Yo minna! ketemu lagi dengan ai-chan! gak nyangka bakal ngepublish sekarang. Cerita ini spesial karena hari ini ulang tahunku. Moga kalian suka. Langsung aja.

Selamat membaca!


Sebuah kisah tentang Peri Bintang yang mencoba menyelamatkan sang Pembantai Naga Api dari kegelapan.

Tidak ada yang mengira, bahwa aku. Natsu Dragneel akan menghancurkan Guild yang sempat kucintai ini. Fairy Tail.


Fairy Tail © Hiro Mashima Sensei

..

Kuro Natsu Story by Sagara Ai

Kuro Natsu Editor By Shinigami Teru-chan

..

Warning: OOC, typo(s), AU, GaJe, Semi Canon

"Don't Like? Don't Read!"

Prolog


Gaduh.

Itulah kata yang akan kau katakan setelah masuk ke dalam Guild Fairy Tail. Guild dimana para anggotanya sangat Hyperactive. Mereka saling beradu mulut, melempar barang-barang sekitar dan ada juga yang bermabuk ria.

Seorang pemuda duduk termenung tanpa ekspresi di meja bar. Rambut salmonnya bergerak setiap kali ia menghela nafasnya. Tampak gadis disampingnya merasa risih dan ingin sekali bertanya. Ia tak pernah habis pikir mengapa sahabat yang dikenal dengan kenakalan bahkan pencari masalah kini hanya diam dengan tatapan sinis.

"NATSU!" teriak kucing biru yang menghampirinya.

"Hm?" ucap Natsu dengan nada bertanya. Ia tak menoleh sedikitpun.

"Tadi kau meninggalkan aku setelah mendapat gelang hitam itu. Karenanya aku tidak mendapat ikan." keluh Happy sambil duduk di atas meja bar. Natsu hanya bisa memutar bola matanya dan meneguk minuman yang ia pesan.

"Memangnya ada apa sih?" tanya Lucy yang memasang wajah antusias ke Happy. Happy meminta Mira untuk mengambilkan satu ekor ikan bakar. Mira pun meninggalkan mereka. Happy mulai menceritakan kejadian sebelumnya kepada Lucy.

"Jadi begini…"


Flash Back ON

"Happy! Ayo kita pergi memancing!" seru Natsu yang sedang duduk di bawah pohon. Happy terbang menghampirinya sambil mengucapkan 'Aye'.

Mereka berjalan melewati hutan yang agak lebat. Setelah melewati beberapa tikungan, sebuah danau yang besar terlihat. Air yang jernih terlihat akibat pantulan cahaya mentari di pagi hari. Natsu mengambil cacing dan alat pancingnya. Dari kepala cacing, Ia masukkan kailnya. Cacing itu mengeliat dengan cepat ketika tubuhnya tertancap ujung kail yang tajam hingga cairan hijau keluar dari tubuhnya. Happy juga melakukan hal yang sama. Natsu melempar kailnya cukup jauh. Sedangkan Happy? Cukup jauh bagi seekor kucing.

Angin sepoi-sepoi menemani aktifitas memancing mereka. Sesekali ikan melompat di danau. Pohon dan daun oak saling bergesek pelan akibat hembusan angin. Nyanyian katak dan reptil lainnya mencoba menemani Natsu dan Happy yang setia menunggu kailnya tertarik. Tak lama kemudian, Natsu beranggapan bahwa cacingnya sudah habis dimakan ikan. Perlahan dan pasti Natsu menarik kailnya.

"Kok berat?" gumam Natsu. Natsu akhirnya menarik pancingnya lebih cepat. Sebuah gelang hitam dengan motif berjeruji dan di tengahnya terdapat lambang naga tersangkut di mata kailnya.

"Wow keren!" seru Natsu sambil memakainya. Cahaya gelap dan ledakan cukup besar keluar dari gelang itu. Natsu sempat menjerit tetapi jeritannya tertutup oleh pekikan Happy.

"Natsu kau tak apa?!" tanya Happy sambil terbang menuju Natsu. Natsu yang terjatuh langsung berdiri. Ia menepuk-nepuk bokongnya agar debu yang melekat dicelananya menghilang. Happy menatap Natsu curiga. Natsu melihat Happy dan mengangkat salah satu alisnya.

