Halo, Minna ! saya kembali dengan Fic yang datang setelah saya mendengarkan sebuah lagu yang liriknya cukup sedih (lagu barat sih). Ok ! Just Read !
ENJOY READING !
ATTENTION : Ada salah satu karakter buatan Author/Narator yang tidak nyata di Anime/ di Manga Aslinya. Karakter itu hanya sebagai pelengkapan dalam cerita ini.
Chapter 1 : Albino Boy
…Halo ? apakah ada orang disana ? karena aku tidak dapat mendengar suara apapun…
.
.
Kuroko No Basuke ( The Basketball Which kuroko's Play)
Disclaimer : Fujimaki Tadatoshi
Story Writer : Me ( Jessy Jasmine 7 )
Genre : Tragedy, Angst, Drama, Hurt/Comfort
WARN : Another Chara that Author Made, DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
Kuroko Tetsuya membuka matanya. Sudah saat-nya ia pergi ke sekolah-nya, Seirin. Disana ia bisa bertemu dengan orang-orang yang di sayangi-nya. Mungkin ia sudah membenci basket, tetapi ia tetap mencoba agar tetap menyukai-nya.
Kriiiiing !
Ah, handphone milik Kuroko pun berbunyi. Kuroko mengambil Handphone-nya yang tegeletak tak jauh darinya dan menatap layar flap-nya. Ia tahu bahwa sang Cahaya pasti akan menelpon-nya pagi-pagi seperti itu.
"KUROKO ! CEPAT BANGUN ! AKU SUDAH MENUNGGU-MU 10 MENIT !" jerit seorang di seberang sana. Kuroko masih dengan poker face-nya, ia menutup handphone-nya dan beranjak dari tempat tidurnya. Ia menuju ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
"dasar lemot !" protes seorang pria yang lebih tinggi dari-nya. Kuroko masih dengan wajah datarnya dan menjawab dengan pelan.
"Maaf sudah membuatmu menunggu lama, Kagami-kun." Jawab Kuroko. Lawan bicara Kuroko saat ini, Kagami Taiga, hanya menghela napas pasrah. Mungkin memang salah-nya yang selalu datang lebih pagi.
"sudah, sudah… aku hanya emosi-an…" ujar Kagami. "Ayo kita berangkat. Ini sudah 15 menit lewat dari jadwal biasa." Lanjutnya. Kuroko hanya mengangguk dan berjalan mengekor di belakang Kagami.
Setelah Seirin berhasil menang di Winter Cup yang mengalahkan Rakuzan itu, Kagami yang menjadi Cahaya bagi Kuroko sang bayangan, mulai sering menjemputnya. Alasannya masih tidak Kuroko ketahui. Yang pasti, ia senang bisa berangkat sekolah bersama Cahaya barunya.
DEGH!
Kuroko berhenti. Ia merasakan hal tidak mengenakkan di benaknya. Ia mulai mengingat masa-masa yang seharusnya sudah tidak menjadi masalah untuknya.
"Yang bisa mengalahkan diriku, hanyalah diriku sendiri."
"Oi! Kuroko ! kenapa berhenti dengan tiba-tiba ?" tanya Kagami yang menoleh, menyadari tingkah aneh sang bayangan.
Kuroko seharusnya sudah menyelesaikan masalah itu bukan ? Aomine sudah kembali menjadi sesosok yang ia kenal dulu.
Bukankah itu hanya Ego milikmu saja ?
Mata Kuroko membelalak. Bagaimana bisa ? suara siapa itu ? ataukah… itu adalah suara kegelisahannya ?
Mungkin Kuroko tidak mengetahui masalah GoM ( Generation Of Miracles ) karena pada saat itu ia memang hanyalah anggota baru yang di anggap menarik karena gaya passing-nya yang memang berbeda.
Lalu apa yang akan terjadi jika sejak dulu kau tidak bisa melakukan hal itu ?
