Disclaimer : I do not own. But my story, by viananeesan.

Story by viananeesan 'real'

Mature content in the next chapter :) Maybe :v


Chapter 1 : Meet Her.

Seorang gadis berambut Indigo tengah duduk santai dibawah pohon, sambil memegang erat bukunya. Dia juga mengamati orang-orang disekitar situ ; ada yang sedang bermain bola, menikmati makan siang dan lain-lain.

Hanya itu lah yang bisa Hinata lakukan, selain diam, dan diam. Dia memang dikenal sebagai anak pendiam seantero Konoha Gakuen. Dia adalah anak dari Direktur perusahaan terkenal di Jepang maupun manca negara yang bernama Hyuuga Hiashi. Sedangkan ibunya adalah orang Perancis bernama Caroline, yang sekarang berganti nama menjadi Hyuuga Caroline. Walaupun dia seorang gadis pendiam, namun dia sering membawa Konoha Gakuen dengan ahli melentikan jarinya di atas tuts-tuts piano ke festifal-festifal atau konser-konser nasional maupun internasional. Selain itu juga, dia sering kali maju dalam olimpiade seperti Fisika, Biologi atau Kimia, karena dia memang sangat ahli dalam pelajaran seperti itu. Namun, yang paling menonjol dari Hinata adalah permainan pianonya yang bagaikan Beethoven. Keluarganya yang terkenal dan Hinata yang jago bermain piano dan tak lupa berulang kali maju ke olimpiade-olimpiade sains untuk mewakili Jepang, seringkali wajahnya tampil di televisi dan majalah.

Kekurangan Hinata adalah, tidak mudah bergaul dan rendah diri. Dia rendah hati, tapi dia juga rendah diri. Dia selalu minder pada teman-teman seangkatannya yang populer akan kecantikannya dan badannya yang bagus. Tidak seperti Hinata, dia tidak menarik seperti yang lain, kulitnya sepucat mayat, dan tak lupa matanya yang aneh dan menyeramkan menambahkan kesan tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya pertama kali, dan memang belum mengenal Hyuuga. Hinata selalu memakai seragam satu ukuran dari badannya. Jadi, rok yang mencapai lutut, dan blazer yang kebesaran itu membuat Hinata terlihat seperti gadis, kutu buku tanpa kacamata dan kawat gigi.

Tapi itulah dia. Dia memang seorang gadis kutu buku, tanpa kaca mata tentunya. Dia suka membaca buku, apalagi yang berunsuran musik. Seperti buku yang saat ini dia pegang dan genggam erat. Dia baru saja meminjam buku lagu-lagu klasik khusus permainan piano. Walaupun Hinata sudah berkali-kali meminjam buku tersebut, dia tak pernah bosan untuk meminjamnya lagi dan lagi.

Hinata sekarang berjalan ke arah koridor sekolah. Mungkin dia sudah bosan dengan melihat-lihat ditaman. Tempat manakah yang akan ditujukan oleh sang gadis Hyuuga?

Yap! Dia akan ke ruang musik!

Karena, dia adalah anak yang jago dalam bidang musik, tentu saja sekolah akan memperbolehkannya meminjam alat musik piano sesuka hati Hinata. Hinata berjalan dengan langkah anggun dan tenang melewati kerumunan orang banyak, yang menatapnya kagum. Sungguh, Hinata sangat risih dengan pandangan yang seperti itu. Maka dari itu, Hinata akan menundukan kepalanya, menutupi wajahnya dengan poni ratanya.

Akhirnya Hinata sampai di ruangan musik tersebut. Yang pertama kali Hinata cari adalah, piano! Ya piano putih itu adalah tujuan Hinata saat ini. Hinata berjalan mendekat kearah piano tersebut, lalu duduk manis dan memposisikan pantatnya agar nyaman saat bermain piano.

Hinata akan mengiringi lagu Symphony No. 5 in C minor karya Ludwig van Beethoven

Saat Hinata memulai lagunya, pintu musik yang tadi Hinata tutup, tiba-tiba saja terbuka dan menampakan seorang paling populer seantero Konoha Gakuen. Sebenarnya bukan Konoha Gakuen saja, dia cukup tenar dimana-mana. Cukup melihat mata hitam onyx dan rambut yang mencuat kebelakang, orang-orang sudah tau, bahwa dia adalah..