"Hm? Tidak…. Tidak apa-apa." Ucap Natsu sambil tersenyum menyeringai dan pergi meninggalkan Happy sendirian di tepi danau.

End Flash Back


"Natsu, kamu kenapa sih?" tanya Happy sambil memakan ikan yang diberi bartender. Mirajane.

"Entahlah Happy, dari tadi Natsu menghela nafasnya terus dan memainkan gelasnya." Kata Lucy sambil mengaduk-ngaduk Vanilla Latte-nya. "Kau kenapa?"

Mirajane mengelap gelas-gelas yang telah dicuci sambil melihat dua orang yang duduk di meja barnya. Natsu menghela nafasnya dan memainkan gelasnya. Lucy yang bertanya langsung mengalihkan pandangannya ke Mira. Mira hanya mengangkat bahunya dan menggeleng tak tahu.

Tampak kegaduhan makin menjadi ketika Gray tidak sengaja melempar meja ke arah Erza yang sedang menikmati Cake-nya. 'Mampus' hanya itu yang bisa dipikir Gray. Erza beranjak dari tempat duduknya dan mengeluarkan aura gelap. Matanya menjadi tajam dan dengan cepat Erza mengeluarkan pedangnya.

"Kau!" teriak Eza sambil mengejar Gray. Gray berlari menghidari serangan Erza dengan cepat. Secepat apapun, Erza lebih cepat dari yang dibayangkan. Tak disangka Gray menghalangi gerakan Erza dengan cara melempar kursi terdekat. Kursi itu melayang dengan cepat. Erza menunduk dan kursi itu tetap melayang hingga mengenai Natsu.

BRAK!

Suara benturan keras berhasil mengenai punggung Natsu. Natsu langsung berdiri dan melihat sahabatnya tertawa.'Wah akan bertambah gaduh nih!' itu yang dipikirkan oleh semua anggota guild lain

"Kenapa Flame head? Sakit?" ejek Gray yang mencoba mengalihkan pemikiran Erza untuk memukulnya.

"Natsu kau tak apa?" tanya Lucy khawatir. Ia melihat wajah Natsu sedikit kesal.

"Natsu?" kata Happy yang masih makan ikannya.

"Pft….HAHAHA!" tawa Natsu sangat keras dan sukses mengagetkan semua anggota lain.

"Kau bilang ini sakit?! Payah! Guild macam apa ini? Sangat lemah!" serunya.

"Dan kau kucing! Kamu banyak bicara ya! Berisik tahu!" lanjutnya sambil menunjuk Happy. Happy yang mendengar kata-kata itu syok dan berlinang air mata. Tubuhnya bergetar hebat mendengar hardikan yang terlontar dari mulut Natsu.

"Apa yang kau kata―"

"Aku keluar dari Guild sampah ini!" seru Natsu sambil menaruh tangan kirinya ke bahunya yang ada lambang Fairy Tail―nya. Api hitam keluar dari tangan kirinya. Tak lama penyiksaan terhadap dirinya sendiri terhenti. Natsu menarik tangannya. Lambang Fairy Tail yang melekat di tangannya lenyap.

"Natsu apa yang kau lakukan?!" seru Elfman sambil memegang bahu Natsu. Natsu kemudian menepisnya dan berhasil membuat tubuh besar Elfman terpental hingga menghancurkan dinding.

"Elfman!" teriak Evergreen sambil berlari menghampiri tubuh terkapar pria berotot itu.

Tanpa menoleh kebelakang, Natsu pergi meninggalkan Guild Fairy Tail. Gulid yang telah membesarkannya selama ini.

Puluhan pasang mata menatap punggung seorang pembantai naga merah yang mulai menghilang dari pandang mereka.

"Natsu?" gumam Lucy.

TBC?


Dikit?

Iya memang dikit karena ini prolog.

Gimana minna mau dilanjutin atau di delete?

Oh iya aku mau minta pendapat kalian kalau ini dilanjutin. Kalian mau-nya cerita ini seperti:

A. Sad Ending

B. Happy Ending

C. Gantung

Kasih pendapat kalian ya… Ai-chan masih bingung dengan akhir cerita ini.

RnR please