Straigh ?

Mark Lee | Lee Donghyuck/Haechan

NCT

Other

...

Mark yakin selama ini dia itu normal. Mark masih suka sama dada cewek yang besar dibanding sama dada tripleknya cowok. Tapi kenapa ya beda kalau sudah melihat teman sekamarnya lagi melepas baju, Mark jadi gugup sendiri.

Rasanya Mark ingin menyentuh kulit tan eksotisnya dan memberikan tanda kepemilikan di setiap inci tubuh roomatenya. Sungguh pemikiran yang sangat brengsek dalam otak Mark.

"Yo Mark kenapa melamun?"

Jaehyun dan teman-temannya duduk mengelilingi meja makan. Menatap Mark yang dari tadi melamun tanpa sedikit pun memasukkan makan siangnya ke dalam mulut.

"Cobaku tebak, pasti masih sibuk mempertanyakan orientasi seksualmu itu kan"

Tebakan Johnny sungguh tepat sekali. Sepertinya yang lain juga bisa menebaknya selain Johnny.

"Untuk apa memikirkannya. Menyukai seorang laki-laki bukan berarti tidak normal Mark. Lihat Jaehyun dan Johnny, keduanya berpacaran dengan laki-laki tapi apakah orang-orang menganggapnya aneh? Tidak bukan, malahan para cewek di luar sana tertantang buat mendapatkan mereka"

Penjelasan dari Yuta ada benarnya juga. Sekarang itu hubungan sesama jenis tidak menjadi permasalahan yang sangat serius bagi semua orang. Malahan terkadang ada saja sekumpulan orang yang mendukung hubungan jenis terlebih lagi bagi para perempuan.

"Tidak ada salahnya menyukai laki-laki Mark"

Mark tau kok itu tapi tetap saja Mark tidak mau dianggap menyukai laki-laki dalam artian semua laki-laki. Mark merasa berdebar hanya dengan satu orang saja. Laki-laki manis yang menjadi roomatenya lah yang berhasil meruntuhkan orientasi seksual Mark.

"Hyung bisakah kalian berhenti menganggapku sama seperti kalian. Aku tidak menyukai laki-laki. Aku ini masih normal, masih menyukai perempuan berdada besar"

Tapi nyatanya Mark itu keras kepala , tidak mau mengakui kalau kenormalannya itu sudah hilang sejak Lee Donghyuck atau yang biasa dipanggil Haechan muncul dalam kehidupan Mark.

"Orang normal yang melihat pantat semok roomatenya saja sudah tegang. Apa itu bisa dikatakan normal?"

Yuta dengan mulutnya yang licin banget kayak selancaran. Ingatlah Yuta jika kalian itu masih berada di kantin yang banyak orangnya.

Mark menatap tajam pemuda asal Jepang itu. Mulutnya itu sekali-kali harus Mark kasih wasabi biar gak licin lagi.

"Mark"

Keempat pemuda itu menoleh ke asal suara yang memanggil Mark barusan. Dapat mereka lihat Haechan yang berlari mendekati meja mereka.

"Mark bantuin aku menemui Kim kangsanim"

Haechan datang langsung bergelayut manja dengan Mark. Wajahnya dia buat sesedih mungkin agar Mark mau membantunya.

"Kenapa aku? Minta yang lain sana"

Mark mencoba melepaskan pelukan Haechan pada lengannya tapi tidak berhasil karena Haechan memeluk lengannya dengan erat sampai Mark sendiri merasa sakit.

"Gak mau. Yang lain gak bisa membantu Mark. Kau itu kan mahasiswa kesayangan Kim kangsanim"

Mark mendengus sebal mendengarnya. Saat kejadian darurat gini saja Haechan bersikap manis kepadanya coba biasanya juga mengumpatinya terus.

"Makanya kan sudahku bilang jangan main-main saat praktikum. Beginikan jadinya Kim kangsanim marah"

Jadi tadi itu kan Mark sama Haechan itu lagi praktikum di lab dan Haechan yang sukanya main-main itu malah menghancurkan beberapa alat dan bahan praktikum. Neraca sama stopwatch analalog rusak terus oli yang dipakai kelompok lain buat praktikum viskositas juga berceceran karena Haechan tidak sengaja menyenggolnya. Pokoknya tadi itu keadaan lab hancur banget dan kebetulan dosen Kim tadi ada di lab. Biasanya kan asisten praktikum saja yang ada karena dosennya sibuk.

"Iya-iya aku minta maaf tapi bantuin aku ya menghadap Kim kangsanim? Aku mohon Mark"

Haechan mendekatkan wajahnya kepada Mark hingga hanya berjarak beberapa senti saja. Mark kaget dan memundurkan wajahnya.

