COMA

.

.

Annyeong^w^)/ Ini Ffke3ku sekaligus FF Angst pertamaku._.

Mian aku.. baru baru aja bikin angst :D

Jadi Aku butuh kritik dan saran._.

.

DaeLo[Daehyun x Zelo]

B.A.P [Milik saya dan tuhan xD #plak! Dan Babyz]

.

(italic itu POVnya zelo dan yang biasa POV dariku(?))

Happy Reading^^

.

Seorang Pemuda berkulit tan sedari tadi tampak tak berkutik menatap sesosok pemuda manis yang terbaring tak berdaya di ranjang putih yang sudah terlihat kusam itu. Ia duduk dipinggir ranjang sembari menggenggam tangan mungil milik pemuda manis tersebut. Dielusnya lengan putih nan mulus itu dengan hati hati. Iris dark brown-nya nampak meredup ketika ia melihat banyaknya selang selang infus yang menempel di pergelangan tangannya. Ya, kata dokter, itu akan membantu untuk proses kehidupannya. Ya, katanya, hanya katanya.

Tapi buktinya..

"Sudah 2 Bulan.." gumam pemuda berkulit tan itu dengan lirih, suaranya kini sudah bisa dikatakan sangat serak dan nyaris tak terdengar—Yah, mungkin, ini pengaruh atas kesedihannya yang mendalam. Ya, kesedihannya atas sosok di hadapannya ini. "Kau tak merindukan Hyung-mu ini eoh, Zelo?"

Pemuda berkulit tan itu menghela nafas panjang, berusaha untuk membuang semua beban yang menimpanya saat ini, "Ahaha, bodoh! Jung Daehyun bodoh! Tak mungkin dia mendengarku!"

Namja berkulit tan yang bernama Daehyun itu hanya mencoba untuk tertawa dan mencairkan suasana. Namun, apa daya? Tawanya kini adalah tawa yang hambar. Sama sekali tak ada nada keceriaan disana, yang ada adalah tawa penyesalan dan juga kemarahan atas dirinya sendiri. Ya, keceriaannya telah hilang semejak dua bulan yang lalu.

"Zelo.." panggil Daehyun pelan, amat teramat sangat pelan. Bahkan Daehyun sendiri pun tak dapat mendengar suaranya.

"Aku.. merindukanmu.."

-COMA-

Gelap..

Ini gelap..

Aku tak dapat melihat apa yang ada di depan dan di belakangku

Aku tak bisa melihat apa yang ada di atas dan di bawahku,

Aku juga tak bisa melihat apa yang ada di kanan dan di kiriku..

Sebenarnya.. Ini tempat macam apa?

'Hahh... Hahh...'

Tunggu, Tunggu dulu.

Suara apa tadi?

Itu seperti.. Suara..

Helaan Nafas..

Tapi milik siapakah itu?

Milikku kah?

Tapi.. kenapa aku tak bisa merasakannya?

'Deg.. Deg..Deg..'

Dan Tunggu, Tunggu.

Itu suara apa lagi?

Seperti.. 'Degupan jantung'

Tapi milik siapakah itu?

Milikku kah?

Tapi kenapa aku tak bisa merasakannya?

Tuhan, Ini tempat apa?

Tuhan kau dimana?

Kemana semua orang? Kemana orang orang yang kucintai?

Dimana Yongguk hyung?

Aku merindukan tingkahnya yang lucu walaupun Konyol itu,

Dimana Himchan hyung?

Aku merindukan keceriaannya yang membuatku selalu terasa nyaman,

Dimana Youngjae hyung?

Aku rindu dengan kepeduliannya yang hangat

Dimana Jongup hyung?

Aku rindu dengan game yang kita mainkan semalam, siapakah yang menang hyung? Aku bahkan susah mengingatnya.

Dan dimana..

Dimana..

Daehyun hyung?
A-Aku.. merindukan kasih sayang dan cinta darinya..

Daehyun hyung..

Bukankah kau selalu datang saat aku kesusahan?

Saat aku kesepian, biasanya kau akan menghampiriku dan menemaniku, kan?

Saat aku sedih, biasanya kau akan menghiburku, bukan?

Tapi sekarang kau dimana, Hyung?

Aku tak dapat melihat sosokmu..

Jangankan melihat, bahkan aku tak bisa mendengar apapun tentangmu.

Hyung kau dimana?

Kau dimana hyung?!

Hyung!

KAU DIMANA?!

-COMA-

Lagi lagi sosok bernama jung Daehyun itu memutar kedua bola matanya, menepis arah pandangnya yang selalu tertuju pada sosok kekasihnya yang masih berbaring tak berdaya dengan jeratan selang selang infus yang mengerikan. Justru, keadaan inilah yang menyiksa Daehyun. Ya, dia pikir, sosok kekasihnya, takkan kembali lagi, ya dia pikir, seharusnya, sekarang dia seharusnya beristirahat dengan tenang diatas sana. Namun, karena keegoisannya inilah, dia terus menyiksa sosok kekasihnya dengan selang selang infus dan peralatan medis yang selalu menganggu ketenangannya saat beristirahat.

'Hahh..' untuk yang kelima kalinya jung daehyun ini menghembuskan hela nafas beratnya. Ya berkali kali dia berusaha untuk membuang beban beban yang membebani jiwanya. Ia memutar arah pandangnya lagi menuju sosok kekasih tercinta.

Sebenarnya, sosok itu masih bernafas.

Sebenarnya, degup jantungnya berdegup dengan normal.

Tapi, dia tak kunjung membuka kedua kelopak matanya.

Dia terjebak antar hidup dan mati.

Terjebak disana, tanpa penerangan maupun yang menemani.

