Dance Room
by carolineakim

Sosok itu bergerak dengan lincah kesana-kemari. Seluruh anggota tubuhnya bergerak dengan lentur dan aktif. Begitu sempurna diiringi irama yang terlihat dinamis. Baju lengan panjang berwarna abu-abu yang sedikit kebesaran dipadukan dengan ripped jeans berwarna hitam. Rambutnya yang sewarna dengan wortel terlihat lepek oleh peluh yang membasahi seluruh tubuhnya. Terlihat begitu... seksi. Baiklah, Taehyung mulai out of character karena gairahnya sendiri.

Dengan refleks, Taehyung menjilat bibir bawahnya sendiri karena terbakar oleh gairah yang dipancarkan dari sosok yang sedang menari tadi. Hoseok—sosok itu—punya cara tersendiri dalam menyalurkan kekesalannya. Entah sudah berapa lagu yang sudah ia putar, namun rasa kesal Hoseok tetap belum terbayarkan. Taehyung paham. Lagipula, siapa yang tidak kesal jika karyanya yang sudah dihasilkan dari kerja keras, dicampakkan begitu saja? Mulut para nitizen sialan itu memang harus dibungkam rapat.

Baik Seokjin maupun Namjoon sudah mencoba menenangkan Hoseok dan menyuruhnya beristirahat. Tapi, Hoseok seakan menulikan telinganya. Taehyung tahu, ini bukan waktunya untuk tersulut gairah, tapi Hoseok terlihat sangat seksi dan menggairahkan dihadapannya. Bajunya yang kebesaran itu menampakkan sebagian bahunya yang putih, apalagi tubuhnya sudah dipenuhi oleh peluh. Namun sesaat, Taehyung menangkap kilatan kecewa dan sedih dimata indah itu. Dan jika Taehyung tidak salah lihat, ada air mata yang menggenang dipelupuk mata itu. Jika sudah begini, Taehyung harus cepat-cepat membuatnya tenang. Sehiperaktif apapun Hoseok, dia tetap memiliki perasaan halus yang dapat robek sewaktu-waktu.

Lengan Taehyung melingkari pinggang Hoseok yang cukup ramping. Memaksanya supaya tidak menggerakkan tubuh lagi. Hoseok mencoba berontak dengan matanya yang terasa perih—efek terlalu lama menahan tangis. Bibirnya mulai mengeluarkan rengekan pada Taehyung. "Lepaskan aku. Kau mengganggu kegiatanku. Menjauhlah!"

"Dan membiarkanmu kelelahan dengan sirat kecewa macam itu? Tidak akan." Taehyung semakin mengeratkan pelukannya, Hoseok terus meronta dan merengek. Hal itu justru membuat air matanya benar-benar jatuh. Berlomba-lomba menyusuri tiap inchi wajahnya. Mengalir begitu saja dengan jumlah yang banyak, mengeluarkan apa yang ditahannya sedari tadi.

"U-uh, hiks..."

Hoseok yang lemah seperti ini membuat Taehyung tidak tega dan rasanya ingin sekali memukul siapapun yang membuat Hoseok menangis. Tangan kanan Hoseok terangkat untuk menutup wajahnya dengan lengan bawah, persis seperti bocah lima tahun yang menangis kehilangan orangtuanya. "Jangan menangis, hyung. Lihatlah ke cermin, akan lebih baik jika kau tersenyum. Sudah, berhentilah menangis."

Hoseok masih sibuk dengan isakannya. Sebenarnya, tanpa Taehyung menyuruhnya juga, dia dapat melihat jelas tubuhnya yang dipeluk Taehyung dari belakang. Dan tangan Taehyung yang mengelus rambutnya. Ini 'kan dance room. Cermin sudah seperti dinding saja.

