Title: I Love You

(Tinkxx)

– Yuta x Ten –

an: Ten, Yuta, Jaehyun seumuran ya. Judulnya begitu karena saya nggak tau mau kasih judul apa dan di setiap chapter nanti bakal ada salah satu yang bilang gitu (bilang, "Aku sayang kamu,"). Nggak jelas kan? Maaf):
Narasi dikit, dialog banyak.

I Love You –

Ten mengerutkan keningnya merasakan panas yang menerpa wajahnya. Tangannya terangkat untuk menghalau panas tersebut. Ia mengedarkan pandangannya kesana kemari mencari taksi, tapi semua taksi yang melintas didepannya penuh orang dan ia tidak bisa kalau harus menunggu lebih lama lagi kecuali kalau..

Aku minta jemput Yuta aja.

Akhirnya, ia membuka ponsel dan mengetikkan pesan untuk Yuta.

Ten: Jemput aku.

Yuta: Sekarang?

Ten: Nggak, besok aja.

Yuta: Loh, serius?

Ten: Nggak peka!

Yuta: Lah!

Yuta: Lagi dimana?

Yuta: Sayang?

Ten: Di perempatan depan perpustakaan. Nunggu di sebelah lampu merah. Jemput gpl.

Yuta: Sabar, lagi ngobrol sama Jaehyun nih, nanggung.

Ten: Yaudah aku minta jemput Doyoung aja.

Yuta: Eh, jangan gitu dong. Iya iya ini aku lagi otw.

Ten: Otw jemput apa otw ambil gorengan lagi?

Yuta: Tau aja sih, sayang:(

Ten: Udah, cepetan jemput. Kebelet nih.

Yuta: Kebelet ketemu aku?

Ten: Gak banget!

Yuta: Jangan marah-marah, cepet tua loh.

Ten: Banyak omong ah. Katanya otw? Kok masih bisa balas?

Yuta: Kan aku sakti, sayang.

Ten: Gila kamu, Yuta!

Yuta: Oke, aku otw beneran.

Ten: Hati-hati, jalanan rame, jangan lupa pakai helm.

[Read]

Ten tersenyum membaca pesan terakhirnya. Walaupun ia tipe pacar yang galak tapi ia masih sangat peduli ke pacarnya. Ia menunggu sambil membaca komik online di ponselnya. Sesekali menyapa petugas perpustakaan tempatnya bekerja.

Lima belas menit kemudian.

"Sayang!"

Ten menoleh dan mendapati orang yang ditunggunya sudah berhenti di pinggir trotoar. Ia sedikit berlari menghampiri Yuta yang sedang memarkirkan motor besarnya di salah satu toko pinggir jalan.

"Mau masuk dulu?"

"Nggak ah, yuk pulang aja, aku ngantuk."

"Ngantuk apa mau berduaan sama aku?"

"Dibilangin jangan kebanyakan main sama Jaehyun, jadi nggak jelas kan."

"Kan Jaehyun akrab sama aku, yang. Kayak kamu nggak tau aja.."

"Akrab apa simpanan?"

Yuta tersedak ludahnya sendiri. Matanya melihat bapak-bapak yang sedari tadi melihat dirinya yang ngobrol dengan Ten di tempat parkir tapi tidak masuk ke dalam toko. Fyi, bapaknya nyeremin bikin Yuta merinding.

"Udah yuk, pulang."

"Katanya masuk?"

"Biar aku aja yang masukin kamu nanti dirumah,"

"BESOK-BESOK JANGAN MAIN SAMA JAEHYUN LAGI!"

Tukang parkirnya makin mendelik menatap Yuta yang juga kaget melihat Ten yang berteriak ganas kearahnya.

"Udah ah, kamu teriak gitu lagi bikin tukang parkirnya murka loh nanti,"

Ten dengan dongkol naik ke boncengan motor Yuta.

"Nih, helmnya."

"Iya, tau!"

"Sewot banget sih, sayang."

"Lagi mode senggol bacok nih,"

Yuta terkekeh pelan mendengar ucapan Ten yang terkesan lucu daripada menakutkan.

Setelah dirasa Ten sudah siap, Yuta menjalankan motornya.

Ditengah perjalanan, Ten bertanya, "Tadi ngapain aja sama Jaehyun?"

"Nggak ngapa-ngapain kok, cuma ngobrol."

"Kok Jaehyun ada di warkop sana? Kamu suruh?"

"Iya, aku yang nyuruh dia kesana. Kenapa?"

"Jarang-jarang aja dia mau kamu suruh ke warkop, biasanya kan nggak mau. Maunya juga cuma ke tempat elit, nggak kayak kamu."

"Loh, aku kan juga elit, yang."

"Elit apaan? Nongkrong aja sama bapak-bapak di warkop yang ada wifi gratis. Kamu kan sukanya yang gratisan."

"Kan hemat kuota, yang."

"Hemat apa pelit?"

"Sadis, yang. Aku kan nongkrong sama bapak-bapak juga tanya-tanya masalah kehidupan rumah tangga. Biar nanti pas kita udah rumah tangga aku bisa jadi suami sekaligus Bapak yang baik."

Ten merona. Pegangannya pada perut Yuta makin mengerat. Tidak peduli lagi jika banyak yang melihat mereka berdua aneh karena sesama lelaki.

"Jangan ngomong aneh-aneh."

"Aku ngomong kenyataan, sayang. Kamu kapan-kapan tanya bapak-bapak itu deh."

Ten menyenderkan kepalanya ke punggung lebar Yuta, membenamkan mukanya yang memerah. Sedangkan Yuta sendiri senyum-senyum membayangkan keluarga kecil yang akan mereka buat nanti.

"Aku sayang kamu," lirih Ten membuat Yuta makin tersenyum lebar. "Kok diem aja? Nggak mau balas?"

"Kamu pengennya aku jawab apa?"

"Tau lah, terserah kamu."

"Ih, marah lagi,"

"Biarin,"

"Yaudah deh," –"Aku sayang kamu juga, Ten ku sayang."

TBC

Yuten itu lucu–

Sayangnya mereka belum ditakdirkan buat satu unit):

Lanjut lagi nggak ya?

Love,

Tinkxx