Seorang anak kecil dengan rambut hitam legam dan mata pandanya, kini tengah mendekap seorang anak kecil lainnya yang memiliki rambut pirang menyala yang sedari tadi menatap kosong ke arah orang-orang yang mengerumuni mereka berdua. Sedangkan anak yang memiliki rambut berwarna hitam legam itu justru menatap tajam ke arah orang-orang tersebut.

"Yang Tao inginkan hanya Yi Fan." teriak Tao, anak berambut hitam kepada orang-orang yang mengerumuni mereka.

Title : Hybrid Child (KrisTao ver)

Cast : Huang Zi Tao

Kris / Wu Yi Fan

Oh Sehun

Rating : T

Summary : Tao memungut sebuah boneka yang bukan sembarang boneka. Setelah hidup bertahun-tahun bersama sang boneka. Tao harus menerima kenyataan bahwa bonekanya sudah mulai rusak, dan hanya Tao lah yang bisa menyelamatkannya. Tao harus menemukan kembaran bulan bila ingin bonekanya selamat.

Warning : Typo dimana-mana dan bahasa tidak sesuai EYD

Remake dari anime dengan judul yang sama "Hybrid Child", namun ini tidak sama persis seperti aslinya, ada beberapa yang sudah saya ubah.

Menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Jangan memakai kata-kata kasar yang menyakiti hati author

Happy reading

Hari ini cuaca di Qingdao terbilang sangat panas. Matahari seakan-akan berada tepat di atas kepala kita. Suara kumbang dan burung saling bersahut-sahutan hingga terdengar sampai ke dalam sebuah kamar yang cukup luas dengan warna putih sebagai warna cat dasar yang melapisi dindingnya. Di salah satu sudutnya, terdapat sebuah meja belajar yang di atasnya terdapat buku-buku yang berserakan.

"Aaaaaaaa panasssss." teriak seorang lelaki manis berusia 18 tahun yang kini sedang sibuk mengibas-kibaskan kipas tangan ke arah wajahnya yang penuh dengan peluh. Ia sudah mengenakan kaos tanpa lengan, tapi tetap tak berpengaruh banyak. Ia masih merasakan panas yang amat sangat.

"Aku tidak bisa melakukanya. Aku benar-benar lelah untuk terus belajar." keluhnya lagi. Kaki jenjangnya ia letakkan di atas meja belajar, menutupi semua buku yang tadi ia baca.

Plak

Jitakan manis mendarat di kepalanya hingga keningnya menyentuh kerasnya meja belajar. Si cantik memegang kepalanya yang berdenyut akibat jitakan manis tadi. Sedikit mengusapnya untuk menghilangkan rasa sakit. Dia melirik tajam ke arah orang yang menjitaknya dengan sadis.

"Yi Fan." panggilnya penuh tekanan dan dengan suara serak sarat akan kemarah kepada si pelaku penjitakan.

"Huang Zi Tao." panggil si pelaku penjitakan kepada si cantik. Yi Fan, sang pelaku penjitakkan, memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku celana panjangnya. "Aku tidak pernah menyuruhmu untuk bermalas-malasan. Apa kau tidak ingat? Hasil ujianmu kemarin sangat buruk. Pada semester ini, peringkatmu pasti akan turun. Kau harus ingat, kau ini pewaris keluarga Huang." lanjut Yi Fan panjang lebar tanpa mengetahui bahwa Tao, orang yang di ajaknya berbicara justru terus menutupi kedua telinganya.

"Ya ya ya. Sudah cukup. Iya aku tahu. Aku minta maaf. Aku memang bodoh." ucapnya setelah Yi Fan berhenti berbicara. Lalu Tao pun terdiam menatap ke arah buku-buku tadi dengan pandangan menerawang.

'Aku memungut Yi Fan dari tempat sampah saat aku berusia 8 tahun. Aku pikir dia hanya sebuah boneka biasa, tapi aku salah. Dia adalah Hybrid Child.' - Tao

Flashback

Anak kecil dengan rambut berwarna hitam dan memiliki warna hitam samar di bawah matanya yang membuatnya terlihat sangat manis sedang berjalan-jalan di belakang rumahnya yang besar. Dia sungguh sangat bosan berada di dalam rumah. Ia tak memiliki teman untuk ia ajak bermain. Saat ia sedang asyik berjalan-jalan sambil bersenandung, matanya tak sengaja menangkap sebuah benda asing yang ada di dalam tempat sampah besar milik keluarganya. Ia pun mendekati tempat sampah tersebut. Matanya membulat lucu, ia kaget begitu melihat ada anak kecil di dalamnya. Anak kecil itu memiliki rambut berwarna pirang. Matanya coklat dan terlihat menatap kosong ke arah depan. Anak kecil tadi memakai baju berwarna putih dengan celana hitam pendek. Tao, anak berambut hitam itu dengan sangat hati-hati mengeluarkan anak kecil tadi dari dalam tempat sampah dan mendudukan anak itu di bangku kecil dekat tempat sampah tadi. Tao terus memperhatikan anak itu. Tao merasa ada yang aneh dengan anak tersebut. Anak tersebut sama sekali tidak bergerak. Ia diam seperti patung.

"Anak ini kenapa? Kenapa diam saja." ucap Tao yang kini sedang berjongkok di depan anak tadi. Tao memperhatikannya dengan seksama.

