Hi guys! Guess who came back?
Sorry banget sempet ngilang berbulan-bulan dan udah bikin para readers nungguin lanjutan-lanjutan dari ff author.
Author bener-bener lagi ga ada ide buat lanjutinnya dan berhubung taun depan UN, author harus banyak belajar dan fokus sekolah.
Tapi sekarang author balik lagi bawain ff HyukBin. *Sekalian buat perminta maaf-an author juga sih.
Author lagi seneng sama couple satu ini, awalnya author lagi random searching di youtube tau-taunya nemu video moment-moment VIXX. Nah, disitu pandangan author terus-terusan ke couple HyukBin akhirnya makin sini author makin jatuh cinta sama mereka. LOL.
Menurut author, couple HyukBin memang ga setenar couple lain makanya author bikin ff ini supaya orang-orang nge-ship mereka dan terinspirasi buat banyakin bikin ff HyukBin. Oke deh sampe disini aja bacotan author, sekarang lanjut ke ff!

Hope you guys like it but please don't be silent readers ^^


Hai, namaku Sanghyuk. Kalian bisa memanggilku Hyuk, lagipula aku menyukai nama panggilan itu terutama orang yang memberikan nama panggilan itu. Ups... maksudku ya... ah sudahlah, hal itu lebih baik tak perlu dibahas dan lebih baiknya lagi jika tak ada satupun yang menyentuh buku diari kesayanganku. Kalian pasti bingung apa hubungannya dengan 'orang yang memberikan nama panggilan' dan 'buku diari'. Baiklah, akan kujelaskan. Aku sebenarnya memendam perasaan pada sahabat hyungku sejak pertama kali dia memperkenalkannya padaku sekitar 2 bulan yang lalu, bertepatan dengan waktu dimana aku dan sahabat hyungku bertemu. Love at first sight. Mungkin kata-kata itu cocok untuk menjelaskan semuanya. Ya, aku sedang mengalami cinta pada pandangan pertama. Mungkin terdengar berlebihan tapi kenyataan memang berkata seperti itu. Oh iya, hyungku bernama Hakyeon. Dia itu hyung yang paling menyebalkan dan tak bisa berhenti bebicara apalagi jika ia sedang mengomel. Kami hanya tinggal berdua, appa dan eomma kami memiliki perusahaan di Italia sehingga mereka diharuskan untuk menetap sementara disana. Mereka menyerahkan semuanya pada Hakyeon hyung, sekarang ia yang harus bertanggung jawab selama appa dan eomma tidak ada dirumah. Dia tidak seperti hyung-hyung yang lain, dia benar-benar berbeda. Aku bukan memujinya. Maksud berbeda dari hyung-hyung yang lainnya itu adalah dia orangnya tak mau kalah. Jika kami sedang berdebat, akulah yang selalu mengalah. Namun begitu, aku juga menyayanginya. Walaupun hubungan kami jarang akur, tetapi kami masih menyayangi satu sama lain. Aku merasa gengsi mengatakan ini... aku amat sangat berterima kasih padanya karena jika bukan karenanya, mungkin aku tak akan pernah bertemu atau bahkan berkenalan dengan sahabatnya. Hahaha.

Tunggu... mengapa aku malah menceritakan Hakyeon si hyung paling menyebalkan itu?

Oke, mari kita ke topik yang selanjutnya. Tentang seseorang yang aku sukai itu... dia adalah Hongbin hyung. Seperti apa yang tadi aku katakan, dia itu sahabat Hakyeon hyung. Mereka sebenarnya sudah lama bersahabat , namun Hakyeon hyung baru memperkenalkannya padaku sekitar 2 bulan yang lalu. Parah. Hakyeon hyung memang menyebalkan!

Aku enggan untuk berbicara jujur dan mengutarakan perasaanku pada Hongbin hyung. Lebih tepatnya aku sangat malu. Maksudku, oh ayolah? Mana ada orang didunia ini yang segampang dan senekat itu? Jika memang ada, pasti ada yang salah dengan orang itu. Ckck.

Aku lebih baik menumpahkan segala isi hatiku pada sebuah buku—ralat—buku diari kesayanganku. Benda itulah yang selama ini menjadi temanku, dan itulah alasan mengapa aku tak ingin seseorang menyentuhnya apalagi Hakyeon hyung. Jika dia menyentuh buku diari itu, tamatlah sudah riwayatku. Tanpa ditanya, dia pasti akan langsung melaporkannya pada Hongbin hyung. Dasar, mulut ember!


