Jam hampir menunjukan pukul dua lewat tiga puluh menit di siang hari, guru pengganti yang mengajar mereka pada jam ini keluar lebih awal dari biasanya (Guru yang sebenarnya terkena demam tinggi dan tidak akan kembali sekitar dua hari lagi) Mereka masih memiliki dua puluh menit sebelum pelajaran berikutnya dimulai dan sebagian besar kelas mulai mengobrol dengan teman mereka atau dengan teman sebangku mereka.

Kise Ryouta melihat sekitar kelasnya dengan bosan, beberapa fangirls di kelasnya melirik Kise dengan malu-malu dan Kise sangat beruntung karena tidak ada yang berani menyapa atau datang menghampirinya. Kise berehenti sejenak, memejamkan matanya dengan lelah lalu membuka matanya dan menoleh pada teman sebangku nya yang sudah duduk di sebelah Kise dari pertama kali masuk sekolah, kira-kira sudah satu bulan. Rambut hitam yang lurus hingga punggung, mata ungu dan kacamata dengan tangkai abu-abu, kulit yang tidak terlalu pucat dan tidak terlalu cokelat. Seorang gadis biasa, mungkin memiliki hidup yang biasa saja. Kebiasaan yang paling menonjol dari gadis disampingnya adalah manga yang selalu ada di tanggannya dan ia tampak asik dengan dunia manga yang ia baca.

Hidungnya selalu berada diantara lembaran manga yang ia baca, matanya tidak pernah lari dari manga yang terbuka di depannya, ekspresinya selalu susah untuk dipahami hanya datar seperti aspal. Ia selalu asik dengan dunia manga nya (Kecuali saat jam pelajaran, ia tidak membaca manga). Sejauh yang Kise tahu tentang gadis disebelahnya bahwa ia jarang sekali memiliki percakapan dengan orang-orang disekitar nya, mungkin hanya berbicara sedikit dengan orang-orang yang sesama pencinta manga, itu pun hanya sedikit dan tidak berarti.

Sejauh ini, mereka tidak pernah berbicara satu sama lain. Gadis itu hanya duduk di sebelah Kise, tanpa menoleh padanya, hidung selalu diantara lembaran manga yang ia buka (Tidak heran bahwa ia memkai kacamata) dan Kise hanya duduk dengan bosan. Mereka tidak menyapa satu sama lain. Tidak ada dinding yang membatasi mereka, hanya sebatas jarak yang hanya memisahkan mereka.

Hanya itu yang Kise tahu tentang gadis yang sebangku dengannya, gadis itu bahkan bukan salah satu dari penggemarnya, Kise yakin bahwa gadis itu tahu bahwa Kise adalah seorang model atau paling tidak, salah satu anggota dari Kiseki no Sedai jika gadis itu tahu tentang olahraga basket, tapi tetap saja gadis itu tidak pernah berbicara padanya bahkan Kise yakin gadis berambut hitam itu tidak pernah meliriknya, ia hanya duduk sambil membaca manga, tidak peduli dengan sekitarnya. Gadis disampingnya tampak seorang yang anti sosial, seorang yang pendiam, orang yang memiliki roman muka yang tidak pernah berubah mengingatkan Kise pada teman team nya yang lama, Kurokocchi.

Dan siapa namanya? Kira-kira Iso-?

"Isogai-chan!"

Ah itu namanya.

Murakami Ken, Ketua kelas, berambut cokelat dan bermata biru langit, seorang remaja laki-laki yang memiliki aura karismatik (Tentu saja dirinya sendiri jauh lebih karismatik, pikir Kise) berdiri di depan meja teman sebangkunya, senyuman terlukis jelas di bibir sang ketua kelas, Isogai berkedip bingung lalu menatap Murakami tanpa ekspresi. Kise diam-diam menyaksikan bagaimana interaksi antara ketua kelas dan teman sebangkunya.

Gadis di sampingnya menaruh manga di tangannya dengan perlahan ke meja lalu membuka mulutnya.

"Ah Inchou," Isogai mengigit bibir bawahnya dengan gugup.

Tunggu...apa?

Kise tidak pernah berpikir bahwa gadis disampingnya adalah seorang yang gugup.

Kise berpikir bahwa gadis teman sebangkunya memiliki sifat yang hampir mirip dengan Kurokocchi dan-

"Aku hanya ingin bertanya bagaimana kau mendapatkan volume tujuh manga Noragami?" Ketua kelas menunjuk manga di atas meja Isogai dengan jari telunjuknya, lalu tertawa sedikit sambil mengelus bagian belakang kepalanya.

Gadis disampingnya -Isogai berkedip setelah mendengar pertanyaan dari Ketua kelas, kemudian tersenyum pada Murakami, itu adalah senyum pertama yang pernah Kise lihat dari Isogai dan senyum itu bukan untuk Kise tapi-

"Oh, aku membeli ini di Tokyo, temanku di Tokyo mengatakan bahwa volume ketujuh sudah keluar di Tokyo, jadi aku pergi ke Tokyo untuk membeli ini," Isogai mengangkat manga nya sedikit lalu menepuk tangannya di atas meja dengan lembut, ia tersenyum dengan gugup pada Ketua kelas.

Dan itu pertama kalinya Kise mendengar Isogai mengatakan kalimat yang panjang. Kise sangat terkejut tetapi untung saja kedua orang tersebut tidak menyadari tatapannya.

