Akashi Seijuuro adalah pemilik perusahaan Akashi Corp dan Kuroko hanya seorang pegawai paruh waktu di sebuah toko bunga dari banyaknya toko penjual bunga yang ada di pusat kota.
.
.
Suatu hari terjadi masalah di dalam perencanaan acara ulang tahun perusahaan, bunga yang seharusnya di pesan se bulan yang lalu namun pada kenyataannya belum di pesan oleh pihak panitia penyelenggara, Akashi yang mengetahuinya langsung bertindak cepat.
Di karenakan acara yang di laksanakan adalah besok lusa jadi Akashi sendirilah yang harus tejun kelapangan di temani oleh sekertaris pribadinya Midorima Shintaro, ia mengelilingi pusat kota untuk mencari toko yang mau menerima pesanannya, namun sayang di karenakan berdekatan dengan hari natal banyak yang menutup tokonya kecuali satu, ya tempat di mana Kuroko Tetsuya bekerja.
.
.
Seirin Flower Shop.
"Permisi" Ucap pria berambut emerald dengan menaikan bingkai kaca matanya melangkah pelan memasuki toko di ikuti oleh pria berambut crimson di belakangnya.
"Maaf ada yang bisa saya bantu" Ucap pria berambut baby blue dari belakang mereka membuat Akashi dan Midrorima terkejut bukan main, bahkan Akashi pun tak menyadari keberadan Kuroko di belakangnya tadi.
"Dari kapan kau ada di belakang kami nodayo?" Ucap Midorima hampir menjatuhkan lucky itemnya hari ini sedang Akashi hanya menatap Kuroko dengan mata heterokrom yang terbuka.
"Sedari tuan memasuki toko ini" Ucap Kuroko pelan.
"Bisakah kami melakukan pemesanan rangkaian dekorasi mawar merah untuk 100 meja" Ucap Midorima menghadap Kuroko.
"Di ambil tanggal?" Ucap Kuroko sedikit terkejut karena tak biasanya toko ini yang terbilang toko bunga biasa mendapatkan pesanan sebegitu banyaknya.
"Lusa" Ucap Akashi dengan suara bariton yang mengintimidasi.
"Eh?" Kuroko mulai melirik si pria yang berambut crimson tadi.
'100 rangkaian bunga, dalam 2 hari?
Bagaimana bisa aku mengerjakannya?
Kagami-kun dan Aomine-kun pemilik toko ini tapi yang bekerja adalah aku seorang, bahkan selama beberapa hari ini Kagami-kun dan Aomine-kun sangat sibuk dengan pekerjaan utama mereka walau aku tak tahu di mana mereka bekerja tapi bagaimana aku menangani pesanan sebegitu banyaknya seorang diri?
Apa aku minta bantuan Ogiwara-kun?' Ucap Kuroko dalam hati.
"Shintaro ayo kita cari toko lain, mana mungkin toko kecil seperti ini bisa menangani pesanan perusahaan" Ucap Akashi menatap sinis toko yang di tangani Kuroko ini, membuat si pemilik wajah datar di depan mereka berdua kesal bukan main.
"Bisa!" Ucap Kuroko dengan wajah sedikit kesal karena tempat ia bekarja harus di rendahkan oleh orang yang bahkan belum di kenalnya. Akashi langsung memandang Kuroko tajam.
"Benarkah? Toko ini bisa menangani pesanan perusahaan kami nodayo?" Ucap Midorima mulai mendekati Kuroko.
"Tolong tulis atas nama siapa?
Bunga mawar warna apa
No yang bisa di hubungi
Dan tanggal serta jam di ambilnya?" Ucap Kuroko menyerahkan buku pesanan consumen.
Lalu tanpa panjang lebar Midorima langsung mengisi semua data yang di butuhkan, dan memberikan kartu nama sebagai tanda bukti.
"Atas nama Midorima Shintaro, untuk perusahaan Akashi Co-Corp?" Kuroko yang membawa nama perusahaannya baru sadar nama Akashi tidak lah asing baginya.
"Ano apa ada yang salah nodayo?" Ucap Midorima melihat reaksi aneh Kuroko, begitu pula Akashi merasa aneh dengan si pelayan toko bunga ini setelah menenggal nama perusahaan yang di pimpinnya itu.
"Ah tidak, saya Kuroko. Hanya Kuroko" Ucap Kuroko menyembunyikan nama lengkapnya.