"Baik aku bantu tapi jangan dekat-dekat denganku sialan kau bau oli"

"Dasar jahat"

Mark dan Haechan pergi meninggalkan kantin yang menyisakan beberapa mahasiswa termasuk Johhny Jaehyun sama Yuta.

Bagi ketiga pemuda tersebut sudah biasa melihat interaksi Mark dan Haechan barusan. Malahan kadang mereka sering melihat yang lebih dari itu seperti Haechan yang mencium pipi Mark atau tidak Mark yang tangannya akan meremas paha Haechan. Jadi kalian bisa pikirkan bagaimana Mark itu normal kalau tangannya saja tidak tau diri.

.

.

.

"Mark makasih banget buat hari ini. Kau itu sangat membantuku. Aku tidak bisa bayangkan jika tidak ada kau tadi pasti Kim kangsanim marah besar kepadaku"

"Kau harus mentraktirku nanti atas apa yang aku lakukan buatmu"

"Baiklah itu sih gampang"

Haechan mengibaskan tangannya mengisyaratkan jika mentraktir Mark itu bukan hal yang besar bagi Haechan. Dasar si tuan muda yang sombong.

Mark dan Haechan berjalan beriringan menuju kamar asrama mereka. Setelah mengahadap dosen Kim tadi keduanya tidak ada lagi mata kuliah. Jadi keduanya memutuskan buat istirahat saja di kamar mereka.

"Ah nikmatnya berada di tempat tidur yang empuk ini"

Haechan langsung merebahkan tubuhnya di kasur sedangkan Mark malah melepas pakaiannya buat mandi.

"Kau mau mandi?"

"Ya kenapa mau ikut?"

Mark itu cuma bercanda kok ajakannya. Mana berani Mark mandi bareng sma Haechan, yang ada Mark khilaf lagi nanti ngejebolin Haechan.

"Boleh nih aku ikut. Biasanya juga marah kalau aku mengajakmu mandi bareng"

"Ya gak lah, kau mandi sendiri bodoh"

Habis itu Mark menutup pintu kamar mandi dengan kuat. Haechan saja jadi mengelus dada karena terkejut. Lah kok Mark nya jadi marah gitu sih. Bukannya tadi Mark sendiri ya nawarin buat mandi bareng.

Setengah jam berlalu dan Mark baru saja selesai mandi. Itu mandi apaan ya lama banget. Haechan sih paling lama 15 menit terus kalau paling cepat ya 2 menit selesai.

Mark keluar kamar mandi dengan baju kaos dan celana boxer ya melekat di tubuhnya. Pasti pada mikir kalau Mark cuma makai handuk yang melilit di tubuhnya dengan bagian atas yang topless. Benar kan? Dasar kalian semua itu mesum ya.

"Cepat mandi sana dari tadi bau oli tau"

"Iya ah berisik banget sih ngatain aku bau oli dari tadi"

Haechan mendengus kesal dan mengambil handuk serta pakaiannya di dalam lemari. Haechan gak melepaskan pakaiannya dulu dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Dulu Haechan melepaskan pakaiannya di depan Mark dan pemuda itu berteriak dengan kencang untuk menyuruh Haechan tidak melepaskan pakaian di depannya. Sejak itu Haechan tidak lagi melepas pakaiannya di depan Mark.

Tidak seperti Mark, Haechan hanya perlu waktu 15 menit buat mandi. Haechan keluar lengkap dengan pakaian yang melekat di tubuh semoknya. Tau kan ya siapa yang menyuruh Haechan keluar dengan pakaian lengkap?

"Kok malah pakai celana pendek?"

Mata Mark kini fokus sama kaki Haechan yang terekspos dengan indahnya karena celana pendek yang dikenakan Haechan. Mark jadi pengen meremas paha mulus Haechan.

"Kenapa sih kau selalu melarangku pakai celana pendek? Aku saja tidak pernah melarangmu memakai apapun itu tapi kau selalu saja bilang jangan pakai yang ini itu dan sebagainya"

Mark mengerjapkan matanya melihat Haechan yang sepertinya marah kepadanya. Mark kok melihatnya lucu ya, Haechan bukannya menakutkan malah terlihat seksi saat marah.

Bersihkan otak kotormu itu Mark. Inikah yang kau bilang dengan normal itu. Straight? Masih menyukai wanita dada besar?

"Sudahlah aku mau tidur. Bangunkan aku nanti saat makan malam"

Sebelum Mark berpikir lebih jauh lagi karena terus melihat kaki indah Haechan, lebih baik Mark tidur dan menjernihkan pikirannya dari hal mesum yang terkontamidasi dari Yuta.

Sementara Haechan cuma bisa menahan kekesalannya akan pemuda kelahiran Kanada itu. Apa salah Haechan sih sampai bisa satu kamar dengan seorang Mark Lee menyebalkan ini?.

...

Mark memang gak gay tapi kalau sudah sama Haechan ya kalian tau lah ya 🌚