bubbleglue's proudly present

Taekook fic!

terinspirasi dari ebook dengan judul yang sama karya Innayah Putri; beberapa adegan dibuat sama dengan karakter berbeda.

rated: T

genderswitch. typo(s)

Cast? U'll find in the story hoho.

the character isn't mine their own by God, their family and their agency.

HAPPY READING~

.

.

.

Bel istirahat sudah berbunyi. Namun, kantin masih lenggang karena para siswa dan siswi sekolah tersebut sedang ada di lapangan futsal.

"Aku tidak bisa sunbae"

Jeon Jungkook.

Gadis yang menolak semua pernyataan cinta yang diarahkan padanya. Dan hari ini, terjadi. Lagi.

Park Jimin. Ada di sebelah gadis Jeon. Memaksa agar si gadis Jeon menerima pernyataan cinta seniornya yang satu ini.

Oh Sehun. Kapten basket yang digilai banyak siswi di Bighit HS ini sedang berlutut menyatakan cinta pada gunung es -si gadis Jeon- dan dilihat seluruh murid Bighit HS yang membentuk lingkaran di sekitar mereka bertiga.

Di luar lingkaran itu, ada 2 orang laki laki dengan seragam yang sama. Satu orang dengan ponsel di telinganya. Seseorang lainnya hanya bersandar di tiang gawang, menatap malas ke arah kerumunan.

"Dasar bodoh, apa yang kau lakukan di dalam sana? Cepat Keluar!" Orang yang menelfon itu mendengus kesal. Lalu nampak seorang lainnya yang berlari keluar -secara paksa- dari bagian dalam kerumunan.

"Kau mau menyaingi biang gosip sekolah?" Orang yang menelfon, sekarang mengomel ke arah teman-bodoh-nya yang baru keluar dari kerumunan.

"Itu meng-asyik-kan, lain kali kau harus ikut Yoon"

"Gunung es itu lagi?" Kali ini si orang gawang ikut bersuara.

"TENTU SAJA!" Namjoon -yang baru keluar dari kerumunan- mengerlingkan matanya. "Dia benar-benar ratu tega"

"Itu juga kesalahan Oh Sehun, karena tidak mau belajar dari pengalaman orang lain" Yoongi -yang tadi menelfon- hanya menanggapi santai.

Kalian heran? Well, pemandangan seperti ini sudah terjadi di sekolahnya sejak gadis bermarga Jeon resmi menyandang status sebagai siswi Bighit HS. Biasanya mereka bertiga -kecuali Namjoon- tidak peduli dengan apa yang dilakukan gadis itu. Tapi sekarang, hal itu terjadi di lapangan futsal. Tempat mereka menghabiskan jam makan siang.

"Merepotkan saja." Orang gawang mengambil bola dari Yoongi, lalu berjalan mendekati kerumunan.

Ia menepuk bahu seseorang, memintanya untuk menggeser sedikit badan. Melihat siapa yang meminta, dengan sigap orang yang dicolek -perempuan- segara menggeser badan. Dan dengan sukarela memberitau temannya untuk mengikuti.

"Terimakasih" Orang gawang tersenyum, membuat rona merah menjalar di pipi si perempuan tadi. Baru ia meletakkan bolanya, ia teringat sesuatu. Ia kembali memanggil perempuan tadi dan menyuruhnya melakukan hal yang sama pada kerumunan di sisi lingkaran yang lain.

Segera perempuan itu berlari ke sisi itu dan menyuruh semua orang untuk menggeser badan. Sebagian kerumunan tau akan ada hal yang terjadi dan itu pasti menarik. Tapi sebagian lain masih bersorak saat melihat Jungkook lagi-lagi menggeleng.

Jengah melihat tingkah gadis gunung es itu, Ia mengambil ancang-ancang.

1

2

3

Wushhh

Dalam waktu sepersekian detik, para penonton berteriak. Melihat pertunjukan mengerikan di depan mata. Bola yang melesat, melewati pusat lingkaran. Hanya beberapa centi di depan wajah Jungkook dan Jimin, dan beberapa centi di atas kepala Sehun.

Sebelum akhirnya mendarat di gawang dengan mulus, melewati celah kecil yang entah kapan terbentuk.

Kedua gadis yang hampir menjadi korban bola tersebut nampak kaget. Si kapten basket Oh Sehun yang sudah sadar dari ke-kagetan-nya segera meneriaki si biang masalah.

