The Sport Love

Chapter 1

Summary:

Menceritakan tentang kehidupan seorang Jellal Fernandes dengan seorang gadis yang selalu saja ditindas oleh Sting Eucliffe, Erza Scarlet. Jellal ingin membalaskan dendam adik perempuannya yang tewas dibunuh oleh Sting dengan memanfaatkan Erza! Bagaimana kelanjutan ceritanya? Ayo, baca fic keduaku ini. Mind to RnR ^,^

# Jellal POV #

Hujan turun lagi, mengguyur kota Magnolia. Tak ada yang keluar dari rumah mereka masing-masing, kecuali aku. Karena saat ini aku berada di sebuah pemakaman umum untuk memperingati hari kematian adik perempuanku, Wendy Marvel. Sakit? Ya, itu yang aku rasakan sekarang. Mengenang seseorang yang sangat berarti bagiku, itu sangat menyakitkan. Dan ini semua karena Sting Euclife! Dia membunuh adikku di depan mataku sendiri, hanya karena aku tak memberinya jawaban saat Ujian dia membunuh adikku satu-satunya.

"Wendy...tenang saja, aku akan membalaskan dendammu kepada Sting. Aku berjanji!"ujarku lalu menaruh sebuket bunga Chrysanthemum bewarna biru tua di makam Wendy lalu pergi.

Selama hidupku, baru aku rasakan kesepian yang amat sangat mendalam. Memang dari dulu aku hanya hidup berdua dengan Wendy, orang tua kami pergi untuk urusan pekerjaan. Kami tinggal di sebuah rumah yang besar namanya, Fernandes Konzern. Kami selalu bermain bersama, belajar bersama, masak bersama... tapi sekarang, itu semua hanya tinggal kenangan.

Berkali-kali aku mendesah, kenapa hujan tak kurun berhenti? Pikirku. Dimana mana yang kulihat hanyalah butiran air yang terus berjatuhan membasahi bumi, yang kudengar hanyalah suara air hujan yang menyentuh bumi, yang kubau adalah bau tanah yang telah bercampur dengan air, yang kurasakan hanya dinginnya udara dan air hujan yang menyentuh kulitku. Damai, itu yang kurasakan. Tak ada suara mobil yang lewat, derap kaki banyak orang, panas yang menyengat dan

"kyaa..! Sting hentikan!"jerit seseorang di sebuah jalan sempit sebelahku

"Sting?!"batinku. Aku segera berlari menyusuri jalan sempit itu, setelah masuk cukup dalam akhirnya aku menemukan seorang gadis berambut Scarlet tengah terbaring dengan darah yang melumuri lengannya

"hoho...ternyata Tn. Fernandes masih berani menemuiku setelah aku membunuh peliharaannya yang sangat berharga."ujarr Sting dengan senyum licik miliknya. Mendengar perkataan Sting, aku langsung menghajarnya hingga dia terpental jauh

"jangan berani-beraninya kau memanggil adikku dengan sebutan peliharaan!"bentakku, Sting bangkit dengan luka memar di sudut bibirnya

"jangan harap, kau bisa mengaturku!"ujarnya lalu pergi begitu saja

Lagi-lagi aku mendesah kesal, dia selalu lari batinku. Aku langsung membalikkan badan, kulihat darah gadis tadi makin banyak. Tanpa pikir panjang lagi, aku segera menggendongnya dan membawanya ke rumahku.

Di rumah, aku menaruhnya di kamar tamu. Setelah itu, aku mengobati lukanya dan kuperban. Kulihat sekali lagi gadis ini, ternyata dia adalah Erza Scarlet, Ketua Kelas 8B kelasku sendiri. ( aduh, masak ketua kelas sendiri gak tau?! ) serta Wakil Ketua OSIS

"Tn. Fernandes, apa saya boleh masuk?"tanya seorang pelayan

"masuk saja, tak dikunci kok."jawabku, pelayan itu masuk dengan membawakan semangkuk bubur panas dan dua gelas coklat panas, minuman kesukaanku

"ini pesanan Tn, apa saya sudah boleh pergi?"tanya pelayan tadi, aku mengangguk.

