UAS IS FINALLY OVER YOU GUYS OH MY GOD. here, take this piece. i wrote it in under fifteen minutes so pardon any mistakes you see here. i'm just so frustrated, kinda happy, sleep deprived and definitely anxious about my results.

anyway, whoever you are, wherever you are, i hope you'll have a nice day/night. don't forget to eat, alright?


.

.

.

delapan tahun mereka berkarir, dan suatu hari taehyung bangun dengan fakta bahwa jimin mengencani seorang gadis.

"sudah empat bulan bersama," ucap jimin dengan senyum kecil di sebuah konferensi pers, jung ahra di sampingnya dengan mata indah dan bibir terpoles lipstik tipis. mereka berpegangan tangan, dan taehyung terhuyung ke kamar mandi tanpa menggubris panggilan yoongi.

taehyung tak makan apapun semalam, belum makan apapun pagi ini. pahit asam lambung naik ke tenggorokan dan tertinggal di lidah saat ia mengosongkan isi perut di toilet. tak banyak yang keluar. cuma kekecewaan dan sakit hati. kemudian, air mata yang tak berhenti sampai yoongi menggedor pintu dan mengancam akan mendobrak. yoongi barangkali bisa; ia selalu mengeluh kalau ia sudah tua, tapi tubuhnya kokoh dan kuat sekarang. sering ke gym, dua kali seminggu dengan jimin.

tawa taehyung pecah. pahit dan getir, sedikit serak karena tangis. dinding yang ia bangun dengan hati-hati di sekitar hatinya hancur berantakan hanya dengan satu kali serang. bendungannya lebur dalam gelombang perasaan yang tak bisa dihentikan. taehyung pernah patah hati, tapi tidak begini. tidak pernah seperti ini.

ini—rasanya lebih buruk dari sekedar perasaan yang terluka. taehyung tak pernah tahu kalau ia bisa merasakan segala hal namun seolah mati rasa di saat yang sama. sebenarnya sedalam apa rasa yang ia pendam untuk lelaki itu kalau sampai ia merasa seolah tengah tenggelam dan perlahan mati kehabisan napas seperti ini?

"tae—"

"toiletnya belum disiram, hyung," jawab taehyung. suaranya tenang, sedikit bergetar, namun lebih terkendali dari yang ia duga.

"toilet—persetan dengan toilet, buka pintunya," geram yoongi dari luar pintu. kadang, yoongi bisa jadi orang yang begitu tidak sabaran, pikir taehyung tiba-tiba.

ia menyiram toilet, membasuh wajah sekenanya sebelum membuka pintu. yoongi dengar, dan yoongi tidak bodoh. ia tahu apa yang terjadi. taehyung tak perlu menyembunyikan apapun.

"hyung kebelet pipis?" candanya setelah membuka pintu.

tampang yoongi terlihat seolah ia bingung mesti menampar atau memeluk taehyung. barangkali dua-duanya. yoongi bukan orang yang murah sentuhan lembut. ia melakukan sesuatu seperti ia membuat musik- jujur, tanpa basa-basi, dengan kesungguhan yang kadang menghempas napas taehyung. seperti sekarang, saat ia terdiam di pelukan yoongi.

ini masih jam sepuluh pagi, mulutnya masih rasa muntah, televisi masih menyala di ruang tamu dan air matanya turun lagi saat yoongi mendekapnya erat. ada bisik manis tak berarti yang meluncur dari bibir yoongi, samar dan tak terdengar jelas. ssh, sayang, tak apa. kau akan baik-baik saja. menangislah, aku ada di sini.

yoongi memang di sini. nyata dan hangat dan taehyung memeluknya balik dengan isak putus asa yang digeret dari relungnya. yoongi ada di sini.

.

.

.

(—dan jimin tidak.)

.

.

.


.

hurt/comfort did you mean hurt/hurt bc it's all this is about lmao