Indigo ©Just For KaiHun
*~Presents~*
Percayakah kalian dengan adanya 'Love at First Sight'? Tentu saja tidak. Cinta itu adalah sebuah proses kagum, nyaman, sayang, dan barulah setelah itu kau bisa menyebutnya dengan Cinta.
Percayakah kalian dengan adanya 'Love is Blind'? Tentu saja itu ada. Dan contohnya adalah aku sendiri. Cinta itu adalah buta, dan aku mengakui hal tersebut. Mengapa? Karena aku adalah seorang pria dan aku menyukai seorang yang jenis kelaminnya sama denganku. Ini adalah sebuah masalah besar yang pernah terjadi 23 tahun usiaku di bumi. Tetapi, aku tak pernah membenci hal ini, malah aku sangat berterima kasih kepada Tuhan, karena sudah mempertemukan kami berdua. Dan, sekarang adalah hari pernikahanku dengannya.
Aku tersenyum di depan cermin besar yang tingginya hampir menandingi tinggi tubuhku. Tatapan kagum ku lontarkan pada cermin itu. Aku terlihat mempesona dan juga tampan dengan balutan tuxedo putih ini. Kuulas sebuah senyuman manis, tak pernah terpikirkan sekalipun dalam benakku, aku akan segera menikah dengannya.
Aku, Kim Jongin akan segera menikah dengan Oh Luhan. Betapa bahagianya aku saat ini. Aku masih tak percaya Luhan sebentar lagi akan menjadi suamiku. Aku benar-benar bahagia. Sungguh…
"Jongin, saatnya kau berada di atas atlar." Itu ibuku. Ah, dia terlihat sangat cantik dengan balutan haengbok.
"Baik, Bu." Kami pun segera berjalan menuju atlar. Setelah sudah sampai di depan red carpet, aku menarik nafasku sejenak. Ini mendebarkan.
Aku pun segera berjalan di atas red carpet tersebut dengan langkah yang panjang dan tubuh yang tegap. Banyak di antara para tamu undangan yang berdecak kagum. Aku tersenyum, seakan memberitahukan mereka bahwa sebentar lagi aku akan menikah dengan Luhan, pujaan hatiku.
Setelah sampai di atas atlar, pengantin pria lainnya di perintahkan untuk segera menaiki atlar. Namun, tak ada tanda Luhan untuk segera naik, bahkan aku tidak merasakan kehadirannya. Tak beberapa lama kemudian aku mendengar seseorang berteriak sembari berlari ke arahku. Dia adalah… Oh Sehun, Kembaran Oh Luhan.
"Selamatkan, Hyungku! Dia sekarang kesakitan! Banyak genangan darah di sekitarnya! Tolong dia! Kumohon, tolong dia!"
Sehun memegang kerahku, menariknya dengan kuat hingga aku merasakan napas memburunya menerpa wajahku. Aku melihat pipinya telah dialiri oleh air mata. Ia melepaskan kerah bajuku, lalu memegang kepalanya, meremat helaian light-brownnya.
Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan, para tamu berbisik-bisik di sertai menatap pria menawan di sampingku ini. Orang tua Sehun pun menyusul ke atas atlar dengan sedikit berlarian.
"Sehun, ayo turun! Jangan mengacaukan acara pernikahan saudara kembarmu sendiri!" Tuan Oh mencekal kedua tangan anaknya itu. Sehun bertambah panik, ia tak membiarkan ayahnya menariknya dari sampingku. Sehun malah berbalik mencekal tanganku membuatku terkejut. Ia menatapku penuh harap.
"Jongin, Jongin! Hyungku kesakitan! Dia membutuhkanmu! Tolong dia! Tolong dia! Kepalanya banyak mengeluarkan darah! Dia ada di dalam jurang yang tak jauh dari sini! Cepatlah!" Nyonya Oh membantuku melepaskan tangan Sehun yang mencekal pergelangan tanganku dengan kuat, mungkin ini akan memerah nantinya.
"Jangan berbuat gila lagi, Oh Sehun! Ayo turun!" Tuan dan Nyonya Oh langsung membawa Sehun turun dari atlar. Pendeta kembali memerintahkan pengantin priaku untuk segera memasuki atlar, namun sama seperti sebelumnya. Tak ada tanda dari keberadaan Luhan.
Sepuluh menit telah berlalu, aku sudah tak menemukan Tuan dan Nyonya Oh beserta kembaran Luhan yang mungkin saja sudah gila itu. Sampai pada akhirnya, seseorang membuka pintu gereja sembari berlarian ke arahnya.
Kemudian berbisik padanya, "Mobil yang tuan Luhan tumpangi jatuh ke dalam jurang dan tim penyelamat menemukan Tuan Luhan beserta supirnya telah meninggal dunia."
Aku merasa seluruh tubuhku telah menjadi jelly. Aku bersimpuh di depannya, pandanganku seketika mengosong. Hidupku seolah hancur mendengar itu semua. Semua yang kuimpikan selama ini harus pupus dalam satu kali sapuan Tuhan. Apakah Tuhan memang ingin menghukumku atas semua kehendakku ini?
"Selamatkan, Hyungku! Dia sekarang kesakitan! Banyak genangan darah di sekitarnya! Tolong dia! Kumohon, tolong dia!"
Sekelebat perkataan Sehun kembali melintas di memoriku. Semua yang di katakan kembaran pujaan hatiku itu benar. Luhan…
"Jongin, Jongin! Hyungku kesakitan! Dia membutuhkanmu! Tolong dia! Tolong dia! Kepalanya banyak mengeluarkan darah! Dia ada di dalam jurang yang tak jauh dari sini! Cepatlah!"
Dia telah… Dia telah… Aku tak tahu harus berbicara apa lagi. Semua ini benar-benar sulit. Ini seperti sebuah mimpi buruk. Aku ingin ketika aku terbangun, semua ini akan musnah dan hanya bunga tidur. Namun, sekali lagi aku merasa tertohok ketika melihat Nyonya Oh di bopong oleh sanak saudaranya keluar dari gereja diikuti oleh Tuan Oh dan Sehun yang masih histeris, namun pria tinggi yang berada di sampingnya terlihat menenangkannya.
"Luhan. Kau benar-benar telah tiada? Kau berbohongkan? Kau akan datang, 'kan?"
TBC or END?
Indigo ©Just For KaiHun
Just For KaiHun's Note :
Hello~ Hello~ Ketemu sama Kay lagi yah hehehe… ini mau TBC atau END? Kalau TBC ini akan menjadi 2shoot, dan dengan next shoot yang panjang seperti Change You In a Week. Sama seperti CYIAW, FF ini adalah FF pelarian MFTD dan JAS… Tapi, tenang kok, kedua FF itu udah sama sama setengah jalan hehehe… Jelek yah? Ini tibatiba aku dapat pencerahan(?) dari lagi avril lavigne yang judulnya i will be (Lah, apa nyambungnya?) -,-
Maaf kalau ini keliatan gak seru banget dan tiposnya bertebaran dimana-mana. Sudikah untuk mereview FF ini? Thanks~
KEEP SUPPORT AND LOVE KAIHUN!
Indigo ©Just For KaiHun
*~Just For KaiHun~*