"AHH?! Ternyata kau hanya boneka yaa." seru Tao. Ia tersenyum dan tertawa menyadari kebodohannya. Lalu Tao pun menggendong boneka tadi di punggungnya, ia ingin membawanya ke hadapan sang kakek. Tak membutuhkan waktu lama bagi Tao untuk memasuki ruangan milik kakeknya. Setelah bertemu dengan sang kakek, Tao kembali di kejutkan dengan fakta baru, boneka tadi bukan sekedar boneka biasa. Boneka tadi ialah 'Hybrid Child'.

Tao tahu apa itu Hybrid Child. Sang ayah pernah mengatakan padanya bahwa Hybrid Child adalah sebuah boneka yang di produksi oleh salah satu kelompok gelap yang terkenal di Qingdao. Hybrid Child berfungsi untuk melayani manusia. Dan hanya orang kaya saja yang memilikinya. Namun, saat ini hanya ada 4 Hybrid Child yang berhasil di produksi, sedangkan yang lainnya gagal di produksi. Hybrid Child yang tidak hidup, ialah Hybird Child yang gagal di produksi. Hybrid Child yang gagal harus segera di bakar oleh penciptanya, jika tidak, akan sangat membahayakan. Ia bisa saja menjadi racun bila sudah membusuk. Dan Hybrid Child yang sedang bersama Tao ini adalah salah satu dari sekian banyak Hybrid Child yang bisa di katakan sebagai produk gagal.

Setelah mengetahui bahwa boneka tadi adalah Hybrid Child, Tao langsung menggendong boneka tadi di punggungnya lagi, lalu ia berlari dari ruangan kakeknya, ia tak memperdulikan teriakan kakeknya yang memintanya untuk kembali. Yang ada di pikiran Tao saat ini yaitu ia harus segera menyembunyikan bonekanya, karena ia yakin keluarganya pasti akan membuang bonekanya atau menyerahkan bonekanya kepada orang yang menciptakannya.

Sudah sebulan lebih Tao menyembunyikan bonekanya. Kini ia sedang berada di halaman rumahnya, ia sedang bermain-main dengan kumbang yang hinggap di pohon.

Srek srek

Suara langkah kaki membuat Tao mengalihkan pandangannya dari kumbang ke arah suara. Seketika wajahnya berbinar, senyumnya mengembang. Kini di hadapan Tao telah berdiri seorang anak berambut pirang. Lebih tepatnya, yang berada di hadapan Tao kini ialah Hybrid Child, bonekanya yang sebulan ini ia sembunyikan. Ia sangat senang. Bonekanya hidup. Bonekanya bisa berjalan. Itu berarti bonekanya tidak berbahaya. Bonekanya bukan produk gagal.

"Yi Fan." gumamnya. Ya, nama indah itu Tao berikan untuk bonekanya. Boneka tadi terlihat sangat senang dengan nama yang tuannya berikan padanya, terlihat dari matanya yang berbinar-binar. Itu kali kedua ia mendengar Tao memanggil dirinya dengan nama Yi Fan.

Flashback off

'Semenjak hari itu, Yi Fan selalu mengikuti kemana pun aku pergi. Mengikutiku layaknya anak bebek yang mengekori induknya. Ia selalu mendengar segala yang aku ucapkan. Kami selalu berkebun bersama, bermain kembang api bersama, memakan es krim bersama. Dia sangat baik, dia penurut, dia manis, tapi, tapi...' - Tao

"KENAPA IA KINI BERUBAH." teriak Tao dengan pensil yang menancap di atas bukunya ketika mendengarkan ceramah Yi Fan yang telah selesai mengoreksi pekerjaan Tao. Sedangkan Yi Fan hanya bisa menghembuskan nafasnya lelah.

"Kau harus membaca pertanyaannya dengan hati-hati, baru kau bisa mengerjakannya. Kau salah karena kau tidak membacanya dengan baik pertanyaan-pertanyaan ini." nasehat Yi Fan.

'Yi Fan tumbuh dengan sangat baik, kini ia tumbuh lebih tinggi dariku' - Tao

"Ngomong-ngomong, kau memakai pakaian seperti itu apa tidak merasakan panas?" tanya Tao mengalihkan pembicaraan begitu dirinya menyadari bahwa Yi Fan mengenakan celana panjang hitam serta jas tebal hitam.

"Tidak. Aku tidak seperti manusia. Aku memiliki alat pengatur suhu tubuh di dalam tubuhku." Yi Fan menjawab sembari berjalan mendekati Tao. Setelah dekat, ia menempelkan jemarinya ke pipi tembam Tao. "Benarkan?" lanjut Yi Fan setelah menempelkan jemarinya.

"Dingin." gumam Tao. Tangannya bergerak ke arah pipinya yang tadi di sentuh oleh Yi Fan.

"Tentu saja. Aku tidak sama dengan manusia. Tubuhku akan otomatis mengatur suhu tubuhku." jawab Yi Fan sembari berjalan menuju pintu kamar Tao. Tao cukup tercengang mendengarnya.

"YI FAN!" teriakan Tao membuat Yi Fan yang akan memutar kenop pintu memutar tubuhnya menghadap Tao. Mata Yi Fan melebar melihat Tao yang berlari ke arahnya dan menubruk dirinya.

"Lepaskan pakaianmu!" suruh Tao yang kini sudah mulai menarik-narik pakaian Yi Fan agar lepas dari tubuh atletis Yi Fan.

