Cuma Kamu

_D e n b e A y a s a k i_

Pairing : SasuNaru

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : AU, berantakan, abal dan banyak kesalahan karena saya masih newbie dan baru tahap belajar (_ _)

Read and Review Please ^^

SELAMAT MEMBACA!

7 tahun yang lalu..

"Hei apa yang kalian lakukan pada Sasuke? Jangan bisanya mengganggu anak yang lebih muda dari mu! Kalau berani ayo lawan aku!" tantang seorang gadis kecil berambut pirang pada anak lelaki bertubuh gendut di depannya.

"Lagi-lagi anak ini yang muncul. Hei Sasuke, ternyata kamu lemah sekali sampai-sampai harus dilindungi oleh anak cewek. Ckck memalukan!"

Gadis kecil itupun kesal dan dengan sekuat tenaga ia tendang batu yang ada didekatnya ke arah kening si bocah gendut.

"Jangan menjelekkan Sasuke didepanku!"

Si bocah gendut yang kesakitan akibat terkena batu akhirnya mulai menjauhi gadis pirang itu dengan geram. Kini si gadis pirang menghampiri anak lelaki yang tengah menundukkan kepalanya. Bocah itu menyembunyikan wajahnya agar gadis tersebut tidak melihatnya menangis. Terlebih lagi menangis hanya karena didorong saat berlari dan terjatuh diantara kerikil dan pasir.

"Tidak apa-apa Sasuke, anak itu sudah pergi. Huuh menyebalkan sekali dia sampai mengataimu macam-macam. Astaga lututmu berdarah! Ayo ku antar pulang!"

"Te-terima kasih, Naruto."

Gadis tersebut membalasnya dengan senyuman dan mengulurkan tangannya pada Sasuke, bermaksud untuk menggandeng tangan Sasuke. Meski agak sedikit pincang, dengan sabar Naruto menuntun Sasuke untuk pulang ke rumahnya.

"A-aku berjanji, akan menjadi lelaki kuat yang bisa melindungimu, Naruto.."

"Jangan beraninya sama perempuan, Banci! "

"Merepotkan. Minggir sana! Aku tidak punya waktu untuk meladeni mu, bocah ingusan!"

Seorang pria berkuncir tiba-tiba saja menyerang Sasuke dengan gerakan cepat, mulai menendang dengan kakinya yang besar hampir mengenai perut Sasuke. Sasuke yang sudah ahli dalam bela diri langsung saja menghindar dan berpindah ke belakang pria tersebut. Tendangan keras dari Sasuke mendarat di punggung pria itu yang mengakibatkan ia jatuh tersungkur ke tanah. Belum puas, Sasuke pun menginjak tangan pria itu agar ia jera dan segera pergi. Benar saja, karena kesakitan akhirnya pria itu pergi juga.

"Pergi sana dasar payah!"

Sasuke mengambil tasnya yang terjatuh dan mulai menghampiri seorang gadis yang tadi ia bela. Gadis itu hanya diam dan menunduk sambil memegangi pipi kirinya. Sasuke meraih tangan itu dan melihat pipi sang gadis yang terlihat merah. Pasti pria tadi menamparnya dengan keras. Dengan lembut tangan Sasuke mengusap pipi itu. Merasa ada tangan hangat yang menyentuh pipi kirinya yang sedikit nyeri, gadis itu mendongak menatap anak lelaki di hadapannya.

"Kamu tidak apa-apa kan, Dobe?"

"E-eh uh tentu saja aku tidak apa-apa! Jangan khawatirkan aku!" Naruto jadi sedikit salah tingkah ketika mendapati sepasang mata Onyx sedang menatapnya dengan intens. Ditambah lagi dengan tangan Sasuke yang masih mengusap-usap pipinya lembut, membuat wajah Naruto sedikit terhiasi rona merah.

"Seharusnya aku yang bertanya, apa kamu terluka? Kenapa sampai berkelahi sih? Aku kan bisa mengatasinya sendiri, Teme."

"Dasar bodoh! Mana bisa kamu melawan pria tadi. Tenaganya lebih besar dari mu, tahu!" Sasuke menjitak kepala Naruto, kesal dengan gadis yang keras kepala ini. Selalu menganggap dirinya kuat dan mampu untuk melawan siapa saja. Bukannya Sasuke meremehkan, ia tahu bahwa Naruto adalah gadis yang kuat tapi pria tadi memang bukan lawan yang sebanding untuk Naruto. Pria tadi terlalu kasar dan tentunya sebagai laki-laki, Sasuke harus melindungi Naruto.

"Uuh sakit, Teme! Aku bisa kok menjaga diriku sendiri." Naruto tidak mau kalah argumen dengan Sasuke. Ia tetaplah gadis tomboy yang kuat dan pasti bisa menjaga dirinya sendiri, tidak cengeng, dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Terlebih lagi Sasuke.

"Jangan bawel. Aku kan sudah berjanji akan melindungi mu. Ijin kan aku untuk selalu ada disamping mu dan menjagamu setiap hari, Dobe."

