Desclaimer Naruto by Masashi Kishimoto
WARNING! Out of character
WARNING! Typos
WARNING! This is edited
Ririppu humbly present
BEARLERINE PROJECT
Chapter 1 – Significant Figure
Namaku Hinata, gadis yang menurut orang-orang sangat jenius dan dingin. Sebenarnya aku tak pernah terlahir di dunia ini, tapi keberadaanku nyata di dunia ini. Aku tak tahu sebenarnya aku ini apa, seseorang bilang aku adalah manusia sama sepertinya. Seseorang itu yang membuatku seperti manusia normal lainnya. Dia adalah Sasuke, Uchiha Sasuke. Aku tak pernah peduli dengan orang lain selain dia, karena aku tak memiliki sebuah hal yang manusia miliki.
Sasuke sedang berkutat dengan laptopnya. Aku tak ingin berkata apa-apa, namun sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu.
"Melamun memberikan kesempatan beristirahat yang diperlukan oleh bagian-bagian otak yang telah melakukan pekerjaan analitis secara berulang-ulang, melatih pikiran proyektif dan imajinatif, dan memberimu suatu kesempatan yang diperlukan untuk memadukan dan mencipta gagasan."
Aku tak henti-hentinya menatap kagum pada sepasang bola mata onyx yang saat ini tengah duduk dihadapanku. Dia berkata dengan sangat tenang, dan kata-kata itu membuatku berdecak kesal, lagi-lagi dia melakukan hal yang aneh. Dia selalu sensitif dengan hal yang kurang penting, tapi dia tidak sensitif terhadap hal yang penting. Tapi jika dicermati lagi, kurasa benar. Melamun dapat menciptakan gagasan.
"Kau pandai berkata dan berpegang teguh pada teori-teorimu itu, padahal praktikmu untuk membenarkan teori itu hasilnya nol," Aku masih fokus menatap matanya, mencoba menelaah dan mencari sesuatu yang tersembunyi dari balik sinar yang terpancar darinya, andai aku bisa menemukan petunjuk.
"Kurasa itu bukan masalah, karena kau ada di sini, praktikku jadi seratus persen." Dia dengan senyum menyebalkannya mengacak rambutku, kenapa aku tak pandai berkata dan malah terjebak dalam situasi seperti ini?
"Seharusnya mustahil bisa berkata sebelum melakukannya."
"Ayolahh... Hinata... aku hampir bisa melakukannya... sungguh! Tapi itu tiba-tiba menghilang sebelum aku selesai melamunkannya."
"Dan sekarang? Haruskah aku bilang tiba-tiba ide-ide dari lamunanmu itu masuk ke neuronku melalui dimensi alfa?"
"Ya! Aku ingin membuktikan kepada dunia bahwa dimensi alfa benar-benar ada." Pandangannya kembali serius, saat aku melihat dia seperti ini, sebenarnya apa yang ku pikirkan? Atau lebih tepatnya apa yang harus kupikirkan?
"Sasuke-kun, sepertinya aku butuh asupan energi untuk mempertahankan eksistensiku di lab ini, kurasa aku tak akan sadar bila aku tak mendapatkan asupan itu."
"bukankah lebih mudah jika kau mengganti kata 'membutuhkan asupan' dengan kata lapar?" Dia mengeluarkan bento yang tadi pagi dia siapkan.
"Itadakimasu Sasuke-kun,"
"Hn,"
Dan disinilah aku dan Sasuke, ruang istirahat laboratorium Professor Kakashi. Menyantap makan siang dan memikirkan peristiwa aneh yang terjadi selama ini. Sekarang aku dan Sasuke adalah partner lab. Tugas kami adalah meneliti aliran impuls yang menjalar dari neuron seseorang ke neuron orang lain yang memungkinkan seseorang bisa mengetahui apa yang orang lain pikirkan.
Kemampuan ini secara alamiah dimiliki oleh beberapa orang. Tapi belum ada yang menjelaskan hal ini dengan sains, dan belum ada penjelasan khusus mengenai bagaimana mekanismenya dan apakah mungkin hal ini bisa dilakukan oleh orang lain.
