By : Red Flower Iki-chan

Disclaimer : Masashi Kishimoto sensei

Pairing : SasuSaku

Genre : Romance, Humor

Rated : T

Warning : OOC, Gaje, Abal

Oh, My Princess!

Fajar menyingsing. Matahari sedikit demi sedikit mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur. Cahayanya yang panas dan kekuningan menembus ranting-ranting pohon yang tepat berada di sebelah jendela sebuah kamar.

Di dalam kamar itu, seorang gadis berambut merah muda tengah terlelap di ranjangnya. Sinar matahari yang menerobos jendela melewati kamarnya membuatnya terbangun dari mimpi indahnya. Mata emerald-nya yang indah pun terbuka.

"Sudah pagi rupanya. Huemmm..."

Setelah menggeliat beberapa saat, gadis berambut merah muda itu pun mendudukkan tubuhnya di atas ranjang, hendak turun dari ranjangnya untuk bersiap sekolah. Diliriknya jam dinding yang dipasang di seberang tempat tidurnya. Pukul 05.30. Tiba-tiba ...

KRING… KRING… KRING…

Gadis itu segera menengokkan kepalanya dengan cepat kearah benda yang membuatnya terganggu yang terletak di atas meja di samping ranjangnya dengan tatapan membunuh.

"Dasar jam weker bodoh! Kau tak tahu aku ini sudah bangun! Mengganggu saja!"

Tak ada dua detik, jam weker tak berdosa itu sudah terbang melintasi kamar sang gadis berambut merah muda dan mendarat tepat di tempat sampah yang terletak di pojok kamar.

Gadis berambut merah muda itu pun tertawa kesetanan. "Ha... ha... ha... Rasakan itu, jam weker bodoh!"

Setelah gadis berambut merah muda itu turun dari ranjangnya, dia mendengar suara seseorang memanggilnya sambil mengetuk pintu kamarnya.

"Sakura, bangun! Ini sudah pagi! Kau hari ini sekolah, kan? Cepat! Sebelum terlambat! Oh, ya. Jangan kau banting lagi jam weker-mu itu, nanti rusak lagi."

"Ya, bu," jawab gadis yang diketahui bernama Sakura Haruno ini.

Lima belas menit kemudian, Sakura sudah bersiap untuk sekolah dan menuju ke ruang makan untuk sarapan. Disana, ibunya sudah menunggu.

Di rumah ini, Sakura hanya tinggal bersama ibunya, Haruno Saki. Ayahnya sudah meninggal satu tahun yang lalu karena kecelakaan. Sedangkan ibunya bekerja sebagai seorang manager di sebuah perusahaan. Setidaknya gaji yang diterima ibunya cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Sementara untuk sekolah, Sakura mendapat beasiswa karena dia termasuk siswa yang cukup pandai. Selain itu, dia juga mempunyai bakat lain bermain sepatu roda, piano, bernyanyi dan jago karate walaupun tak ikut klub karate di sekolahnya. Sakura bersekolah di Konoha Gakuen, sekolah yang sangat bergengsi di kotanya.

Setelah dia menghabiskan makanannya, dia pun bersiap ke sekolah dan menggunakan sepatu rodanya. Yap, setiap berangkat ke sekolah dia selalu memakai sepatu roda, untuk menghemat uang jajan yang biasanya untuk ongkos naik bus dan tak usah berjalan kakai ke halte yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Begitu semua sudah siap dia pun berangkat ke sekolah.

"Bu, aku berangkat."

" Ya, hati-hati Sakura."

Sakura pun menjalankan sepatu rodanya dengan gesit ke sekolah.

Sebuah mobil sport hitam diparkir di halaman sebuah rumah mewah berlantai tiga. Rumah itu bercat putih bersih dengan halaman luas yang diselimuti rumput hijau yang dipangkas rapi. Di depan rumah mewah itu, terdapat jalan lurus untuk keluar masuk kendaraan yang di tepinya ditanami pohon ek.

Di pinggir pintu pengemudi mobil sport itu berdiri seorang pria dengan sikap tegak dan sopan. Sepertinya pria itu sedang menunggu seseorang. Beberapa menit kemudian, orang yang dari tadi ditunggunya keluar dari dalam rumah mewah itu. Seorang laki-laki tampan berambut emo dan bermata onyx, dengan memakai seragam sekolah Konoha Gakuen.

"Selamat pagi, Tuan Muda Sasuke," sapa pria tadi yang diketahui bernama Genma.

"Hn," jawab Sasuke dingin.

Genma pun membukakan pintu pengemudi mobil sport hitam yang tadi dan sang Tuan Muda, Sasuke Uchiha memasuki mobil itu dan menutupnya. Beberapa detik kemudian mobil sport hitam itu beserta pengemudinya melesat menjauhi rumah mewah itu dan menuju ke Konoha Gakuen.

Sakura sudah sampai di halaman sekolahnya. Masih ada waktu lima menit sebelum bel. Segera dia berlari ke kelasnya setelah melepas sepatu rodanya dan memakai sepatu untuk sekolah. Tiba-tiba…

BRUUKK

"Aduh…" rintih Sakura saat bertabrakan dengan seseorang.

Segera setelah itu, dia bangkit untuk meminta maaf pada orang yang tadi ditabraknya yang sudah berdiri sambil merapikan seragamnya.

"Gomen, tadi aku terburu-buru. Kau tidak apa-apa kan?"

"Cih, kau tak punya mata ya? Dasar gadis bodoh."

Mendengar itu, amarah Sakura pun tersulut.

"Ap... apa katamu?"

"Sudah sana. Aku sedang sibuk," ucap orang yang tadi ditabrak Sakura, Sasuke sambil berjalan menjauhi Sakura.

"Heh kau! Mau kemana, hah! Berani-beraninya mengatai aku gadis bodoh."

Tapi Sasuke tak menggubrisnya. Dia terus berjalan dan menjauhinya.

'Grrr, sialan dia. Memangnya dia siapa mengatai aku gadis bodoh?' batin Sakura. Dia masih berdiri di sana sambil mengepalkan tangannya.

Tiba-tiba...

"TEME…! TEME….! Kau kemana saja sih? Dari tadi aku mencarimu, tahu."

Sakura menengokkan kepalanya keasal suara tadi. Matanya melihat seorang laki-laki berambut kuning seperti duren sedang berbicara dengan laki-laki yang tadi ditabraknya.

"Hn."

"Ah, Sasuke. Memangnya kau tak punya kosakata lain selain 'Hn', apa? Sudahlah, ayo ke kelas," ajak laki-laki berambut duren tadi sambil pada orang yang tadi ditabraknya.

'Oh, jadi namanya Sasuke? Dasar laki-laki menyebalkan! Ingin rasanya kukirim dia ke dasar neraka! Grrr, menyebalkan!' batin Sakura sambil melanjutkan perjalannya menuju kelasnya, kelas 11 C.