"Tu..tunggu.. Yak! Tao! Berhenti!" teriak Yi Fan mencegah Tao untuk menelanjanginya.

Buakkk

Yi Fan yang tidak siap akan serangan Tao pun langsung jatuh terlentang dan hal ini tidak di sia-siakan oleh Tao. Dengan bringas, Tao pun melepaskan pakaian Yi Fan. Setelah Yi Fan tak mengenakan satu helai kain pun di tubuh bagian atas, Tao langsung menubruk badan Yi Fan, memeluknya dengan sangat erat.

"Ahhh... Ini nyaman. Dingin. Kenapa aku tidak berpikir seperti ini sebelumnya? Jika aku tahu, aku tidak akan tersiksa karena musim panas ini." gumam Tao setelah ia merasakan suho dingin di badan Yi Fan menempel di tubuhnya. Sedangkan Yi Fan hanya dapat menatap wajah Tao yang terlihat sangat senang. Yi Fan mencoba untuk menekan hasratnya.

'Dia sangat bodoh. Kenapa aku memiliki tuan yang seperti ini?' ucap Yi Fan dalam hati. Yi Fan segera memposisikan dirinya untuk duduk, masih dengan Tao yang memeluk tubuhnya dengan erat. Yi Fan menggoncang tubuh Tao perlahan.

"Hey, menyingkirlah dari tubuhku. Ku rasa sudah cukup. Kau sudah merasa dingin kan?" ucap Yi Fan lagi sembari menggoncangkan tubuh Tao. Namun, Yi Fan harus kembali menghembuskan nafasnya kesal karena Tao justru terlelap di dadanya.

"Ya Tuhan... Anak ini benar-benar..." decak Yi Fan.

'Tidak ada yang berubah setelah 10 tahun yang lalu. Hari dimana Tao memungutku sama panasnya dengan hari ini. Sebelum aku sampai di rumah ini, aku telah di buang 2 kali, saat aku di pungut oleh Tao pun, aku kembali di buang oleh orang di keluarga ini. Namun, Tao akan kembali mencariku dan membawaku kembali ke rumah ini. Selalu. Tao, kita akan selalu bersama.' – Yi Fan

Yi Fan membelai rambut Tao dengan sayang. Ia tersenyum lembut melihat Tao yang tidur dengan sangat nyenyak di pelukannya. Lalu Yi Fan segera menggendong Tao dengan sangat berhati-hati dan meletakkannya di atas kasur busa empuk milik Tao.

'Meskipun aku berhutang padanya, aku sama sekali tidak berniat untuk memanjakannya. Bohong, aku justru sangat memanjakannya.' – Yi Fan

Setelah meletakkan Tao di atas kasur, Yi Fan segera melangkah ke arah pakaiannya berada dan segera mengenakan pakaiannya lagi. Baru 4 kancing yang telah berhasil ia kancingkan, ia mendengar lengguhan dari belakangnya, tempat Tao tertidur.

"Kau bisa meneruskan tidurmu. Otakmu tak bekerja sesuai dengan hatimu, jadi untuk apa kau teruskan belajarmu?" sindir Yi Fan, masih berkutat dengan pakaiannya.

"Aku bermimpi." Tao berucap tanpa menjawab sindiran dari Yi Fan.

"Mimpi apa?"

"Aku dimakamkan di lautan es." Tao bercerita sembari memegang dahinya untuk sekedar mengingat mimpinya. "ITU SANGAT HEBAT." lanjutnya dengan wajah berbinar.

"APANYA YANG HEBAT? ITU BURUK." bentak Yi Fan. Yi Fan segera melangkah mendekati Tao. Disibakanlah selimut yang dikenakan oleh Tao dengan kasar.

"Cepat bangun. Kita teruskan belajarnya. Cepat. CEPAT!" suruh Yi Fan lantang.

"Aku tidak mau. Jika aku tidak tidur sekarang, aku bisa mati." Tao merengek dengan nada manja, berharap Yi Fan akan luluh.

"ITU TIDAK MUNGKIN!"

"Kau ini terlalu mudah marah. Itu tidak baik untuk kesehatanmu." Tao kembali merajuk. Ia menarik selimut dari tangan Yi Fan lalu ia mulai bergelung lagi di atas kasur.

"Dia pikir ini semua salah siapa? Ini semua salahnya. Huuhh." Yi Fan bergumam lirih.

'Akhir-akhir ini, tubuhku dalam kondisi yang tidak baik, aku merasa lesu, sesak nafas, dan pusing' – Yi Fan

Yi Fan meremas tangan-tangannya begitu rasa sakit yang akhir-akhir ini menghampirinya datang kembali. Namun, matanya menajam begitu melihat Tao kembali bergelung di atas kasur. Yi Fan pun menarik dengan kasar selimut yang Tao kenakan–lagi.

"Oh Tuhan anak ini benar-benar... Berapa kali aku harus bilang bahwa enghh.."

Deg

Tubuh Yi Fan seakan mati rasa. Fungsi di tubuhnya mendadak berhenti. Yi Fan limbung dan akhirnya terjatuh di lantai. Sebelum kesadarannya hilang, Yi Fan sempat melihat wajah terkejut Tao dan mendengar teriakan dari Tao.

"YI FAN."