Uchiha Sasuke.

Anak bungsu dari Uchiha Fugaku dan, Mikoto Uchiha. Saudaranya Uchiha Itachi, adalah mahasiswa di Universitas tertua berbahasa Inggris yaitu, Universitas Oxford. Berkat kemampuan otaknya yang dapat menghitung cepat dan IQ yang diatas rata-rata, Itachi dapat mendapatkan beasiswa ke Oxford.

"Maafkan aku, kukira ruangan ini sedang kosong" Ucap Sasuke, dengan nada datar.

Hinata yang merasa tidak enak karena, membuat seseorang menunda permainan musiknya karena dirinya. Hinata merasa, tidak enak pada pemuda ini, lalu dia berkata, "U-Uh, Maaf Uchiha-san, s-sekarang a-aku akan k-keluar" Ujar Hinata seraya menundukan kepalanya, dan berdiri mengambil bukunya, lalu keluar dari bangku khusus piano tersebut.

Sasuke yang melihat reaksi Hinata, hanya menaikkan sebelah alisnya menandakan ; dia bingung.

"Mau kemana?" Ujar Sasuke seraya memegang tangan Hinata yang hendak keluar.

Hinata yang tiba-tiba tangannya dipegang oleh Sasuke, tiba-tiba saja jantungnya memompa lebih cepat. Tentu saja wajahnya sudah memerah,

"U-Uchiha-san, m-maaf a-aku mau ke k-kelas" Ujar Hinata tergagap.

"Kau, Hyuuga Hinata yang pianis itu 'kan?" Ujar Sasuke menatap lekat mata amethyst milik Hinata.

"A-Ah" Ujar Hinata yang tidak dapat berbicara lagi, karena tangannya yang terus dipegang oleh sang bungsu Uchiha.

"Kau terkenal, tapi tak pernah kulihat bagaimana orangnya" Ujarnya seraya mempererat cengkraman tangannya pada Hinata.

"S-Sakit, S-Sakit" rintih Hinata menandakan bahwa dia ; kesakitan.

"Kau kelas dua belas apa?" Ujar Sasuke yang tidak mengindahkan rintihan Hinata.

"d-dua b-belas A" Ujarnya tergagap sambil menahan sakit cengkraman dari Sasuke.

"Hah, kelas unggulan. Kau populer, tetapi tidak populer" Ujarnya lalu melepaskan cengkraman tangannya dari Hinata. Hinata yang merasa tangannya sudah tidak dicengkram lagi oleh sang bungsu Uchiha, cepat-cepat ambil ancang-ancang untuk lari.

Namun sayang, bahu 'nya tiba-tiba saja ditarik kebelakang, sehingga Hinata kembali masuk kedalam ruangan tersebut, dan tentunya bersama si pemuda Uchiha ini.

"Kau mau kemana?" Ujarnya dengan tatapan sekaligus nada yang sedikit menyeramkan. Hanya sedikit.

"A-A-Aku, m-mau k-kelas" Ujarnya yang tergagap karenana ketakutan, akibat pandangan Sasuke yang menyeramkan.

Tanpa Ba-Bi-Bu, Sasuke langsung menghipit tubuh Hinata ke tembok sebelah pintu. Jadi, Hinata tidak bisa bergerak akibat kungkungan dari sang pemuda ini.

"A-Apa y-yang k-kau l-lakukan?!" Ujar Hinata sedikit panik, dengan posisi nya saat ini.

Setelah Sasuke, menatap Hinata lekat-lekat dan memperhatikan dari atas sampai bawah, dia mengendurkan kungkungannya.

"Kembalilah ke kelasmu" Ujarnya lalu melangkah pergi, meninggalkan Hinata sendirian di dalam ruangan yang penuh alat musik tersebut.