Mendengar perkataan Sasuke yang tulus itu, spontan Naruto langsung memalingkan wajahnya. Ia merasa udara begitu panas disekitar wajahnya. Jantungnya berdetak kencang dan tidak karuan. Ada perasaan hangat dan senang menyertainya saat ini. Tidak mau ketahuan mukanya memerah, Naruto segera bangkit dan berkata bahwa ia ingin segera pulang karena hari sudah sore. Dengan cepat ia mulai berjalan ke arah jalan pulang. Sasuke yang bingung dengan perubahan sikap Naruto langsung menyusul di belakangnya.

Naruto POV

Hai semua! Aku Naruto Uzumaki. Murid kelas 1 Konoha High School. Gadis tomboy dan berkuncir ekor kuda dari keluarga sederhana yang selalu ceria, semangat, pemberani, dan kuat. Sejak kecil Ibu mengajarkan ku untuk tidak mudah menangis dan selalu membantu orang selama aku mampu. Rambutku pirang dan mataku berwarna biru cerah. Aku termasuk anak yang ramah dan mudah bergaul, jadi aku memiliki banyak teman. Dan teman terbaikku adalah Sasuke Uchiha. Sejak SD kami selalu bersama sampai sekarang. Aku masih ingat, dulu aku yang melindungi Sasuke. Sebetulnya ia tidak lemah, hanya saja dulu ia sering dilarang main keluar rumah oleh ibunya. Jadi saat bermain di luar dan ia terluka atau dijahili ia hanya bisa menangis hihi lucu juga. Dulu ia terlihat culun, lemah, dan polos, tapi sekarang ia tumbuh menjadi cowok yang tampan, pintar, dan kuat. Terlebih lagi ia adalah anak Taekwondo. Banyak sekali fangirls-nya karena Sasuke adalah cowok tertampan di sekolah! Aku senang sekali ia tidak pernah menjauhi ku meski kini ia populer. Yah karena aku hanya gadis yang biasa-biasa saja sih.

Ku beri tahu sebuah rahasia. Sebenarnya aku suka sama Sasuke! Dan aku belum berani untuk mengutarakan perasaan ku ini. Aku takut nantinya akan merusak persahabatan ku dengannya. Entah sejak kapan, perasaan kagum itu berubah menjadi rasa suka. Sasuke adalah cinta pertama ku. Ku harap ia juga menyukai ku. Ge-er memang, tapi mengingat perkataannya tadi sore sepertinya ia memberi sinyal bahwa ia juga menyukai ku. Haaah semoga itu memang kenyataan ya hahaha..

Aku selalu tampil ceria di hadapan tema-teman, apalagi Sasuke, walau kini ada masalah yang melanda keluarga ku. Ayah terlibat hutang dan masih belum bisa untuk melunasinya. Apa kalian ingat pria berkuncir yang berkelahi dengan sasuke tadi? Ia adalah orang suruhan yang akan menagih hutang pada ayah. Aku sedih juga melihat Ayah bekerja keras untuk membayar hutang serta membiayai ku dan Ibu. Ayah juga sering sakit sekarang, membuat ku dan iIbu khawatir. Mungkin sekarang saatnya aku mencari pekerjaan sampingan untuk meringankan beban Ayah dan Ibu.

TOK TOK TOK

Ah itu pasti Ibu, ada apa ya malam-malam begini ke kamar ku?

"Ada apa, Bu?"

"Naru-chan kenapa belum tidur?"

"Belum ngantuk. Ada apa sih?"

"Minggu depan kita pindah ke desa ya, Naru-chan. Kita akan tinggal bersama kakek. Ayah dan Ibu akan bekerja disana. Kamu juga akan sekolah disana."

Aku tentu saja kaget mendengar hal itu. Kenapa mendadak sekali? Aku tidak mau!

"Apa karena hutang? Bukannya bekerja di kota akan lebih mudah mendapatkan gaji besar dari pada di desa?"

"Hutang kita sudah lunas."

"Bagus kan? Kenapa kita harus pindah bersama kakek, Bu?"

"Yang melunasi hutang kita adalah keluarga kaya di desa pemilik perkebunan tempat Kakek mu bekerja. Kita harus balas budi, Naru-chan. Kakek juga sudah mulai tua, taka da salahnya kan kalau kita merawatnya juga? Beliau pasti senang dengan kehadiranmu di rumahnya nanti."

Sesungguhnya aku berterima kasih kepada keluarga yang baik hati itu karena mau membantu keluarga kami. Tetapi, kalau harus berpisah dari teman-teman aku tidak mau. Ehm apalagi berpisah dari Sasuke tentunya.

"Ibu harap kamu mengerti ya. Selamat tidur." Ibu mengusap kepala ku dan mencium kening ku. Kemudian Ibu langsung keluar kamar dan meninggalkan aku yang sedang termenung.

Jadi, aku harus bagaimana?

Selesai juga chapter pertama

Semoga lanjut ke chapter kedua ^^

Minta kritik dan sarannya juga dong kalo masih ada yang salah

#nyadar masih banyak kekurangan u,u

Read & Review Minna! Arigatou~