Ini akan menjadi tambang berlian jika benar hal itu bisa terjadi, tapi ini juga akan membawa malapetaka jika hal itu dapat diungkap. Karena manusia pasti akan menyalahgunakan kemampuan itu untuk keuntungan pribadinya. Begitulah manusia, 50% terdiri dari kebaikan, 50 % terdiri dari kejahatan. Benar-benar, kenapa manusia bisa tercipta? Jika kehidupan mereka hanya seperti ini? Ah... tidak, mereka mengakui keberadaan sang pencipta juga, tak jauh berbeda, aku juga percaya di luar sana di suatu dimensi yang tak dapat didefinisikan manusia biasa, dan tidak juga dapat kudefinisikan. Dimensi di mana tak ada alat se-modern dan se-canggih apapun bisa mendeteksi keberadaan sang pencipta.
.
.
.
Makan siang Hinata dan Sasuke berlanjut dengan obrolan ringan hingga bento yang disiapkan Sasuke habis.
"Hinata, tolong siapkan alat untuk percobaan selanjutnya, aku akan menghubbungi Kakashi dan Sakura."
"Ah, wakatta Sasuke-kun."
Hinata hanya menatap punggung Sasuke yang semakin menjauh, dia harus melakukan tugas selanjutnya dan menemukan bukti untuk memperkuat teorinya tentang dimensi alfa, dalam benaknya dia berfikir bahwa ada kemungkinan jika teorinya mengenai dimensi alfa itu terbukti dan mempunyai tatanan kompleks yang bisa dijelaskan secara sistematis dengan sains, akan terwujud suatu alat komunikasi masa depan tanpa sinyal dari gelombang elektromagnetik yang melalui udara, dan alat komunikasi itu akrab disebut sebagai 'telepati'.
Ya! Hinata pernah beberapa kali melihat film dan drama series yang menyajikan adegan berkomunikasi melalui telepati. Tapi itu sepertinya mustahil karena kemampuan memindahkan informasi atau impuls dari neuron yang saat ini dia alami bersama Sasuke hanya terjadi jika Sasuke sedang memikirkan sesuatu tapi ia tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata dan bahasa yang bisa terjamah oleh indera pendengaran manusia.
Hinata pun sedikit merasa pusing. (Hanya sedikit, kadang orang jenius pun mengalami masa masa seperti ini.) Hinata melanjutkan pekerjaannya untuk menyiapkan alat percobaan di dalam laboratorium itu. Dapat jelas terlihat sebuah kursi yang sepertinya sangat nyaman bernuansa klasik dengan sentuhan ukiran khas dari suatu daerah di daratan melayu. Kemudian terdapat sebuah handycam dengan tulisan HD pada layarnya, ruangan percobaan itu bernuansa putih. Mengapa harus warna putih? Ada beberapa kabel konektor bewarna warni, ada warna merah, hitam, ungu, merah muda, hijau, kuning, jingga, dan biru. Apa fungsinya kabel itu? Sudah pasti Hinata tahu fungsinya.
Sasuke kembali dengan Kakashi dan Sakura. Hinata memegang suatu cairan di labu, cairan itu tampak sangan jelas mengepul menunjukkan bahwa labu itu baru saja dikeluarkan dari lemari es bersuhu puluhan derajat dibawah nol. Cairan itu berwarna ungu, terdiri dari campuran beberapa senyawa kimia organik yang pastinya dibutuhkan Hinata dan Sasuke untuk percobaan itu.
"Sasuke-kun aku sudah menyiapkan semuanya." Jelas Hinata dengan nada tenang dan tatapan mata fokus.
"Sasuke-kun, sebenarnya percobaan dengan melibatkan manusia di dalamnya sebagai objek yang diuji sangatlah berbahaya, apa kau yakin akan menguji Hinata-chan dalam percobaan kali ini?" Kakashi mencoba memastikan, keputusan Sasuke.
"Benar, Sasuke-kun. Bagaimana jika sesuatu hal terjadi pada Hinata-chan?" Sakura memandang Hinata dan Sasuke secara bergantian dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Sakura khawatir hal buruk akan menimpa kedua sahabat sekaligus koleganya itu.
"Aku baik baik saja. Kalian tidak usah khawatir. Aku yakin, percobaan ini akan berhasil." Hinata meyakinkan Sakura dan Kakashi, dia juga menenangkan Sasuke yang pendiriannya mulai goyah karena kekhawatiran Sakura dan Kakashi.
