Summary : IS adalah sebuah jurusan yang terdapat di KHS, dan di IS jugalah seorang Namikaze Naruto bisa merasakan tentang suka maupun duka hidup bersama dengan orang-orang yang dia sayangi
Disclaimer © Masashi Kishimoto
Story : IS is the best ( IPS is the best )
Pairing : Sasu X Fem Naru, xxx X FemNaru
Warning : Masih belum bisa lepas dari typo…, cerita abal dan hancur. Just for fun
Author : KibaHatake
Note: Ano... cerita ini aku publish ulang dan sedikit mengedit typo yang ada.. tapi mungkin masih juga terdapat banyak typo.. ceritanya tidak terlalu berubah kok... silahkan dilanjuutkan.. ^_^
Part 1
#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
Naruto POV
Hai namaku Namikaze Naruto, aku sekarang sudah kelas XI dan aku masuk jurusan IS, pasti kalian berfikir kalau jurusan IS itu rendah, atau tak ada apa-apanya dibandingkan dengan anak-anak yang masuk IA, sebenarnya tidaklah seperti yang kalian fikirkan itu .
Aku heran deh kenapa orang-orang selalu berpendapat IS itu rendah, padahal menurutku IS itu sangat menyenangkan sekali, dan aku sangat merasa nyaman sekali masuk jurusan IS ini, apalagi bisa satu jurusan dengan 'Dia'.
Oh ya disekolahku ini, Konoha High School atau biasa dipanggil dengan nama KHS ini sudah ada pembagian jurusannya, tapi baru ada dua buah jurusan disekolah aku ini, yaitu jurusan IPS ( ilmu pengetahuan social ) dan IPA ( ilmu pengetahuan alam ) atau biasa kami sebut dengan nama IS dan IA
Oh ya aku ini seorang anak yang sangat pendiam dan selalu sendirian ( itu pun karena aku yang tak mau dekat-dekat dengan orang lain, karena aku merasa senang sendirian, sama dengan tokoh komik kesukaan aku, namanya Sumino *comic I'm Here* ada yang kenal? ), bahkan semua afektif yang aku dapatkan hampir semuanya A jarang ada yang B , oh ya satu lagi system disekolahku ini, kalau mendapatkan afektif C maka tidak bisa naik kelas dan tak bisa lulus ujian, maklumlah karena sekolah ini sekolah mo-del.
Sebenarnya aku kurang suka dengan system sekolah aku ini, mau tahu kenapa? ya..., karena aku merasa risih juga dengan semua peraturannya, sedikit-sedikit harus menjaga imege sekolahlah, harus menjaga nama baik sekolahlah, dan semua apa yang mau dilakukan serasa terkekang, tapi sebenarnya bagus juga kok semua peraturannya, hanya saja memang dasarnya aku sudah tak suka dengan peraturan yang ada, ya jadinya aku benci sekolah ini.
Satu hal lagi, aku merasa ada perbedaan antara anak yang jurusan IS dengan anak yang dari jurusan IA, bukannya aku mau menjelek-jelekkan anak IA sich, tapi karena ada perbedaan perhatian dari para sensei dan biasanya itu dari para sensei IA dan juga dari kepala sekolahnya si Bakoro itu *sorry ya kepsek.., aku nggak sopan*, tapi aku sebenarnya tak terlalu perduli akan hal itu, karena aku ini memang jarang diperhatikan dan makanya karena aku jarang diperhatikan pada saat sensei menerangkan aku bisa sesuka hati baca komik *jangan ditiru ya, biasanya nih kebiasaan author kalau lagi bosan belajar*
Mungkin sensei itu berfikir kalau aku tuh lagi memerhatikan dia, tapi sebenarnya ya aku baca komik, oh ya pernah sekali, aku tak tahu kalau besok ada ujian, dan aku tak menghafal, ya jadinya aku melihat jimat, tapi sensei tak menyadarinya, dan tak curiga sedikitpun sama aku, bahkan teman-temanku pun heran padaku, kenapa aku tak ketahuan, sedangkan mereka ketahuan, dan tak boleh mengikuti ulangan, ah beruntungnya aku .. he…he… , tapi aku berharap tak ada yang meniru aku ya.
Didalam kelas
" Hai Naru, kamu mau main sama kami?" Kata seorang wanita berambut pink, namanya Haruno Sakura, bersama dengan kedua temannya Ten-ten dan juga Ino.
" Tidak, terimakasih Sakura-chan" Balasku disertai dengan senyum ramah.
" Naru, sekali-kali bersosialisasilah dengan orang-orang yang ada disekitarmu, ya tapi kalau kamu tak mau juga tak apa-apa, kalau kamu butuh orang untuk kamu ajak curhat, jangan sungkan untuk memanggil aku ya, Ok jaa... "
"Hm."
