Title: Aku Janji

(Tinkxx)

– Hansol x Chan/Vernon x Dino –

an: cuma lewat aja, terus ditulis, terus dipublish.

Inspirasi datang dari mana saja

Aku Janji –

"Pasti hyung telat lagi.." keluhnya sembari melihat jam tangan yang melingkar di tangan kanannya. Ia mengerucutkan bibirnya kesal. Orang itu tidak pernah tepat waktu kalau ada janji bertemu, membuatnya harus menunggu lama.

"Aku benar-benar akan pulang kalau dia sampai sini," ucapnya lagi bersiap untuk pergi ketika dilihatnya seseorang yang memakai mantel dengan wajah bule berlari terengah-engah kearahnya. Tentu saja itu pemuda yang ditunggunya, yang ia keluhkan dari tadi, Hansol.

Ia menunggu sampai Hansol sampai dihadapannya. Orang itu sampai di hadapannya dengan kepala tertunduk menahan napas. Ketika Hansol melihatnya sedang berdiri, tangannya memegang kedua pundaknya dan mendudukkannya kembali ke kursi halte.

"Apa aku telat?" tanya Hansol dengan napas yang masih terengah-engah. Chan -pemuda yang menunggu- membalasnya dengan tatapan sinis kemudian membalas, "Tidak, hyung, kau tidak telat kalau saja kau berjanji datang pukul sepuluh bukan pukul sembilan,"

Hansol meringis mendengar perkataan Chan. Ia benar-benar lupa dengan janji bertemu Chan hari ini kalau saja ibunya tidak membangunkannya.

"Jadi, maafkan aku?"

"Kau sudah berulang kali meminta maaf dan besoknya kau akan mengulanginya lagi, hyung. Duh, aku lelah mendengarnya."

"Ayolah, Chan.. Aku minta maaf, aku janji tidak akan mengulanginya lagi,"

"Jangan bilang janji kalau akhirnya tidak bisa menepati,"

Rasanya seperti ditohok dengan ribuan panah tepat di dadanya. Ia benar-benar tertohok dengan ucapan Chan. Baiklah ini semua memang salahnya. Ia tidak pernah bisa bangun pagi dan ia sadar dengan semua itu. Sudah tahu begitu ia tetap meminta bertemu di pagi hari dan membuat kekasih kecilnya menunggu.

"Chan.. Please?"

Chan bangun lagi dari duduknya di kursi halte. Wajahnya masih tertekuk, bibirnya mengerucut lucu. "Aku mau pergi saja," ucapnya sambil berjalan menjauh. Namun, setelah itu Hansol menahan tangannya.

"Kemana?!" pekik Hansol. Chan menoleh, lalu menjawab, "Tidak tahu!"

"Ya! Jangan pergi!"

"Lakukan sesuatu agar aku tidak pergi,"

Hansol tersenyum menahan kekehannya ketika melihat kekasihnya merajuk. Kekasihnya itu sangat lucu. Ia mendekati Chan, menarik tangannya, kemudian memeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu.

"Katanya mau pergi?" bisik Hansol di telinga Chan.

"Hyung benar-benar mau aku pergi?"

"Tidak, sayang,"

"Makanya lain kali jangan telat lagi,"

"Tidak akan."

"Tidak berjanji?"

Hansol melepas pelukannya, menangkup kedua tangannya di pipi Chan, mengusapnya sayang. "Kau bilang jangan berjanji kalau tidak bisa menepati?"

"Berarti hyung telat lagi, kan,"

"Bagaimana kalau.. Aku akan berusaha agar tidak telat lagi,"

"Terdengar lebih baik," Chan mengerutkan dahinya, mengangguk-anggukan kepalanya lucu. Poninya tersibak angin ke belakang membuat Hansol terpekik tertahan karena menurutnya itu lucu sekali.

Kemudian Hansol memajukan wajahnya, mengecup sebentar dahi Chan membuat yang dikecup merona. Chan mendongakkan kepalanya. "Hyung.."

"Hm?"

"Hyung tidak sadar kalau kita ada di trotoar?"

Hansol terkekeh, kemudian merangkul pundak Chan. "Memang kenapa kalau di trotoar?"

Chan diam saja tidak membalas pertanyaan Hansol, tapi jarinya sudah menusuk-nusuk perut Hansol yang kemudian mengaduh kesakitan. "Aw! Sakit sayang!"

END

VerChan/SolChan\m/

Kurang feelnya..

(Iya saya tau.. saya cukup sulit buatnya walaupun mereka otp saya)

Pendek banget ya..

(Iya, saya bisanya bikin drabble)

Cuma mau menuliskan apa yang saya imajinasikan:) saya akui bikin drabble ini sulit banget hehe.. tapi saya suka karena menurut saya manis

ps. Saya sama Chan seumuran loh..

Love,

Tinkxx