*KT*

Hari sudah sora. Langit sudah mulai gelap. Orang-orang mulai menyalakan lampu rumah sebagai penerangan. Cahaya lampu keluar dari sebuah rumah minimalis bernuansa Jepang. Di dalam rumah itu terdapat banyak sekali tabung reaksi dengan berbagai warna cairan di dalamnya. Di meja-meja banyak sekali boneka-boneka kecil menyerupai bayi. Mata boneka-boneka itu menatap lurus ke arah depan dengan pandangan menerawang. Disinilah Tao dan Yi Fan berada saat ini.

"Oh Sehun, benarkan?" Tao bertanya kepada seorang lelaki di hadapannya dan Yi Fan. Lelaki itu memakai pakaian putih khas dokter, tangan kanannya mengapit sebuah rokok yang sudah habis setengahnya, sedangkan tangan kirinya sibuk menuang-nuangkan berbagai macam cairan yang entah apa itu namanya. Dia berdiri memunggungi Tao dan Yi Fan. Lelaki itu tetap diam, tak menjawab pertanyaan yang Tao berikan.

"Hey! Aku bertanya padamu, kenapa kau tidak menjawab?" tanya Tao kesal.

"Hey! Hey!" Tao kembali berteriak memanggil lelaki yang bernama Oh Sehun itu. Lelaki itu menghembuskan nafasnya hingga asap rokok keluar dari celah bibirnya yang tipis. Ia melirik tajam ke arah Tao.

"Kau adalah orang yang menciptakan Hybrid Child kan?" tanya Tao lagi. "Tolong lihatlah Yi Fan. Ia pingsan tadi. Aku pikir ada yang salah di tubuhnya." pinta Tao sembari menggenggam tangan Yi Fan yang duduk tenang di sebelahnya.

"Dimana kau dapatkan dia? Kau mencuri? Dia tidak seharusnya kau miliki." akhirnya Sehun, Oh Sehun mengeluarkan suaranya dengan nada dingin.

"Jangan bicara sembarangan. Aku tidak seperti itu. Asal kau tahu, aku berasal dari keluarga Huang. Tidak mungkin aku mencuri."

"Oh, jadi kau anak orang kaya yang memanfaatkan kekayaan orang tuamu?" mata Tao melebar mendengar sindirian yang Sehun ucapkan.

"Dia tidak mencuri, dia memungutku di tempat pembuangan." Yi Fan segera menengahi keduanya sebelum Tao sempat menyela ucapan Sehun.

"Yi Fan, ayo kita pergi dari sini. Orang seperti dia tidak akan pernah bisa menolong kita." ucap Tao kesal. Dia sudah tidak tahan berlama-lama di sini. Namun, sebelum Tao sempat melangkah lebih jauh, Yi Fan langsung menahan pergelangan tangan Tao.

"Tao, hanya dia satu-satunya yang bisa menolongku. Aku tidak mungkin melupakan orang yang menciptakanku." mendengar ucapan Yi Fan, Sehun segera membuang rokoknya pada sebuah mangkuk bening.

"Lepaskan pakaianmu." suruh Sehun kepada Yi Fan. Yi Fan menurut. Ia berdiri dan segera melepas pakaiannya. Sehun pun mendekat ke arah Yi Fan. Sehun menepuk-nepuk punggung Yi Fan, lalu beralih pada dada Yi Fan, memastikan letak kerusakan tubuh Yi Fan. Lalu tangan Sehun menuju ke arah belakang telinga Yi Fan.

"Serial number 0001." ucap Sehun setelah membaca nomor di belakang telinga Yi Fan. "Bukankan ini model pertama yang aku ciptakan. Kau tidak akan pernah bisa menemukan yang seperti ini dimana pun sekarang." lanjutnya. Lalu Sehun mulai menarik-narik lengan Yi Fan. "Lihatlah, sendi-sendinya berfungsi dengan baik, kulitnya pun telah berubah seperti manusia." Sehun terus menekan-nekan tangan Yi Fan. "Ini bisa menjadi bahan penelitian. Kami harus mengotopsinya." lanjut Sehun. Sehun pun segera melangkah mendekati meja yang penuh dengan cairan-cairan aneh dan mengambil pisau kecil disana.

"Hey! Kau jangan bercanda! Aku membawanya kesini untuk kau obati. Kau tidak..."

"Dia tidak bisa di obati." jawab Sehun dingin, memotong ucapan Tao. Tao terbelalak tidak percaya.

"Kenapa? Kau yang menciptakannya, otomatis kau pasti bisa mengobatinya."

"Itu tidak mungkin." ucap Sehun. Sehun pun melangkah mendekati Yi Fan dengan pisau kecil di tangannya.

"Kenapa?" Tao bertanya dengan suara lirih nyaris seperti bisikan.

"Dengar baik-baik tuan muda, Hybird Child adalah sebuah mesin, bukan manusia. Setelah aku memperbaikinya, ia tidak akan mungkin kembali ke keadaan normal." Sehun berucap sembari mengiris pergelangan tangan Yi Fan. Tao terkejut dengan apa yang di lakukan Sehun pada Yi Fan.

"APA YANG KAU LAKUKAN?" bentak Tao.

"Tenanglah, dia tidak akan merasa kesakitan, dia tak seperti manusia." ucap dingin Sehun. Ia segera menampung darah Yi Fan pada sebuah piring kecil dan menggoyang-goyangkannya sebentar. Lalu Sehun menyerahkan piring kecil itu ke hadapan Tao.