Taehyung mengecup bahu Hoseok yang setengah terbuka itu. Menghirup aroma vanilla yang memabukkan walaupun tubuh itu dipenuhi oleh keringat. Ya, sangat berpotensi besar untuk membakar gairah Taehyung yang sudah siap hingga ke puncak ubun-ubun. Hoseok menghapus sisa air matanya dan berbalik, memeluk erat tubuh Taehyung. Menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher Taehyung untuk melanjutkan isakan kecilnya disana.

"Mengapa mereka tidak bisa menghargai karya orang lain? Bukankah aku sudah berusaha sangat keras? Jika mereka tidak suka, harusnya diam saja. Memangnya, mereka bisa menghasilkan karya dengan mudah?" Hoseok mengadu pada Taehyung. Pikirannya melayang pada komentar pedas nitizen sialan pada intro dance Boys Meets Evil-nya. Mereka berkata, performanya buruk, gerakannya pasaran, tidak dinamis—blablablabla... Hoseok ingin terang-terangan mengumpat kasar pada mereka. Tapi, sayang sekali hatinya benar-benar seperti sayap kupu-kupu yang mudah untuk rapuh. Leher Taehyung sampai basah oleh tangisnya.

Taehyung mengelus punggung Hoseok dengan lembut. "Rasanya aku ingin memukul mereka yang sudah membuatmu menangis. Cukup. Sekarang jangan menangis lagi, hyung." Sosok dipelukannya mengangguk dan menghapus air mata yang sudah memenuhi wajah lelahnya itu. Kepala Hoseok mengadah, matanya terbuka dan langsung bertemu dengan mata Taehyung. Mata dengan tatapan tajam yang membuatnya merona begitu saja. Pantulan diri mereka di cermin benar-benar manis, ditambah dengan tangan yang saling mendekap satu sama lain. Hoseok jadi out of character.

Taehyung membalik tubuh Hoseok dan memeluknya dari belakang. Bagus sekali. Hoseok dapat menatap langsung wajahnya yang memerah sehabis menangis dan Taehyung yang sedang mengecupi rambut oranye miliknya. Sial. Hoseok gugup sekali saat helai blonde Taehyung menyapu lembut dahinya. Rasanya, dia ingin menyeret Jungkook dan Jimin kesini, lalu menyetel lagu Red Velvet yang Ice Cream Cake untuk ditarikan bersama-sama. Itu lebih baik daripada dia harus terus-terusan out of character saat berdua bersama Taehyung.

"Kau tahu, aku mati-matian menahan gairah disudut ruangan. Melihat tubuhmu yang dipenuhi keringat dengan baju kebesaran seperti ini. Itu benar-benar membuatku tersulut, Hoski hyung." Bibir yang mengeluarkan suara bass itu beralih untuk mengecupi bahu putih yang terbuka itu. Hoseok menggigitt bibir bawahnya dan menghela nafas berat. "Aku tidak—mphhh..."

Si rambut blonde itu tiba-tiba meraup bibir Hoseok. Menyesap dan melumat bibir itu dalam-dalam. Menarik tubuh Hoseok lebih merapat ketubuhnya, tangannya merambat untuk menekan tengkuk si rambut oranye—guna memperdalam ciuman mereka. Taehyung benar-benar sudah terbakar gairahnya, kepalanya dimiringkan supaya dapat mencicipi bibir ranum itu sampai habis. Jelas saja Hoseok terkejut.

Ciuman ini terlalu memabukkan, tangannya mencengkram kuat bahu Taehyung saat lelaki itu menghisap lidahnya didalam sana. Hoseok menatap sekilas pantulan mereka di cermin. Tubuh Hoseok menegang saat Taehyung berbisik dengan suara rendah ditelinganya. Bulu kuduknya meremang seketika entah mengapa.

"Well, bercinta di dance room dengan lagu Blood, Sweat, and Tears terdengar sangat bagus. Benar begitu, Hoski kesayangan daddy?"

-E N D-

[maafkan saya yang sedang mabok crackpair]
[tbh, saya suka Hoski yang jadi ukenya Tae]
[goals more than 15 review? SEKUEL NC LOH, YANG]
[tertanda, carolineakim]