Benar, Apa yang akan terjadi jika Kuroko tidak bisa melakukan Passing yang sudah menjadi gaya basket-nya saat ini ? akan kah… semua orang meninggalkannya ?
"Oi, Kuroko ! Kita bisa telat ! Kau dengar tidak ?" sahut Kagami kesal. Masih tidak ada jawaban dari Six Phantom Player itu. merasa di cuekkin, Kagami mendekati Kuroko dan mencoba menyadarkannya dari lamunannya. "Kuroko, Kau dengar Ti—"
Kagami tercengang. Butiran bening itu tiba-tiba saja turun dan jatuh. Kuroko menangis ? mungkin sangatlah langka untuk Kuroko menangis, tetapi itu bukan untuk yang pertama kalinya Kuroko menangis. Karena saat pertandingan awal Seirin melawan Touou, Kuroko juga menangis karena Seirin kalah melawan Touou. Mungkin itu karena ia tidak bisa menepati janjinya kepada Momoi Sasuki, Manager Touou dan Teikou dulu. Tetapi bukankah Seirin sudah menang melawan Touou di pertandingan kedua mereka ? seharusnya janji itu sudah terlaksana.
Merasa bingung, Kagami kembali bertanya meski ia sebenarnya tidak tega.
"Kuroko ! Nanti kita bisa telat !" bentak Kagami.
Kuroko kembali kealam sadarnya. Ia menengadah menatap bingung Kagami yang beraut wajah kesal.
"Ada apa, Kagami-kun ?" tanya Kuroko. Kagami mendecak kesal.
"seharusnya itu kata-kataku ! sebenarnya apa yang kau pikirkan, Kuroko ?" tanya Kagami kesal.
Kuroko membelalak. Ia sendiri tidak sadar bahwa ia melamun. Dan yang lebih buruk, apa yang sebenarnya tadi ia risaukan ?
"Entahlah. Aku tidak ingat." Jawab Kuroko. Kagami memukul dahinya dan menggerutu kesal.
"Bagus sekali, Kuroko Tetsuya. Kau telah membuang waktu kita untuk pergi ke sekolah." Sindir Kagami.
"kagami-kun, kau terlihat sangat kesal. Apakah aku membuat sesuatu yang salah." Kagami kembali memunculkan perempatan di sisi dahinya. Ia tidak percaya bahwa sang bayangan tersendiri malah tidak menyadari kekesalannya.
"Urgh… terserah kau saja deh, aku sudah lelah. Cepat kita ke sekolah." Ujar Kagami yang pasrah. Kuroko hanya berjalan di belakangnya.
Hei, menolehlah… aku menunggumu di belakang.
Kuroko Membelalak. Apa yang barusan ia dengar tadi ? sebuah suara bergema di benak dan pikirannya. Merasa penasaran, Kuroo menoleh kebelakang dan mendapati seorang laki-laki berambut putih dan bermata ungu yang menyala.
Laki-laki itu mendekat kearah kuroko yang terpaku menatapnya. Dengan seringai yang menyeramkan, laki-laki albino itu berjalan mendekati Kuroko dengan santainya.
Lalu apa yang Kuroko rasakan ? ia takut. Sebuah rasa yang menghantuinya sejak dulu itu kembali. Tubuhnya sedikit bergemetar tetapi ia tetap mencoba agar tetap terlihat biasa.
Merasa langkah kaki Kuroko berhenti, Kagami kembali menoleh dengan kesal.
"Oi! Kuroko—" Kagami tercengang. Ia benar-benar terkejut bahwa Kuroko tidaklah sendirian.
Laki-laki albino itu masih dengan seringainya yang setia tersungging di bibirnya, ia menatap Kagami dan Kuroko secara bergantian.
"Bolehkah, aku minta bantuan kalian ? aku buta arah, dan tersesat. Kuharap kalian mau membantuku." Ujar laki-laki itu.
Masih dengan keterkejutannya, kagami sempat berpikir.