"Cium ini!" Tao menolak untuk mencium darah Yi Fan. Tao menutup hidungnya rapat-rapat.

"Ini bukan masalah bisa atau tidaknya aku memperbaiki dirinya. Ini tentang rentang waktu hidupnya. Ia hanya terdiri dari satu sel tunggal. Namun, sel itu telah membusuk di dalam tubuhnya." Tao melebarkan kedua matanya. Ia terkejut dengan apa yang di jelaskan oleh Sehun.

"JANGAN BERCANDA ! OBATI DIA ! PERBAIKI DIA ! JIKA KAU INGIN UANG, AKU AKAN BERIKAN. BERAPA YANG KAU INGINKAN?" Tao berteriak kencang. Namun, Sehun justru terlihat sangat tenang. Ia mengambil rokoknya lagi, menyalakannya, dan menghisapnya pelan, setelahnya ia kembali mengeluarkan asapnya dari celah bibirnya.

"Uang? Mungkin sekitar 45.000 dollar." Sehun menjawab asal ucapan Tao. Membuat perempatan kecil di dahi Tao mulai tampak.

"JANGAN BERCANDA."

"Ck, jika kau memiliki banyak uang, bagaimana jika kau membeli sebuah Hybird Child yang lain? Saat ini sudah ada lebih dari 30 model baru yang sudah kami keluarkan."

"Aku tidak butuh yang lain. Aku hanya butuh Yi Fan." Tao berucap lirih penuh dengan keyakinan. Sehun melirik dengan mata tajamnya, memperhatikan raut wajah Tao.

"Kumohon, perbaiki dia. Kau harus mempunyai kepercayaan diri, kau harus yakin bahwa kau bisa memperbaikinya." suruh Tao lantang. "Jika ada yang perlu aku lakukan, aku akan melakukan apa pun." lanjut Tao sembari mencengkram kerah baju milik Sehun. Tao menatap tepat kearah mata Sehun. "Yang aku inginkan hanya Yi Fan. Kumohon." Tao berucap dengan nafas yang tidak teratur. Yi Fan hanya bisa diam memperhatikan Tao dan Sehun.

"Baiklah." jawaban Sehun membuat bibir Tao melengkungkan senyum indah. "Pergilah, cari kembaran bulan dan serahkan padaku. Kembaran bulan terkubur di pinggiran pantai Qingdao, tepat di bawah bulan. Kau harus menemukannya sendiri. Jika kau bisa menemukannya, kemungkinan besar, Yi Fan bisa di selamatkan." jelas Sehun. Yi Fan menatap dalam ke arah Tao. Lalu ia menunduk, menatap kosong ke arah lantai tempat ia berpijak.

*KT*

Langit sudah sangat gelap ketika Tao sampai di pantai. Suara kecipak air mengiringi langkah Tao yang tengah berlari di pinggiran pantai. Di tangannya terdapat sekop untuk menggali pasir. Tao terus berlari sampai ia menemukan tempat yang pas di bawah bulan–menurutnya.

'Sehun bilang. Yi Fan hanya bisa bertahan sampai esok hari. Aku harus segera menemukannya, harus. Yi Fan pasti selamat.' – Tao

Tao terus menggali pasir di pantai dengan sekop yang ia bawa. Terus menggali tanpa memperdulikan peluh yang sudah keluar dan jatuh bergabung bersama dengan asinnya air pantai. Ia juga tak memperdulikan ombak yang menghantam kaki telanjangnya. Tak ia perdulikan juga dinginnya air pantai di malam hari.

"Ini memang sudah akhir hidupku. Tidak akan ada yang bisa kita lakukan. Kau tidak perlu membuang-buang waktu dan usahamu. Pada akhirnya, aku pun akan mati." ucap Yi Fan kepada Tao. Kini Yi Fan sedang duduk di atas batang kayu yang sudah di tebang. Ia menjadikan kedua tangannya untuk menopang kepalanya. Matanya menatap lurus ke arah Tao yang masih sibuk menggali pasir. "Hey Tao! Aku belum pernah melihatmu dengan ekspresi serius seperti itu sebelumnya. Hey, jika aku sudah tidak ada lagi, kau harus lulus ujian. Jangan mengandalkan uang keluargamu yang banyak itu. Jika perlu, gunakan uang itu untuk mencari tutor yang baik dan..."

"DIAM ! BERHENTI BICARA !" teriak Tao menatap tajam ke arah Yi Fan. Mata Tao mulai berkaca-kaca. Lalu ia pun mulai untuk menggali pasir lagi namun...

Klontang

Sekopnya jatuh dari tangan Tao. Yi Fan segera berlari mendekati Tao.

"Kau tidak apa?" tanya Yi Fan begitu sudah berada di sebelah Tao.

"A..aku tidak apa." jawab Tao sambil mengusap telapak tangannya.

"Apanya yang tidak apa. Lihat ini. Telapak tanganmu berdarah." ucap Yi Fan setelah mendapati telapak tangan Tao yang berdarah. Ia meniupi telapak tangan Tao, tak memperdulikan Tao yang terus meronta.

"TINGGALKAN AKU !" suruh Tao

"Sudah cukup, aku tidak tahan lagi melihatmu seperti ini, biarkan aku membantumu."

"Aku tidak apa."

"Apanya yang tidak apa?"

"Aku bilang tidak apa ya tidak apa."

Brakk

Tao mendorong Yi Fan dengan keras hingga Yi Fan jatuh terduduk.