Title: Diary

Cast: Han Sanghyuk, Lee Hongbin, Cha Hakyeon, Kim Wonsik, Yook Sungjae

Disclaimer: Everyone in this fiction belongs to God

Warning: Yaoi/BL (If you don't like, don't read)


Author POV

"SANGHYUK-IE! CEPAT BANGUN!" teriak seorang namja berkulit gelap namun sexy (What? XD) sambil mengguncang-guncangkan namja yang tertidur pulas diatas ranjang.

"Bodoh, jangan ganggu aku...eunghh" ucap namja yang tertidur pulas itu masih dalam keadaan tak sepenuhnya sadar.

"MWO?! APA KAU BILANG?" teriak namja berkulit gelap itu—lagi—hingga membuat suasana pagi yang baru saja damai menjadi pecah.

Dia merasa kesal karena sedari tadi namja yang ia bangunkan atau lebih tepatnya dongsaengnya itu tak kunjung bangun dan malah mengucapkan kata-kata tak jelas dalam tidurnya hingga ia bersiap-siap untuk mengumpulkan semua suaranya dan...

"HAN SANGHYUK KUBILANG CEPAT BANGUN, BODOH! INI SUDAH JAM 7 PAGI!"

Brak

Tubuh berserta wajah namja yang bernama Sanghyuk sukses mendarat tepat di kerasnya lantai. Alhasil, ia meringis kesakitan dan mengeluh.

"Hyung! Tak bisakkah kau pelan sedikit?" Sanghyuk masih dalam posisi terjatuh dilantai dan mengusap-ngusap wajah imutnya.

"Yak! Sudah jangan banyak bicara, lebih baik kau bangun dan bersiap-siap pergi ke sekolah" titah Hakyeon sambil melipat kedua tangan didadanya bagaikan seorang eomma yang kesal pada anaknya.

"Pagi-pagi sudah ribut saja" ketus Sanghyuk sambil berusaha bangkit dari posisi jatuhnya.

"Habisnya kau susah dibangunkan" kata Hakyeon tak mau kalah.

Sanghyuk hanya memutar kedua bola matanya dan menyambar handuk untuk segera mandi sementara Hakyeon menggelengkan kepala pasrah melihat sikap pemalas dongsaengnya itu.

_Diary_

Setelah selesai sarapan, kedua namja itu langsung bergegas untuk segera pergi beraktifitas. Hakyeon berjalan ke bagasi untuk mengeluarkan mobil. Sanghyuk lalu naik ke mobil tersebut.

"Sore nanti aku tak bisa menjemputmu" Hakyeon membuka pembicaraan sambil terfokus pada jalanan.

"Pasti kencan dengan Wonsik hyung" balas Sanghyuk asal.

"Jangan sok tau" Hakyeon melirik dongsaengnya.

"Bilang saja iya" Sanghyuk menyeringai.

"Kau pikir kencan dengan dia adalah hal yang utama? Tentu saja tidak. Aku kan kuliah yang artinya memiliki jadwal padat daripada dirimu"

"Ya sudahlah, lagipula aku sudah terbiasa pulang naik bus kota" Sanghyuk menghela napas, ia sedang tidak mood untuk berdebat dengan hyungnya di pagi hari.

_Diary_

Mereka pun sampai pada tujuan yaitu Jellyfish High School, sekolah dimana Sanghyuk menuntut ilmu.

"Hati-hati, jangan sampai ada yang menculikmu" begitulah pesan Hakyeon saat dongsaengnya hendak turun dari mobil.

"Aku ini sudah besar, hyung" Sanghyuk memutar kedua bola matanya malas mendengar pesan hyungnya yang menurutnya itu sebuah omong kosong.

"Baiklah, aku pergi" pamit Hakyeon.

"Sampai jumpa" balas Sanghyuk sambil melambaikan tangannya.

Hakyeon pun tersenyum simpul lalu menancapkan gas mobilnya dan pergi meninggalkan Sanghyuk.

"Dasar Hakyeon hyung, memangnya aku ini anak SD?" gumam Sanghyuk sepanjang perjalanan menuju kelasnya sambil terkekeh pelan.