Perlahan kulihat Erza membuka matanya. Terlihat iris coklat pastel miliknya bertemu mata onyxku yang dingin. Saat melihatku, wajahnya berubah menjadi merah

"sudah sadar?"tanyaku dingin, dia hanya mengangguk

"kau demam? Kalau tidak, lebih baik kau minum coklat panas ini dan memakan buburnya."ujarku dingin sambil meminum coklat panasku

"se-sebelum itu, a-aku ada dimana?"tanya Erza

"di rumahku, kau pingsan dengan lengan dipenuhi darah."jawabku, Erza mengangguk lalu memakan bubur buatan pembantuku dan meminum coklat panas miliknya

"bisa kau ceritakan kenapa lenganmu bisa berdarah?"tanyaku dengan tatapan tajam

"ha-hanya masalah sepele, ka-kau tidak perlu tau."jawab Erza, aku tau kalau dia berbohong maka dari itu aku mendekatkan wajahku kearahnya

"kalau kau berbohong, kau akan ku cium."ancamku, terlihat wajahnya semakin memerah mendengar ancamanku

"karena...aku tak memberitahunya.. tentang rahasia OSIS."jawab Erza, setelah mendengar jawabannya aku langsung menjauhkan wajahku darinya

'kau tak berubah, Sting. Hanya karena ingin tau sesuatu, kau rela membunuh orang yang tak bersalah.'pikirku, aku melihat Erza yang memandangku dengan aneh

"kau tidak apa?"tanyanya

"tidak apa-apa."jawabku

"boleh aku pulang sekarang?"tanya Erza ragu

"boleh tapi sebelum itu, kau harus menceritakan kenapa kau selalu ditindas oleh Sting dan kenapa juga kau tidak marah?"tanyaku

"mungkin karena aku punya banyak informasi tentang semua anak di sekolah dan sekolah, dan aku tak perlu marah kepada orang sepertinya hanya buang-buang waktu."jawab Erza bangkit berdiri

"lalu, kenapa kau tak pernah melaporkan kelakuan Sting pada Kepala Sekolah? Kau kan Wakil Ketua OSIS."tanyaku ketus

"akan kuceritakan nanti malam, aku pulang dulu permisi."ujar Erza lalu keluar

Saat aku melihat punggungnya, hanya beberapa kata yang terlintas di otakku

"berpikir dengan kepala dingin, itulah kau."

Malamnya Erza sms aku, dia menceritakan semua tentang Sting dan alasannya kenapa dia tak melaporkan Sting.

From Erza

Aku tak mau nama baik Fairy High School tercoreng hanya karena kelakuan Sting sepeti itu. Sebagai, OSIS aku di amanati agar bisa mengharumkan nama sekolah bukannya mencoreng nama sekolah. Kalau aku melaporkannya pasti Sting akan mengelak, kalau tak berhasil... Uang miliknya yang mulai berbicara. Jikalau uangnya tidak bisa, maka nyawa jadi taruhannya. Ini sama seperti kisah tentang Kepala Sekolah kelima yang dibunuh secara sadis oleh seseorang yang ternyata adalah Sting.

Aku terkejut membaca sms dari Erza, Sting bahkan membunuh Kepala Sekolah pikirku tak percaya. Akupun berpikir dengan keras, sehingga muncul ide di otakku

From Jellal

Besok sepulang sekolah, temui aku di Danau Sheel. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.

From Erza

Ok,

Setelah itu, aku tidur dan menyusuri alam mimpi. Di mimpiku, aku bermimpi ketika aku melihat Wendy di bunuh oleh Sting

# Jellal's Dream #

"Jellal, kenapa kau tak memberitahu jawaban Ujian?"tanya Sting

"tak mungkin bisa, tadi Scorpio-sensei kan mengawasi dengan ketat."jawabku

"jangan ngeles! Aku tau, kau tidak mau memberitahu jawabannya, iya kan?!"bentak Sting

'sejujurnya begitu,'batinku

"Jellal-san!"panggil anak laki-laki berambut hitam

"ada apa Romeo?"tanyaku

"apa Wendy ada di rumah? Aku mau belajar bersama."tanya Romeo

"oh ada, dia ada di rumah."jawabku

"baiklah, terima kasih Jellal-san."ujar Romeo lalu berlari ke rumahku, kulihat Sting memasang senyum liciknya. Aku berani bertaruh, Sting sedang ingin melakukan sesuatu lagi.