"Shintaro, urusan kita sudah selesai jadi sebaiknya kita kembali ke kantor" Ucap Akashi mulai melangkah keluar di ikuti Midorima.
"Terima kasih sudah berkunjung" Ucap Kuroko datar.
.
.
.
Sore hari pria berambut merah dengan gradasi hitam dan pria berambut navy blue, memasuki toko dengan santainya. Entah kebetulan atau takdir tengah mempermainkan Kuroko kebetulan hari itu Kagami dan Aomine berkunjung ke toko.
"Tetsu, bagaimana keadaan toko?" Ucap pemuda berambut navy blue sambil mengorek kupingnya dengan jari kelingking.
"Yo, Kuroko" Ucap pria berambut merah gradasi hitam menyerahkan sebuah bingkisan makanan.
"Okaeri, Aomine-kun Kagami-kun" Ucap Kuroko menerima bingkisan.
"Sepertinya kau memiliki banyak pesanan Tetsu?" Ucap Aomine melihat kertas dan pita di dalam toko beserta tangkai tangkai bunga mawar yang sudah terpotong masih berserakan di atas meja.
"Ah ya, 100 rangkaian bunga untuk lusa" Ucap Kuroko tanpa ekspresi yang berarti.
"A-Apa? Aku bantu, katakan apa yang harus ku lakukan? Kuroko" Ucap pria yang di panggil Kagami itu setelah meletakkan jaket nya.
"Aku juga akan membantu jadi sebaiknya makanlah dulu" Ucap Aomine mengusap kepala Kuroko lembut.
"Baiklah" Ucap Kuroko.
.
.
.
Hari sudah menunjukan pukul 11 malam namun pesanan yang di kerjakan baru selesai 1/4 nya saja.
"Tetsu, ini sudah larut sebaiknya kau istirahat dulu. Besok aku dan Kagami akan membantu lagi setelah kami pulang kerja" Ucap Aomine melihat Kuroko yang masih serius mengerjakan rangkaian bunganya.
"Emp kau benar Aomine-kun" Ucap Kuroko mengiyakan, diapun merapihkan alat alat yang berserakan setelah Aomine dan Kagami pulang.
.
.
Satu-satunya pegawai Toko Bunga Seirin ini adalah Kuroko Tetsuya. Kuroko Tetsuya sebenarnya kabur dari rumah karena suatu alasan, dan kini tinggal di lantai atas toko bunga yang pada dasarnya milik Aomine dan Kagami dahulu. Awalnya mereka ingin menutup toko mereka ini karena Kagami sudah bekerja sebagai chef di suatu restoran bersama dengan kakaknya dan Aomine sudah menjadi pegawai dengan jabatan di suatu perusahaan terkemuka di pusat kota ini, namun Kuroko meminta mereka agar jangan menutup toko sebagai gantinya, ialah yang akan meneruskan usaha milik Kagami dan Aomine ini, semua pengeluaran dan pendapatan ia tulis dan uang laba bersihnya ia bagi untuk Aomine dan Kagami sebagai uang sewa karena ia di perbolehkan tinggal di toko mereka ini.
.
.
.
Dengan atas bantuan Aomine dan Kagami pesanan 100 rangkaian bunga mawar pun selesai, tepat 3 jam sebelum pesanan di ambil oleh Midorima dan Akashi.
"Kuroko kami datang mau mengambil pesanan 100 rangkaian bunga mawar nodayo" Ucap Midorima di ikuti Akashi dari belakang.
"Ah Midorima-kun, pesanannya ada di meja sebelah sana" Kuroko menunjukan pesanan rangkaian bunga yang sangat cantik begitu rapih dan elegant cukup membuat si pemilik mata heterokrom memiliki kesan untuk pemuda berambut baby blue di depan mereka ini.
"Ano Kuroko? Apa kau baik-baik saja, kau tampak sangat pucat nodayo?" Ucap Midorima membuat Akashi sedikit kesal karena ia membahas hal di luar pekerjaannya mengambil bunga pesanan untuk perusahaan mereka.
"Ah, ini anemia kurasa, sudah biasa Midorima-kun, dan Ini adalah bil total semua harga bunganya" Kuroko memberikan sebuah kertas panjang bertuliskan rincian penggunaan pembayaran untuk 100 bunga rangkaian pesanan mereka.
"Apa kau tak salah? nodayo" Ucap Midorima memperhatikan jumlah angka di bill itu. Murah?
"Rp 500.000?" Ucap Akashi sama terkejutnya.