Hinata mengelus-elus tangannya yang sedikit memar akibat cengkraman dari Sasuke tadi. Tapi, yang Hinata pikirkan sekarang adalah kata-kata Populer tapi tidak populer tadi. Kata-kata itu sangat ambigu bagi Hinata. Apa mau si pemuda itu pada Hinata?

.


Hinata sekarang berada di mansion megah 'nya. Dia cepat-cepat naik ke kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya serta pikirannya. Hinata begitu lelah, karena pemuda Uchiha ini selain membuat tangannya memar, sekaligus membuat pikirannya terombang-ambing. Selamat Uchiha Sasuke! Anda telah membuat Hinata menjadi seseorang pemikir keras hanya dengan kata-kata ambigu 'mu itu.

"Hinata-chan, Okaerinasai" Ujar wanita paruh baya kepada seorang gadis berambut Indigo.

"Arigatou Okaa-san" Ujar Hinata lalu membukukkan badannya.

"Bersiaplah hari ini kita akan bertemu dengan teman Otou-san" Ucap wanita paruh baya itu, yang diketahui Ibu Hinata.

"Ya aku sudah tahu. Siapa sih yang akan dijodohkan denganku?" Tanya Hinata dengan nada penuh tanda tanya.

"Nanti kau akan tahu sendiri. Sebaiknya, kau bersiap-siap" Ujar sang Ibu dengan senyumannya yang hangat.

"Huh, baiklah" Setelah mengucapkan itu, Hinata naik kelantai atas untuk pergi kekamarnya.

.


"Kau tahu siapa yang akan dijodohkan denganmu?" Ujar sang kepala keluarga kepada seorang pemuda yang tengah berkutat dengan gadget nya.

"Ya Otou-san, aku tahu" Ujar Sasuke cepat dan dingin.

"Sebaiknya kau bersiap-siap" Ujar sang kepala keluarga tak kalah dingin.

"Hn" Setelah itu Sasuke menaikki tangga untuk pergi kekamarnya.

Dia memasuki kamar yang beraura biru tua. Sasuke cepat-cepat pergi ke arah lemarinya untu mengambil pakaian yang akan dipakai ke acara itu. Mungkin kalau buka untuk dijodohkan dengan gadis 'itu', acara ini sangat membosankan. Karena, ia akan dijodohkan dengan gadis 'itu' dia rasa acara ini beribu-ribu kali lipat menyenangkan. Lalu Sasuke, mengambil kemeja hitam, dan jas yang sama berwarna hitam. Dia akan memakai pakaian itu untuk ke acara tersebut.

"Pianis" Gumamnya seraya tersenyum tipis.

"Populer, tapi tidak populer" gumamnya sekali lagi.

Saat Sasuke sedang senyum-senyum sendiri di depan cermin. Tiba-tiba saja ada suara baritone, yang menginstrupsi kegiatan Sasuke.

"Kau kenapa Baka Otoutou?" Ujarnya seraya menyenderkan tubuhnya ke kusen pintu kamar Sasuke.

"Baka Aniki! Sedang apa dikamarku?!" Ucap Sasuke, dengan sedikit malu meskipun tidak tergagap.

"Aku baru pulang dari Oxford, tapi kamu malah menggunakan nada seperti itu pada Aniki 'mu?" Ujar Itachi dengan senyum mengejek.

"Heh, Okaerinasai Aniki 'ku yang ter- bodoh" Ujar Sasuke dengan nada yang dibuat-buat.

"Ch, aku jadi jijik mendengar nada suaramu tadi" Ujar Itachi dengan nada membosankan.

"Ck" Sasuke mendecak kesal, karena saat ini dia dalam mode serba salah.

"Oh ya, kenapa kau senyum-senyum sendiri. Seperti orang gila" Ujar Itachi dengan senyum jahilnya.

"Sudahlah, aku mau kebawah" Ujar Sasuke lalu pergi melewati kakanya, dan pergi menuruni tangga.

"Baka Otoutou" Ujar Itachi lalu pergi ke ruangan disamping kamar tersebut. Ruangan tersebut adalah kamar milik Itachi.

.