Dan itulah yang menjadi permasalahan Jung Daehyun.

Dia merasa, dia sudah menyiksa sosok itu dengan keegoisannya.

Sebenarnya, Daehyun tau kalau kemungkinan sosok itu sadar presentasenya pun kecil, dan kini dia sudah mengakui semuanya,

dan saat ini..

dia..

"Zelo," panggilnya lagi seraya mengelus rambut dark blue milik sang kekasih, "tenang-lah, chagi, setelah semua selang ini dilepas, kau bisa beristirahat disana,"

dia.. AKAN MENGAKHIRI SEMUANYA.

-COMA-

E-Ehh..

Aku mendengar.. suara langkah Daehyun hyung..

Ah.. Apakah mungkin? Tapi itu benar kok-

Ya! Ya! Ya!

Mungkin itu Daehyun hyung!

Dan.. Hei hei!

Aku bisa merasakan kakiku bergerak..

Ya! Aku akan mengejarmu Daehyun hyung!

-COMA-

"Se-seharusnya, aku tak membiarkan-mu, pergi sendirian saat itu, Benar kan?" hei, Jung Daehyun! Kau bertingkah bodoh lagi eoh?! Kekasihmu itu tak bisa menjawabmu! Jangankan menjawabmu, mendengarkanmu saja mungkin tak bisa!

"S-Sampai sampai.. kau harus seperti ini,"

kedua manik dark brown milik Daehyun sudah berkaca kaca. Ia segera meruntuki dirinya dan cepat cepat mengucek kedua matanya dan juga menggelengkannya perlahan.

Ya, dia tak boleh menangis.

Dia percaya, kekasihnya pasti melihatnya diatas sana.

Dan dia tak mau kekasihnya sampai tahu kalau dia menangis, hei itu terdengar memalukan.

"Zelo.." ucap Daehyun seraya menggigit bibir bawahnya, menahan setiap linangan air mata yang akan jatuh dari pelupuk matanya, diraihnya tangan pucat milik zelo. Ya, tangannya yang dulu terasa hangat—kini terasa amat teramat sangat dingin, dikecupnya tangan kekasihnya itu, "Yaya Zelo, tenang, penderitaanmu akan berakhir setelah ini"

-COMA-

Ah lihat!

Aku menemukan sebuah gerbang raksasa.. hei!

Bukannya di dalam situ.. ada.. seseo-

Ehh?!

Bukankah itu..

itu..

Daehyun hyung?!

Hei Daehyun hyungg! Daehyun hyungg!

Aish hyungg.. Lihatlah akuu!

Aku sudah ada di depan gerbangg!

Ukhh.. Kenapa gerbang ini susah sekali dibuka sih!?

-COMA-

Daehyun segera menyeka air matanya. Ya, dia telah menangis dihadapan kekasihnya. Dan ini adalah sebuah akhir memalukan yang Daehyun berikan pada kekasihnya. Sebenarnya, dia tak rela meninggalkan kekasihnya, tapi apa boleh buat?

Dilihatnya sosok kekasihnya yang masih berbaring tak berdaya itu untuk terakhir kali. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah kekasihnya. Dibelainya dengan perlahan pipi chubby milik kekasihnya. Tak lupa ia mengecup bibir kekasihnya dengan lembut.

Membuat kecupan terakhir itu, sangat menyakitkan.

-COMA-

Ahh Hyung! Hei Hyungg!

Kau mau kemanaa!? Kenapaa kau berjalan menjauh!

Hyungg! Gerbang ini tak bisa dibuka hyungg!

Hyung jebal!

Jangan tinggalkan aku ditempat ini lagi hyungg!

Aku takut gelap hyung!

Aku takut sendirian hyungg!

A-Aku takut kehilangan dirimu hyung!

Aku berjanji hyungg..

Aku berjanji..

Jika hyung kembali padaku..

Aku akan mematuhi semua kata hyung,

Aku akan lebih semangat untuk bangun pagi dan membersihkan diri,

aku akan lebih semangat membersihkan ruanganku,

Aku tidak akan membuat marah hyungdeul lagi..

Hyung.. Ayolah hyung.. berbaliklahh..

Ku-Kumohon..

Tuhan.. berilah aku kekuatan..

Aku sedang memohon padamu! Kumohon!

Gerbangnya.. Ah..

Ini.. akan berakhir..

-COMA-

Daehyun membalikkan tubuhnya, langkahnya gontai ketika ia berjalan menuju pintu kamar. Langkah-nya terasa berat—sangat berat, tapi dia harus berjalan! Ya, dia harus melakukannya. Dia sudah bertekad. Ya!

Jung Daehyun itu kuat! Ayo, kau pasti bisa melakukan ini.

Ditariknya pelatuk pintu itu. Ia menghela nafas berat lagi, ya, ini benar benar harus diakhiri,

"Baiklah, sampai jumpa Choi Junhong.."

.

.

.

.

"Hy-Hyung.."

Tunggu dulu! Suara apa tadi?!

Sekujur tubuh daehyun bergetar hebat. Ia menggigit bibir bawahnya.

'I-Itukah..'

Ia segera membalikkan tubuhnya

dan..

"Hyung jangan pergi.. Temani Zelo saja.."

Dan didapatinya, sosok itu kini telah membuka kedua matanya, serta senyuman hangat,yang siap menerima sosok Daehyun.

"Ze-Zelo!"

Dan kini ia berbalik arah, dan menuju pada harapan awalnya.

Ya, dan sekarang..

Kisah ini sudah berakhir bukan?

THE END

Mian Kalo Gaje ya._. Aku lagi senang sama Lagu COMA.

Mnn.. kalo mau kontak ke Twitter ya^w^)o

Uname : .baekzel