"Jangan menggangguku. Kau cukup duduk di tempat tadi." suruh Tao dengan lantang.

"Walau kau mencoba menyelamatkanku, tapi aku akan tetap terbang ke langit menemui Tuhan."

Greb

Tao menggenggam tangan Yi Fan, bermaksud membantu Yi Fan untuk berdiri.

"Pulang dan tidurlah. Ini adalah tugasku. Aku tidak akan membiarkanmu mati." ucap Tao penuh keyakinan. Mata Yi Fan melebar mendengar ucapan dari Tao. Yi Fan menarik tangannya yang di genggam oleh Tao hingga Tao jatuh menubruk dirinya dan...

Cupp

Yi Fan mencium bibir ranum Tao dengan lembut. Tak memperdulikan pakaian mereka yang sudah basah oleh air. Mata Tao terbelakak, ia terkejut. Yi Fan berdiri sembari membantu Tao berdiri tanpa melepaskan ciumannya. Lalu Tao mendorong dada Yi Fan pelan hingga ciuman itu pun terputus. Tao menunduk, tangannya terangkat menyentuh bibirnya yang baru saja di kecap oleh Yi Fan.

"Bodoh." Tao langsung mengambil sekop yang tak jauh darinya, lalu segera berjalan menjauh dari Yi Fan untuk kembali menggali pasir demi mencari kembaran bulan. Tao tak menyadi bahwa saat ini Yi Fan tengah tersenyum sambil menatap punggungnya.

'Apa pun yang terjadi, dimana pun dan kapan pun, kita akan selalu bersama.' – Yi Fan

*KT*

"Jadi.. Anak bodoh itu masih terus menggali?" tanya Sehun kepada Yi Fan yang duduk dengan santai di sofa orange yang ada di rumah Sehun. Ya, Yi Fan akhirnya memutuskan untuk datang ke rumah Sehun setelah di usir oleh Tao tadi.

"Ya. Haahh keluarganya pasti akan marah dan akan jadi masalah untukku. Ah, apakah kembaran bulan benar-benar ada?" Sehun melirik sekilas ke arah Yi Fan.

"Tidak."

"Sudah ku duga." Sehun tersenyum tipis melihat raut wajah Yi Fan. Sehun menyesap rokoknya yang baru saja ia nyalakan.

"Ia terlihat sangat mencintaimu." ucap Sehun setelah membuang asap rokok yang ada di mulutnya. Lalu hening sejenak di antara ke duanya.

"Dia orang yang sangat bodoh dan paling keras kepala dalam sejarah keluarga Huang. Jika ia kehilangan seseorang sepertiku yang selalu mendukungnya, ini bisa jadi masalah untuknya." cerita Yi Fan. Sehun mendengarkan dengan baik cerita yang Yi Fan beberkan.

"Kau bilang dia yang memungutmu kan? Apa sebelumnya kau pernah di tinggalkan?"

"Ya. Dua kali. Ahh tidak. Empat kali. Aku bukan Hybrid Child yang gagal di produksi. Kau juga pasti tahu itu. Aku pernah memiliki tuan. Namun mereka membuangku. Mereka berpikir bahwa membesarkan Hybrid Child yang masih sangat kecil lebih berat dari pada membesarkan bayi manusia." cerita Yi Fan. "Dan akhirnya, Tao datang memungutku." lanjutnya.

Flashback

Mata coklat yang selalu menerawang ini, kini mulai terpusat pada punggung kecil yang tengah menggendongnya saat ini. Si anak berjalan dengan tertatih-tatih, akibat berat beban yang ada di punggungnya saat ini. Anak itu menggendongnya dengan sangat hati-hati, takut anak kecil yang di gendongnya terjatuh.

'Saat itu aku dalam keadaan yang sangat kotor. Namun, dia sama sekali tak merasakan jijik saat menggendongku.' – Yi Fan

Malam sudah datang. Tao kini sedang berada di gudang rumahnya, tempat ia menyembunyikan bonekanya. Namun, nasib sial datang pada keduanya. Keluarga Huang menemukan mereka berdua. Tao pun langsung bergegas menutupi bonekanya di belakang badannya. Menyelamatkan bonekanya di balik punggung kecilnya.

'Saat itu, anggota keluarganya meminta dia untuk membuangku dan berjanji akan membelikannya boneka lain untuknya, namun Tao menolak. Akhirnya keluarganya pun mengomel padanya dengan kata-kata kasar dan kotor.' – Yi Fan

Tao baru saja pulang dari sekolah, tapi langkah kecilnya tidak langsung menuju ke kamarnya seperti biasa, ia justru memutar melewati belakang rumahnya, dan ia merasa sangat terkejut begitu melihat bonekanya berada di dalam tempat sampah lagi. Dengan hati-hati ia pun mengeluarkan bonekanya dari sana dan menggendongnya lagi menuju ke kamarnya.

'Saat Tao tidak ada, keluarganya membuangku.' – Yi Fan

Tao sangat terkejut begitu mendapati kamarnya kosong. Ia berkata dalam hati "Dimana bonekaku?" . Tao kecil pun berlari menuju ke belakang rumah. Ia mencari di dalam tempat sampah. Namun nihil. Ia terus memutari rumahnya. Dan ia menemukan ada yang aneh di salah satu sudut di halaman rumahnya. Di sana terdapat tanah yang sepertinya baru saja di gali. Tao pun menggali tanah tersebut dengan jari-jarinya yang kecil. Hingga akhirnya, senyum Tao mengembang begitu melihat bonekanya ada di dalam lobang yang telah dia gali.

