This is Chap 3 ^^

Title : I Want You Back

Cast : Eunhyuk - Donghae, Kyuhyun - Henry, and other cast (SJ members only)

Rating : T

Genre : YAOI / Romance / Humor / Friendship

Length : Chaptered

#GERBANG SEKOLAH

*Author POV

Keempat namja itu berjalan beriringan. "Yaaaaa, Kyuhyun-ah jauh-jauhlah dariku. Aku memang berkata akan menemanimu namun bukan berarti kau kuizinkan menempel terus di badanku!" Eunhyuk mulai sebal dengan kelakuan Kyuhyun. Ia mengambil jarak yang agak jauh dari Kyuhyun. "Aissh! Arasseo.. aku takkan dekat dengan badanmu! Namun bukan berarti juga kau jauh-jauh denganku pada jarak sejauh itu!" Eunhyuk menyadari jaraknya yang memang terlalu jauh dan bahkan seakan-akan takut diterkam Kyuhyun. "Yaaa, arasseo.. tapi jika kau mendekatiku lagi, Hhahahahahahahahah! Kau tau apa yang akan ku lakukan?" Eunhyuk mulai mengancam Kyuhyun. "Ahhhhhh! Paling kau menyuruhku menraktirmu makan di kantin selama seminggu!" Eunhyuk lalu tersenyum evil, namun masih kalah dengan evilnya Kyuhyun. "Kau memang jenius, Kyuhyun-ah! Orang tua mu pasti bangga melahirkanmu ke dunia ini!" Eunhyuk berkata pada Kyuhyun. "Yaaa, Eunhyuk-ah semua orang juga tau kau sering mengajak orang lain lomba makan! Itu bukan berarti si Kyu itu jenius! Aku juga bisa menebak ancamanmu." Henry ikut berbicara. Donghae hanya tersenyum yang sedari tadi berdiri di samping Henry. "Aissh! Henry-ah diamlah! Ini bukan urusanmu! Urus saja namja kesayanganmu itu!" Kyuhyun bicara setengah membentak Henry sambil melirik ke arah Donghae dengan mata setannya. Donghae terlihat ketakutan, karena kali ini Kyuhyun benar-benar menampilkan wajah setannya. Eunhyuk yang melihat Donghae seperti itu, ia pun langsung berjalan ke arah Donghae dan memegang tangannya. KYAAA! "Kyuhyun-ah, kau marah pada Henry karena dia dekat dengan Donghae? Seharusnya kau marah pada si mochi itu! Bukan pada Donghae!" Eunhyuk terlihat sedikit marah pada Kyuhyun sambil terus memegang tangan kanan Donghae, entah apa yang membuatnya melakukan hal itu. Donghae tak dapat melakukan apa-apa, wajahnya menunduk ke bawah, sambil melirik ke arah tangannya yang terus dipegang Eunhyuk. "Eunhyuk-ah? Waeyo? Kau membela namja ini juga? Hah!" Kyuhyun tak kalah marah. "Jagalah namja satu ini! Aku tak selera untuk ikut kalian makan!" Kyuhyun menunjuk Donghae kemudian berlari menjauhi mereka. "Ada apa dengan dia? Apa mungkin dia sedang datang bulan?" Henry bingung melihat tingkah Kyuhyun. "Henry-ah! Kejar dia! Dia marah karena kau terus dekat dengan Donghae! Apa kau tak mengerti?" Eunhyuk menyuruh Henry untuk mengejar Kyuhyun. "Hah? Dia cemburu? Mana mungkin!" Henry terlihat polos dan bodoh saat itu. " Henry-ah! Kau banyak sekali bicara! Kejar dulu sana! Ppali! Biar nanti kujelaskan!" Eunhyuk terlihat emosi melihat tampang bodoh Henry dan kembali menyuruhnya untuk mengejar Kyuhyun. "Ne! Jaga Donghae! Aku akan kembali!" Henry berlari sambil berteriak pada Eunhyuk. "Ne!" Eunhyuk berteriak tak kalah keras pada Henry.

