap kearah lain dengan mata biru besar yang berkilat cerah, yang terperangkap antara bingkai kacamata yang sepertinya tanpa lensa, karena jika memang disana ada maka pantulan cahaya bulan akan terpantul, karena cahayanya seperti sengaja sedang meng-close up sosok malaikat pirang. Sosok feminim, terlihat sangat cantik dengan background daun maple yang berguguran.
"Beautiful…" ucap Itachi tanpa sadar. Aroma cirus bisa tercium dari sela-sela angin yang berhembus liar disekitarnya. Apa boleh buat, kali ini Itachi di Un-Uchiha sekali di hari yang sama. Mata merahnya melebar, walau hanya sedikit, paras tampan nan elegannya sedikit menyiratkan kekaguman. Rambut hitam indahnya yang terikat bergelayut pelan semakin membuat suasana disekitarnya mendramatisir. Namun semua itu berakhir karena sipengendara Motor Ninja itu menghalangi semua pemandangan tadi. Langsung saja Itachi kembali ke wajah stoicnya dan men- death glare si penghalang objek.
Merasa di death glare pengendara motor yang ternyata adalah Gaara langsung men- death glare balik. Naruto sadar ada yang menarik perhatian Gaara dari dirinya. Ternyata orang yang sebelumnya menolong dirinya untuk menunjukan arah tadi , Naruto melambaikan tangannya dan tersenyum hangat, yang berhasil melelehkan dinginnya aura yang datang dari arah Sabaku dan Uchiha. Tanpa aba-aba Gaara mengambil tas Naruto yang berisikan biola kesayangannya, dan memberikan helm. Tahu-tahu Naruto sekarang sudah ada di jok belakang dan memeluk punggung Gaara dari belakang, menaiki motor Ninja merah dengan kecepatan yang sangat tinggi meninggalkan Itachi Uchiha yang membatu dengan wajah agak merona.
'Sungguh bukan dirinya sekali….' Suara dikepalannya berkata.
A/N: Ok, readers disini naruto terkena Laryngeal Cancer *kanker tenggorokan*
Kritik? Saran? Komentar ?Apakah cerita ini pantas dilanjutkan? Tolong katakan dalam kotak review please? Onegai?
See ya next Chapter 2
Eri-chan
