Hai minna-san!^^
Kyuu datang membawa cerita baru nih…^^
Tapi ini baru prologue, Kyuu pengen tau responnya dulu… *plaakk
Douzo~!
.
.
.
Petir menyambar-nyambar dari medang perang. Tsunami salju dan air terjadi di berbagai belahan dunia. Dan sebuah lubang bercahaya yang luar biasa besar terbentuk di langit. Oh, tuhan! Inikah akhirnya!? Madara memandang aliansi shinobi yang tak berdaya lagi dengan seringaian kemenangan. Walaupun harus mengorbankan Obito, tapi itu semua sudah terbayar impas. Ia memandang puas wajah-wajah yang tampak ketakutan setengah mati. Bahkan dua wajah yang sejak tadi menatapnya dengan tajam, mulai melunak dan menunjukkan raut kekhawatiran. Dan yang lebih menyenangkan lagi, ketakutan!
"Huhahahaha! Hei, Naruto! Mana bukti perkataanmu?! Kau bilang tak akan membiarkan teman-temanmu mati di depanmu?!" kata Madara sombong sambil mengangkat tinggi-tinggi ketiaknya. Menunjukkan betapa agungnya dia.
"Cih! Sial!" geram sang 'Yogen no ko' terakhir, Uzumaki Naruto.
"Sialan! Apa ini akan segera berakhir?" tanya si Uchiha yang tersisa, tidak pada siapapun.
Mereka berdua hanya bisa memandang kesal sekaligus kagum pada apa yang sedang terjadi. Diatas genangan air hujan badai bercampur warna merah. Orang-orang yang mereka 'harap untuk selamat' nyatanya sudah menjadi dingin di depan mata mereka.
'Guru Kakashi…' batin Naruto sedih sambil memandang mayat yang berada tak jauh di depannya.
CTAARR!
WUUUSSSHHH!
Suara petir dan tornado benar-benar mengerikan. Ditambah lagi, tanah disekitar mereka berdua mulai rapuh. Mengeluarkan suara seperti es batu yang dikunyah. Tanah terkoyak dengan mudahnya, bergetar. Mustahil ada yang bisa hidup minimal satu jam kedepan.
'Mungkinkah ini akhirnya? Ayah… ibu…' pahlawan yang pernah melindungin Konoha dari Pain itu mulai tampak putus asa. Dia melirik pada adik dari 'pahlawan Konoha yang sebenarnya' di sampingnya. "Sasuke…" panggilnya pelan.
Sementara lubang besar di langit semakin melebar menghisap segala yang bisa diisapnya: awan-awan, pohon-pohon mati, tubuh yang bergelimpangan, gunung, air di sungai … oke, mungkin lubang itu bisa menghisap segalanya.
"Bersiaplah kalian! Karena sebentar lagi, Tsukuyomi akan segera aktif!" kakek-kakek dari Uchiha itu tertawa semakin gila. Tentu saja, setelah empat generasi ia harus menunggu, akhirnya impiannya terwujud. Sesuatu yang membawa perang sekaligus perdamaian. Tsukuyomi…
"Naruto…" panggil Sasuke balik.
Untuk beberapa saat mereka mata mereka bertemu. Sasuke bisa melihat wajah khawatir Naruto dengan jelas dan dalam jarak sedekat ini. Seperti hal yang sedikit ia rindukan. Naruto pun begitu, ia melihat mata 'jelaga' Sasuke berubah kelabu karena terlalu banyak cahaya temaram dari lubang itu yang masuk ke matanya. Tatapan onyx yang ia rindukan.
CREAK!
Tanah dintara mereka berdua mulai retak. Tak sabar untuk menunjukkan apa yang ada di dalamnya, yaitu neraka. Dan semua mitos tentang tanah yang pernah keduanya dengar―mulai dari ikan raksasa yang hidup di lapisan pertama, atau berbagai jenis angin yang menghuni lapisan kedua―akan bisa dibuktikan sebentar lagi. Naruto memeluk erat-erat batang pohon tak berdaun di sampingnya. Sementara Sasuke lebih memilih untuk mempertahankan keseimbangan.
Dan ulah dari semua ini. Sedang berdiri dengan gagahnya tanpa terganggu sama sekali dengan bencana ini di atas makhluk aneh bernama Juubi itu. Rambut hitam jabriknya terbelai angin kencang, begitupun baju perangnya. Tapi, seakan sebuah gunung yang kuat, ia sama sekali tak bergeming. Sementara tangannya mulai merangkul jutsu, cukup membutuhkan banyak waktu untuk segel yang begitu banyak.
GRROOOAAARRRRR!
Juubi seperti menembakkan beberapa bom biju tepat ke dalam lubang besar bercahaya itu. Sementara di bawahnya, Sasuke mulai melayang ke atas untuk masuk terisap ke dalam lubang. "Ugh!" umpatnya.
"Sasuke!" Naruto segera meraih tangan sahabatnya dan berpegang semakin erat pada pohon. 'Kumohon, jika inilah akhirnya… aku hanya ingin bersatu dengan ayah dan ibu!' mata biru langit si pahlawan Konoha itu terpejam sangat rapat. sebenarnya ia sudah tak kuat lagi untuk betahan pada pohon itu. Toh, akar pohon itu juga hampir tercabut dari batangnya.
"Genggam tanganku, lebih erat…" suara berat yang halus berhasil masuk dengan mulus ke telinga Naruto.
"Apa maksudmu?"
"Dengarkan aku, karena aku takkan mengulanginya…"
Dan sang 'Yogen no ko' hanya mengangguk.
"Aku mencintaimu sudah sejak lama…"―mengeratkan tangannya dan menyipitkan mata, Sasuke menurunkan volume suaranya― "… dan hal terakhir yang kuinginkan sebelum benar-benar tamat adalah terus bersamamu, walaupun di neraka, di surga, atau dimanapun… aku akan selalu bersamamu…"
"Sasu―"
CTAARR!
GRROOOAARRRR!
"Nah sekarang saatnya! TSUKUYOMI!"
Satu kalimat yang mengakhiri segalanya. Baik Juubi, Madara, Sasuk bahkan Naruto hanya bisa melihat satu warna, putih. Setelah itu, semuanya meredup bagai dalam riakan air di gua yang hening. Gelap… dan hanya ada kegelapan…
.
.
"Eh? Diamana ini?!"
.
"Wah! Wah! Ada orang asing berpakaian aneh disini!"
"Cepat panggil jenderal utama!"
"Baik!"
.
"Eh? Mereka siapa, Teme?"
"Jangan tanya aku!"
.
"Dimana ini?"
"Nah, nah… selamat datang di…"
"Di mana ini?! Cepat jawab aku!"
"… haha… anak muda yang tidak sabaran. Sebelumnya, kuperkenlakan diriku. Aku Gajah Mada dari kerajaan paling luas, paling kuat dan paling termahsyur, Majapahit…"
.
.
.
Nah, cukup segitu dulu yaa! xD #dilempar sandal
Kan ini baru prologue~ :P
Oke, untuk yang penasaran dan ingin tau lanjutan gimana petualang SasuNaru di kerajaan Majapahit xD silahkan bilang "Lanjut!" di kotak review…*bows* atau mau bilang hal lainnya juga boleh… ^_^
Tapi gak janji update kilat yaa… xD
Oke, ditunggu responnya yaa… ^^
Jaa… :-*