"Sejak kapan laki-laki itu disana ? aku bahkan tidak mengetahui keberadaannya sebelumnya." Itulah yang batin Kagami katakan.
"ung… Baiklah. Apa yang perlu kami bantu ?" tanya Kuroko kemudian yang berhasil mengeluarkan kagami dari alam bawah sadarnya.
"Eh, Oi, Kuroko. Kita hampir telat masuk ke sekolah, tidak bisakah kita abaikan saja ?" pinta Kagami (dasar tidak berperikemanusiaan). Kuroko sempat memicingkan mata tetapi ia kembali menatap laki-laki albino dihadapannya.
"Sepertinya tujuanmu dan kami sama, bagaimana kalau kita pergi bersama ?" tanya Kuroko.
"Hah !? apa yang sebenarnya kau katakan, Kuroko ?" protes Kagami.
"tidak bisakah Kagami-kun lihat ? ia memakai seragam Seirin, bukankah berarti ia adalah murid Seirin ?" ujar Kuroko.
"Ah, Eh, ung… kau benar." Jawab Kagami. Kagami masih dengan berpikir keras. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa laki-laki albino di hadapannya sebelumnya memakai seragam. Karena sebelumnya yang kagami lihat, laki-laki itu menggunakan… Hoodie berwarna putih dengan Headphone di lehernya.
"Benarkah !? Terima kasih ya, Kuroko Tetsuya-Kun !" jawab laki-laki itu dengan ekspresi sangat senang.
Kuroko dan Kagami kembali terkejut. Bagaimana ia bisa mengetahui nama Kuroko ? apakah Kuroko pernah mengenal laki-laki itu ?
"Kuroko, dia temanmu ?" tanya Kagami.
"Aku tidak pernah melihatnya sebelumnya." Jawab kuroko. Dan dengan diam-diam, laki-laki albino itu berseringai tetapi ia langsung menggantinya dengan senyuman yang ramah.
"Kalau begitu, Kuroko ! Ayo kita pergi ! aku tidak ingin telat berangkat ke sekolah." Ujarnya sambil menggandeng tangan Kuroko dengan akrab.
Sementara itu Kagami dibiarkan atau lebih tepatnya ditinggalkan di belakang oleh kedua orang itu. Kagami hanya mendecak kesal dan mengikuti mereka berdua dari belakang.
Sesampainya di Seirin, terlihat bahwa laki-laki albino itu tengah mengagumi sekolah barunya.
"jadi… kau adalah murid baru disini ? namamu ?" tanya Kagami. Laki-laki Albino yang 1 Cm lebih tinggi dari Kuroko itu menatap Kagami dan tersenyum.
"nanti kau juga mengetahuinya. Mata ne~ Kuroko !" seru laki-laki itu kemudian menghilang di balik kerumunan orang banyak.
"Tch… entah kenapa kau dan dia terlihat seperti Yin dan Yang yang saling bertolak belakang, Kuroko. Apa yang kau pikirkan tentang laki-laki itu ?" tanya Kagami yang menatap Kuroko seraya memegang kepalanya.
"entah hanya pikiranku saja… atau sikapnya memang mirip seperti Kise ?" ucap Kuroko.
Kuroko tengah terduduk lemas di kursinya sambil memikirkan sesuatu, sementara Kagami hanya memandang ke papan tulis tanpa guru itu. beberapa murid tengah terlihat mengobrol dengan teman mereka.
Kemudian pintu kelas pun terbuka, seorang paruh baya masuk dan bediri di depan papan tulis.
"Baiklah anak-anak, dengarkan. Mulai hari ini, kita akan mendapatkan seorang teman baru. Kuharapkan kalian bisa berteman dengan baik. Silakan, Shirogane-san." Ucap sang guru.
Dan seorang laki-laki albino pun muncul dari balik pintu dengan tampangnya yang cukup Cool itu dan terlihat misterius.