*Eunhyuk POV

Di sini hanya ada aku dan Donghae, aku tak dapat berbicara apa-apa. Tak biasanya aku seperti ini, padahal aku termasuk orang yang bersahabat dan mudah bersosialisasi. Tapi pada namja ini... ini aneh! "Donghae-ah, Kyuhyun memang seperti itu. Dia seperti anak kecil. Maklumlah, dia sering dimanja oleh Henry. Jadilah seperti itu." Aku memulai untuk bicara. "Eunhyuk-ssi, ini salahku. Mengapa aku bodoh sekali?! Mengapa aku tak mencoba memahami sekolah ini sendiri? Mengapa aku meminta bantuan orang lain!" Donghae malah menyalahkan dirinya sendiri, aku tak tega melihatnya terus merasa bersalah. "Donghae-ah kau tak salah. Jika aku ada di posisimu, aku juga akan melakukan hal yang sama. Sudahlah, Donghae-ah. Jangan seperti ini." Aku memintanya untuk tidak terus merasa bersalah. "Eunhyuk-ah, bisakah aku memintamu membimbingku memahami sekolah ini? Jangan Henry, Kyuhyun membutuhkannya." Donghae memintaku untuk membimbingnya. "Bisa! Bisa sekali!" hah? Mengapa aku sangat bersemangat?.. "Kamsahamnida, Eunhyuk-ssi." Donghae mulai tersenyum, dan akupun tersadar, aku telah memegang tangannya sedari tadi. O EM JI! Aku pun melepaskan tanganku. "Donghae-ah lebih baik kita duduk, menunggu Henry yang sedang meminta Kyuhyun kembali memakan waktu yang sangat lama." Aku mengajak Donghae untuk duduk di tempat pemberhentian bus, tepat di depan sekolah. "Donghae-ah, apakah kau namja yang bertabrakan denganku di taman kota?" aku bertanya pada Donghae untuk memastikan. "Ne, Eunhyuk-ssi. Mian, aku menabrakmu sehingga membuat celanamu kotor." Ternyata dia memang Donghae yang bertabrakan denganku saat di taman kota. "Gwaenchana, Donghae-ah. Donghae-ah, sebut aku Hyukkie-ah ne?" aku menyuruh Donghae untuk mengganti panggilan terhadapku. "Hyukkie-ssi? Waeyo?" Donghae balik bertanya. " Hyukkie-ah saja.. Kita kan berteman sudah dekat. Agar kau lebih akrab denganku." Memang sedikit aneh, namun tak tau mengapa aku spontan berkata seperti itu. "Ne, Hyukkie-ah. Mengapa Henry dan Kyuhyun tidak menyebutmu Hyukkie?" Donghae berkata. "Empp, mereka sudah aku suruh. Namun ya mereka mungkin lebih enak memanggilku Eunhyuk. Sampai sekarang mereka tak pernah memanggilku Hyukkie." Sebenarnya yang aku suruh memanggilku Hyukkie hanya kau, Donghae-ah. Aku tak tau mengapa, aku ingin kau memanggilku Hyukkie, karena orang yang memanggilku dengan panggilan Hyukkie dapat meneduhkan hatiku. "Ne, Hyukkie-ah." Donghae tersenyum dengan senyum ikannya. Aku sangat bahagia, dia bersedia memanggilku dengan nama itu. "Donghae-ah, namja yang bersamamu saat di taman kota itu siapa?" aku bertanya padanya. "Itu Heechul-hyung. Dia sahabat terbaikku. Dia yang menyekolahkanku sekarang, dia yang memenuhi semua kebutuhanku, dia yang mengurusku, dia berjasa besar terhadapku. Heechul-hyung orang yang mandiri, dia merupakan temanku sejak kecil yang dapat membuatku gembira saat aku kesepian." Donghae berkata banyak tentang namja bernama Heechul itu. Aku teringat saat namja yang bernama Heechul itu menatap tajam ke arahku saat aku menatap Donghae di taman kota. "Emmpp, Donghae-ah.. kau tinggal dengan Heechul? Keluargamu? Kau tak tinggal dengan keluargamu?" aku terus bertanya padanya. "Ani, aku tak tinggal bersama Heechul-hyung, akupun tak tinggal bersama orang tuaku, aku tinggal sendiri di rumah yang tak terlalu jauh dari sekolah ini. Meskipun rumah yang aku tinggali merupakan rumah milik Heechul-hyung yang sudah lama tak dipakai. Ayahku meninggal dunia sebulan yang lalu, ibuku tak mungkin membiayaiku, maka dari itu Heechul-hyung bagaikan malaikat bagi keluarga kami yang bersedia membantu kami. Aku pindah dari Mokpo ke sini karena Heechul-hyung. Emmpp, Hyukkie-ah, mian aku cerita terlalu banyak." Donghae bercerita padaku tentang namja itu dan keluarganya. "Ne, Donghae-ah. Gwaenchana.. aku pun merasakan kesepian itu saat orang tuaku meninggal. Aku hanya tinggal bersama adik perempuanku dan kakak laki-lakiku." Aku pun spontan menceritakan kehidupanku. "Orangtuamu sudah meninggal, Hyukkie-ah?" Donghae terlihat sedih melihatku. "Ne, mereka meninggal saat tugas ke luar negeri. Tapi kita harus yakin, Donghae-ah! Kita akan bertemu lagi dengan mereka dan kitapun harus semangat menjalani hidup ini. Jangan kita terpuruk dalam kesepian. Jika kau kesepian, kau bisa meneleponku kapanpun agar aku bisa menemanimu." Aku berkata pada Donghae. Donghae tersenyum dan aku sangat menyukai senyum ikannya.