"APA KAU GILA TAE? ITU BISA MEMBUAT ORANG LAIN TERLUKA KAU TAHU?" Taehyung tersenyum remeh melihat siapa yang berteriak. Tadi dia tidak yakin siapa lelaki bodoh yang setengah menyembah di sana. Tapi ternyata itu Sehun, teman sekelasnya.

"Kau yang bodoh Hun, jika ingin bermain drama sebaiknya pergi ke Aula. Di sini tempat bermain bola bukan drama" Jungkook -tokoh utama dalam drama ini- tersadar dari shock modenya. Ketika menoleh, ia mendapati Taehyung berdiri beberapa meter darinya.

Sehun, sunbae yang membuatnya menjadi bahan tontonan dan nyaris celaka. Bertanya apakah dia baik baik saja. Jungkook memandang Sehun dengan wajah datarnya.

"Aku sudah bilang, aku tidak bisa menerima sunbae. Lebih baik, sunbae tidak mendekatiku lagi sekarang. Aku tidak mau masuk rumah sakit karena terkena bola dari tendangan kapten futsal" Jungkook segera menarik tangan Jimin dan pergi dari tempat kejadian. Meninggalkan Sehun yang memberinya tatapan tidak rela.

Setelah Jungkook pergi, orang-orang di kerumunan mulai membubarkan dirinya masing-masing. Beberapa melayangkan tatapan mengasihani untuk Oh Sehun. Pandangan Taehyung beralih pada Sehun, yang masih menundukkan kepala.

Taehyung berdecak, lalu menggelengkan kepalanya. Ia dan Sehun memang bukan teman dekat. Namun melihat temannya dipermalukan di depan umum, membuatnya terusik.

Jeon Jungkook, 10-A.

Perempuan -yang katanya- paling cantik di angkatannya, tapi memiliki hati sebeku gunung es. Sejak hari pertama memakai seragam Bighit, dia sudah menjadi sorotan. Apalagi berkat penolakannya kepada ketua OSIS yang pada saat itu menjabat.

Suho -korban pertama- berpikir bahwa hoobae adalah target paling mudah untuk ditaklukkan. Dan dengan teori tersebut, Suho pun menyatakan perasaanya kepada Jungkook. Siapa yang sangka bahwa yang ia dapatkan justru penolakan tegas.

Taehyung tidak menyalahkan Suho atas kenekatannya dulu, tapi pada kasus-kasus setelahnya termasuk Sehun, Taehyung menyalahkan mereka. Kenapa? Karena orang-orang itu tidak mau belajar dari pengalaman orang lain. Sudah jelas Jungkook berhati beku dan lagi kesombongannya sudah tidak dapat tertolong.

Bagi Taehyung, secantik apapun perempuan itu. Haram hukumnya menginjak-injak harga diri sendiri. Apalagi untuk perempuan semacam Jungkook.

Namun, hukum Taehyung tadi tidak berlaku untuk beberapa laki-laki di sekolahnya.

Sampai saat ini sudah ada 3 orang yang menjadi korban gunung es.

Pertama, Suho si ketua OSIS. Kedua, Zelo, yang secara survey tidak langsung menjabat sebagai ter-tampan di angkatan Jungkook. Yang ketiga, ya Sehun, yang suka membuat perempuan penggila pemain basket patah hati.

Mengikuti pandangan Taehyung, Yoongi dan Namjoon menatap ke arah Sehun dengan pandangan kasihan.

"Wah wah, Jeon Jungkook memang beda" Yoongi berdecak sambil menggelengkan kepala.

"Jungkook itu, hoobae mu di Junior School kan?" Yoongi mengangguk menjawab pertanyaan Namjoon.

"Ya, tapi waktu itu dia masih cukup manis. Aku tidak menyangka saat bertemu lagi dia berubah menjadi seperti ya kau tau"

Jungkook memang satu sekolah saat Junior School dengan Yoongi. Dan yang Yoongi dengar, dia memang sering mematahkan hati laki-laki. Hanya saja, pada jaman itu belum ada yang berani menyatakan cinta di depan umum. Jadi, Yoongi tidak tau jika si cantik itu diam-diam berhati es.

"Apa kalian sudah dengar? Minseok juga menyukai Jungkook, kemarin dia menitipkan surat untuk Jungkook lewat Bambam. Suratnya masih ada di Bambam dan Bambam tidak tega mengembalikannya" Daripada menghakimi, ada nada kagum dan kasihanlah yang mendominasi wajah Namjoon.

