Disclaimer: All of the characters and NARUTO itself are Masashi Kishimoto's but this story is purely mine.
Warning: AU, OOC, nistjah, jauh dari kata sempurna, dan lain-lain^^
.
.
.
A Letter From Stalker
.
.
.
Salam hormat, Uchiha Sasuke-sama.
Perkenalkan, namaku Haruno Sakura dari kelas XI-IPA2. Yah, bisa dibilang aku dari kelas sebelah. Umurku baru 16 tahun. Kau pasti bertanya-tanya, kenapa aku mengirim surat seperti ini untukmu. Mungkin isi surat ini hanya omong kosong belaka. Tapi, kuharap kau membacanya dari awal sampai akhir. Bila kau membaca ini, jangan sampai melewatkan satu katapun. Karena aku sangat serius dengan setiap kata yang kuucapkan.
Pertama-tama, kau pasti menebak-nebak bagaimana rupaku. Tenang saja, kau mungkin sedikit kecewa. Aku hanya gadis berwajah pas-pasan yang sering dibilang mirip dengan Selena Gomez. Jangan percaya begitu saja, karena aku bohong. Aku gadis biasa, berambut merah muda yang aneh, mataku berwarna hijau, kulitku putih pucat, itu saja yang bisa kusebutkan.
Bila beruntung, kau akan bertemu denganku di bawah kelopak bunga sakura yang berguguran. Terdengar dramatis memang, tapi aku sangat menyukai musim semi di mana bunga sakura terlihat seperti salju. Sebenarnya kita sering bertemu, namun kau tidak menyadari keberadaanku. Padahal aku sangat mencolok di antara murid-murid di sekolah kita.
Aku sering memerhatikanmu saat pulang sekolah. Tentu saja dengan sembunyi-sembunyi di balik tubuh besar Pak Satpam Jiraiya. Aku sering bolak-balik berjalan di hadapanmu dengan alasan modus dan cari perhatian. Yah, tapi itu semua gagal karena kau terlalu dingin. Dan perlu kau tahu, bekal makan siang yang setiap hari ada di lokermu itu adalah buatanku. Tenang saja, aku tidak berniat meracunimu atau memasukkan ramuan cinta di dalamnya. Jadi kau bisa makan dengan tenang.
Satu pertanyaan, apakah bekal buatanku begitu enak? Kulihat kau sering kali menghabiskannya dan memasang wajah puas setelahnya. Terkadang kau akan mengelus perutmu yang kekenyangan kemudian tertidur di bawah pohon sakura. Bila harus jujur, sadar atau tidak sadar, waktu itu aku berjongkok di sebelahmu dan mengusap keningmu. Maaf lancang, tapi aku tidak bisa menahan diriku karena wajahmu yang menggemaskan itu.
Ugh! Aku jadi ingin mencubit pipimu!
Sampai detik ini aku heran sekali, kenapa wajahmu itu kaku sekali, ya? Apa kau bisa tersenyum? Apa kau bisa menghilangkan garis datar di bibirmu itu? Kalau saja kau tersenyum sedikit saja, kau pasti terlihat tampan. Jangankan tersenyum sedikit, apalagi saat kau tertawa lepas. Tapi yah, itu tidak mungkin.
Oh, iya. Temanmu yang berambut kuning jabrik itu ada apa dengannya? Kulihat dia sedikit tidak waras. Selalu tertawa lebar dan terus menempel padamu. Aku agak iri dengannya. Dia bisa berbicara denganmu walau kau hanya diam saja. Tapi aku yakin, kau pasti masih mendengarnya, 'kan? Namun dilihat-lihat, sepertinya si kuning itu orang yang baik. Caranya berbicara dan berusaha membuatmu untuk peduli padanya itu membuatku berpikir kalau dia pantas menjadi sahabatmu, tidak lebih dan tidak kurang.
Kau tahu, aku sangat mensyukuri hari di mana pertama kali mengenalmu. Waktu itu kau tidak sengaja menabrak bahu temanku, bukan bahuku. Miris memang. Yang ditabrak si dia, yang jatuh cinta aku. Apakah ini yang namanya 'Love at first sight' tapi salah sasaran?
Yah, walaupun bukan bahuku yang kau tabrak, tapi aku bersyukur bisa melihatmu. Aku langsung jatuh cinta saat melihat tatapan matamu. Iya, tatapan matamu yang mengarah pada temanku lagi, bukan padaku. Kok malah ngenes, ya?