Saat ini keluarga Hyuuga sudah sampai di Shibuya Excel Hotel Tokyu. Hotel tersebut adalah hotel sangat elit di kota Tokyo ini. Hotel ini biasanya dipakai untuk konferensi perusahaan atau acara perusahaan. Dan satu hal lagi, hotel ini adalah hotel favorit milik keluarga Hyuuga. Karena, perusahaanya adalah donatur pembangunan hotel elit ini.

Sekarang keluarga Hyuuga tengah menaikki lift untuk pergi menuju lantai tiga puluh. Yap! Lantai tiga puluh itu adalah lantai khusus untuk rapat dan sebagainya. Namanya saja sudah Hanazono's Conference, sudah jelas bahwa lantai tersebut digunakan untuk acara-acara penting dan khusus untuk petinggi-petinggi seperti mereka.

Sekarang mereka sudah sampai di lantai tiga puluh, dan disambut oleh pelayan dengan rambut hitam yang disanggul.

"Hyuuga-sama, ada yang bisa saya bantu?" Ujarnya dengan membungkuk singkat, dan berbicara seformal mungkin.

"Kami sudah bocking tempat" Ujar kepala keluarga dadah.

"Atas nama Hyuuga?" Ujar pelayan seformal mungkin.

"Ya" Ujarnya singkat. Lalu sang pelayan berjalan didepan keluarga mereka.

.

"Ne, Ne, Hinata-nee kira-kira siapa yang akan dijodohkan denganmu?" Ujar Hanabi sedikit berbisik-bisik kepada Hinata,

"Aku tidak tahu Hanabi-chan" Ujar Hinata yang dibalas dengan bisikan, bahkan bisikannya lebih pelan.

"Kira-kira siapa ya?" Ujar Hanabi.

"Sudah sampai tuan" Ujar sang pelayan, yang membuat kakak-beradik itu kembali terdiam.

"Okaa-san?" Ujar Hanabi yang sekarang sudah duduk di meja makan bundar tersebut.

"Ya, Hanabi-chan?" Ujar sang ibu dengan senyuman manis.

"Yang akan dijodohkan dengan Hinata-nee, dari keluarga mana?" Ujar Hanabi dengan penuh tanda tanya.

"Dari keluarga-" Ucapan sang Ibu terpotong karena,

"Fugaku!" Ucapan kepala keluarga seraya berteriak kepada seorang pria paruh baya yang wajahnya terlihat tegas.

"Hiashi!" Jawab pria itu yang diketahui bernama Fugaku itu, langsung merangkul tubuh Hiashi.

Setelah mereka selesai saling merangkul, Fugaku yang menjabat sebagai direktur Uchiha Inc dan kepala keluarga Uchiha.

"Hiashi, akan kukenalkan siapa yang akan dijodohkan dengan anakmu" Ujar Fugaku seraya duduk dikursi dan diikuti oleh keluarganya.

Hinata menatap lekat seorang pemuda yang ada didepannya. Pria berambut raven, dan bermata onyx yang menatap Hinata dari atas sampai bawah. Hinata tahu, dia tidak memakai gaun yang limited edition karena, dia memang bukan seorang yang fashionable.

"Ini anak bungsuku, yang akan dijodohkan dengan putri sulungmu. Dia adalah Uchiha Sasuke" Ujar Fugaku dengan suara tegas.

Sontak mata amethyst Hinata terbuka lebar. Ia tidak percaya apa yang didengarnya saat ini. Ini mimpi 'kah? Diujung sana Sasuke, terlihat santai-santai saja dan tidak terlihat panik sedikitpun. Ya, dia memang sudah mengetahui dengan perjodohan ini.

"Watasi wa, Uchiha Sasuke desu. Yoroshiku" Ujarnya seraya berdiri dari tempat duduknya lalu membukuk sedikit.

"Perkenalkan dirimu, Hinata" Ujar Hiashi kepada Hinata.

"watasi wa, Hyuuga Hinata. Yoroshiku desu" Ujarnya seraya berdiri dan membukukan badannya.

"Baiklah kalian sudah memperkenalkan diri, lebih baik kita memesan" Ujar Hiashi lalu di jawab anggukan oleh Fugaku yang artinya setuju.