_Diary_

"Sungjae, bagaimana ini? Aku lupa mengerjakan PR" panik Sanghyuk pada sahabat sejatinya yang bernama Sungjae. Keringat dingin tak henti-hentinya mengucur teringat ia lupa mengerjakan kewajibannya mengerjakan PR.

"Lalu apa yang kau lakukan semalaman, eoh?" tanya Sungjae sembari melipat kedua lengannya didada.

"Aku bermain video game" balas Sanghyuk to the point masih dengan kepanikan didalam dirinya.

"Bodoh, nih" Sungjae tak tega melihat sahabatnya seperti itu sehingga ia memutuskan memberikan buku PR miliknya pada Sanghyuk untuk disalin.

Kring

Bel tanda istirahat berbunyi, seluruh murid pergi berhamburan keluar kelas untuk membebaskan diri pergi ke kantin dan ada sebagian yang menetap dikelas. Sanghyuk bersama temannya Sungjae pun juga pergi ke kantin bersama.

"Kau sudah belajar?" tanya Sungjae sambil meminum minumannya.

"Unyukh aupfa? (Untuk apa?)" Sanghyuk malah balik bertanya. Dia terlalu sibuk melahap makan siangnya sampai-sampai mulutnya penuh dengan makanan.

Sungjae menghela nafas dan memutar kedua bola matanya malas lalu membalas, "Kau tak ingat? Hari ini kan ada ulangan matematika"

"Oh..." Sanghyuk masih terfokus pada makan siangnya, sepertinya dia belum menyadari apa yang barusan temannya itu katakan. "MWO?!" setelah beberapa detik, Sanghyuk langsung berteriak hingga membuat semua orang yang ada dikantin terkejut dan melihat kearahnya. Begitu pula Sungjae, dia bahkan hampir tersedak.

"Yak! Tak bisakkah kau tenang sedikit?" Sungjae memukul bahu Sanghyuk dan memintanya untuk tenang.

"Aku lupa belajar... Bagaimana ini? Jika hyungku tau, dia pasti akan menghukumku atau bahkan menggantungku. Kumohon bantu aku" Sanghyuk semakin panik bukan main, dia menatap temannya itu dengan tatapan anak anjing yang memelas.

"Seperti yang sudah kukira" Sungjae memutar memutar kedua bola matanya malas. Ia memang sudah terbiasa menghadapi sahabatnya itu.

_Diary_

"Gomawo atas bantuannya, kawan" Sanghyuk menepuk bahu Sungjae seraya mengucapkan terima kasih karena tadi dia memberikan contekan pada Sanghyuk selama ulangan matematika.

"Ne, kurangilah bermain video game" kata Sungjae menasehati sahabatnya yang ceroboh itu.

Sanghyuk hanya menyengir layaknya seekor kuda dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Kemudian ia pun bergegas pulang, tetapi sebelumnya ia melambaikan tangannya pada Sungjae yang berdiri menunggu jemputan digerbang sekolah.

_Diary_

"Aku pulang" seru Sanghyuk sesaat sampai dirumah.

Dia terdiam sejenak karena mendengar hyungnya berbicara dengan seseorang diruang tamu. Dia berpikir bahwa mungkin itu Wonsik, kekasih hyungnya. Tetapi suaranya berbeda, yang ini terdengar lebih halus daripada Wonsik sehingga dia berniat untuk menguping pembicaraan mereka.

"Sanghyukkie? Kau sudah pulang?" tanya Hakyeon yang melihat Sanghyuk tengah menguping. Orang yang ditanya seketika terkejut karena sang hyung menyadari kedatangan dirinya.

"Kau pulang lebih awal? Mengapa tak menjemputku?" Sanghyuk malah balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan hyungnya hingga membuat hyungnya mengeluarkan sebuah death glare.

"Tadinya aku ingin menjemputmu tapi kan kau bilang bahwa kau sudah terbiasa naik bus kota jadi ku urungkan niatku. Lagipula aku membawa sahabatku" jelas Hakyeon sambil tersenyum kearah orang yang sedari tadi berbicara dengannya.

"Oh" balas Sanghyuk singkat dengan nada bad mood.

"Sanghyukkie, perkenalkan. Ini Hongbin, sahabatku" Hakyeon kemudian memperkenalkan dongsaengnya dengan sahabatnya yang bernama Hongbin.