Perlu kau tahu, saat akan mengirim surat ini, diperlukan keberanian yang penuh dan niat yang kuat. Terlalu berlebihan memang, tapi ini benar-benar real, nyata! Aku sampai berdoa selama seminggu agar kau mau membaca surat ini. Aku harus memberanikan diri agar kau bisa mengenalku mulai sekarang. Asal kau tahu, aku sudah menahan perasaanku selama kurang lebih dua tahun ini.
Selama kurang lebih dua tahun ini, aku mencari-cari tahu tentangmu. Dari A sampai Z aku tahu semuanya. Kalau tidak percaya, tanyakan saja padaku. Pertanyaan sesulit apapun akan kujawab. Tes dimulai!
Nama? Uchiha Sasuke. Kelas? XI-IPA1. Umur? 16 tahun. Nama ayah dan ibu? Uchiha Fugaku dan Mikoto. Nama saudara? Uchiha Itachi. Tampan? Sangat. Pintar? Tidak perlu diragukan. Jago basket? Lihat sendiri aksinya. Nomor sepatu? 42. Warna kesukaan? Hitam dan biru. Nama pacar? Otw sama aku—lho kok malah absurd pertanyaannya?
Bercanda, kok.
Jangan tertawa saat membaca surat abal-abal ini, ya. Aku tidak pandai merangkai kata-kata seperti Kahlil Gibran. Saat membaca ulang isi surat ini, aku tertawa dan merasa mual karena di dalamnya terdapat banyak kata gombal yang menggelikan. Tapi perlu kau ketahui, aku menulis ini semua dengan tulus dan memiliki makna tersendiri. Semua yang kutulis ini berdasar kisah nyata.
Semua yang kutulis ini menggambarkan perasaanku padamu. Sejak pertama kali melihatmu, aku merasa kau adalah belahan jiwaku yang hilang. Kau pangeran berkuda putih yang selalu kutunggu di menara. Kau adalah separuh napasku. Abaikan, aku mulai lebay.
Yah, intinya aku jatuh cinta padamu dan itu masih bertahan sampai sekarang. Aku ingin sekali mengungkapkan ini sejak lama, tapi kau orang yang tidak pandai diajak berbicara tentang cinta. Buktinya kau sering menolak puluhan bahkan ratusan perempuan di penjuru Jepang. Aku tahu karena aku stalker yang sangat setia dan selalu siaga di manapun kau berada.
Sekarang, apa kau penasaran dengan gadis bernama Haruno Sakura ini?
Jangan mencariku karena aku selalu berada di dekatmu, maksudnya saat di sekolah. Tapi hari ini aku merasa kurang sehat. Aku ingin istirahat dan vacum sebentar menjadi stalker. Tenang saja, tidak akan lama, mungkin hanya hari ini karena aku yakin besok aku akan sembuh. Kau tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Itupun jika kau khawatir pada anonymous sepertiku.
Jika kau penasaran denganku, mau bermain petak umpet?
Kau yang jaga. Temukan aku sampai dapat!
Salam dari stalker cantik, Princess Haruno Sakura.
.
.
.
Sasuke tersenyum tipis saat membaca kalimat terakhir. Perempuan yang terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja.
"Teme, kau tahu tidak? Kemarin dan hari sebelumnya aku merasa seseorang memerhatikan kita. Bulu kudukku jadi merinding. Tapi anehnya, hari ini terasa normal."
"Benarkah? Mungkin itu hanya halusinasimu saja." Sahutnya datar walau dalam hati tengah tersenyum lebar dan ingin segera menuntaskan rasa penasarannya.
Laki-laki berambut kuning itu—Naruto—menggeleng keras, "Tidak! Aku yakin sekali!"
Sasuke mengendikkan bahunya acuh sambil berlalu meninggalkan Naruto yang kesal.
"Aku pasti menemukanmu, Stalker aneh!"
.
.
.
Tbc
A/n : Hai ^^ Author cantik ini back lagi! Maklum lah, paketan baru saja terisi kembali dan niat buat ff timbul. Tp ntah mengapa ff lama terlantar (?) Assyudahlah...
Penasaran gimana kelanjutannya? Tetap ikutan dan saksikan! Jangan lupa ripiuw yakk^^
Salam hangat,
Reghyna Sheren Ocktavi