#PEMBERHENTIAN BUS

*Author POV

Ketika Eunhyuk dan Donghae bercakap-cakap, tiba-tiba handphone Eunhyuk bergetar. Ia pun mengoreh iPhone hitam kesayangannya itu dan dilihatnya panggilan dari Henry. "Yoboseyo? Henry-ah ada apa?" Eunhyuk mengangkat telefon dari Henry. "Ne, Eunhyuk-ah, si Kyu ini susah sekali dirayu. Permintaan maafku susah sekali ia terima. Apa yang harus aku lakukan?" Henry meminta saran Eunhyuk. "Aiissshh, ppali! Aku dan Donghae sudah menunggumu! Terserah kau mau bagaimanapun, yang terpenting cepatlah!" Eunhyuk telah lama menunggunya, Kyuhyun memang tipe orang yang susah dirayu dan tidak mudah terhasut oleh orang lain, dengan kata lain tetap pada pendiriannya. "Yaaa, coba kau yang ada di posisiku! Bagaimana ini? Pasti memakan waktu lama." Henry terlihat gelisah. "Ahhh! Si Kyu itu memang seperti anak kecil! Apa saja kau lakukan cepat! Membelikannya PSP baru kek, membelikannya laptop baru kek! Itu urusanmu dan memang kesalahanmu!" Eunhyuk mulai kesal. "Kau ini! Darimana aku membeli barang semahal itu! Bodoh sekali kau anchovy! Ya sudahlah, aku akan berusaha, namun akan memakan waktu banyak. Kau saja yang pergi berdua bersama Donghae, aku dan Kyu tak apa-apa." Henry akhirnya memutuskan untuk tidak ikut. "Aissh! Aku tak membawa uang banyak! Apa kau tak mengerti?" Eunhyuk berkata setengah berbisik agar Donghae tak mendengarnya. "Yaaaa, kebiasaan kau! Begini saja, kau makan di tempat kita langganan saja, di cafe yang tak terlalu jauh dari sekolah. Dia tau padamu kan? Bilang padanya, besok aku akan membayar seluruhnya." Henry memang tergolong orang kaya, ia memiliki banyak kenalan dimana-mana. "Ne! Aku setuju!" Eunhyuk langsung menyetujuinya. "Arasseo.. aku akan merayu si Kyu lagi. Jaaaa!" Henry menutup telefonnya. Eunhyukpun kembali berbicara pada Donghae. "Donghae-ah, Henry telefon, dia tak bisa ikut karena si Kyu yang sangat susah untuk dirayu. Dia berkata kita pergi berdua saja." Eunhyuk berkata sambil merasakan wajahnya memanas. "Mwo? Lebih baik kita pulang ke rumah masing-masing saja. Aku tak enak dengan Henry dan Kyuhyun. Henry yang mengajak, mana mungkin dia tak ikut. Lain kali saja Hyukkie-ah." Donghae memilih untuk pulang ke rumahnya saja. Eunhyuk tak mau Donghae pulang, ia ingin Donghae terus berada di sisinya. Ia pun terus berfikir agar Donghae tak pulang secepat itu. '"Emmm, Donghae-ah, aku ingin lebih mengenalmu, bolehkah aku ikut denganmu?" apa yang barusan Eunhyuk katakan? Ia tak mengerti apa yang ia katakan barusan, benar-benar sangat memalukan. "Ikut denganku? Ke rumah?" Donghae