Hongbin pun mengulurkan tangannya, berniat untuk berjabat tangan dengan Sanghyuk. Sanghyuk lalu menjabat tangan Hongbin seraya tersenyum merekah. Namja yang lebih tua dari Sanghyuk itu pun terkekeh pelan melihat ekspresi wajahnya yang tiba-tiba menjadi senang. Sanghyuk tak kunjung melepaskan tangan Hongbin, dia masih tenggelam dalam pikirannya bahkan terus memperhatikan Hongbin seperti bagaimana wajah tampannya bersinar, terkagum-kagum kemudian matanya menelusuri setiap bentuk dan lekuk demi lekuk pada wajahnya. Ia merasa sosok yang ada didepannya itu sangat indah. Entahlah, tapi hati dan pikirannya berkata seperti itu. Hongbin memiringkan kepala dan menatap namja yang masih menjabat tangannya. Hakyeon yang melihat itu pun langsung melambaikan tangan dihadapan dongsaengnya guna untuk menyadarkannya.

"Yak! Cepat ganti seragammu" titah Hakyeon pada dongsaengnya.

"Ne" setelah Sanghyuk tersadar, ia pun berjalan menuju kamarnya terhuyung-huyung namun kedua matanya masih memandangi sosok Hongbin yang ia pikir tampan itu.

"Dongsaengmu lucu sekali" Hongbin terkekeh manis.

"Lucu apanya? Dia itu menyebalkan dan childish" Hakyeon memutar kedua bola matanya malas mendengar opini yang diberikan oleh sahabatnya itu.

"Buktinya dia tersenyum merekah dan terus-terusan memandangiku" kata Hongbin.

"Ah, mungkin dia salah makan" balas Hakyeon asal. Sepertinya ia malas untuk membahas dongsaengnya itu lalu ia pun mengganti topik pembicaraan.

_Diary_

Glam

"Oh Tuhan, ada apa denganku?" gumam Sanghyuk setelah menutup pintu kamarnya sedikit kencang karena perasaan aneh yang ia rasakan setelah berkenalan dengan sahabat hyungnya.

Deg

"Aish, apa-apaan ini?!" desis Sanghyuk seraya mencengkram rambutnya frustasi.

Namja yang kini tengah terbalut dalam perasaan aneh yang menghantui pikirannya itu pun berjalan menuju ranjangnya, dia membungkukkan badan dan tangannya bergerak menelusuri kolong ranjang. Setelah dirasa berhasil mendapatkan benda yang diinginkan, diraihnya benda itu oleh tangannya.

Buku diari.

Secara perlahan dia membuka buku diari itu, mencari halaman kosong untuk diisi dan tangannya mulai merogoh sebuah bolpoin didalam tas sekolah yang sedari tadi menempel pada punggungnya.

Dear diary, pagi tadi aku dibangunkan oleh Hakyeon hyung sampai tubuh dan wajahku jatuh terpental kelantai dan rasanya sakit sekali. Dia memang orang yang paling menyebalkan dalam hidupku. Sebal, sebal, sebal! By the way, kemarin malam aku bermain video game terlalu larut maka dari itu aku sulit bangun. Hehehe. Sampai-sampai, aku lupa mengerjakan PR dan belajar. Tapi untungnya ada Sungjae yang bersedia membantuku. Ah, aku benar-benar beruntung mempunyai sahabat seperti dia. Walau begitu, tetap saja aku masih sebal pada Hakyeon hyung! Dia bilang bahwa dia tak bisa menjemputku tapi saat aku sampai rumah, dia sudah pulang duluan. Argh, aku membencimu hyung! Ada satu hal yang tak biasa terjadi padaku. Entahlah, jantungku berdebar-debar saat aku bertemu dengan orang itu... Hongbin hyung... dia adalah sahabat Hakyeon hyung. Padahal baru saja kami berkenalan dan bahkan aku tak mengetahui banyak hal tentangnya. Aku bingung, apa maksud dari semua itu? Apakah aku menyukainya?

Begitulah cerita yang baru saja Sanghyuk tuangkan pada buku diari miliknya. Dia menghela napas dan meletakan kembali buku diari tersebut ditempat asalnya—kolong ranjang—takut jika hyungnya membaca semua cerita sekaligus rahasia yang ada dalam lembaran benda itu. Kemudian dia meletakan tas sekolahnya, menyambar handuk dan berjalan menuju kamar mandi.

TO BE CONTINUED


Keep reading and don't forget to give me reviews!