"Ya, Rp 500.0000 Apakah terlalu mahal?" Ucap Kuroko semakin pucat.
"Shintaro berikan padanya Rp 2000.000" Ucap Akashi langsung keluar dari toko.
"Kuroko, untuk hasil kerja sebagus ini dan untuk pesanan yang mendadak dari perusahaan kami, kau bisa meminta bayaran lebih untuk kerja kerasmu nodayo" Ucap Midorima mulai menyerahkan uang senilai harga yang di beri tahu Akashi tadi.
"Midorima-kun! (Kuroko meninggikan suaranya membuat Midorima terkejut, Akashipun mengentikan langkahnya sebelum sampai pintu) Saya disini bekerja bukannya mengemis! Jadi cukup membayar harga sesuai di dalam bill yang saya kasih" Ucap Kuroko menampakkan kekesalan, Akashipun tak tinggal diam.
"Shintaro bawa bunga bunga itu ke dalam mobil, biar aku yang membayarnya" Ucap Akashi mengambil uang yang tadinya berada di tangan Midorima.
15 Menit kemudian setelah Midorima dan Kuroko membantu mengangkat bunga bunga ke dalam mobil.
"Ini bayarannya Rp 2000.000" Ucap Akashi mendekati Kuroko yang berada di dalam toko.
SPLASSHHHHHHHH~
Akashi menyebarkan uang seharga Rp 2000.000 di dalam toko dengan melemparkan ke udara tepat di depan Kuroko membuat Midorima dan Kuroko begitu tekejut. Baru pertama kali Kuroko merasa di rendahkan seperti ini seumur hidupnya.
"Shintaro ayo" Ucap Akashi seolah ia tak melakukan apapun.
"O-Oi Akashi?" Ucap Midorima membuat Kuroko tak kalah terkejut salah satu penyandang nama Akashi ada di depan matanya.
"Tunggu!" Ucap Kuroko yang sudah berjongkok memunguti lembar demi lembar uang Rp 100.000 di lantai dan di sudut toko, sedang Akashi melihatnya dengan mata heterokrom yang mengkilat tajam.
"Akashi-kun, kau melupakan kembalianmu!" Kuroko melemparkan tumpukan uang yang ia pungut tadi sebanyak Rp 1500.000 ke tubuh Akashi begitu keras seperti pitcher melempar bola bisbol ke arah homebase!
Membuat Akashi dan Midorima terkejut bukan main, baru kali ini ada yang berani menentangnya.
Namun belum sempat Akashi meluapkan kemarahannya!
"Kuroko, lama tak jumpa" Ucap pria berambut jingga menatap kuroko dari balik pintu yang terbuka lebar.
"Ogiwara-kun bagaimana-?" Ucap Kuroko sangat terkejut dengan siapa yang memanggilnya.
"Kuroko kapan kau akan pulang?" Ucap pria itu masuk kedalam toko dengan wajah sendu.
"Aku tak akan pulang Ogiwara-kun" Ucap Kuroko keras kepala.
"Ba-san dan Ji-san sangat mengkhawatirkanmu" Ucap pria itu yang merupakan saudara jauh Kuroko. Namun hubungan mereka terbilang sangat dekat. Sedang Uang yang tadinya kembali berserakan tetap di biarkan berserakan, Akashi dan Midorima mulai melangkahkan kakinya keluar toko.
"Oiya terima kasih atas pesanannya dan tolong jangan kembali lagi" Ucap Kuroko setelah Midorima yang di pimpin oleh Akashi melangkah pergi, namun sebelum pergi Akashi dan Ogiwara sempat bertatap muka beberapa detik sampai pada Ogiwara menyadari siapa yang baru saja ia temui itu.
.
.
.
5 menit kemudian pintu tertutup.
"O-Oi Ku-roko, Apa kau tahu tadi itu siapa?" Ucap Ogiwara tergagap.
"Aku tak tahu, hanya saja aku tahu bahwa dia salah satu keluarga Akashi. Karena tadi Midorima-kun memanggilnya dengan nama Akashi" ucap Kuroko sambil acuh tak acuh.
"Pria tadi itu aku pernah melihatnya" Ucap Ogiwara menyita perhatian Kuroko.
"Melihat Akashi-kun?"
"Di dalam foto tunangan mu yang di simpan Ba-san setelah kau pergi dari rumah" ucap Ogiwara.
"..."
TBC
A/n
Fanfik yang kemarin baru tamat udah nulis yang baru huft~
benar benar saya Libra (^3^)/