kembali bertanya. "Ne.. A A Anii, emppp... apabila kau tak bisa, aku tak apa-apa. Gwaenchana." Saat itu Eunhyuk terlihat bodoh dan gugup. "Waeyo, Hyukkie-ah? Jika kau ingin ikut, kajja! Tapi tak ada makanan yang spesial di rumahku." Akhirnya Donghae mengeluarkan kata-kata yang sangat Eunhyuk harapkan. "Jjinja? Gomawo Fishy!" Tiba-tiba Eunhyuk merangkul Donghae yang membuat Donghae merasa malu dan terkejut. "Hyuk! Apa yang kau lakukan? Aigo! Ini memalukan!" Eunhyuk berkata dalam hatinya. Ia pun dengan segera melepaskan rangkulannya dari Donghae, saat ini wajahnya sangat merah. "Hyukkie-ah.." Donghae berkata dengan terbata-bata pada Eunhyuk. "Ne, Donghae-ah? Mianhae... aku memelukmu karena aku senang, aku biasa melakukan ini, hehheee, bukan apa-apa." Eunhyuk merasa dirinya sangat bodoh, ia menjawab kata-kata Donghae tadi dengan kata-kata yang tak terlalu berguna. "Hyukkie-ah, gwaenchana.. aku ingin bertanya padamu." Donghae berkata dengan suara yang tak terlalu keras. "Apa itu Donghae-ah?" Eunhyuk bertanya pada Donghae. "Aigo! Jangan-jangan ia akan mengeluarkan kalimat-kalimat seperti Hyukkie-ah? Apakah sebenarnya kau menyukaiku? Apakah kau memelukku karena kau cinta padaku? Maukah kau menjadi pacarku? AAAAAAAAAAAAA! Wajahku tak dapat aku kontrol sekarang! Wajahku pasti semerah cabai saat ini!" Eunhyuk berkata dalam hatinya. "Hyukkie-ah, darimana kau tau panggilanku Fishy?" Donghae pun mengeluarkan kalimat yang tak satupun masuk kategori yang ada di pikiran Eunhyuk saat itu. Wajah Eunhyukpun kembali normal. "Untung saja, Donghae-ku! Kau tak menyatakan cintamu. Wajahku kembali normal sekarang." Pikir Eunhyuk dalam hati. "Aku hanya asal sebut saja.. jujur, saat pertama aku melihatmu, kau seperti ikan." Eunhyuk berkata jujur pada Donghae. "Oh, ne. Sangat mirip ikankah aku?" Donghae berkata sambil tertawa lebar. Eunhyuk terkejut sekaligus bahagia melihat Donghae tertawa. "Ne! Kau sangat mirip! Kau mirip ikan yang sangan manis, apalagi saat kau tersenyum. Mirip ikan nemo yang sangat manis itu!" Eunhyuk spontan berkata seperti itu, tangannya pun spontan mencubit pipi Donghae. "HUAAA! Tanganku tak bisa diajak kompromi! Bisa-bisanya!" Eunhyuk kembali berkata dalam hatinya. "Aisshh! Mian Donghae-ah..Hhehe.." Eunhyuk memang polos, ia tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya dan sukanya pada Donghae. Donghae hanya tersenyum pada Eunhyuk. "Hyukkie-ah, kajja! Kita menuju rumah." Donghae kembali mengajak Eunhyuk ke rumahnya dan merekapun berjalan beriringan dibarengi candaan Eunhyuk yang tak ada habisnya.