Sakurapun berlalu dari hadapanku, Haruno Sakura, dia anak yang sangat baik, cantik, dan juga cerdas, dan kedua temannya Yamanaka Ino, dan juga Ten-ten mereka itu sangat baik padaku, dan mereka selalu ada jika tak kebagian kelompok lagi. Hal yang membuat aku tambah menyukai IS ini karena orang-orangnya sangatlah ramah .
Selama aku sekolah disini, aku pernah tersakiti atau bisa dibilang dibullyi dengan seorang anak cowok, aku tak tahu apa kesalahan yang aku perbuat pada mereka, dan untungnya sekarang dia sudah tidak satu kelas lagi, dan dia masuk ke dalam jurusan IA. Oh ya dia itu sebenarnya orang yang sangat populer. Apalagi dia banyak mempunyai fans girl, aku akui sih dia itu sangat pintar, tampan, dan menurut orang sih dia itu sangatlah sempurna, dan tak mempunyai kekurangan sedikitpun, tapi menurut aku dia mempunyai satu kekurangan yaitu KURANG AJAR .
Sebenarnya aku mengakui kejeniusan anak-anak IA, aku juga mengakui pelajaran-pelajaran anak-anak IA itu sangatlah sulit, dan itu membuat kepalaku sangat pusing, tapi satu yang disayangkan besoknya, sekarang mengambil jurusan IA tapi pas mau masuk kuliah malah masuk jurusan yang masih berhubungan dengan IS, biarpun hanya sebagian sih.
Setelah kepergian Sakura dari hadapanku, aku pergi ketoilet untuk mencuci muka, tapi pada saat aku sedang berjalan untuk pergi ke toilet, dikoridor aku bertemu dengan seorang anak, dan aku mengenal dia, dia adalah si ketua osis, dan dia juga Jurusan IS, tapi beda kelas denganku, dan ini baru pertama kalinya anak IS bisa menjadi ketua osis, dan aku sangat mengagumi dia, sudah baik ,tampan ,dan juga sangatlah pintar, pada saat aku dibullyi pada saat kelas X dulu, dialah orang yang telah menyelamatkanku, pada saat itulah aku merasakan cinta pada pandangan pertama.
Aku terus memperhatikannya yang lagi asyik berbicara dan sekali-kali tertawa bersama dengan teman-temannya, aku berharap aku juga bisa seperti itu bersama dengan dia, dan mungkin dia juga tak akan mengenal aku lagi, karena aku ini memang jarang diingatkan? lagian tak mungkin juga dia mau mengingat cewek kayak aku ini, cewek yang bermata 4, culun, dan gak ada cantiknya sama sekali.
Saat aku lagi asyik-asyiknya memerhatikan dia, dia natap balik aku, dan mata kami sempat bertatapan untuk beberapa saat, kenapa cuma beberapa saat? ya karena ku sudah lari duluan dari hadapannya dan berlalu pergi ke toilet.
Naruto end Pov
Ketos Pov
Saat aku merasa aku diperhatikan aku menolehkan kepalaku, aku melihat seorang cewek yang pernah aku tolong dulu, aku sempat bertatapan dengan dirinya untuk beberapa saat, dan setelah itu dia pergi dari hadapanku, apakah dia tidak ingat lagi padaku ya? Apakah dia benci padaku? Gimana ya pandangan dia padaku? Aaarrgghhhh, akhir-akhir ini pikiran aku selalu dipenuhi oleh gadis berkaca mata itu, sebenarnya aku akui dia itu sedikit terlihat err manis.
Ahhh kapan ya aku bisa untuk berbicara dengan dia.
" Oii… lo setujukan dengan rencana gue ? " panggilan dari temanku tu berhasil membuat aku tersadar
" E..e .. ya , gue setuju deh " Balasku, sebenarnya aku tidak terlalu mengerti kata Sasori sih.
"Lo lagi merhatiin si Namikaze itu ya? " Tebak Sasori, aku hanya bisa memberikan tatapan 'maksud lo '
" Itu, cewek yang bermata 4 tadi. Namikaze Naruto anak kelas XI IS 2 "
Aku hanya tersenyum gaje, oh jadi namanya Namikaze Naruto ya, baiklah mulai dari sekarang akan ku buat kau Namikaze Naruto untuk menyukaiku.
Ketos end Pov
Di toilet
Naruto yang baru habis lari dari menghindari tatapan sang pujaan hati, sekarang sedang berada ditoilet untuk menenangkan debaran jantungnya yang sangat kencang itu, sampai-sampai hampir mau copot rasanya .
'Aduh, tadi aku bertatapan dengan dia, senangnya hatiku, tapi gimana pendapatnya ya tentangku?, apakah dia menganggap aku ini aneh ya, karena dengan seenaknya aku lari begitu saja dan bahkan tadi aku sempat menabrak beberapa orang yang ada di depanku.