"Kuroki Shirogane, Dozo Yoroshiku Onegai shimasu." Ucap laki-laki albino yang kita ketahui sebagai Kuroki Shirogane itu seraya tersenyum. Mungkin seluruh perempuan akan meleleh melihat senyuman menawan dari laki-laki albino itu.
Kuroko dan kagami kembali dikejutkan oleh satu orang, dan orang itu adalah orang yang sama dengan yang mereka temui sebelumnya.
"jadi, Shirogane-san… tempat dudukmu—"
"Aku ingin duduk disamping Kuroko Tetsuya !" ucapnya dengan tampang agak serius. Sontak seluruh mata menatapnya.
"Maaf ?" tanya guru itu bingung. Tanpa menjawab pertanyaan dari guru barunya, Kuroki langsung berjalan dengan tegas menuju ke kursi samping Kuroko.
Mungkin sempat ada perdebatan antara Kuroki dengan sang pemilik kursi di samping Kuroko, tetapi masalah itu selesai begitu Kuroki menatap ganas sang pemilik kursi. Dan Kuroki berhasil mengambil kursi itu.
"haah… baiklah anak-anak, mari kita mulai pelajarannya." Ucap sang guru dengan pasrah.
"Hoi… Kuro…ki ? kenapa kau ingin sekali duduk di samping kuroko ? padahal masih ada dua tempat lagi—" kagami sempat bertanya sebelum akhirnya mendapat balasan cepat dari Kuroki.
"Aku berada disini karena, Kuroko." Jawabnya seraya tersenyum. Kuroko dan Kagami terkejut. Apa mereka tidak salah dengar ?
"Ap—"
"Sudah diamlah, Kagami Taiga, kita sedang belajar lho." Jelas Kuroki yang menunjuk seorang guru yang tengah berdiri kesal di samping meja Kagami.
"Taiga ! pergilah ke tempatku sepulang sekolah." Ucap sang guru.
"Ha-hai, Sensei…" jawab Kagami tergagap. Kuroki menahan tawa mati-matian sementara Kuroko hanya ber-facepalm menatap Kagami. Kuroko pun melirik ke Kuroki.
"Apakah benar itu hanya perasaanku saja ? Langkah kakinya yang terlihat Absolute itu seperti Akashi, sedangkan sikap cerianya sangat mirip seperti Kise… sebenarnya siapa laki-laki ini ?" batin Kuroko sedang tidak tenang. Ia memikirkan bahwa sikap dari Kuroki Shirogane, jika itu memang benar, berati… mirip seperti GoM (Generation Of Miracles).
Kuroko dan Kagami berjalan menuju Gymnasium, tempat mereka biasa berlatih basket. Selama di perjalanan, Kuroko harus bersedia (mau tidak mau) mendengarkan celotehan/gerutuan Kagami.
"Apa-apaan itu ? kenapa malah aku yang dihukum ? awas saja si Kuroki itu, kubuat dia tidak bisa melihat matahari lagi nanti !" gerutu Kagami. Kuroko masih dengan Poker Face-nya.
"Sudahlah, Kagami-kun. Jika kau tidak merelakannya, kau bisa mendapat masalah lain."ujar Kuroko.
"Aku tahu, tapi—" Kagami kembali berceloteh panjang dan Kuroko dengan perasaan sedia-tidak-sedia itu harus mendengarkan lontaran kata-kata yang tidak dapat di cerna dalam waktu hitungan detik.
…Aku sudah menunggumu.
DEGH!
Langkah Kuroko berhenti disaat mereka sudah hampir sampai di dekat pintu Gymnasium. Kagami yang menyadarinya lantas berhenti berbicara dan bertanya kepada Kuroko.
"Kuroko, Ada apa ?" tanya Kagami.
Kuroko –tenpa menjawab pertanyaan Kagami- berjalan duluan memasuki Gymnasium dan diikuti oleh Kagami yang mendecak kesal –untuk kesekian kalinya- karena dicuekkin oleh sang bayangan.