#TAMAN

*Henry POV

"Aisshh! Anak ini! Membuatku repot saja!" kataku dalam hati. "Kyuhyun-ah, jebal, mianhae.." aku terus meminta-minta padanya untuk memaafkanku. Kyuhyun hanya terdiam sambil cemberut sedari tadi. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan. "Kyuhyun-ah! Bicaralah! Jangan diam saja! Apa maumu? Kau ingin aku membelikanmu apa? Ayolah, Kyuhyun-ah!" aku tak habis-habisnya bertanya pada si Kyu itu. "Kyuhyun-ah! Kau tak gagu kan? Mana mungkin kau cemburu dan langsung gagu seperti ini?" aku berkata demikian, lalu Kyuhyun langsung menatapku. Tidak buruk, tapi aku takut dengan pandangannya. "Apa kau bilang? Cemburu? Aku sama sekali TAK CEMBURU!" dia kembali membentakku. Betapa menyebalkannya orang ini. "Lalu? Mengapa kau seperti ini? Apa kau sedang datang bulan?" aku tak habis kata untuk bertanya hanya untuk permintaan maafku diterima. "MWOO?! Aku namja, Mochi! Mana mungkin aku datang bulan?!" Kyuhyun tak kalah keras membentakku dari yang tadi. "Terus... waeyo? Kau marah padaku karena aku dekat dengan Donghae?" saat aku bertanya seperti itu, Kyuhyun langsung menundukkan kepalanya. "Waeyo, Kyuhyun-ah? Kau sakit?" aku khawatir dia sakit karena saat aku memegang wajahnya suhunya agak panas. Kyuhyun tak menjawab pertanyaanku. "Kyuhyun-ah? Aku antar kau pulang.." aku tak menunggu Kyuhyun menjawab pertanyaanku. Aku langsung membantunya bangun, kali ini ia terlihat tak berdaya. PLAKK! Ia menepis tanganku. "Henry-ah, aku ingin kau pulang!" tiba-tiba Kyuhyun berkata sepeti itu padaku, tak seperti biasanya ia menolak bantuanku. "Waeyo? Waeyo, Kyuhyun-ah? Mengapa kau menolak bantuanku? Mana mungkin aku pulang meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini?!" aku sedikit membentak Kyuhyun karena aku khawatir terjadi sesuatu padanya. Kyuhyun kembali tak menjawab pertanyaanku. "Aku bisa bangun sendiri. Pulanglah! Aku bisa berjalan pulang dengan kakiku sendiri!" ia memang keras kepala. "Apa yang kau katakan Kyuhyun-ah?! Aku membantumu bukan karena aku ingin kau maafkan! Tak apa-apa kau tak memaafkanku! Tapi izinkan aku mengantarmu pulang!" aku bersikeras merayunya agar aku bisa mengantarnya pulang. "Henry-ah! Aku tak mau kau di sini! Aku akan pulang! Setelah kau pulang!" keras kepalanya tak dapat kululuhkan. "Kyuhyun-ah, aku takut kau..." sebelum aku selesai bicara, dia memotong perkataanku dengan bentakannya. "HENRY-AH!" dia membentakku sangat keras, saaangat keras. "Arasseo.. aku sudah menawarkan bantuanku, aku sudah berkali-kali meminta maaf padamu, namun kau tak sedikitpun mendengar perkataanku, bahkan menolak bantuanku yang tak biasanya kau tolak. Jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu padamu! TERSERAH! Aku pulang!" akupun memutuskan untuk pulang saat lelah mendengar segala perkataannya yang keras kepala. Kyuhyun masih berdiri kaku di dekat pohon. Aku tak tega meninggalkannya, namun ia tak mau melihatku, maka dari itu aku naik taxi untuk pulang. Di dalam taxi, aku tak bisa mengalihkan pikiranku dari Kyuhyun, aku takut terjadi sesuatu padanya. Namun anak itu, sangat keras kepala. Semoga tak terjadi sesuatu padanya. Kyuhyun kuat, ia anak yang jenius, dia pasti memiliki banyak cara untuk bertahan, aku yakin itu.

*Kyuhyun POV

"Mian, Henry-ah. Aku memang keras kepala. Aku sangat menyayangimu. Aku sangat ingin kau antar pulang, Henry-ah, namun aku marah.. aku marah kau tak perhatian padaku lagi. Aku ingin kau melihatku dan perhatian padaku seperti dulu. Aku tak ingin kehilanganmu. Aku tak minta banyak, aku hanya minta perhatianmu, Henry-ah." Aku merasa bersalah, namun aku marah padanya. Aku pun pulang dengan tubuh tak karuan. Badanku tak sehat, hatiku sakit, otakku terus memikirkannya. Tak apa dia marah padaku, semoga dia menyadari hatiku yang sebenarnya. Aku berbaring di tempat tidur dan tertidur lelap, membiarkan tubuhku untuk beristirahat sejenak.

Next to part 4 ^^

Gomawo udah di baca chingudeul ^^ Please REVIEW