'Dia menemukanku lagi. Dan lagi-lagi dia menyelamatkanku.' – Yi Fan

Tao terperanjak kaget begitu ia berhasil menganggakat bonekanya dari lubang, ia justru di kepung oleh anggota keluarganya. Dengan sigap, Tao memeluk bonekanya erat. Tidak mengijinkan siapa pun untuk merebutnya.

'Saat itu ia berteriak dengan sangat lantang kepada keluarganya. Ia bilang...'

"Tao tidak butuh yang lain. Yang Tao inginkan hanya Yi Fan." Tao berteriak keras kearah anggota keluarganya dengan mata berkilat tanda ia sedang serius. Rengkuhan pada bonekanya pun ia pererat.

Flashback off

Yi Fan berjalan tertatih-tatih. Badannya sudah sangat sulit untuk dia gerakan.

"Butuh waktu yang sangat lama bagiku untuk mulai bergerak dan butuh waktu setengah tahun bagiku untuk mulai bicara. Tapi si bodoh itu tanpa mengenal lelah terus membantuku." Yi Fan terus berjalan tertatih melewati Sehun. Namun, baru 3 langkah ia melewati Sehun, badannya limbung. Untung sebelum Yi Fan menyentuh kerasnya lantai, dengan sigap Sehun menopangnya.

"Kuharap kau jangan salah paham. Kau hanya sebuah boneka, bukan manusia. Jangan memiliki perasaan cinta untuk manusia." nasehat Sehun yang masih menopang tubuh ringkih Yi Fan.

"Kasih sayang? Cinta?" bentak Yi Fan. Dengan kasar Yi Fan melepaskan diri dari Sehun. Namun tubuhnya yang memang sudah sangat rapuh tak memiliki keseimbangan yang baik hingga punggungnya membentur tembok dengan keras.

"Tubuh ini, suara ini, hati ini..." Yi Fan menyentuh dadanya dan sedikit memukulnya. Nafas Yi Fan sudah mulai berantakan. Di tengah nafasnya yang sudah mulai putus-putus, Yi Fan tersenyum lembut "Tao lah yang memberikan ini semua kepada ku. Semua yang ada padaku adalah miliknya." lanjut Yi Fan. Lalu dengan langkah yang masih tertatih-tatih, Yi Fan berjalan mundur menuju lorong rumah yang akan membawanya ke pintu keluar dari rumah itu. Saat tepat di pintu lorong. Jam berbunyi nyaring, menunjukkan pada penghuni rumah itu bahwa saat ini jam menunjukkan pukul 12 malam.

"Haah. Waktumu sudah habis." Sehun berucap setelah melihat jam besar miliknya yang terletak di pojok ruangan. Yi Fan hanya tersenyum sekilas dan mulai berjalan kembali dengan langkah yang masih tertatih-tatih.

"A..aku tidak.. takut mati. A..aku ha..hanya khawatir.." Yi Fan terus berjalan tertatih dan mencoba berbicara dengan nafasnya yang semakin pendek. Yi Fan sudah sangat sulit untuk berbicara. "Ba..bagaimana dia.. bi..sa hidup dengan baik setelah... aku per..pergi? Dia memiliki ingatan.. yang sangat... buruk. Di..dia anak yang..kasar dan di..dia juga.. bo... , ia anak.. yang sangat.. baik me..melebihi siapapun di..di dunia. Dia selalu melindungiku." lanjut Yi Fan.

Braakkk

Belum sempat Yi Fan sampai di depan pintu, sudah ada orang yang membuka pintu dengan sangat kasar, Yi Fan mendelik melihat orang yang datang, lalu si pelaku tadi berlari kencang ke arah Yi Fan dan segera memeluk pinggang Yi Fan sambil berlutut.

"Hiks.. hikss.." si pelaku menangis sambil mencengkram baju milik Yi Fan dengan erat.

"T..Tao." panggil Yi Fan lirih.

"Hiks.. Yi Fan, maafkan aku." Tao berkata di sela-sela isak tangisnya. Kedua tangannya yang lecet di mana-mana serta darah yang mengucur dari luka-luka di kedua tangannya membuat baju yang ia kenakan terdapat noda merah, begitu juga dengan baju milik Yi Fan. Kaki Tao pun lecet-lecet, mungkin ia menginjak karang di pantai tadi. "Aku tidak bisa mencarinya hiks. Padahal aku sudah mencurahkan seluruh tenagaku. Tapi aku tetap tak menemukannya hiks. Maafkan aku hiks. Aku benar-benar membenci diriku. Kenapa aku tidak bisa melakukan apa pun untukmu hiks hiks hikss hiks." air mata Tao tumpah. Tao meraung. Ia berteriak. Ia menangis dengan sangat keras sambil tetap berlutu dan memeluk pinggang Yi Fan dengan erat.

"Kau lihat? Dia benar-benar orang bodoh." ucap Yi Fan kepada Sehun yang berdiri tidak jauh dari Yi Fan dan Tao yang masih terus menangis meraung.

