Tittle: 120 Days
Main cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Oh Sehun
Genre: Angst, romance, sad, hurt
Author: LyWoo
Rating: T
Lenght: Chaptered
Disclaimer: Ff ini murni hasil pemikiranku dan terinspirasi dari ff lain. Apabila ada kesamaan, mohon maaf. Namun jika sama persis, mohon informasinya ya ^^
Summary: Baekhyun hanya memiliki Chanyeol. Dan Chanyeol menawarkan kebahagiaan padanya. Baekhyun kecewa karena nyatanya Chanyeol hanya menyakitinya. Chanyeol hanya membutuhkannya untuk kebahagiaan Kyungsoo.
WARNING TYPO(S) EVERYWHERE~
.
.
.
| 120 Days - Prolog |
"Kau ingin kebahagiaan, bukan?"
"Ya. Kau bisa membahagiakanku, Yeol?"
"Tentu saja. Asal kau bersedia membahagiakanku setelahnya."
"Bagaimana caranya?"
Chanyeol tersenyum tipis. Lalu mendekatkan wajahnya pada Baekhyun. Hingga wajah Baekhyun memerah dan sulit bernapas.
"Berikan jantungmu pada Ibu Kyungsoo agar Kyungsoo bahagia. Maka aku akan bahagia juga."
.
.
.
"H-hanya 120 hari?!"
"Hm. Memangnya kau mau Kyungsoo mati frustasi mengkhawatirkan ibunya jika harus menunggu lebih lama?"
Baekhyun tersenyum miris. Chanyeol benar-benar telah berubah.
"Begitu ya. Jadi bagimu lebih baik aku yang mati ya..."
.
.
.
"Chanyeol, aku mau membatalkan perjanjian itu. Kau tidak pernah membahagiakanku melainkan menyakitiku!"
"Cih. Baiklah, silahkan keluar dari rumahku. Kau akan menyesal Byun."
.
.
.
Baekhyun meringis kesakitan sambil memegangi dadanya yang bersimbah darah. Ia menatap Chanyeol sendu. Tidak percaya bahwa orang yang ia cintai akan melakukan semua ini.
"Aku kecewa... C-Chanyeol tega sekali pada Baekkie, hiks... Ugh"
Chanyeol menghentikan kegiatannya. Jantungnya berdegup keras. Ia menatap lekat mata Baekhyun yang terlihat begitu sendu dan terluka dengan air mata membasahi wajah manisnya.
"B-Baekkie?!"
.
.
.
"Selamat Chanyeol-sshi. Kau sudah membunuh Baekhyun."
"..."
"Kau bahagia bukan? Karena kini Kyungsoo kini begitu bahagia, Ibunya telah sehat kembali."
"Itu bukan urusanmu, brengsek."
"TENTU SAJA URUSANKU! KAU MEMBUNUH ORANG YANG KUCINTAI BAJINGAN!"
.
.
.
| 120 Days - Chapter 1 |
.
.
.
Sinar matahari pagi menerobos masuk melalui jendela kamar. Baekhyun mengerjapkan matanya karena terganggu akan sinar itu.
"Ugh," ia menggeliat di kasurnya. Enggan beranjak karena tempat itu terasa sangat nyaman.
Eh, sebentar.
Baekhyun meraba bagian kanan kasur. Lalu membuka matanya dan menghela napas panjang.
'Pantas saja kasur ini terasa luas. Dia sudah pergi.'
Raut wajah Baekhyun berubah sendu. Ugh, ia benci karena selalu mengalami hal ini setiap pagi.
Jam sudah menunjukkan pukul 7, Baekhyun harus bergegas agar tidak terlambat sekolah. Jadi dengan perasaan tak karuan, seperti biasanya, ia melangkah gontai ke kamar mandi.
.
.
.
Chanyeol mengernyit heran melihat Baekhyun. Namja mungil itu keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan dengan kepala tertunduk dan hampir menabrak kursi.
Lalu dengan spatula di tangan kirinya, ia menghampiri dan menepuk pundak Baekhyun dengan tangan kanannya.
"Kau kenapa, hm?" tanya Chanyeol lembut.
Baekhyun sedikit berjengit kaget dan mendongak menatap Chanyeol.
"Chanyeol? Tumben kau masih di rumah. Ada ap-
Oh! Apa kau memasak pancake strawberry untukku?!"
Baekhyun berubah ceria dan menghampiri meja makan. Di atasnya, terdapat sepiring pancake dengan topping selai dan buah strawberry. Sungguh menggiurkan Membuat mood Baekhyun kembali baik dan ingin memakannya.
Plakk
Sebelum sempat mencolek selai strawberry dengan telunjuknya, tepukan keras mendarat di tangannya.
"Yaa! Ini kubuat hanya untuk Kyungsoo!" Chanyeol membentak keras dan menarik piring berisi pancake itu.