Kuroko memasuki Gymnasium dan… terkejut begitu melihat seseorang yang menjadi perhatian anggota lainnya. Tentu saja begitu Kagami masuk, ia juga cukup terkejut.
"Oh, Kagami ! kuroko ! akhirnya kalian datang ! lihat siapa yang baru saja bergabung ?!" seru Koganei Shinji seraya melambai kearah dua junior-nya yang baru saja datang.
Kuroko berjalan kearah gerombolan itu dan disambut oleh Aida Riko sang Coach (pelatih).
"Kuroko-kun, sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan seirin ! dan lihat, anggota baru kita ? Kuroki Shirogane !" sahut sang Coach. Kemudian Kagami pun mendekat.
"Coach, jadi… Kuroki bergabung dengan klub basket kita ?" tanya Kagami. Aida pun menoleh.
"Eh, kalian mengenal Kuroki-kun ?" tanya sang Coach.
"sebenarnya, Kuroki shirogane baru saja bergabung di kelas kami pagi ini. Jadi, sudah pasti aku dan Kuroko mengetahui siapa dia." Jelas Kagami.
Kuroko masih menatap Kuroki yang berbincang dengan para senpai yang baru dikenalnya serta teman-teman baru seangkatannya. Dan secara tidak sengaja, mata Kuroko dan Kuroki saling bertemu. Kuroki menoleh kearah Kuroko dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
"Kuroko ! Akhirnya kau datang ! Aku sudah menunggumu, ku pikir kau tidak akan datang. Yah, meski sebenarnya aku percaya kau akan datang sih." Jawab Kuroki secara blak-blakkan. Masih dengan wajah datarnya, Kuroko menatap Kuroki dengan wajahnya yang terlihat sangat biasa. Sementara Kuroki masih tersenyum ramah.
Bagi Kuroko, senyum Kuroki sangat mengganggunya. Ia juga merasa bahwa manik Kuroki dapat menembus seluruh pertahanan rahasia yang Kuroko buat.
"jadi, bagaimana kalau kita latihan ? aku juga ingin mengetes dirimu, Kuroki-kun." Ucap sang ketua, Hyuuga Junpei yang tengah berdiri di samping Kuroko dan Kuroki.
Kuroki memicingkan mata dan menggandeng tangah Kuroko dengan akrab.
"Aku inginnya diajari oleh Kuroko ! lagi pula kau juga tidak keberatan kan, Kuroko ?" ujar Kuroki seraya menatap manik Kuroko mencoba mengancamnya seperti : lakukan-saja-atau-yang-lebih-buruk-akan-terjadi.
Kuroko hanya menghela napas dan menjawab.
"Kapten, biarkanlah Kuroki aku yang mengajar." Ujar Kuroko. Hyuuga hanya mengela napas berat dan menjawab.
"baiklah, Kurserahkan Kuroki-kun kepadamu, Kuroko-kun." Ujar Hyuuga dengan senyuman, tanda bahwa ia percaya Kuroko dapat melakukan tugasnya.
Kemudian Hyuuga berjalan menuju ketempat yang lainnya dan memulai latihan, sementara Kuroko mengurusi Kuroki. Kuroko memang tidak mendapatkan masalah karena sebelumnya ia pernah menjadi guru bagi Kise Ryouta.
"Ne, Kuroko…" ucap Kuroki angkat bicara. Kuroko yang memandang bola basket menengadah kearah Kuroki.
"hm ?"
"pasti… selama ini kau terluka bukan ? kenapa kau terus melakukan hal yang kau benci ? tidak bisakah kau relakan sebelum masalah lain mendatangi dirimu ?" ucap Kuroki.
Kuroko membelalak. Bagaimana Kuroki mengetahui bahwa Kuroko membenci basket ? bahkan kata-katanya : "tidak bisakah kau relakan sebelum masalah lain mendatangi dirimu." Itu…. itu adalah kata-kata nasihat dari Kuroko untuk Kagami sebelumnya.