END

1 tahun kemudian

Cuaca di Qingdao hari ini benar-benar panas. Matahari bersinar dengan sangat terang. Sinarnya masuk melalui jendela kaca yang berada di salah satu kamar di kediaman Huang. Di salah satu sudut ruangan, terdapat meja belajar yang di atasnya terdapat banyak buku, di sisi kanan meja tersebut, terdapat sebuah pigura berwarna merah maroon yang di dalamnya terdapat foto 2 orang anak yang sangat menggemaskan. Satu yang beramput pirang duduk dengan tenang di kursi berwarna kuning pucat, sementara di sisi kirinya ada seorang anak yang memiliki rambut hitam sedang berdiri dengan pose imut. Kedua tangannya ia letakkan di kedua pundak si pirang.

Srek srek

Bunyi pensil yang sedang menari di atas kertas inilah satu-satunya suara yang ada di dalam kamar itu. Lelaki manis yang kini telah mengubah warna rambutnya menjadi coklat tua ini tampak sangat serius menjawab soal-soal di bukunya.

Tok tok

Bunyi ketukan pada pintu kamarnya mengalihkannya.

"Tuan Tao. Ada telepon untukmu." ucap orang yang mengetuk pintu dari luar.

"Dari siapa?"

"Saya tidak tahu tuan, dia hanya menyuruh saya untuk memberikan teleponnya kepada anda." Tao mendesah pelan mendengar jawaban dari salah satu pelayan di rumahnya.

"Baiklah aku akan bicara padanya." Tao pun keluar dari kamarnya dan segera mengangkat telepon tadi.

"Hallo. Disini Huang Zi Tao, boleh saya tahu siapa..."

"Ahh, kau benar-benar berubah dalam satu tahun ini ya." si penelepon dengan sangat tidak sopan memutus ucapan Tao.

"K..kau.. Oh Sehun. SEHUN?" Tao berteriak keras begitu ia mengenali suara sang penelepon.

"Aku kira kau banyak berubah selama satu tahun ini. Namun, kau masih sama, masih suka berteriak."

"Ke..kenapa?"

"Kau masih ingat saat aku memintamu untuk mencari kembaran bulan tahun lalu?" tanya Sehun. Tao mengerutkan alisnya tanda berfikir.

"Itu bohong." lanjut Sehun. Perempatan di dahi Tao pun mulai tampak.

"APAAAA?"

"Aku hanya ingin memberikan pelajaran untuk orang sombong seperti dirimu." jawab Sehun sinis.

"Apa yang kau bicarakan? Jangan bercanda! Apa kau tidak tahu perasaanku saat itu?"

"Tapi, aku akan kembalikan apa yang seharusnya menjadi milikmu hari ini. Aku sudah menyuruhnya membawa tagihan yang harus kau bayar."

"Tu..tunggu. Apa yang kau bicarakan? Aku tak mengerti."

"Ahh kau memang masih tetap bodoh. Sudahlah, setelah ini kau pasti akan berterimakasih padaku, untuk itu aku akan memberikanmu diskon 20 %. Bye."

Tuuutt tuuutt.

"Tu..tunggu. Apa yang kau katakan. HEY ! SEHUN !." teriak Tao. Namun sia-sia karena Sehun sudah menutup teleponnya. Tao pun membanting telepon tersebut.

"Apa yang dia katakan? Aku sudah berusaha melupakan tentang hal itu kena..."

Graakkkk

Pintu rumah kediaman Huang terbuka, membuat Tao mengalihkan pandangannya dari telepon ke arah orang yang membuka pintu tadi. Di depan pintu, tampak kaki jenjang milik seorang lelaki tampan berambut pirang. Di tangannya terdapat kertas dengan banyak angka 0 tertera disana. Mata Tao membulat lucu. Pipinya memerah. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Meskipun kau mendapatkan diskon 20 %, tetap saja kau harus membayar 40.000 dollar." ucap lelaki tampan tadi dengan santainya. Lelaki tadi tersenyum. Dengan senyum yang sangat Tao rindukan.

"YI FAN." Tao berteriak kencang. Tao berlari ke arah Yi Fan. Ia langsung menubrukkan badannya pada badan Yi Fan. Memeluk Yi Fan seerat mungkin, ia takut untuk di tinggalkan lagi. Air mata bahagianya sudah tumpah sedari tadi. Tangan Yi Fan pun terangkat. Membalas pelukan hangat dari Tao. Tangis bahagia Tao pun pecah saat itu juga.

END

Ini end beneran yaa. Ga boong boongan kaya tadi. Gimana? Feelnya ga dapet? Emang. Maafkan. Ini pertama kali Yiyi bikin cerita pake genre begini. Biasanya yang manis-manis gula aren (?). Makhlum aja kalau feelnya ga dapet. Btw, maafin Yiyi yaa belum sempet lanjutin "First Boyfriend" nya. Belum dapet ide. Oh iya, cerita ini sebagai salam hiatus Yiyi untuk sementara. Yiyi mau fokus PKL dulu. Kelar PKL, Yiyi pasti lanjutin FF yang belum kelar. Jangan lupa review ya ^^. Tapi ingat, gunakan bahasa yang baik.

Oh iyaaa. Adakah HL Purwokerto di sini? Atau HL Jogja (daerah Prambanan)? Yiyi lagi nyari temen buat bikin video Tao B'day (project Baidu Precious Tao Bar) nih. Ada yang mau ikut? Atau ada yang mau ngajakin Yiyi? Hubungin Yiyi di twitter Yiyi ya lilyan_tika . Sebelumnya thank you #muach