Dada Baekhyun berdenyut perih mendengar ucapan Chanyeol. Matanya terasa panas. Ia mengusap tangan kanannya yang ditepuk keras oleh Chanyeol dan sedikit memerah.
"Mianhae...," gumam Baekhyun lirih sambil menundukkan kepalanya. Menahan air matanya. Ia tidak mau menagis dan disebut cengeng oleh Chanyeol.
Chanyeol diam saja dan fokus menyusun pancake strawberry untuk Kyungsoo ke dalam kotak bekal.
"Masih ada sisa bahannya di dapur. Ini spatulanya. Kau masak sendiri, ok? Aku berangkat duluan," Chanyeol berucap dingin dan meninggalkan spatulanya di meja makan. Lalu pergi.
Baekhyun menghela napasnya dalam-dalam.
"Ish! Berhentilah menjadi orang lemah, Byun."
.
.
.
Baekhyun tiba di sekolahnya dengan wajah lesu dan kelelahan.
Pasalnya, tadi pagi ia tidak berselera untuk sarapan karena Chanyeol. Dan setelahnya, ia harus mengejar bus yang biasa membawanya ke sekolah. Menunggu bus selanjutnya bisa membuatnya terlambat.
"Yaa, Baek. Kau kenapa?" tanya Kai teman sekelasnya saat namja mungil itu duduk di kursinya.
Baekhyun menggeleng pelan dan menenggelamkan wajahnya di atas kedua tangannya yang bertumpu di meja.
Kai yang melihat tingkah Baekhyun berdecak pelan. "Tidakkah kau bosan tiap pagi selalu begini, Baek?"
"Hm..."
"Sudahlah. Kurasa tidak ada gunanya bicara denganmu. Istirahatlah sebaik mungkin sebelum seonsaengnim datang, ok?" Kai mengusak puncak kepala Baekhyun lembut lalu kembali ke kursinya.
Baekhyun memejamkan matanya rapat-rapat. Ia benar-benar lelah dan ingin tidur.
Brakk
"Annyeoghaseyo, murid-murid!"
Ugh, gurunya datang. Baekhyun dengan terpaksa mengangkat kepalanya.
DEG
Matanya bertemu pandang dengan seorang namja tinggi berkulit pucat yang berdiri di samping seonsaengnim.
Dia...
"Nah ini dia teman baru kita. Oh Sehun, pindahan dari Busan. Perkenalkanlah dirimu, Sehun-sshi."
"Annyeong, namaku Oh Sehun," ucapnya singkat lalu sedikit membungkuk di depan kelas.
Jeritan para gadis terdengar. Melihat betapa keren dan tampannya sosok baru di kelas mereka itu.
Lee ssaem memukulkan penggaris di mejanya. Seketika kelas kembali tenang.
"Nah, Oh Sehun, kau bisa duduk di sana. Hanya itu kursi yang tersisa," ucap Lee ssaem sambil menunjuk kursi di sebelah Baekhyun.
Sehun mengangguk dan berjalan menuju kursi yang ditunjuk.
Baekhyun melirik Sehun yang sudah duduk di sampingnya.
"Hai Sehun-sshi, kita bertemu lagi," Baekhyun berbisik agar tidak didengar Lee ssaem.
Sehun mengeluarkan bukunya dan melirik Baekhyun. Lalu terkekeh kecil.
"Ya. Kita bertemu lagi, smurf."
Baekhyun mendengus mendengar kata 'smurf'. Lalu membuka bukunya dan mulai mencatat isi papan tulis yang sedang ditulis Lee ssaem. "Dasar albino jelek," balasnya kesal sambil mengerucutkan bibirnya imut.
Sehun terkekeh kembali. Lalu mengusak puncak kepala namja mungil itu dengan gemas.
"Sudah, belajar saja dengan baik, smurf."
"Iya, dasar teman dan tetangga baru yang menyebalkan."
Baekhyun dan Sehun terkekeh bersama. Terlihat begitu bahagia. Itulah yang dilihat oleh namja tinggi bermata bulat yang duduk di samping meja mereka.
"Bermesraan dengan namja lain. Berani sekali kau, Byun," geramnya dalam hati.
.
.
.
_To Be Continued_
Holaa! Ini ff yaoi pertamaku, lho!
Semoga ada yang membaca dan suka. Lalu berkenan memberikan review.
Well, aku tau ceritanya pasaran, dll. Tapi aku tetep bersikeras nulis ff ChanBaek yang genre begini. Karena apa?
KARENA KUCINTA CHANBAEK! Heuheu xD #plakk
Btw, lanjut gak nih? Kalo banyak peminat kulanjut hehe
P.S: Yang berminat baca ff lain karyaku, straight bisa mampir lywoofanfictionworld . wordpress . com (spasi dihapus)
Byeyoong~ sampai jumpa di chapter selanjutnya ^^