Ahhhh, gimana nich aku terlalu deg-degan. Huff tenang, tenang Naru, kamu harus bisa tenang dan cobalah untuk mengajak dia berbicara dan ucapkan terima kasih padanya karena telah menolongmu pada saat itu, walaupun pastinya dia tidak akan ingat, ayo Naru ganbatte ..'
Naruto terus menenangkan batinnya, setelah selesai mencuci mukanya dia memperhatikan wajahnya sedikit, untuk memperhatikan apakah sekarang dia sudah kelihatan lebih baik, dan setelah dipastikan kalau dia sudah merasa agak lebih baik, dia pergi meninggalkan toilet karena bel tanda istirahat pertama sudah usai.
Naruto Pov
Sekarang aku sedang belajar Matematika, dan sebenarnya aku sangat menyenangi pelajaran ini *author juga suka kok * tapi karena aku sedang memikirkan tentang si ketua osis itu aku tak bisa konsentrasi sedikitpun, dan apa yang diterangkan oleh sensei Iruka sekarang seperti orang mendongengkan cerita sebelum tidur *ini juga sering terjadi pada author kok* dan aku malah tertidur, untungnya lagi aku duduk disudut paling belakang jadi tak terlalu kelihatan sama Iruka sensei.
Di alam mimpi naruto
Naruto sedang berada dipadang rumput yang sangat luas, ada beberapa kuda yang berlari dengan senangnya, Naruto melukiskan senyum lebarnya melihat beberapa hewan yang sangat senang itu, juga terdengar suara kicauan burung yang membuat pikiran Naruto jernih.
Tapi pada saat naruto lagi asyi-asyiknya melihat alam sekitar, dia melihat seorang yang sangat dia kenal, seorang yang selalu ia puja, dan sekaligus cinta pertamanya. Naruto yang kaget malah melontarkan kata yang sangat tak mencerminkan dirinya yang selama ini.
"Woii KETOS kenapa lo malah datang lagi kemimpi gue hah?" Bentakku, tak bersikap lemah lembut lagi dan mengeluarkan suara cowokku (?)
" Karena aku ingin.. " Balas sang Ketua Osis itu.
"Ngapain lo ingin? Inikan mimpi gue, jangan seenaknya dong masuk-masuk, padahal gue kan ingin menenangkan sedikit pikiran gue ini" 'dari lo ' tambahku
Aku merasakan hembusan nafas sang ketos di telingaku, ini sukses membuat wajahku memerah, karena merasakan hawa panas yang menjalari bagian tersensitifku.
" Naru, bangun " Kata sang ketos
"Bangun?" Kataku dengan tampak bingung
Setelah itu aku merasakan sakit dikepalaku
Dunia nyata alias mimpi Naruto telah berakhir
Saat aku telah mendapatkan kesadaranku kembali, aku melihat seseorang yang berdiri didepanku, dan saat kutengadahkan kepalaku aku melihat Iruka sensei yang menatap kearahku, serta menolehkan kepalaku keseluruh penjuru kelas, aku yang diperhatikan seperti itu jadi salting alias salah tingkah, wajahku sontak menampilkan sedikit rona merah.
"Naruto, apakah kamu sakit? Kalau sakit pergi ke UKS saja ya, biar Sakura yang mengantarkanmu" Kata Iruka sensei dengan raut wajah khawatirnya.
"Tak usah sensei, aku bisa pergi sendiri" Mungkin aku bisa sedikit menenangkan pikiranku jika aku pergi ke UKS.
Akupun keluar dari kelas, dan berjalan kearah UKS, setibanya di UKS, aku melihat seorang anak yang sangat menyebalkan, dan juga orang yang tak ingin aku temui.
" Hai .. Naru, kita ketemu lagi ya " Kata pria itu, dan juga disertai dengan senyum yang terlihat meremehkan, serta tersirat senyum licik.
Setelah aku perhatikan sekeliling aku tak menemukan seorangpun di UKS selain aku dan juga dia.
Aku mendengar bunyi yang mendekat kearahku, aku meraskan hembusan nafas hangat di telingku
"…"
Aku membulatkan mataku tak percaya dengan apa yang dia katakan
Setelah dia berkata seperti itu, dia pergi meninggalkan aku sendiri yang mematung, dan tak percaya dengan apa yang telah dia ucapkan tadi. Tanpa aku sadari aku berkeringat dingin.
.
.
.
.
Apakah yang diucapkan orang itu pada Naruto?
Nantikan di chapter berikutnya ya ~.^
TBC
Semoga para reader bisa puas dengan cerita aku ini, kalau seandainya tidak puas aku minta maaf ya \^-^/
Akhir kata saya meminta review dong