"Dari mana kau bisa sangat yakin seperti itu Hinata-chan?" Kakashi bertanya.
"Insting." Hinata menjawab. Beberapa rangkaian kata yang jelas dan sangat mudah dimengerti meskipun kebenarannya belum teruji, tapi untuk percobaan itulah semua kebenaran akan teruji. Apakah benar atau salah.
Seperti angka 1 atau 0. Kode yang digunakan astronot saat itu untuk mengirim pesan ke bulan, apakah ada alien di sana? Angka penting.
.
.
.
Hinata sudah duduk di kursi klasik yang berada di ruangan serba putih itu, Sasuke memasang kabel warna warni di beberapa titik kepala, diantaranya di bagian frontal, temporal, oksipital, dan parietal. Lalu kabel selanjutnya dihubungkan di sepanjang tulang belakang Hinata. Kabel kabel tadi terhubung pada suatu alat yang dapat memperlihatkan mekanisme kerja gelombang otak.
"kau siap?"
"ya."
Percobaan akan segera dimulai, Sasuke hanya tinggal memencet tombol start. tapi, belum sempat melakukan percobaan itu, tiba tiba saja seseorang muncul dengan terengah-engah.
"Hentikan percobaan itu." Tiba-tiba saja ada suara yang menginterupsi. Ah... ternyata itu suara Shikamaru, mengapa dia dengan seenak jidatnya mengganggu proses percobaan dari penelitian Hinata dan Sasuke?
"Professor Kakashi, Sasuke-kun, Hinata-chan, dan Sakura-chan, maaf sebelumnya karena mengganggu, tapi ada hal penting yang harus kubicarakan mengenai penelitian ini."
"Apa maksudmu? Shikamaru." Kakashi menatap tajam Shikamaru yang tiba-tiba datang tanpa mengetuk pintu.
"Aku bisa menjelaskan permasalahan yang dialami Hinata dan Sasuke dengan penelitianku sebelumnya mengenai mesin waktu. "
"Haah? Apa maksudmu?" Sakura membulatkan matanya, begitupula dengan Sasuke dan Hinata.
"Aaaa, sepertinya aku mengerti apa maksud Shikamaru-kun." Hinata yang sedari tadi hanya melihat dialog itu pun angkat bicara dan seolah seperti ada suatu hal yang membuat Hinata tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Shikamaru.
Sesaat sebelum Hinata bicara, Hinata merasakan sengatan listrik yang luar biasa menyerang otaknya, Hinata pun kehilangan kesadarannya. Serta merta, para ilmuwan yang berada di ruangan itu panik.
"Apa kau memencet tombol pemicunya Sasuke-kun?!" Kakashi memicingkan matanya kepada Sasuke. Sasuke tidak mampu berkata apa-apa, dia hanya menggeleng dan segera melepaskan semua alat-alat percobaan yang menempel pada tubuh Hinata. Sasuke mengangkat Hinata ke dalam pelukannya, dia mengelus kepala Hinata dan mencoba membangunkannya.
"!"
Hinata merasakan sentuhan itu, itu tangan Sasuke, Hinata mendengar suara itu, itu suara Sasuke. Hinata merasakan nafas hangat yang menerpa wajahnya, itu nafas Sasuke. Meski Hinata tak sadarkan diri, ia tahu itu Sasuke.
Sakura mencoba memberi pertolongan pertama kepada Hinata, Sakura menyentuh pergelangan tangan Hinata dan memastikan bahwa denyut jantung Hinata normal, tapi tangan Hinata aneh, Sakura melihat kerlipan di tangan Hinata, kerlipan yang berkilau, seperti mutiara.
"Sasuke-kun? Bisakah kita membawa Hinata ke lab ku?" Sakura memandang Hinata dengan khawatir, kemudian Sasuke mengiyakan pertanyaan Sakura. Mereka membawa Hinata menuju ruangan kerja Sakura.
Apa yang ingin dilakukan Sakura pada Hinata? Apa Sakura tahu bahwa Hinata bukan manusia? Apa Sakura akan menjadikan Hinata sebagai kelinci percobaannya? Apa Sakura akan membedah Hinata lalu mengambil otaknya? See in the next chap! Thanks for read this story! ^^/
.
.
.
