Dystopia
by AsakuraHannah
Genre: Fantasy | Romance
AU: Reinkarnasi!AU
Rating: T+
Pairing: Akashi Seijuurou x Furihata Kouki
Summary: Dunia diambang kehancuran. Kesalahan fatal yang dilakukan oleh sang Dewa Penghancur membuatnya dikutuk menjalani hidup sebagai manusia biasa. Akankah ingatannya sebagai dewa penghancur dunia sekaligus pembunuh dewa bumi kembali saat dia bertemu dengan reinkarnasi dewa bumi yang dihabisinya?
A/N: Halo semua, terima kasih telah membeli buku ini. Plot ini lahir akibat prompt yang dilempar Hieda di Cafein saat event Akafuri Day x""D Ini pertama kali kumenulis tentang cerita seperti ini, kuharap kalian menyukainya. Fic ini akan ada dalam wujud buku fisik di Comifuro X. Jika ingin buku cetaknya, bisa menghubungi saya ya. For the time being Enjoy reading!
~ Prologue ~
Semua orang berpikir masa depan seharusnya dipenuhi segala sesuatu yang megah. Penuh dengan berbagai teknologi yang dapat menggantikan manusia dan mempermudah segala sesuatu. Kenyataannya terbalik dari yang didambakan setiap orang. Dunia dijangkiti penyakit. Penduduk pada planet yang bernama bumi dilahap penyakit menular yang perlahan memusnahkan penghuni planet ini. Bagaikan planet mati, semuanya menunggu. Menunggu datangnya dewa kehancuran yang akan datang untuk membawa dunia ini ke era baru. Mengobati sakitnya dunia yang butuh pertolongan. Orang bilang dewa tersebut sangat memukau dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Dia membawa sabit berbentuk bulan separo yang akan diayunkan untuk membelah dunia menjadi dua. Wujudnya terang bagaikan cahaya, tidak jelas rupanya.
Hanya Akashi Seijuurou, sang dewa bumi yang mempunyai mata ajaib yang dapat melihat rupanya. Dia menyaksikan saat itu tiba. Wajah cantik namun memiliki ketegasan bahwa dia lelaki, rambut coklat pendek yang dihiasi mahkota bagai kunang-kunang dan pupil mata yang terlalu kecil untuk dimiliki setiap orang.
Akashi tersenyum ketika tubuhnya terangkat, pakaiannya mulai compang-camping akibat runtuhnya dunia. Dia sebagai dewa yang melahirkan dunia menonton dengan mata kepala sendiri dunianya dihancurkan. Namun hatinya bahagia melihat sang dewa kehancuran mengikis habis dunianya yang sakit.
"Siapa namamu?" Akashi bertanya.
Sang dewa kehancuran menatap suara yang menyapanya. Dia melihat wujud dewa yang mengambil sosok manusia kini tercabik bersamaan dengan buminya yang runtuh. Mengatupkan mulutnya terkejut melihat kenyataan bahwa dia baru saja menghabisi dewa yang membangun dunia yang sakit ini, hati Furihata nyeri.
"Furihata Kouki."
"Aku Akashi Seijuurou. Sampai ketemu di dunia yang baru." katanya seraya menutup mata.
Wajah sang dewa kehancuran menjadi sedih. Furihata merentangkan tangannya, menangkup Akashi dalam tangannya. Air mata Furihata menetes.
Dewa kehancuran seharusnya tidak mempunyai belas kasih terhadap sesuatu yang dihancurkannya. Namun sosok dewa bumi, Akashi Seijuurou yang tercabik akibat dunia yang dihancurkannya membuatnya melanggar peraturan semesta.
Setitik air matanya jatuh pada tubuh Akashi. Dari air mata tersebut, muncul cahaya yang membalut tubuh Akashi, luka-luka pada tubuhnya menutup. Butiran-butiran air mata lain yang jatuh melayang dan berpencar dalam dinginnya luar angkasa. Membeku dan menjadi padat, kemudian berkembang semakin besar. Dari air mata tersebut, terbentuk beberapa planet selain bumi yang mulai berputar dalam orbit yang berantakan.
Furihata melahirkan planet-planet baru dalam sekejap tanpa seijin dewa semesta. Sang dewa penghancur mencari dunia yang mirip dengan milik Akashi dan menemukannya. Dunia yang penuh dengan pepohonan dan kaya akan sumber air. Furihata tersenyum. Setidaknya Akashi tidak perlu menunggu waktu berabad-abad lamanya untuk pulih kembali. Furihata ingat tatapan mata Akashi saat berbicara dengannya.
"Sampai bertemu di dunia yang baru."
Tiga detik dari kehancuran, Furihata sudah melahirkan dunia baru sekaligus beberapa planet tak bertuan. Selain itu juga tumbuhnya benih cinta terlarang di antara mereka.
"Terima kasih, Furihata Kouki."
Furihata tersenyum mendengar gema suara Akashi dari planet yang dilahirkannya.
"Peliharalah duniamu yang baru, Akashi Seijuurou."
End of Prologue