'Tuhan, mimpi apa aku semalam?' Batin Hinata dalam hati.

.


Hinata memesan makanannya, begitu juga Sasuke. Hinata makan dalam diam, dan tidak ingin mendongakkan kepalanya. Karena, apabila dia mendongakkan kepalanya, pasti akan berpapasan dengan si bungsu Uchiha itu. Dan dia juga merasa, kalau si bungsu Uchiha itu menatapnya lekat-lekat.

"Hinata-chan, mau berdansa denganku?" Ujar Sasuke yang sepertinya sudah selesai makan.

Semua pandangan sudah tertuju pada Hinata dan Sasuke. Mereka menunggu jawaban dari gadis indigo ini. Hinata bingung apa yang harus dia lakukan? Menerima tawaran itu? yang benar saja, dia bahkan belum mengenal dengan Sasuke. Apabila dia menolaknya, dia akan mempermalukan keluarganya. Sekaranglah, Hinata yang dalam mode serba salah.

"Umm, B-Baiklah" Ujar Hinata lalu berdiri dari tempat duduknya.

Lalu tangan kanannya sudah ditarik lembut oleh si bungsu Uchiha. Sebelumnya Hinata menatap keluarganya terlebih dahulu. Ibunya tersenyum manis, Ayahnya tersenyum tipis. Dan Hanabi, tersenyum jahil. Oh Tuhan, ini sangat memalukan!

"Kenapa kau begitu gugup Hinata?" Ujar Sasuke, yang tangannya sudah berada di pinggang Hinata.

"U-Uchiha-san!" Ujar Hinata kaget, karena tiba-tiba dia sedekat ini dengan Sasuke.

"Hey, nanti kau juga Uchiha" Ujar Sasuke, dengan seringaian bertengger apik di wajah tampannya.

Lalu Sasuke, mengiring kedua tangan Hinata ke pundak Sasuke. Tentu, Hinata tidak membantah. Jika membantah, bisa-bisa tangannya remuk karena genggaman Sasuke yang sekuat baja.

Lalu Sasuke, kembali menaruh tangannya ke pinggang ramping Hinata. Dan mereka menikmati lagu tersebut.

"Hobi 'mu apa?" Ujar Sasuke ditengah-tengah dansanya bersama Hinata.

"Membaca buku, bermain piano, mendengarkan musik, banyak sih" Ujar Hinata yang tidak gugup sedikitpun.

"Begitu?" Ucap Sasuke.

"Kalau denganmu?" Tanya Hinata pada Sasuke.

"Aku suka baca komik, mendengarkan lagu juga suka, hangout?" Ucap Sasuke.

"Kau suka hangout?" Ujar Hinata menatap mata onyx Sasuke.

"Ya, itulah yang biasa orang populer lakukan" Ujarnya seraya menyeringai kearah Hinata.

"Ah iya, aku ini tidak populer tapi banyak mengetahui diriku" Ujar Hinata seraya tersenyum kearah Sasuke.

Sasuke tertegun melihat senyuman malaikat ini. Senyumannya begitu menenangkan pikirannya. Dia merasa,

Nyaman.

"Ya, itu berarti kau populer tapi tidak populer" Ujar Sasuke dengan seringaian yang semakin lebar.

"Kata-kata itu ambigu sekali" Jawab Hinata, dengan senyuman yang sedikit memudar.

"Nanti kau akan tau sendiri" Ujar Sasuke.


A/N : Ini fic pertama aku dengan pairing SasuHina. Ini sudah aku revisi, dan mungkin sedikit gaje. Aku sebenernya gak tahu menahu tentang piano. Soalnya aku ini jagoan dalam gitar klasik -_- *gak nanya. Kalau ada yang salah dalam nama lagu, atau nama penciptanya aku minta maaf, karena aku tidak terlalu jago dalam piano. Dan mobil, aku juga sama sekali gak jago. Hanya beberapa merk mobil yang aku tahu, kaya lamborghini, ferarri, land rover, de el el. Kalau ada istilah yang salah, review aja. Dan yang nunggu sequel dari 'Dont Go Away' nanti ku undur. wkwkwk

Thanks for reading.

viananeesan