Dan gadis itu juga berkata dia mempunyai teman di Tokyo, berarti dia bukan orang yang anti sosial seperti yang dipikirkan Kise.

Semua pikiran yang dipikirkan Kise tentang gadis yang sebangku dengannya adalah salah.

Bagaimana gadis ini selalu mengejutkan Kise? Dia hanya gadis biasa, bahkan beberapa penggemarnya lebih cantik daripada gadis disampingnya dan-

"Kau datang ke Tokyo sendiri hanya untuk membeli manga?" Murakami bertanya dengan perlahan-lahan, dia bukan satu-satunya orang yang terkejut mendengar perkataan yang baru saja keluar dari bibir Isogai.

Isogai mengatur posisi kacamata abu-abunya dengan gugup dan perilakunya mengingatkan Kise pada Midorimacchi.

"Umm...Iya," Isogai berguman "Um, apakah kau ingin meminjam ini?" Isogai mengangkat sedikit manganya "Aku bisa meminjamkan padamu besok Inchou."

Sang ketua kelas mengangkat tanggannya "Ah tidak, aku juga ingin membeli itu, aku ingin mengoleksi manga Noragami, tetapi pemilik toko manga yang menjual manga terupdate di Kanagawa mengatakan bahwa volume ketujuh belum datang."

Kise melirik reaksi Isogai tetapi gadis itu hanya tertawa gugup dan kembali membenarkan posisi kacamatanya.

"Jika kau benar-benar ingin membelinya, aku bisa menemani kau ke Tokyo," Respon Isogai sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Kise kembali dikejutkan dengan perkataan dari Isogai, gadis ini mau menemani seorang laki-laki ke Tokyo hanya untuk membeli manga? What the hell- Tetapi Kise bisa mendeteksi nada tidak yakin pada suara gadis bersurai hitam tersebut.

Bagaimana bisa gadis ini terus mengejutkan Kise tetapi Kise bisa membaca gadis ini dengan mudah saat ia berbicara?

Murakami menggeleng kepalanya tidak setuju "Tidak usah! Aku menunggu manga nya tiba di Kanagawa saja, jika kau membeli manga ke Tokyo lagi, aku bisa menemanimu," Tawar Murakami dan tersenyum lembut pada Isogai.

Isogai berkedip dan tersenyum lembut,"Jangan khawatir, aku bisa membelinya sendi-"

"Tidak! Perempuan tidak boleh sendiri ke tempat yang jauh, terutama kota besar dan tidak aman seperti Tokyo!" Murakami berkata dengan tegas, bahkan Kise bisa melihat api berkobar dikedua mata birunya dengan sekilas.

Kise ingin mendengus, ia dengan mudah dapat menebak bahwa sang ketua kelas menyukai Isogai-

Tunggu...apa? Bagaimana bisa seseorang yang berkarisma seperti Murakami Ken yang tidak terlalu jauh memiliki karisma seperti dirinya sendiri, Kise Ryouta, menyukai gadis biasa dan sederhana seperti Isogai?

"Umm, Jika kau berkata demikian, baiklah kalau begitu," Balas Isogai dengan senyuman gugupnya. Murakami menyengir dengan lebar dan mata birunya berkilauan saat mendengar balasan dari Isogai.

Kise masih bisa mendeteksi nada tidak yakin pada suara Isogai.

Kise tahu bahwa gadis bersurai hitam itu terlalu gugup untuk menolak tawaran berapi-api dari Murakami. Tetapi gadis itu bisa menolaknya dengan sopan bukan? Atau gadis itu terlalu baik sehingga ia tidak bisa menolaknya?

"Kau bisa mengirim pesan padaku ketika kau ingin membeli manga ke Tokyo oke?"

"... Oke Inchou-"

"Panggil saja namaku Isogai-chan!"

"... Oke Murakami-san"

Kise melirik Murakami memberi senyuman terakhirnya pada Isogai yang membalas senyuman Murakami dengan sopan sebelum sang Ketua kelas duduk kembali ke bangkunya dan berbicara dengan teman sebangkunya. Senyuman dari bibir Isogai perlahan memudar, ekspresinya kini kembali datar seperti aspal, ia mengangkat manga nya, lalu membaca halaman yang tertunda ia baca.

Kise mengangkat alis kanannya dengan heran.

Jadi itu hanya sebuah topeng? Yang mana sebenarnya diri kau yang asli Isogai?

Bagaimana gadis biasa dan sederhana ini susah untuk dibaca? Kise sendiri adalah salah satu orang yang memakai topeng untuk menutupi dirinya yang asli, selalu tersenyum dengan ramah pada penggemarnya tetapi senyuman yang ia berikan hanya senyuman palsu. Kise juga seseorang yang observasi dan penilaiannya selalu benar, kecuali saat pertama kali ia menilai Kurokocchi, ia menilai Kurokocchi dengan salah, dan itu membuat Kise kenapa ia tertarik pada Kurokocchi.

Dan gadis biasa ini membuat Kise juga tertarik untuk menggali apa sebenarnya di balik topeng milik gadis bersurai hitam itu.

Please review, favorite and follow!

Maaf jika typo, kesalahan pada kata-kata atau ceritanya bikin bosan (semoga tidak) karena saya bukan penulis profesional