Kuroko menjatuhkan bola basket yang di pegangnya dan meantap Kuroki tidak percaya. Sebuah seringai tersungging di bibir Kuroki, dan manik ungu yang menyala itu menatap tajam langsung ke manik Kuroko. Seakan tatapan itu mengatakan : tidak-ada-gunanya-kau-melakukan-hal-seperti-ini-la gi.
Kemudian sebuah keributan terjadi di tempat Kagami dan yang lainnya melakukan mini match. Pertandingan tengah dihentikan. Seluruh pasang mata menatap mulut pintu. Disana ada lima orang yang bersurai pelangi dan kalian pasti mengetahui siapa mereka…GoM.
"Maaf, mengganggu latihan kalian. Tapi, Kami datang kesini untuk bertemu dengan Tetsuya." Suara absolute itu kembali terdengar di telinga seluruh member seirin.
Kuroki memicingkan matanya kepada sesosok yang sepertinya dibenci olehnya. Kuroki sempat menatap kuroko yang masih ber-facepalm seperti biasa, tetapi ia tahu bahwa itu semua tidak membuatnya cukup tenang.
"Apakah keberadaan kami sebegitunya mengganggu kalian ?" pria bersurai biru malam itu menatap dengan garang, Aomine Daiki.
"Kurokocchi ! Dimana kau ? aku merindukanmu !" seru sang blonde, Kise Ryouta.
"sepertinya Aquarius mendapat nasib kurang baik hari ini. Oleh karena itu, aku membawakan Lucky Item untuknya." Ujar sang surai hijau yang membetulkan kacamatanya yang bahkan tidak turun, Midorima Shintarou.
"Kuro-Chin.." ujar sang surai ungu sambil memakan snack, Murasakibara Atsushi.
"Tetsuya, kami datang berkunjung." Ucap sang surai merah dengan mata heterochomatic miliknya yang memandang dengan cermat tempat itu, Akashi Seijuurou.
Kuroko hanya menatap mereka datar. Mungkin ia cukup terkejut, tetapi ia juga mengetahui bahwa hal seperti itu suatu saat pasti akan datang.
Sementara Kuroki masih dengan manik ungu menyala-nya yang menatap kesal anggota Kiseki No Sedai itu.
To Be Continued…
Yosh ! akhirnya, cerita ini selesai juga (meski masih baru Chapter 1)
kuharap kalian menyukai cerita ini !
dan juga... kalian pasti bertanya-tanya siapa Kuroki Shirogane itu... Benar tidak ?
tetapi itu masih dirahasiakan dari para Readers (#dibakar)
tapi yang pasti, Kuroki-kun adalah karakter buatanku !
Kuroko : #masih minum Vanilla Milkshake
Me : Ne.. Kuroko-kun, bagaimana pendapatmu ?
Kuroko : ...
Me : Kuroko-kun ?
Kuroko : sebenarnya, aku bisa saja meng-ignite pass Kuroki jika ia membuatku risih.
Me : Hii ! Tsundere !
akashi : kau berhutang penjelasan pada kami ! #nyodorin gunting
Aomine : Siapa itu Kuroki ?!
Kise : Hidoi-ssu ! kenapa anak baru itu meluk-meluk (lengan) Kurokocchi ! cemburu-ssu !
Murasakibara : Kuro-chin~ #mundung
Midorima : #Lucky Item (Guci dari tanah liat) pecah seketika
Kuroki : Jahat ! kok aku di sudutkan sih ?!
Me : U-UWAAH ! SAYA ENGGAK MAU ADA PERTUMPAHAN DARAH SEKARANG ! POKOKNYA TETAP TUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA ! MATA ASHITA !
Next Chapter :: Chapter 2 : New Conflict
Mind to RxR ? X3