"Minseok sekretaris? Kelas 11? Yang kalem itu?" Yoongi memajukan tubuhnya, penasaran.

"Iya, memang ada lagi yang namanya Minseok?"

"Apa dia bodoh? Tapi lebih baik sih, daripada langsung. Lagipula dia kira ini jaman neneknya apa, masih pakai surat menyurat segala" Yoongi gemas sendiri. Bukan apa-apa, biarpun hanya sekretaris yang mengurus izin dan mengatur jadwal, tetap saja tema satu tim. Yoongi tentu tidak rela teman satu timnya dipermalukan di muka umum.

"Tapi harus diakui juga, walaupun kalem dia cukup berani" Nada prihatin dari Namjoon menyusul.

Taehyung tidak berkomentar, namun dalam hatinya terselip jiwa tertantang pada perempuan yang dijuluki gunung es itu. Perempuan yang tadi memandanginya dengan pandangan membunuh.

"Sombong juga anak itu" Taehyung bergumam pelan, tapi nada bicaranya sama dengan nada bicara kedua temannya; penuh kontradiksi. Dibanding nada marah, nada suara Taehyung tampak tertarik.

"Tidak diragukan lagi, Tae" Namjoon menyahut.

"Bagaimana kalau dia kuajak kencan?" Senyum tercetak jelas di bibir Taehyung, sebelah alisnya terangkat menunjukkan dia benar-benar tertarik. Yoongi dan Namjoon saling berpandangan, lalu melemparkan pandangan tidak setuju.

"Kau gila?! Jika kau bernasib sama dengan Oh Sehun, aku tidak mau menjadi temanmu lagi."

"Kalian yakin dia akan menolakku?" Taehyung bertanya dengan nada seolah-olag ditolak Jungkook adalah hal yang 1000% mustahil.

"Kau pikir kenapa Sehun berani menyatakan perasaan pada Jungkook? Karena dia berpikir bahwa dia lebih tampan dari Suho dan Zelo, dan lagi dia juga kapten basket. Jika Jungkook memang straight mana mungkin dia menolak pesona Sehun?"

Taehyung dan Yoongi saling bertatapan, lau menepuk bahu Namjoon sambil menggelengkan kepala.

"Kedengarannya kau yang tidak bisa menolak pesona Sehun" Setelah mengatakan itu Taehyung dan Yoongi tertawa terbahak-bahak.

"Aish kalian! Aku ini normal tau! Sudah ayo main, sebentar lagi bel masuk" Namjoon mencoba mengalihkan perhatian karena menyadari kalimatnya tadi adalah kalimat paling banci yang pernah dia ucapkan.

Dari lantai dua gedung kelas 10, tanpa Yoongi dan Namjoon sadari, seorang perempuan menatap mereka dengan tatapan sengit. Taehyung yang merasa diperhatikan segera menoleh. Dalam beberapa detik, mereka saling bertatapan, sebelum Taehyung memilih mengacuhkannya dan kembali menendang bola.

"Dia sangat keterlaluan!" Jungkook mengomel, tidak terima dengan perlakuan Taehyung tadi yang membuat sahabatnya berubah menjadi zombie.

"Ini minum dulu, Chim" Jungkook menyerahkan segelas air hangat kepada Jimin. Yah, Jimin punya gangguan pada jantungnya meskipun ringan. Tapi hal tadi pasti memicu pucatnya Jimin sampai detik ini.

Jimin menarik nafas lalu menghembuskannya, mencoba menetralkan degup jantungnya. Setelah meyakini jantungnya baik-baik saja, Jimin melotot ke arah Jungkook.

"Kau semakin ke sini, semakin sadis Kook" Jimin harus menjaga nada suara dan emosinya.

"Ayolah Chim, berhenti marah padaku, harusnya dia yang kau marahi" Jungkook menggerakkan dagunya ke arah seorang yang sedang sibuk membuat gol berkali-kali.

"Aku tidak marah soal tendangan, aku marah karena kau menolak Sehun sunbae di depan umum"

"Salah sendiri dia melakukannya di depan umum"

"Kau tau Kook, setelah ini hatersmu akan bertambah"

"Terserah, lagipula aku penganut paham 'Haters make me famous' Haha" Jungkook tertawa sedangkan Jimin mencibir ke arahnya.

How? End like this or next?

Aku gatau sih mana yang lebih bagus, niru karya aslinya atau make some modification. Tapi aku penganut paham 'yaudah sih, jalanin aja dulu' Hehe.

Last but not least.

Mind to review?