Dan itu benar! Saat aku pulang, aku melihat Sting berdiri dengan memegang pisau yang ditodongkan ke arah Wendy

"nii-san tolong..."ujar Wendy, suaranya terdengar sangat ketakutan

"Jellal, ini adalah hadiah untukmu karena tak memberiku jawaban saat Ujian tadi. Selamat melihat."ujar Sting

Jrass! Darah mengalir dengan derasnya dari dada Wendy, dia langsung terjatuh begitu saja.

"Wendy!"teriakku

# end Jellal Dream #

"Wendy!"ujarku bangun dari mimpi burukku itu

"Tn, apa Tn tidak apa?"tanya pelayan dari luar kamarku, kulihat jam menunjukkan pukul setengah lima pagi

"a-aku tidak apa-apa, tak usah khawatir itu hanya mimpi buruk."jawabku

"oh, baiklah Tn."ujar pelayan

'aku mimpi buruk lagi...'batinku

Aku segera bangkit lalu bergegas mandi, aku tau ini masih pagi tapi ini membuatku segar. Sepuluh menit kemudian, aku keluar dari kamar lengkap dengan tas, dasi, sepatu dan juga seragam Fairy High School beserta almamaternya. Aku segera menuju ruang makan, kulihat sudah tersedia sandwich daging dengan teh hangat. Aku memakan sarapan pagiku itu lalu segera pergi ke sekolah

"Tn muda, kok pagi-pagi sudah berangkat?"tanya penjaga kebun rumahku

"Ketua Kelas membutuhkanku, jadi harus berangkat pagi."jawabku

"apa tidak terlalu pagi?"tanya penjaga kebun

"tidak, sekalian olahraga. Udah lama gak jogging, ya sudah ya aku berangkat!"jawabku lalu berlari ke sekolah

Di tengah jalan, aku bertemu sang Ketua OSIS, Gray Fullbuster. Tanpa basa-basi lagi, aku segera menyapanya dia membalas sapaanku dengan senyuman hangat

"sedang apa disini? Tidak ke sekolah?"tanyaku

"menunggu seseorang, ya ke sekolah tapi setelah aku bertemu dengan orang yang kutunggu."jawab Gray, aku melihat Erza sedang berlari menuju kemari

"maaf Gray, aku terlambat. Gomenasai.."ujar Erza

"ah tidak apa-apa kok."ujar Gray, aku mulai berpikir kalau mereka pacaran. Tapi, semua itu hilang saat Gray membuyarkan lamunanku

"ngelamunin apa?"tanyanya

"bukan ngelamun, aku cuma mikir apa kalian itu pacaran?"jawabku, Gray dan Erza saling bertatapan dan tertawa

"Jellal, kau lucu!"ujar Gray, aku hanya menatapnya bingung. Tak ada yang lucu disini, pikirku

"kami tidak pacaran, hanya saja Gray memintaku untuk berangkat bareng karena Ibunya tak bisa mengantarnya."bantah Erza, aku mengangguk

"Gray-sama!"panggil gadis berambut biru

"Ohayou, Juvia."sapa Gray hangat, dan saat itu pula Juvia mulai membeku

"Gray-sama menyapa Juvia? Sulit dipercaya! Kyaa! I Love Gray-sama!"batin Juvia berbunga-bunga

"a-ano Juvia, kau belum membalasa sapaan Gray."ujar Erza mengingatkan

"eh? O-Ohayou mo, Gray-sama!"balas Juvia

"gadis aneh."ujarku dingin

"apa kau bilang? Kau sendiri cowok kejam!"bantah Juvia, tanpa mempedulikan ucapan Juvia aku langsung pergi meninggalkan mereka dengan menggandeng tangan Erza

"eh? Jellal ngapain?"tanya Erza yang wajahnya sudah semerah kepiting rebus

"lalu kau ngapain iku-"ucapanku terpotong setelah aku menyadari aku menggandeng tangan Erza, dan dengan cepat aku melepaskan tanganku darinya

"maaf! Aku tidak sengaja!"ujarku meminta maaf

# end Jellal POV #